You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum
a.1. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Timur
Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan selama ini telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum
dapat dinikmati secara nyata oleh seluruh penduduk Indonesia, khususnya
masyarakat yang bermukim di lokasi-lokasi terpencil, termasuk di daerah pesisir dan
pulau-pulau kecil. Dalam rangka memberikan pemerataan akses pada pelayanan
kesehatan yang berkualitas, maka pemerintah sudah seharusnya memberikan
perhatian khusus bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan kepulauan dan
daerah terpencil, sebagaimana tercantum dalam Perpres No.5 tahun 2010 tentang
RPJMN 2010 – 2014. Pelayanan kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK), ditujukan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di DTPK, dengan memperhatikan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat setempat sesuai permasalahan yang dihadapi. Upaya peningkatan
pelayanan kesehatan perlu mendapat dukungan ketersediaan sarana dan prasarana,
sumber daya manusia dan pembiayaan serta prasarana pendukung seperti jalan,
listrik dan air. Data menunjukkan terbatasnya tenaga kesehatan yang ada di DTPK,
khususnya di Puskesmas terpencil / sangat terpencil sehingga perlu upaya khusus
penempatan tenaga kesehatan.
Kabupaten Halmahera Timur merupakan salah satu kabupaten yang paling
timur di Propinsi Maluku Utara kurang lebih 284 Km dari Ibukota Propinsi Maluku
Utara dapat dijangkau dengan transportasi laut maupun transportasi darat dan
udara. Luas Kabupaten Halmahera Timur sesuai Undang – undang No.1 Tahun 2003
adalah 24.082,300 Km², 54% wilayah laut dan 46% wilayah darat.
Secara Gegrafis Kabupaten Halmahera Timur berbatasan dengan :
a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera dan Samudra Pasifik
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Kepulauan Tidore.
Kabupaten yang terbentuk sejak tahun 2003 ini beribukota di Maba dibagi
menjadi 10 Kecamatan dan 73 desa kemudian berkembang menjadi 102 desa sesuai
PERDA Kabupaten Halmahera Timur No.2 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Desa.
Daerah Halmahera Timur merupakan daerah pantai karena kurang lebih 80% desa /
kelurahan berada di daerah pantai sedangkan 20% lainnya di daerah pegunungan.
Jumlah penduduk Halmahera Timur saat ini adalah 84.898 jiwa terdiri dari
43.118 jiwa laki-laki dan 41.780 wanita.
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Halmahera
Timur saat ini terdapat 15 Puskesmas terdiri dari 5 (lima) Puskesmas Perawatan
(Puskesmas Bicoli, Puskesmas Buli, Puskesmas Dodaga, Puskesmas Subaim dan
Puskesmas Nusa Jaya), dan 10 (sepuluh) Puskesmas Non Perawatan. Jumlah Polindes
sebanyak 28 unit, Pustu 20 unit dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah.
Kebutuhan tenaga secara spesifik masih terbatas, sehingga upaya
penambahan tenaga kesehatan terus dilakukan untuk melaksanakan upaya
kesehatan baik melalui tenaga kontrak (bidan PTT maupun Dokter PTT) untuk mengisi
di setiap puskesmas.

Distribusi
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Hal-Tim
Tahun 2014

NO. Tenaga Jumlah Ket


1. Dokter Umum 17
2. Dokter Gigi 3
3. S1 Keperwatan 8
4. S1 Apoteker 3
5. S1 Farmasi 4
6. S1 Fisioterapi 1
7. S1 Promkes 18
8. S1 Epidemologi 2
9. S1 Kesling 4
10. S1 AKK 7
11. DIII Keperawatan 112
12. DIII Kebidanan 86
13. DIII Gizi 19
14. Perawat Gigi 2
15. Asisten Apoteker 1
16. SMF 1
17. SPK 14
18. SMA/SMK 8
Sumber : Data Kepegawaian Dinkes Kab.Hal-Tim

a.2. Gambaran Umum Puskesmas Saramaake


1. Keadaan Geografis dan Demografis
Puskesmas Saramaake adalah salah satu puskesmas yang terdapat di
wilayah Kecamatan Wasile Selatan. Wilayah kerja Puskesmas Saramaake ada 5
(lima), yaitu : Desa Saramaake, Desa Wasile, Desa Fayaul, Desa Nanas dan Desa
Bukutio.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Saramaake adalah 2.309 Jiwa
terdiri dari 1.176 jiwa laki – laki dan 1.133 jiwa perempuan.

