Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Tingkat 2A / Semester IV
2.1 Pengertian
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-
ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin,
2008).
Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu.
(Smelzer Suzanne : 2001)
Asma bronchial adalah penyakit pernafasan objektif yang ditandai oleh
spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan
penurunan ventilasi alveolus. (Elizabeth, 2000: 430)
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan (The American Thoracic Society).
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa asma bronchial adalah
suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif yang bersifat reversible, ditandai
dengan terjadinya penyempitan bronkus, reaksi obstruksi akibat spasme otot polos
bronkus, obstruksi aliran udara, dan penurunan ventilasi alveoulus dengan suatu
keadaan hiperaktivitas bronkus yang khas.
2.2 Anatomi Sistem Pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.Pada pernapasan
melalui paru-paru atau pernapasan externa, oksigen berasal dari udara yang masuk
melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas, oksigen masuk melaui trakhea dan
pipa bronkhial ke alveoli dan mempunyai hubungan yang erat dengan darah di dalam
kapilerpulmonalis.Hanya satu lapisan membran yaitu membran alveoli-kapiler, yang
memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan diangkut oleh
haemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung kemudian dipompa oleh arteri
ke seluruh bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100
mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen
Di dalam paru-paru, karbon dioksida menembus membran alveoli-kapiler dari
kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dikeluarkan
melalui hidung dan mulut. Pernapasan jaringan atau pernapasan interna, darah yang
telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksige, mengitari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
mengangkut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung
dan darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi, yaitu karbon
dioksida.
2.3 Etiologi
Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah
fenomenahiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka
terhadaprangsangan imunologi maupun non imunologi. Adapun rangsangan
ataufaktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:
1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan olehalergen atau
alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen,seperti common
cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, danpolutan lingkungan dapat
mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristikdari bentuk
alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi danpresipitasi timbulnya
serangan Asma Bronkhial yaitu :
a. Faktor predisposisi
Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belumdiketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderitadengan penyakit alergi biasanya
mempunyai keluarga dekat jugamenderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi
ini,penderita sangat mudah terkena penyakit Asma Bronkhial jikaterpapar dengan
faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluranpernapasannya juga bisa
diturunkan.
b. Faktor presipitasi
1) Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasan
Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,bakteri dan
polusi.
b) Ingestan : yang masuk melalui mulut
Contoh : makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin seringmempengaruhi Asma.
Atmosfir yang mendadak dinginmerupakan faktor pemicu terjadinya serangan
Asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti
musimhujan, musim kemarau.
3) Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetusserangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbulharus segera diobati penderita asma yang mengalami stres
ataugangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikanmasalah
pribadinya. Karena jika stresnya belum diatasi makagejala belum bisa diobati.
4) Olah raga atau aktifitas jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu
serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan dapat
merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat rentan
terhadap kegiatan jasmani.
2.5 Klasifikasi
Pembagian asma pada anak :
a. Asma episodic yang jarang
Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun. Serangan umumnya dicetuskan
oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan 3-4 kali dalam
satu tahun. Lamanya serangan paling lama beberapa hari saja dan jarang
merupakan serangan yang berat. Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam
hari. Mengi dapat berlangsung 3-4 hari. Sedangkan batuk dapat berlangsung 10-14
hari. Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim jarang didapatkan pada golongan
ini.
b. Asma episodic sering
Biasanya serangan pertama terjadi pada usia sebelum 3 tahun, berhubungan
dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan
tanpa infeksi yang jelas. Nbanyaknya serangan 3-4 kali dalam satu tahun dan tiap
kali serangan beberapa hari sampai beberap minggu. Frekuensi serangan paling
sering pada umur 8-13 tahun.
c. Asma kronik atau persisten
Lima puluh persen anak terdapat mengi yang lama pada 2 tahun pertama dan
50 % sisanya serangan episodic. Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya
obstruksi saluran nafas yang persisten. Pada malam hari sering terganggu oleh
batuk dan mengi. Obstruksi jalan nafas mencapai puncaknya pada umur 8-14
tahun.
hipoksemia Intoleransi
aktivitas
Bernapas Batuk tidak
gelisah
Gangguan melalui mulut efektif
pertukaran
Keringnya
gas
mukosa Bersihan
Gangguan cemas jalan napas
pola tidur tidak efektif
Resiko
infeksi
Sumber :Somantri (2008), Muttaqin (2008), Sundaru H (2002)
2.9 Penatalaksanaan
Penderita asma dengan serangan ringan tidak perlu dirawat inap.
