You are on page 1of 8

Analisis Penilaian Bangunan Cagar Budaya,

April 23, 2010 in tulisan Analisis Penilaian Bangunan Cagar Budaya


RETNO HASTIJANTI,
Untag Surabaya

Analisis Penilaian Bangunan Cagar Budaya

Analisis Bangunan Cagar Budaya, bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik tiap bangunan penting pada
kawasan perencanaan. Analisis tersebut berupa penilaian dan pembobotan terhadap tiap bangunan di
kawasan rencana berdasarkan kriteria bangunan sebagai Bangunan Cagar Budaya. Analisis ini berguna untuk
menerapkan rekomendasi- rekomendasi yang menjadi dasar Revitalisasi di kawasan perencanaan, utamanya
terkait dengan penanganan pada tiap bangunan.

KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

Untuk Mempermudah penerapan program revitalisasi, diperlukan kriteria penilaian terhadap bangunan dan

kawasan yang hendak dilestarikan. Kriteria penilaian tersebut meliputi: A. Kriteria- kriteria fisik- visual,

meliputinilai- nilai:

1. Estetika, berkaitan dengan nilai keindahan arsitektural, khususnya dalam hal penampakan luar bangunan,
yaitu:

Bentuk, urutan nilai:

1) Sama sekali tidak sesuai dengan fungsinya

2) Tidak sesuai dengan fungsinya

3) cukup sesuai dengan fungsinya

4) Sesuai dengan fungsinya

5) Amat sesuai sekali dengan fungsinya (sbg landmark fungsi)

Struktur, urutan nilai:

1) Sama sekali tidak ditonjolkan sbg nilai estetis

2) Tidak ditonjolkan sbg nilai estetis

3) Cukup ditonjolkan sbg nilai estetis

4) Ditonjolkan sbg nilai estetis

5) Amat sangat ditonjolkan sbg nilai estetis (sebagai Landmark fungsi)


Ornamen,urutan nilai :

1) Sama sekali tidak mendukung gaya arsitektur


2) Tidak sesuai mendukung gaya arsitektur

3) cukup sesuai gaya arsitektur

4) Sesuai dengan gaya arsitektur

5) Amat sesuai sekali gaya arsitektur (sbg karakter khas gaya arsitektur)

2. Keluarbiasaan, berkaitan dengan nilai keistimewaan, keunikan dan kelangkaan bangunan, yaitu:

Sebagai landmark lingkungan, urutan nilai: 1) gaya


arsitekturnya,umum,
1) Sama sekali tidak sesuai sebagai landmark di kota Surabaya dan
lingkungan sekitarnya

2) Tidak sesuai sebagai landmark lingkungan 2) gaya


arsitekturnya,umum,
3) cukup sesuai sebagai landmark lingkungan utamanya di kota
Surabaya
4) Sesuai sebagai landmark lingkungan
Ikuti
5) Amat sesuai sekali sebagai landmark lingkungan
IKUTI “SAUJANA17”
Sebagai landmark kawasan, urutan nilai:

3) gaya arsitekturnya dominan, pada beberapa kawasan, yang ada di kota Surabaya

4) gaya arsitekturnya dominan, hanya pada satu kawasan, yang ada di kota Surabaya
1) Sama sekali tidak sesuai sebagai landmark kawasan KirimkansetiapposbarukeKotak
MasukAnda.
2) Tidak sesuai sebagai landmark kawasan
Masukkan alamat email Anda
3) cukup sesuai sebagai landmark kawasan
Daftarkan saya
4) Sesuai sebagai landmark kawasan

5) Amat sesuai sekali sebagai landmark kawasan Buat situs dengan WordPress.com

5) Satu- satunya gaya


Sebagai landmark kota, urutan nilai:
arsitektur yang ada di kota
Surabaya
1) Sama sekali tidak sesuai sebagai landmark kota
Umur bangunan, urutan nilai:
2) Tidak sesuai sebagai landmark kota
1) 21- 30th
3) cukup sesuai sebagai landmark kota
2) 31- 40th
4) Sesuai sebagai landmark kota
3) 41- 50th
5) Amat sesuai sekali sebagai landmark kota
4) 51- 60th
Kelangkaan bangunan, urutan nilai:
5) lebih dari 60 th
Skala Monumental, urutan nilai: 2) Sama dengan
bangunan sekitarnya
i. Bangunan, urutan nilai:
3) Lebih maju/mundur
1) Skala manusia dari bangunan
sekitarnya
2) Tidak monumental (d/h<1)
4) Terletak di ujung
3) Kurang monumental (2>d/h>1) jalan

4) Monumental (d/h =2 dilihat dari luar pagar) 5) Sangat 5) Terletak di


pertigaan/perempatan
monumental (d/h=2 dilihat dari dalam pagar) ii. Ruang jalan

luar, urutan nilai: Ikuti

1) Skala manusia
IKUTI “SAUJANA17”
2) Tidak monumental (d/h<1)
KirimkansetiapposbarukeKotak
3) Kurang monumental (2>d/h>1) MasukAnda.

4) Monumental (d/h =2 dilihat dari luar pagar) Masukkan alamat email Anda

5) Sangat monumental (d/h=2 dilihat dari dalam


Daftarkan saya

pagar) Perletakan yang menonjol, urutan nilai:


Buat situs dengan WordPress.com
1) Bangunan tertutup oleh bangunan lain

3. Memperkuat citra kawasan, berkaitan dengan pengaruh kehadiran suatu obyek terhadap kawasan sekitarnya
yang sangat bermakna untuk meningkatkan atau memperkuat kualitas dan citra lingkungan:

Sesuai dengan fungsi kawasan, urutan nilai:

1) Tidak sesuai dengan fungsi kawasan

2) Cukup sesuai dengan fungsi kawasan

3) Sesuai dengan fungsi penunjang kawasan


4) Sesuai dengan fungsi sekunder kawasan

5) Sesuai dengan fungsi primer kawasan

Kesatuan/kontinuitas, urutan nilai:

1) Tidak menciptakan kontinuitas pada kawasan

2) Kurang menciptakan kontinuitas pada kawasan

3) Cukup menciptakan kontinuitas pada kawasan


4) Menciptakan kontinuitas arsitektural pada kawasan

5) Menciptakan kontinuitas arsitektural pada kawasan shg menjadi landmark kawasan

Kekontrasan bangunan, urutan nilai:

1) Tidak menciptakan laras arsitektural pada kawasan

2) Kurang menciptakan laras arsitektural pada kawasan

3) Cukup menciptakan laras arsitektural pada kawasan

4) Menciptakan laras arsitektural pada kawasan

5) Menciptakan laras arsitektural pada kawasan shg menjadi landmark

4. Keaslian bentuk, berkaitan dengan tingkat perubahan bentuk fisik, baik melalui penambahan atau pengurangan:

Jumlah ruang, urutan nilai:

1) Ada perubahan rg utama /rg.penunjang

2) Ada perubahan rg.penunjang

3) Tidak ada perubahan rg. utama

Element struktur, urutan nilai:

1) Ada perubahan struktur rg. Utama/rg.penunjang

2) Ada perubahan struktur rg.penunjang

3) Tidak ada perubahan struktur rg.utama

Konstruksi, urutan nilai:

1) Ada perubahan konstruksi rg.utama/rg.penunjang

2) Ada perubahan konstruksi rg. Penunjang

3) Tidak ada perubahan konstruksi rg. Utama

Detail/Ornamen, urutan nilai:

1) Ada perubahan pada detail /ornamen


2) Ada perubahan pada detil/ornamen tetapi tidak merubah karakter khasnya

3) Tidak ada perubahan pada detil/ornamen dan merubah karakter khasnya.

5. Keterawatan, berkaitan dengan kondisi fisik bangunan:

Tingkat kerusakan, urutan nilai:

1) Lebih dari sekitar 50%

2) Sekitar 50%
3) Sekitar 0- 49%
Ikuti
Prosentasi sisa bangunan, urutan nilai:

1) Sekitar 0- 49%

2) Sekitar 50%

3) Lebih dari sekitar 50% Kebersihan, urutan nilai:

1) Kurang bersih

2) Cukup bersih

3) Bersih terawat

B. Kriteria- kriteria non fisik,meliputi nilai- nilai:

1. Peran sejarah, berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa penting yang mencatat peran ikatan
simbolis suatu rangkaian sejarah dan babak perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk pada:

Sejarah Perkembangan Arsitektur, urutan nilai:

1) Tidak berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Arsitektur

2) Cukup berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Arsitektur

3) Berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Arsitektur

4) Amat berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Arsitektur

5) Penentu Sejarah Perkembangan Arsitektur

Sejarah Perkembangan Kota, urutan nilai:

1) Tidak berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Kota

2) Cukup berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Kota

3) Berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Kota

4) Amat berpengaruh dalam Sejarah Perkembangan Kota

5) Penentu Sejarah Perkembangan Kota


Sejarah Perjuangan Bangsa, urutan nilai:

1) Tidak berpengaruh dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

2) Cukup berpengaruh dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

3) Berpengaruh dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

4) Amat berpengaruh dalam Sejarah Perjuangan Bangsa


5) Penentu Sejarah Perjuangan Bangsa

2. Komersial:
Ikuti
Nilai ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan:

i. Formal, urutan nilai:

1) Tidak bernilai ekonomi

2) Bernilai ekonomi kurang tinggi

3) Bernilai ekonomi cukup tinggi

4) Bernilai ekonomi tinggi 5) Bernilai ekonomi sangat tinggi ii. Informal, urutan nilai:

1) Tidak bernilai ekonomi

2) Bernilai ekonomi kurang tinggi

3) Bernilai ekonomi cukup tinggi

4) Bernilai ekonomi tinggi

5) Bernilai ekonomi sangat tinggi

3. Sosial- budaya, berkaitan dengan nilai- nilai social- budaya khas kawasan yang masih terwujud dan terwadahi :

Legenda (budaya oral) , urutan nilai:

1) Tidak Ada

2) Ada tapi tidak popular

3) Ada dan Popular

Aktivitas social- budaya, urutan nilai:

1) Tidak Ada

2) Ada tapi tidak popular

3) Ada dan popular

KRITERIA PEMBOBOTAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA


Revitalisasi, adalah suatu upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya
pernah hidup/vital, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Revitalisasi sendiri, bukan sesuatu
yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik semata, tetapi juga harus dilengkapi dengan
peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Karenanya, maka tujuan utama dari
revitalisasi adalah memberikan kontribusi positif pada kehidupan social- budaya, terutama kehidupan ekonomi
kota.

Berdasarkan hal tersebut diatas,maka ditentukan pembobotan bagi seluruh criteria revitalisasi yang ada. Dengan
tujuan utama memberikan kontribusi positif pada kehidupan social- budaya, terutama kehidupan ekonomi kota,
maka pembobotan untuk criteria non fisik, akan lebih besar dari pada criteria fisik yang ada. Adapun, secara
keseluruhan, maka pembobotannya adalah sbb:
A. Kriteria- kriteria non fisik à bobot2 Ikuti

B. Kriteria- kriteria fisik- visual à bobot1 IKUTI KRITERIA PENANGANAN BANGUNAN

CAGAR BUDAYA “SAUJANA17”

Berdasarkan penilaian dan pembobotan yang telah dilakukan, maka pada


akhirnyKairaimkkaanndsiedtaiappatpkoasnbaru ke Kotak penggolongan bangunan yang akan menjadi dasar
penanganan bangunan cagar budaya,yaiMtua:suk Anda.
Masukkan alamat email Anda
1. Golongan A

Skor : 121 – 175 Daftarkan saya

Bangunan dipertahankan 100 persen seperti apa adanya atau jika harus dipugar
dikembalikan ke bentuk aslinya
Buat situs dengan WordPress.com
dengan memanfaatkan bahan yang sama. Baik bentuk luar, konstruksi maupun interiornya.

2. Golongan B

Skor : 106 – 120

Mempertahankan sebanyak- banyaknya bagian bangunan. Bangunan baru atau tambahan tetap mempertahankan
bentuk ketinggian bangunan aslinya atau bangunan utamanya. Perubahan dapat dilakukan sejauh tidak merusak
atau mengganggu keserasian bangunan dan lingkungan

3. Golongan C

Skor : 36 – 105

Mempertahankan ciri utama bangunan yang berkaitan dengan nilai- nilai arsitekturnya, dengan memungkinkan
penambahan bangunan baru tanpa mengurangi keserasian bangunan dan lingkungan serta karakter dan ciri khas
bangunan utama.

4. Golongan D

Skor : 35

Membangun baru tetapi tetap meninggalkan salah satu atau sebagian khas bangunan. Pada kategori ini, hal- hal
atau bagian bangunan yang dipertahankan hanya sedikit dan dapat dijadikan elemen ornamental.

Oleh : Retno Hastijanti

Disampaikan pada : Rapat Tim Cagar Budaya Kota Surabaya (16 September 2008)
View publication stats

You might also like