Distribusi
Jumlah Penduduk Per Desa
Di Puskesmas Saramaake Tahun 2014

No. Nama Desa Jumlah Ket


1. Saramaake 553
2. Wasile 612
3. Fayaul 354
4. Nanas 416
5. Bukutio 374
Jumlah 2.309
Sumber : Data Riil Puskesmas Saramaake

2. Keadaan Tenaga dan Fasilitas Kesehatan

Kualitas dan mutu pelayanan terlaksana dengan baik apabila didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan untuk menjangkau desa yang sulit
harus didukung dengan jumlah kuantitas tanaga kesehatan yang ada. Selain itu
perlu di dukung dengan Sarana dan Prasarana maupun fasilitas yang memadai.
Adapun jumlah tenaga sebagai berikut :
Distribusi Tenaga Kesehatan
Di Puskesmas Lolobata Kecamatan Wasile Tengah
Tahun 2014

No. Tenaga Jumlah Ket


1. Dokter Umum 1 PTT
2. DIII Keperawatan 5 5 PNS
3. DIII Kebidanan 2 PNS
4. DII Kebidanan 3 PTT
5. DIII Gizi 2 PNS
6. SPK 1 PNS
Jumlah 14
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Saramaake Tahun 2014

Selain Puskesmas, di dukung fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu


Pustu/Polindes, Poskesdes yang tersebar di beberapa desa wilayah kerja
Puskesmas Saramaake yaitu : Pustu Fayaul 1 (satu) Orang Bidan PTT dan 1 (satu)
Orang Perawat, Polindes Wasile 1 (satu) Bidan PNS, Poskesdes Nanas 1 (satu)
Orang Bidan PTT.

Fasilitas Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Saramaake
Tahun 2014

Sarana Kesehatan
No. Tenaga
Puskesmas Pustu Polindes Poskesdes
1. Dokter Umum 1
2. DIII Keperawatan 4 1
3. DIII Kebidanan 3 1 1 1
4. DIII Gizi 2
5. SPK 1
Sumber : Data Profil Puskesmas Saramaake Tahun 2014

a.3 Gambaran Umum Puskesmas Lolobata


1. Keadaan Geografis dan Demografi
Puskesmas Lolobata terletak di Ibukota Kecamatan Wasile Tengah. Wilayah
kerja Puskesmas Lolobata ada 8 desa, meliputi : Desa Foli, Desa Lolobata, Desa
Bokimaake, Desa Hatetabako, Desa Nyaolako, Desa Silalayang, Desa Puao dan
Desa Kakaraino.
Jumlah Penduduk diwilayah kerja Puskesmas Lolobata sebanyak 5.400 Jiwa
terdiri dari 2.717 Jiwa Laki-laki dan 2.683 Jiwa Perempuan.
Distribusi
Jumlah Penduduk Per Desa
Di Puskesmas Lolobata tahun 2014

No. Nama Desa Jumlah Ket


1. Foli 889
2. Lolobata 840
3. Bokimaake 702
4. Hatetabako 905
5. Nyaolako 300
6. Silalayang 552
7. Puao 732
8. Kakaraino 480
Jumlah 5.400
Sumber : Data Riil Puskesmas Lolobata
2. Keadaan Tenaga dan Fasilitas Kesehatan

Pelayanan kesehatan dinilai berkualitas dan dapat berjalan dengan baik apabila
didukung dengan Sumber Daya Manusia yangberkualitas dibidangnya dan
didukung dengan fasilitas yang memadai. Adapun jumlah tenaga kesehatan di
Puskesmas Lolobata sebagai berikut :

Distribusi Tenaga Kesehatan


Di Puskesmas Lolobata Kecamatan Wasile Tengah
Tahun 2014

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Ket


1. Dokter Umum 1 PTT
2. S1 Promkes 3 PNS
3. DIII Keperawatan 10 PNS
4. DIII Kebidanan 1 PNS
5. DIII Kebidanan 5 PTT
6. DIII Gizi 1 PNS
7. SPK/SMK/SMA 2 PNS
Jumlah 23
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Lolobata Tahun 2014

Selain Puskesmas, di dukung fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu


Pustu/Polindes, Poskesdes yang tersebar di beberapa desa wilayah kerja
Puskesmas Lolobata yaitu : Pustu Silalayang 1 (satu) Orang Bidan PTT, Polindes
Puao 1 (satu) Orang Bidan PTT, Polindes Foli 1 (satu) Orang Bidan PTT, Poskesdes
Kakaraino 1 (satu) Orang Bidan PTT.
Fasilitas Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Lolobata
Tahun 2014

Sarana Kesehatan
No. Tenaga
Puskesmas Pustu Polindes Poskesdes
1. Dokter Umum 1
2. S1 Promkes 3
3. DIII Keperawatan 10
4. DIII Kebidanan 2 1 2 1
5. DIII Gizi 1
6. SPK 1
7. SMA/SMK 1
Sumber : Data Profil Puskesmas Lolobata Tahun 2014
BAB II
TUJUAN
A. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan


kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

b. Tujuan Khusus

1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didaerah terpencil.


2. Terselenggaranya pemberdayaan masyarakat di Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan.
3. Untuk memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan program di
puskesmas.
4. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang bersifat pengobatan (kuratif)
di wilayah kerja puskesmas.
5. Untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan program di puskesmas.
6. Untuk mencari pemecahan masalah pada pelaksanaan program di puskesmas.
7. Untuk melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program kesehatan di
puskesmas.
BAB III
SASARAN KEGIATAN

A. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan

a. Sasaran

Sasaran pada pelaksanaan kegiatan ini adalah Penduduk Daerah Terpencil,


Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan di Wilayah Kabupaten Halmahera Timur, yaitu:
1. Puskesmas Saramaake

Sasaran kegiatan di Puskesmas Saramaake adalah 3 (tiga) Desa yaitu Desa Nanas
dengan jumlah penduduk 399 jiwa (laki-laki 203 jiwa dan perempuan 196 jiwa),
Desa Fayaul dengan jumlah penduduk 345 jiwa (laki-laki 181 jiwa dan perempuan
164 jiwa) dan Desa Bukutio dengan jumlah penduduk 344 jiwa (laki-laki 178 jiwa
dan perempuan 166 jiwa).

