Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk saat ini, menggugah
minat masyarakat untuk melindungi diri dan memerangi penyakit tersebut. Hal ini
dikarenakan masyarakat takut terhadap akibatnya yang fatal. Seperti penyakit yang
ditularkan oleh nyamu Aedes, Culex, Anopheles yaitu Malaria, Filariasis, Demam
Berdarah Dengue (DBD), dan sebagainya.
Keberadaan nyamuk dalam kehidupan sehari hari sangat dekat dengan manusia.
Nyamuk tinggal dan berkembang biak disekitar lingkungan hidup manusia, dekat
penampungan air, baju yang tergantung, dalam botol bekas, pot bunga, saluran air
dan lain lain. Nyamuk juga seringkali berkembang biak di tempat penampungan air
seperti bak mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak yang bisa ditimbulkan
nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan yang
disebabkan oleh nyamuk bahkan pengetahuan mengenai kepadatan jentik nyamuk
sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga
(khususnya nyamuk) bagi kesehatan.
Untuk pencegahan dalam skala besar dapat dilakukan fogging. Metode yang
digunakan dalam pengendalian nyamuk adalah dengan memutus sirkulasi hidup
nyamuk, dengan membasmi nyamuk dewasa yang berpotensi membawa virus di
radius 100 meter sekitar pasien DBD,dan menghambat perkembangan larva menjadi
nyamuk. Teknis pengendalian yang dilakukan meliputi fogging mesin (pengasapan),
1
spraying (penyemprotan), mist blower, ultralight fogger (Pengkabutan) dan abatesasi
(penaburan bubuk abate).
Pada praktikum kali ini, kami akan mempelajari cara cara melakukan fogging
dengan menggunakan ultra fog dan aero fog.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara pelaksanaan fogging dalam pemberantasan nyamuk
khususnya nyamuk Aedes aegypti di RT 05 RW 03 Kelurahan Kurao Pagang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2) Mesin pengkabut panas (hot fogger)
Mesin pengkabut panas digunakan untuk penyemprotan ruang
di dalam bangunan atau ruang terbuka yang tidak dapat dicapai
dengan mesin pengkabut panas yang dioperasikan di atas
kendaraan pengangkut. Mesin pengkabut panas portable harus
memiliki sebuah nozzle energy panas tempat larutan pestisida
dalam minyak atau campuran dengan air dimasukkan secara
terukur. Ukuran partikel yang disyaratkan Volume Median
Diameter (VMD) kurang dari 30 mikron dinyatakan berdasarkan
pengujian. Apabila tingkat kebisingan melebihi 85 desibel, tanda
alat pelindung pendengaran harus dipakai selama pengoperasian,
dipasang permanen pada mesin.
4
menekan laju penularan DBDdimasyarakat meski tidak berarti upaya
melakuka fogging sia-sia.
b. Efek fogging hanya efektif bertahan selama dua hari.
c. Jenis insektisida yang dipergunnakan mesti diganti secara periodik untuk
menghindari kekebalan (resistensi nyamuk Aedes)
d. Konsentrasi larutan dan cara pembuatannya. Untuk malathion, konsentrasi
larutan adalah 4-5%.
e. Nozzle yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan
debit keluaraan yang diinginkan.
f. Jarak moncong mesin dengan target maksimal 100 meter.
g. Kecepatan berjalan ketika memfogging, untuk swingfog kurang lebih 500 m2
atau 2/3 menit untuk satu rumah dan halamnnya.
h. Waktu fogging disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari nyamuk,
yaitu 07.00 – 10.00 WIB.
5
Dampak jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh racun tersebut akan
bersifat karsinogenik (pembentukan jaringan kanker pada tubuh); mutagenik
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang); teratogenik (kelahiran anak
cacad dari ibu yang keracunan), dan residu sisa berbahaya bagi konsumen. Sebab
fogging mengandung zat yang bersifat racun maka jika disemprotkan ke rumah-
rumah penduduk akan sangat berbahaya bagi seluruh anggota keluarga, terlebih
anak-anak dan balita.
Meskipun pihak pembuat bahan ini telah melakukan uji keamanan, kita harus
semakin menyadari bahwa ada risiko-risiko yang akan kita tanggung apabila terpapar
bahan tersebut.
BAB III
ISI
6
Waktu : 07:30 WIB – selesai
3.2.2Bahan
7
14. Untuk fogging di luar rumah atau perkarangan, lakukan pengasapan
berlawanan dengan arah angin.
15. Usahakan mesin tetap dalam keadaan seimbang agar tidak mengeluarkan api.
16. Tekan tombol off pada tangki bahan bakar dtelah selesei melakukan fooging.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
8
Resi Alfionita 5 3 2 1
Savira Maharani 5 3 2 -
Shalsa Devira 5 3 2 -
Welli Mutia Rezka 5 4 1 -
Jumlah 50 30 20 1
4.2 Pembahasan
9
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Fogging (pengasapan) adalah salah satu teknis pengendalian nyamuk
yang dilakukan diluar ruangan. Alat yang digunakan adalah mesin fogging
(Termal Fogger). Target dari cara pengendalian ini adalah nyamuk dewasa yang
berada diluar gedung. Area yang biasa dilakukan pengasapan antara lain
Garbage Area (tempat sampah), drainage (STP), pengasapan tebal pada seluruh
jalur got (drainage) yang tertutup treatment dengan insektisida khusus termal
fogger.
Fogging bertujuan untuk memutuskan rantai penularan DBD oleh
nyamuk Aedes dan mecegah kejadian luar biasa KLB.
Alat dan bahan yang digunakan untuk mengaplikasikan fogging yaitu
mesin ultrafog bahan pestisida amarilis,dan solar. Cara kerja fooging yaitu 800
ml/liter larutan Amarilis dan 10 liter Solar campur lalu aduk dengan pengaduk
kemudian masukkan ke tangki bahan larutan. Tekan tombol starter pada mesin
dan putar kran bahan bakar. Putar kran kabulator untuk mengeluarkan asap.
Putar kran pengasapan untuk mengatur ketebalan asap yang keluar. Lakukan
fooging dari ruangan rumah paling belakang. Pada perkarangan, lakukan
fogging berlawanan dengan arah angin.
10
1.2 Saran
1.2.1 Untuk Mahasiswa
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara mengaplikasikan fogging
di lingkungan masyarakat dan sekitarnya.
2. Mahasiswa dapat membasmi dan memberantas nyamuk dewasa Aedes
Aegepthy sebagai vector penular penyakit DBD dengan cara fogging agar
populasi dan pertumbuhan nyamuk dapat berkurang dan penularan
penyakit DBD dapat ditanggulangi.
1.2.2 Untuk Masyarakat
1. Dengan adanya laporan ini masyarakat bisa selalu menjaga kesehatan
hygiene dan sanitasi lingkungan, terlebih sanitasi lingkungan tempat
tinggal agar tidak ada tempat yang bisa dijadikan tempat berkembang
biaknya nyamuk. Seperti tempat-tempat yang dapat terjadi genangan air,
harus segera dibersihkan dan diletakkan secara baik, dan tidak
menggantung pakaian yang kotor, pakaian yang kotor hendaknya lansung
dicuci.
11