Rawat inap diperlukan bila serangan berat, dengan tindakan awal tidak
teratasi dan ada tanda-tanda komplikasi. Penanggulangan asma pada anak
meliputi:
a. Mencegah serangan dengan menghindari faktor pencetus
b. Mencegah serta mengatasi proses inflamasi dengan obat antiinflamasi
c. Penanggulangan edema mukosa saluran napas dengan obat
antiinflamasi inhalasi secara oral/parenteral
d. Penanggulangan sumbatan lendir dengan banyak minum, mukolitik
serta lendir encer dan mudah dikeluarkan.
e. Menciptakan kondisi jasmani yang baik meliputi kebugaran dan
ketahanan fisik dengan latihan jasmani atau senam pernapasan.
Tindakan penanggulangan :
a. Serangan akut dengan oksigen nasal/ masker
b. Terapi cairan parenteral
c. Terapi pengobatan :
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 yaitu :
1) Pengobatan non farmakologik
- Memberikan penyuluhan
- Menghindari faktor pencetus
- Pemberian cairand. Fisioterapie. Beri O₂bila perlu
2) Pengobatan farmakologik
- Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
Terbagi dalam 2 golongan:
a) Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)Na
ma obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec),
terbutalin (bricasma).
b) Santin (teofilin)Nama obat: Aminofilin (Amicam supp),
Aminofilin (Euphilin Retard),
Teofilin(Amilex)Penderita dengan penyakit lambung
sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
- Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi
merupakan obat pencegahserangan asma. Kromalin
biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yanglain
dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
- Ketolifen, mempunyai efek pencegahan terhadap asma
seperti kromalin. Biasanya diberikandosis 2 kali 1 mg/hari.
Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
2.10 Komplikasi
Berbagai komplikasi menurut Arief Mansjoer (2000: 477) yang mungkin
timbul adalah :
1. Pneumo thoraks
Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga
pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada.
Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi
dapat menyebabkan kegagalan nafas.Kerja pernapasan meningkat,
kebutuhan O2 meningkat. Orang asma tidak sanggup memenuhi
kebutuhan O2 yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk bernapas
melawan spasme bronkhiolus, pembengkakan bronkhiolus, dan m ukus
yang kental.
2. Status Asmatikus
Status asmatikus adalah suatu serangan asma yang sangat berat,
berlangsung dalam beberapa jam smapai beberapa hari yang tidak
memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim dan dapat
mengakibatkan kematian.
Factor penyebab :
- Infeksi saluran nafas
- Pencetus serangan ( allergen, obat- obatan, infeksi)
- Kontraksi otot polos
- Edema mukosa
- Hipersekresi
3. Emfisema kronik
Adanya pengisian udara berlebih dengan obstruksi terjadi akibat
dari obstruksi sebagian yang mengenai suatu bronkus atau bronkiolus
dimana pengeluaran udara dari dalam alveolus menjadi lebih sukar
dari pada pemasukannya.
4. Ateleltaksis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
5. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh
jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernafasan yang berat.
Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya,
misalnya pada otak dan mata. Istilah Aspergilosis dipakai untuk
menunjukkan adanya infeksi Aspergillus sp.Aspergilosis
Bronkopulmoner Alergika (ABPA) adalah suatu reaksi alergi terhadap
jamur yang disebut aspergillus, yang menyebabkan peradangan pada
saluran pernafasan dan kantong udara.
6. Gagal nafas
7. Bronchitis
Bronkhitis adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam di paru-paru
yang kecil mengalami bengkak dan terjadi peningkatan produksi
dahak. Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam
upaya mengeluarkan lendir yang berlebihan.