2. Puskesmas Lolobata

Sasaran kegiatan di Puskesmas Lolobata adalah 3 (tiga) Desa yaitu Desa Foli
dengan jumlah penduduk 806 jiwa (laki-laki 405 jiwa dan perempuan 401 jiwa),
Desa Puao dengan jumlah penduduk 707 jiwa (laki-laki 360 jiwa dan perempuan
347 jiwa) dan Desa Kakaraino dengan jumlah penduduk 470 jiwa (laki-laki 250
jiwa dan perempuan 220 jiwa).

b. Ketenagaan

Ketenagaan pada kegiatan ini terdiri dari Tim Mobile Clinik Provinsi Maluku Utara dan
Kabupaten Halmahera Timur serta Puskesmas di dua lokasi kegiatan.
Tim Mobile Clinik merupakan tenaga dari Dinas Kesehatan Provinsi sebanyak 5 (lima)
orang, antara lain :
1. Lutfi Djafar, SKM
2. dr. Rosita Alkatiri
3. Fadilah Ambo Raja, SKM
4. Amelia Alim, SKM
5. Djuarsa A Turuy, Amd.Kep
Tim Mobile Clinik Kabupaten Halmahera Timur terdiri dari tenaga Terpadu, yaitu :
1. Sabaruddin, S.Kep
2. Fatimah Arifuddin, S.Farm
3. Agustrina Amd.Keb
4. Siti Ruhaena Amd.G
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan DTPK di kabupaten Halmahera Timur diputuskan pada
rapat koordinasi DTPK di Boulevard Hotel pada tanggal 29 Juni 2015 dengan agenda
Pertemuan Koordinasi Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan di DTPK bertempat di 5
(lima) Kabupaten yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan DTPK. Dari rapat tersebut
ditentukan lokasi untuk Kabupaten Halmahera Timur, yaitu Puskesmas Lolobata
Kecamatan Wasile Tengah (Desa Foli, Desa Puao, Desa Kakaraino) dan Puskesmas
Saramaake Kecamatan Wasile Selatan (Desa Nanas, Desa Fayaul, Desa Bukutio).
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati Tim Mobile dari Provinsi sebanyak 5
orang ditambah dengan Tim Mobile dari Kabupaten Halmahera Timur sebanyak 4 orang,
serta Tim Mobile dari masing-masing Puskesmas Lolobata dan Puskesmas Saramaake
sebanyak 7 orang, yang dicantumkan dalam Surat Keputusan Tim Mobile Dinas
Kesehatan Kabupaten Halmahera Timur. Pada pertemuan tersebut juga disepakati waktu
pelaksanaan kegiatan, yaitu diserahkan ke pihak Kabupaten terkait dengan persiapan
pelaksanaan kegiatan berkoordinasi dengan Puskesmas. Sedangkan Tim Provinsi
menyiapkan obat-obatan dan surat pemberitahuan ke Kabupaten.
Sebelum turun ke lapangan kami koordinasi dengan Tim dari Kabupaten tentang
kepastian tanggal pelaksanaan. Setelah diketahui pasti pelaksanaannya kami langsung
berkoordinasi dengan kepala bidang dan kasie yandas untuk memberitahukan dan
menyiapkan Surat Pemberitahuan ke Kabupaten Halmahera Timur. Kemudian Tim
Kabupaten berkoordinasi dengan puskesmas yang menjadi tempat sasaran pelaksanaan
kegiatan dan menyurat kepada Kepala Puskesmas di 2 (dua) Kecamatan yang akan kami
Layani. Selain itu kami mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dilapangan. Tim
Provinsi berangkat dari Ternate pada Hari Senin 28 September 2015 jam 08.00 WIT, dan
tiba di Kabupaten Halmahera Timur pada jam 15.00 WIT dan Tim langsung ke Dinas
Kesehatan Halmahera Timur untuk melapor dan setelah itu Tim Provinsi istirahat
(bermalam). Besoknya tanggal 29 September 2015 jam 08.00 WIT kami melakukan
meeting dengan Tim DTPK Kabupaten Halmahera Timur dan bersama-sama berangkat
dari Kabupaten Halmahera Timur menuju Desa Saramaake. Jam 09.00 WIT Tim Mobile
menuju ke Desa Saramaake. Perjalanan yang menempuh waktu ±5 jam lewat darat.
Tim tiba di Puskesmas Saramaake pada pukul 14.00 WIT dan disambut oleh
Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha beserta staf Puskesmas Saramaake, kemudian
kami melakukan pertemuan dan pembinaan kepada staf tentang kinerja puskesmas.
Selain itu kami juga melakukan pengambilan data desa sasaran.
Pada tanggal 30 September 2015 Tim menuju ke Desa Nanas untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar dan penyuluhan di Desa Nanas, selain
melaksanakan pelayanan dasar Tim juga melaksanakan pemantauan desa untuk melihat
kondisi desa dan melakukan survey kesehatan lingkungan sekitar jam 16.00 WIT
pelayanan dasar di desa berakhir, kemudian Tim istirahat sekaligus bermalam di Desa
Saramake. Pada tanggal 1 Oktober 2015 Tim berangkat menuju ke Desa Fayaul. Tim tiba
di Desa Fayaul jam 08.30 WIT dan langsung melakukan koordinasi dengan aparat desa
dilanjutkan dengan penyuluhan secara umum kepada masyarakat dan pelayanan dasar.
Kegiatan pelayanan dasar selesai pada pukul 13.00 WIT. Selanjutnya pada pukul 15.00
WIT Tim melanjutkan perjalanan ke Desa Bukutio yang ditempuh ±25 menit dan langsung
melakukan kegiatan penyuluhan secara umum dan pelayanan kesehatan dasar sampai
pada pukul 19.30 WIT, Tim kembali beristirahat ke Desa Saramaake. Pada tanggal 2
Oktober 2015 jam 08.00 WIT Tim DTPK dari Provinsi dan Kabupaten melanjutkan
perjalanan ke Puskesmas Lolobata dengan waktu yang ditempuh ±2 jam. Pada pukul
10.00 WIT kami tiba di Puskesmas Lolobata dan disambut oleh Kepala Tata Usaha
beserta Staf Puskesmas Lolobata. Selanjutnya kami mengadakan pertemuan dan
pembinaan tentang manajemen puskesmas yaitu dengan melakukan penilaian kinerja
Puskesmas Lolobata sampai pada pukul 15.45 WIT. Setelah itu kami melakukan
koordinasi dengan staf puskesmas tentang kesiapan kegiatan yang akan kami lakukan
pada tiga desa wilayah kerja Puskesmas Lolobata. Pada tanggal 3 Oktober 2015 pukul
08.00 WIT kami memulai kegiatan di Desa Kakaraino sampai pada pukul 13.00 WIT.
Selanjutnya kami melanjutkan kegiatan di Desa Foli yang dimulai pada pukul 15.00 WIT
sampai pada pukul 19.00 WIT dengan kegiatan yang sama yaitu penyuluhan secara
umum dan pelayanan kesehatan dasar. Pada tanggal 4 Oktober 2015 pukul 08.00 WIT
Tim memulai kegiatan pada Desa Puao sampai pada pukul 12.00 WIT. Pada pukul 13.00
WIT Tim kabupaten melakukan perjalanan kembali ke maba dan Tim Provinsi kembali ke
Sofifi.

B. Hasil Kegiatan
1. Pelayanan Dasar di Desa Sasaran
Selain kegiatan pelayanan dasar yang dilakukan dilokasi oleh Tim DTPK
Tahun 2015, kegiatan pembinaan berupa pertemuan dengan pimpinan dan staf
Puskesmas dalam pembinaan manajemen. Tim juga melakukan survey pemanfaatan
peralatan termasuk melihat kondisi bangunan puskesmas dan jaringannya.
Kegiatan pelayanan dasar yang dilakukan di Kabupaten Halmahera Timur di 2
(dua) lokasi wilayah kerja puskesmas yaitu : Puskesmas Saramaake dilaksanakan di 3
(tiga) desa binaan, yakni : Desa Nanas, Desa Fayaul dan Desa Bukutio dan Puskesmas
Lolobata dilaksanakan di 3 (Tiga) desa binaan, yakni : Desa Foli, Desa Kakaraino dan
Desa Puao.
Tabel 1
Distribusi Jumlah Kunjungan Pasien
Di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Lolobata dan Puskesmas Saramaake
Tahun 2015

Jumlah Jumlah
No. Puskesmas Desa %
Penduduk Kunjungan
Nanas 416 Jiwa 175 42,06 %
1. Saramaake Fayaul 354 Jiwa 157 44,35 %
Bukutio 374 Jiwa 144 38,50 %
Foli 889 Jiwa 221 24,85 %
2. Lolobata Kakaraino 480 Jiwa 203 27,73 %
Puao 732 Jiwa 167 34,79 %
Jumlah 3.245 1.067 32,88 %

Dari table diatas menunjukkan bahwa total jumlah kunjungan di wilayah


kerja Puskesmas Saramaake dan Lolobata sebanyak 1.067 orang dengan rincian
jumlah kunjungan terbanyak yaitu : Desa Foli sebanyak 221 orang (24,85 %) dari
jumlah penduduk sebanyak 889 jiwa, Desa puao sebanyak 203 orang (27,73 %) dari
jumlah penduduk sebanyak 732 jiwa, Desa Nanas sebanyak 175 orang (42,06 %) dari
jumlah penduduk sebanyak 416 jiwa, Desa kakaraino sebanyak 167 orang(%) dari
jumlah penduduk sebanyak 480 jiwa. Sedangkan jumlah kunjungan Terendah
terdapat diwilayah kerja Puskesmas Saramaake yaitu Desa Bukutio sebanyak 144
orang (38,50%) dari jumlah penduduk sebanyak 374 jiwa dan Desa Fayaul sebanyak
157 orang (44,35%) dari jumlah penduduk sebanyak 354 jiwa. Rendahnya jumlah
kunjungan yang terjadi di Desa Nanas dan Desa Fayaul Wilayah kerja Puskesmas
Saramaake disebabkan karena jarak masing-masing desa dengan puskesmas tidak
terlalu jauh dan jumlah desa binaan Puskesmas Saramaake yang cukup sedikit di
tunjang dengan mudahnya jangkauan sehingga lebih bisa leluasa berkordinasi
dengan petugas pustu/polindes.
Tabel 2
Distribusi 10 Besar Penyakit
Di Desa Nanas, Fayaul dan Bukutio Wilayah Kerja Puskesmas Saramaake
Kecamatan Wasile Selatan Tahun 2015

PUSKESMAS SARAMAAKE

No DESA NANAS DESA FAYAUL DESA BUKUTIO


Jenis Jenis Jenis
Jmlah % Jmlah % Jmlah %
Penyakit Penyakit Penyakit
1. ISPA 62 35,4 ISPA 55 35 ISPA 47 32,6
Artritis
2. 30 17,1 Dispepsia 24 15,2 Dispepsia 19 13,2
Rheumatoid
3. Dispepsia 25 14,2 AR 21 13,3 Hipertensi 15 10,4
Dermatitis Dermatitis
4. 13 7,4 11 7 CC 15 10,4
Alergi Alergi
5. DM Ptyriasis
9 5,1 CC 11 7 13 9
Versicolor
Tinea Dermatitis
6. 8 4,5 DM 9 5,7 9 6,3
Corporis Alergi
7. Myalgia 8 4,5 Myalgia 9 5,7 Myalgia 9 6,3
8. LBP 8 4,5 Hipertensi 8 5,1 DM 8 5,5
9. Hipertensi 6 3,4 LBP 4 2,5 LBP 4 2,7
10. Ginggivitis Tinea Asma
3 1,7 2 1,3 3 2,1
Corporis Bronchial
Total 172 98,28 Total 154 98,08 Total 142 98,61

Berdasarkan table diatas dari jumlah pasien yang dilayani dalam pengobatan gratis di
Desa Nanas, Desa Fayaul dan Desa Bukutio dalam wilayah kerja Puskesmas Saramaake
sebanyak 476 orang dengan total kasus penyakit tertinggi dari 3 desa sebanyak 164
Kasus ISPA. Berdasarkan penyakit tersebut diatas menggambarkan factor cuaca sangat
berpengaruh yang mana pada wilayah ini sedang mengalami kemarau dan terjadinya
peningkatan kecepatan angin sehingga hampir di seluruh wilayah mengalami
peningkatan debu, selain itu pola makan yang tidak baik dan life style, personal hygiene
yang kurang juga minimnya pengetahuan tentang kesehatan.

Tabel 3
Distribusi 10 Besar Penyakit
Di Desa Foli, Puao dan Kakaraino Wilayah Kerja Puskesmas Lolobata
Kecamatan Wasile Tengah Tahun 2015

PUSKESMAS LOLOBATA

No DESA FOLI DESA KAKARAINO DESA PUAO


Jenis Jenis Jenis
Jmlah % Jmlah % Jmlah %
Penyakit Penyakit Penyakit
1. ISPA 79 35,74 ISPA 54 32,34 ISPA 73 35,96
Artritis
2. 32 14,47 CC 31 18,56 AR 33 16,75
Rheumatoid
3. Hipertensi 25 11,31 AR 20 11,97 Gastritis 21 10,34
4. CC 22 9,95 Hipertensi 15 8,98 Hipertensi 14 6,89
5. Gastritis 18 8,14 OA 10 5,98 Ascariasis 9 4,43
6. Myalgia 12 5,43 Dispepsia 9 5,39 LBP 9 4,43
7. DM 9 4,07 Dermatitis 8 4,79 CC 8 3,94
8. OA Konjungtivi
7 3,17 5 2,99 Dermatitis 8 3,94
tis
9. Ginggivitis 3 1,36 LBP 5 2,99 OMA 6 2,95
Asma
10. Ascariasis 3 1,36 3 1,79 DM 6 2,95
Bronchial
Total 210 95,02 Total 160 95,80 Total 187 92,12

Berdasarkan table diatas dari jumlah pasien yang dilayani dalam pengobatan gratis di
Desa Foli, Desa Kakaraino dan Desa Puao dalam wilayah kerja Puskesmas Lolobata
sebanyak 591 orang dengan total kasus penyakit tertinggi dari 3 desa diatas adalah ISPA
sebanyak 206 pasien. Dimana kasus penyakit ISPA tertinggi dari ke 3 desa tersebut
adalah Desa Foli dengan total kasus penyakit sebanyak 79 kasus. Berdasarkan penyakit
tersebut diatas menggambarkan factor cuaca sangat berpengaruh yang mana pada
wilayah ini sedang mengalami kemarau dan terjadinya peningkatan kecepatan angin
sehingga hampir di seluruh wilayah mengalami peningkatan debu, selain itu pola makan
yang tidak baik dan life style, personal hygiene yang kurang juga minimnya pengetahuan
tentang kesehatan.

2. Pembinaan Puskesmas
Proses pembinaan puskesmas kali ini lebih di titik beratkan pada penerapan
manajemen puskesmas melalui penilaian kinerja puskesmas sesuai dengan format
yang meliputi penilaian manajemen puskesmas dan seluruh cakupan kegiatan
puskesmas seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan Ibu dan
Anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, pengobatan serta kesehatan pengembangan.
Dalam proses penilaian kinerja puskesmas pada kedua puskesmas ini didapatkan
hampir semua program masih dibawah standar, dan masih kurangnya pemahaman
cara pengisian data pada format penilaian kinerja.
3. Hasil Kegiatan Tim Mobile di Lapangan Berdasarkan Hasil Pengamatan
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Tabel 1
Hasil Pengamatan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Di Desa Nanas, Fayaul dan Bukutio Wilayah Kerja Puskesmas Saramaake
Tahun 2015

KEGIATAN/ PUSKESMAS SARAMAAKE


No
PENGAMATAN DESA NANAS DESA FAYAUL DESA BUKUTIO
1. Sasaran Ibu Hamil 11 10 10
2. Bufas 10 9 9
3. Sasaran Bumil Risti 2 2 2
4. KB Aktif 61 62 62
5. Polindes - 1 Unit -
6. Poskesdes 1 Unit - -
7. Bidan 1 Org 1 Org -
8. Perawat - - -
Sebagian besar Sebagian besar Sebagian besar
9. Pekerjaan Masyarakat bekerja sebagai bekerja bekerja sebagai
Nelayan dan Tani sebagai Tani Tani
10. Dukun 1 Org 1 Org 1 Org
11. Kader 5 Org 5 Org 5 Org
12. Kantong Persalinan Ada ada Tdk ada
13. Kondisi Desa Berada di pesisir Berada di Berada di
pantai pesisir pantai pesisir pantai
14. Penyuluhan Kesehatan
- - -
Ibu dan Anak
Tabel 2
Hasil Pengamatan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Di Desa Foli, Kakaraino dan Puao Wilayah Kerja Puskesmas Lolobata
Tahun 2015

PUSKESMAS LOLOBATA
KEGIATAN/
No DESA
PENGAMATAN DESA FOLI DESA PUAO
KAKARAINO
1. Sasaran Ibu Hamil 20 11 17
2. Bufas 19 11 16
3. Sasaran Bumil Risti 4 2 3
4. KB Aktif 29 17 30
5. Polindes 1 Unit 1 Unit
Poskesdes 1 Unit
6. Bidan 1 Org 1 Org 1 Org
7. Perawat - - -
Sebagian besar Sebagian besar Sebagian besar
8. Pekerjaan Masyarakat bekerja sebagai bekerja bekerja sebagai
Nelayan dan Tani sebagai Tani Tani
9. Dukun 1 Org 1 Org 1 Org
10. Kader 5 Org 5 Org 5 Org
11. Kantong Persalinan ada ada ada
12. Kondisi Desa Berada di pesisir Berada di Berada di
pantai pesisir pantai pesisir pantai
13. Penyuluhan Kesehatan
- - -
Ibu dan Anak
Permasalahan :
- Terdapat kesenjangan data dasar riil sasaran jumlah penduduk dengan data estimasi
sehingga sasaran program seperti imunisasi, KIA dan Gizi berbeda.
- Masih ada pertolongan persalinan oleh Dukun
- Pengisan register belum lengkap di PKM Saramaake
Pemecahan Masalah
- Berkoordinasi dengan masing – masing pengelola program untuk menyamakan data
sasaran
- Sosialisasi kemitraan bidan dan dukun
- Mengisi Kohort atau register bayi dan balita setiap selesai pemeriksaan atau
melakukan kegiatan
Kesimpulan
- Ketersediaan SDM yang cukup di setiap puskesmas sangat di butuhkan guna untuk
lebih optimalnya pengelolaan program.
Tabel 1
Hasil Pengamatan Program Kesehatan Gizi
Di Desa Nanas, Fayaul dan Bukutio Wilayah Kerja Puskesmas Saramaake
Tahun 2015

KEGIATAN/ PUSKESMAS SARAMAAKE


No
PENGAMATAN DESA NANAS DESA FAYAUL DESA BUKUTIO
1. Sasaran Balita 41 32 46
2. Balita Ditimbang 31 32 39
3. Gizi Kurang (BB/U) 2 1 9
4. Gizi Buruk (BB/U) 0 0 0
5. Pemberian PMT untuk Sudah diberikan Sudah Sudah berikan
Gizi Kurang diberikan
6. Bumil KEK 0 0 0
7. Penyuluhan Gizi Dilakukan pada Dilakukan Dilakukan pada
saat posyandu pada saat saat posyandu
posyandu
8. Jumlah Posyandu 1 1 1
9. Jumlah Kader Posyandu 5 5 5
10. Partisipasi Masyarakat baik Sangat baik Sangat baik
11. Kunjungan Petugas GIzi Dilakukan setiap Dilakukan Dilakukan
PKM bulan pada saat setiap bulan setiap bulan
posyandu pada saat pada saat
posyandu posyandu

Tabel 2
Hasil Pengamatan Program Gizi
Di Desa Foli, Kakaraino dan Puao Wilayah Kerja Puskesmas Lolobata
Tahun 2015
PUSKESMAS SARAMAAKE
KEGIATAN/
No DESA
PENGAMATAN DESA FOLI DESA PUAO
KAKARAINO
1. Sasaran Balita 100 53 71
2. Balita Ditimbang 46 31 38
3. Gizi Kurang (BB/U) 12 5 5
4. Gizi Buruk (BB/U) 0 0 1
5. Pemberian PMT untuk Sudah diberikan Sudah Sudah berikan
Gizi Kurang diberikan
6. Bumil KEK 0 0 0
7. Penyuluhan Gizi Dilakukan pada Dilakukan Dilakukan pada
saat posyandu pada saat saat posyandu
posyandu
8. Jumlah Posyandu 1 1 1
9. Jumlah Kader Posyandu 5 5 5
10. Partisipasi Masyarakat Kurang baik / Kurang baik / Kurang baik /
Rendah Rendah Rendah
11. Kunjungan Petugas GIzi Dilakukan setiap Dilakukan Dilakukan
PKM bulan pada saat setiap bulan setiap bulan
posyandu pada saat pada saat
posyandu posyandu

Permasalahan (PKM SARAMAAKE)


- Terdapat Kasus Gizi kurang di desa Nanas, fayaul dan bukutio
- Masih ada desa yang belum memiliki gedung posyandu sehinggra setiap posyandu
masih numpang dirumah warga
- Papan data gizi di dalam ruangan gizi tidak ada
- Alat Antropemetri di PKM belum lengkap

Permasalahan (PKM LOLOBATA)


- Partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu masih rendah
- Terdapat kasus gizi kurang (BB/U) di desa Foli, Kakaraino dan puao
- Terdapat kasus gizi buruk 1 orang (BB/U) di desa Puao
- Masih ada desa yang belum memiliki gedung posyandu sehingga setiap posyandu
masih numpang di rumah warga.
- Ruangan dan papa data masih gabung dengan KIA
- Register masih belum singkron

Penyelesaian Masalah
- Perlu ditingkatkan partisipasi masyarakat pada saat posyandu dan bentuk kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui promosi masyarakat
- Pencegahan bayi dan balita gizi kurang dan gizi buruk butuh kesadaran orang tua
agar memanfaatkan posyandu
- Kasus bayi dan balita gizi kurang dan buruk langsung di tangani dengan pemberian
PMT oleh PKM.
- perhatian pemerintah terhadap puskesmas sangat diharapkan terutama memenuhi
sarana dan prasarana puskesmas untuk menunjang kegiatan PKM .
Saran
- pemantauan dan pelacakan kasus gizi terus dilaksanakan oleh petugas di puskesmas.
- Pendidikan dan pelatihan terus dilakukan oleh dinas Kabupaten maupun Propinsi
kepada petugas gizi.
- Refresing dan pembinaan kader posyandu terus dilakukan dan kader diberi insentif.
Kesimpulan
Pelaksanaan program gizi di Puskesmas Saramaake masih perlu ditingkatkan dan terus
mendapatkan bimbingan dari Pengelolah Program Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
BAB V
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

A. Permasalahan

1. Partisipasi masyarakat masih sangat rendah sehinnga target belum sesuai dengan
yang diharapkan oleh Tim DTPK.
2. Tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelayanan kesehatan masih
rendah.
3. Masih rendahnya kesadaran akan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4. Banyak pengelolah program yang belum dilatih serta banyak petugas / pengelolah
program masih baru sehingga berpengaruh pada penyusunan laporan dan
pemahaman akan program masih minim.
5. Masih ada kader yang kurang terampil dalam pencatatan hasil penimbangan.
6. Petugas jarang ditempat tugas.
7. Kurangnya bahan penyuluhan seperti : Poster, leaflet, lembar balik, dan sebagainya
sebagai penunjang kegiatan penyuluhan maupun informasi masyarakat.
8. Terbatasnya media informasi kesehatan Ibu dan Anak.
9. Kohort bayi dan balita masih belum tersedia di Pustu / Polindes.
10. Kohort belum terisi oleh petugas di puskesmas.
11. Monitoring dan evaluasi belum dilaksanakan secara maksimal.

B. Pemecahan Masalah

1. Mengefektifkan sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat terutama Kepala


Desa, Aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama sehingga masyarakat turut
pada saat kegiatan.
2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya Prilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
3. Perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan kepada petugas yang belum dilatih dan
petugas yang masih baru.
4. Melakukan refresing kader posyandu untuk dapat dilatih oleh petugas puskesmas
atau Dinas Kesehatan kabupaten agar kader lebih memahami tentang pencatatan asil
penimbangan bayi dan balita yang dilakukan pada saat posyandu dan perlu adanya
insentif kader.
5. Perlu adanya penambahan tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi rangkap program.
6. Harus diberikan sanksi tegas kepada petugas yang jarang berada di tempat tugas
sesuai aturan kedisiplinan pegawai.
7. Berkoordinasi dengan pengelolah program di Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
menyediakan alat peraga penyuluhan.
8. Sosialisasi kemitraan Bidan dan Dukun.
9. Sosialisasi perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
10. Distribusikan Kohort bayi dan balita ke Pustu/Polindes yang ada tenaga, khususnya
tenaga Bidan.
11. Mengisi setiap kohort atau register bayi dan balita setiap selesai pemeriksaan atau
melakukan kegiatan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
- Ketersediaan SDM yang cukup di Puskesmas sangat dibutuhkan guna untuk lebih
optimalnya pengelolaan program
- Kurangnya kunjungan oleh dinas kesehatan untuk melakukan pembinaan serta
pengawasan.
- Wilayah kerja Puskesmas yang sulit membuat upaya peningkatan pelayanan terhadap
masyarakat kurang optimal.
B. Saran
- Diharapkan agar jadwal pelaksanaan kegiatan ini tidak berubah-ubah sehingga
koordinasi yang dilaksanakan ole Dinas Kesehatan Kabupaten ke Puskesmas dan
Polindes dengan masyarakat di desa-desa sasaran sesuai dengan jadwalnya.
- Perlu koordinasi antara Tim Mobile Provinsi maupun Kabupaten, menyangkut
perlengkapan dan kebutuhan dilapangan, sehingga kegiatan dapat berjalan efektif.
- Perlu adanya dukungan sarana dan prasarana maupun transportasi dari Pemrintah
Provinsi maupun Pemerintah Pusat kepada daerah-daerah terpencil sehingga akses
pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan dimasa yang akan datang.
- Perlu kerja sama lintas sector untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan dan hidup bersih dan sehat.
- Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan karena sangat
efektif dan menyentuh langsung kepada masyarakat khusus masyarakat di daerah
terpencil dan perbatasan, terutama juga kepada masyarakat miskin.
- Penyuluhan lebih ditingkatkan di tingkat puskesmas agar masyarakat dapat mengerti
dan menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.
- Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas melakukan pengawasan
kualitas air di desa atau mengambil sampel air minum yang digunakan sehari-hari
oleh masyarakat untuk diperiksa di laboratorium.
- Pembinaan secara insentif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas sehingga
secara bertahap permasalahan kesehatan bisa diatasi.
- Melibatkan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan/pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas.
- Perlu peran posyandu dan partisipasi aktif kader posyandu dalam mensukseskan
kegiatan.
BAB VII
PENUTUP

Kegiatan Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan


dan kepulauan merupakan program yang langsung menyentuh di masyarakat Kabupaten
Halmahera Timur di 6 (enam) desa sasaran kegiatan yaitu Desa Nanas, Desa Fayaul dan Desa
Bukutio wilayah kerja Puskesmas Saramaake. Desa Foli, Desa Kakaraino dan Desa Puao
wilayah kerja Puskesmas Lolobata yang dikategorikan sebagai desa terpencil atau desa sulit
untuk menjangkau di wilayahnya masing-masing.
Disamping itu masyarakat di desa-desa lain juga sangat memerlukan kegiatan-
kegiatan yang sama. Untuk partisipasi Pemerintah Pusat dalam mensejajarkan kegiatan ini
sampai ditingkat pelosok sangatlah efektif, karena dapat bersentuhan langsung dengan
masyarakat terpencil dan kami di Kabupaten juga sangat merasakan dampaknya karena
dapat melakukan pembinaan langsung ke Puskesmas Terpencil sampai desa dengan lintas
program lainnya. Hal ini merupakan wujud tanggung jawab Provinsi dan Kabupaten dalam
membina puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan. Semoga kedepannya dukungan
anggaran tersebut dapat bekelanjutan sebagai upaya meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat di daerah terpencil.
Dengan adanya kegiatan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat di Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan telah memberikan kesempatan kepada seluruh
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata sehingga
diharapkan dapat tercapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Mengetahui Koordinator Tim DTPK


Kepala Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Halmahera Timur
Kabupaten Halmahera Timur

Drg.Baharuddin IB.M,Kes Sabaruddin. S,Kep


NIP.19650515 199903 1 007 NIP.19770513 200312 1 006
PUSKESMAS SARAMAAKE

PEMBINAAN DI PUSKESMAS SARAMAAKE


PELAYANAN DI PUSKESMAS SARAMAAKE

PUSKESMAS LOLOBATA
PEMBINAAN DI PUSKESMAS LOLOBATA

PELAYANAN DI WILAYAH KERJA LOLOBATA

You might also like