2.11 Pencegahan
Secara skematis mekanisme terjadinya asma digambarkan sebagai
berikut:
2) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
Pemeriksaan spirometridilakukan sebelum dansesudah
pemberian bronkodilator aerosol(inhalerataunebulizer)
golongan adrenergik.Peningkatan FEV1atau FVC sebanyak
>20% menunjukkan diagnosis Asma.
b. Pemeriksaan tes kulit
Untuk menunjukkan adanya antibodi IgE yang spesifik dalam
tubuh.
c. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaanradiologidilakukanbila ada kecurigaanterhadap
proses patologik diparu atau komplikasiAsma, seperti
pneumothorak, pneumomediastinum, atelektasis, dan lain-lain.
d. Pemeriksaan analisagasdarah
Pemeriksaananalisa gasdarahhanya dilakukanpada penderita
dengan serangan Asmaberat.
e. Pemeriksaan sputum
Untuk melihat adanyaeosinofil, kristal CharcotLeyden, spiral
Churschmann, pemeriksaan sputum penting untuk menilai
adanyamiselium Aspergilus fumigatus.
f. Pemeriksaan eosinofil
Pada penderita Asma,jumlaheosinofiltotaldalamdarahsering
meningkat. Jumlah eosinofil total dalam darah membantu
untuk membedakan AsmadariBronchitis kronik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihanjalannapastidakefektifberhubungandenganpeningkatan
produksisekret
2. Ketidakefektifan polanapas berhubungan denganbronkospasme
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai
oksigen
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnyapertahanan utama atau imunitas
5. Cemas berhubungan dengan kurangnyatingkat pengetahuan
6. Gangguan polatidurberhubungan dengan batuk yangberlebih
7. Intoleransiaktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sekret
Tujuan : jalan napas menjadi efektif
Kriteriahasil :
- Jalan napas bersih
- Sesak berkurang
- Batuk efektif
- Mengeluarkan sekret
Intervensi:
1) Kaji tanda-tandavital dan auskultasibunyi napas
2) Berikan pasien untuk posisiyangnyaman
3) Pertahankan lingkunganyangnyaman
4) Tingkatkan masukan cairan, denganmemberi airhangat.
5) Dorongatau bantu latihan napas dalam dan batukefektif
6) Dorongatau berikan perawatan mulut
7) Kolaborasi : pemberian obat dan humidifikasi, seperti
nebulizer
Dx 2 : Ketidakefektifan polanapas berhubungan dengan
bronkospasme
Tujuan : polanapas kembali efektif
Kriteriahasil :
- Polanapas efektif
- Bunyi napas normal kembali
- Batuk berkurang
Intervensi :
1) Kaji frekuensikedalaman pernapasan danekspansidada
2) Auskultasibunyi napas
3) Tinggikan kepaladan bentuk mengubah posisi
4) Kolaborasipemberian oksigen
Dx 3 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
suplai oksigen
Tujuan :dapat mempertahankan pertukarangas
Kriteriahasil :
- Tidak adadispnea
- Pernapasan normal Intervensi
Intervensi :
1) Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan
2) Tinggikankepalatempattidur,bantupasienuntukmemilih
posisiyangnyaman untuk bernapas
3) Kaji atau awasisecar rutin kulit dan warnamembran mukosa
4) Dorongpengeluaran sputum: penghisapan biladiindikasikan
5) Auskultasibunyi napas
6) Kolaborasi: Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Asma bronchiale adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
respon trakhea dan bronhus terhadap berbagai alergen yang menyebabkan
terjadinya penyempitan jalan nafas.
2. Faktor predisposisi asma bronchiale adalah adanya riwayat keluarga yang
pernah menderita, pola hidup yang buruk, serta berbagai alergen yang
berada di sekitar tempat tinggal atau di lingkungan kerja.
3. Gejala spesifiknya berupa sesak nafas, batuk dan adanya bunyi nafas
tambahan (wheezing).
4. Penanganan spesifiknya mengarah kepada pembebasan jalan nafas.
5. Secara umum tampak adanya beberapa perbedaan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus. Hal ini disebabkan karena klien sudah pernah mendapatkan
pengobatan dan perawatan secara intensif sebelumnya serta respon tiap
individu yang berbeda-beda terhadap asma bronchiale.
DAFTAR PUSTAKA
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma
Management and Prevension In Children. www. Dimuat dalam
www.Ginaasthma.org
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Price, Silvia A & Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC