You are on page 1of 17

LAPORAN

PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT


OLEH :
KELOMPOK 1-C
1. RIZQIA NAFISA (10060311058)
2. SITI NURINDRIYANA (10060311060)
3. YUDHA RIANSYAH (10060311061)
4. ACHMAD NAFIS M (10060311062)
5. EMY CAHYA AISA (10060310057)
ASISTEN :
NUR AMANAH, S.FARM

LABORATORIUM UNIT A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1435 H/2014
I. Tujuan

1. Memiliki keterampilan dalam menentukan kadar asam urat dalam

sampel

2. Memahami metode penentuan kadar asam urat

3. Memahami peranan pemeriksaan kadar asam urat dalam

menegakan diagnosis kondisi patologis

II. Teori Dasar

Asam urat adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses

katabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen

(asam deoksiribonukleat DNA ). Asam urat sebagian besar dieksresi

melalui ginjal dan hanya sebagian kecil melalui saluran cerna. Ketika

kadar asam urat meningkat, disebut hiperuresemia, penderita akan

mengalami pirai (gout). Penyebab hiperuresemia karena produksi yang

berlebihan atau ekresi yang menurun (seperti pada gagal ginjal).

Produksi yang berlebihan didapatkan pada penderita dengan

keganasan, terjadi turnover purin dan DNA sangat tinggi. Penyebab

lain hiperuresemia adalah alkohol, leukemia, karsinoma metastatik,

multiple myeloma, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus, gagal

ginjal, stress, keracunan timbal, dan dehidrasi akibat pemakaian

diuretik. (Pagana,2001)

Pada manusia,asam urat merupakan produk akhir degradasi

purin.Tidak diketahui tujuan fisiologisnya sehingga dianggap sebagai

produk buangan.Akumulasi yang berlebih ini disebabkan overproduksi


dan penurunan ekskresi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam

setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan

kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, karena

kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut

berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan

juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel

tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Biasanya asam urat menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan

bahan purin ini (Simklin, 1993).

Asam urat akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran)

dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat

yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Asam urat

yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga

menyebabkan rasa nyeri atau bengkak (Poole, 1993).

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat

diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal.

Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka

disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

menghindari makanan yang banyak mengandung purin seperti daging-

daging organ,menghindari alkohol,dan menurunkan berat badan jika

obesitas.Selain hal-hal tersebut yaitu dengan mengkonsumsi anti

inflamasi non steroid,kortikosteroid,dan obat-obat untuk mengatasi

asam urat. (Prof.Dr.elin yulinah dkk ISO Farmakoterapi 2009).


Patofisiologi :

Klasifikasi :

1. Gout primer

 Akibat pengaruh genetik maupun kelainan bawaan lain yang

menyebabkan peningkatan produksi asam urat (10-20%) atau

penurunan kemampuan ekskresi asam urat (80-90%).

 99 % penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga

berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal

yang menyebabkan gangguan metabolisme


2. Gout Sekunder

Meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu

mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi, alkohol,

dll.

Diagnosa :

 Dari gejala klinis

 Kadar monosodium urat dalam serum

 Observasi kristal monosodium urat dalam cairan sinovial

atau tophi

 Pada pasien yang menderita gout berkepanjangan,

pemeriksaan radiografi menunjukkan pembengkakakan

asimetris pada sendi

Terapi :

1. Non farmakologi :

a) Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin

b) Menghindari konsumsi alkohol

c) Menurunkan berat badan jika obesitas

d) Mengurangi stress

e) Olahraga yang cukup seperti renang dan bersepeda karena

olahraga ini merupakan olahraga terbaik untuk

menggerakkan semua sendi.


2. Farmakologi :

a) Gout akut: dengan NSAID ketika terjadi serangan ( untuk

mengurangi inflamasi dan nyeri). Contoh : piroxicam,

ibuprofen.

b) Profilaksis serangan berikutnya: obat penurun kadar asam

urat contoh : allopurinol dan urikosuric

Suatu metode analisis harus divalidasi terlebh dahulu dengan tujuan

verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk

mengatasi masalah analisis.

Validasi metode analisis adalah proses pengujian karakter kinerja

metode analisis melalui serangkaian uji laboratorium. Tujuan: untuk

menjamin bahwa metode analisis yang digunakan mampu memberikan

hasil yang cermat dan handal hingga dapat dipercaya.

Parameter validasi metode analisis yang harus diuji:

1.Kecermatan (akurasi)

2.Keseksamaan (presisi)

3.Selektivitas (Spesifisitas)

4.Linearitas dan rentang

5.Batas deteksi dan batas kuantitasi

6.Ketangguhan metode (Ruggedness)

7.Kekuatan (Robustness) (harrizul rivai,2011)


III. Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Pipet 1ml 1. Serum

2. Mikropipet 25 µL 2. Enzim (urikase, hydrogen

3. Tabung reaksi peroksidase)

4. Fotometer dengan panjang 3. Aquadest

gelombang 540 nm 4. Standar

5. 4-aminoantipirin

6. DHBS

IV. Prosedur

1. Reagensia dilarutkan dengan pelarut aquabidest sesuai volume

pada label botol dan campur dengan baik.

2. Blanko,standar dan uji di pipet 25 µL dan dimasukkan kedalam

tabung reaksi masing-masing (standar dan uji yang sudah di

campurkan reagen)

3. Diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar.

4. Diukur nilai absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang

gelombang 540 nm.

5. Dihitung nilai rata-rata dan standar devisiasinya.


V. Hasil Pengamatan

Absorbansi

Blanko 1. 0,00 A

Standar 1. 0,155 A

2. 0,160 A

Uji 1. 0,243 A

2. 0,236 A

3. 0,188 A

Kadar standar : 5 mg/dl

0,155+0,160
Rata – rata standar : = 0,1575 A
2

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑢𝑗𝑖 0,243


Konsentrasi Uji 1 : x kadar standar = x 5mg/dL
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 0,1575

= 7,71 mg/dL

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑢𝑗𝑖 0,236


Konsentrasi Uji 2 : x kadar standar = x 5mg/dL
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 0,1575

= 7,49 mg/dL

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑢𝑗𝑖 0,188


Konsentrasi Uji 3 : x kadar standar = x 5mg/dL
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 0,1575

= 5,97 mg/dL
7,71+7,49+5,97
Rata – rata kadar uji 1 dan 2 : = 7,06 mg/dL
3

(7,06−7,71)²+(7,06−7,49)²+(7,06−5,97)² 0,4225+0,1849+1,188
SD = √ = √ =
3−1 3−1

1,7954
=√ = 0,95
2

𝑆𝐷 0,95
RSD = 𝑅𝐴𝑇𝐴−𝑅𝐴𝑇𝐴X 100 % = 7,06X 100 % = 13,46 %
VI. Pembahasan

Penyakit asam urat atau dikenal sebagai penyakit gout merupakan

suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan Kristal monosodium urat

di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis),

benjolan pada bagian-bagian tertentu dari tubuh (tophi) dan batu pada

saluran kemih.

Metode penentuan kadar asam urat dapat ditentukan dengan

metode kolorimetri dan enzimatik. Dimana kolorimetri perbandingan

warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, dengan larutan

standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya. Warna yang

dihasilkan disebabkan oleh pembentukan suatu senyawa yang

berwarna dengan ditambahakan reagensia yang tepat. Untuk mengukur

intensitas warna yang dihasilkan perlu dilakukan pengukuran dengan

spektrofotometri UV-VIS (Basset. J, dkk, 1994)

Prinsip dari metode kolorimetri pada asam urat yaitu reduksi asam

urat terhadap fosfotungsat akan menghasilkan senyawa berwarna biru ,

intensitas warna yang terjadi sebanding dengan kadar asam urat dan

diukur intesitas kolorimetri pada panjang gelombang 650-700 nm.

Metode kolorimetri kurang spesifik karena memerlukan deproteinisasi

terlebih dahulu dengan mengunakan asam TCA (trichloroactic) yang

merupakan suatu asam kuat, terjadi kekeruhan selama pembentukan


warna menyebabkan hasil negatif palsu dan adanya zat-zat yang

menganggu seperti bilirubin dan senyawa pereduksi asam askorbat.

Metode kolorimetri lainnya yaitu reduksi asam urat terhadap ion

cuprat, dimana ion cuprat dideterminasi dengan neocuprine yang akan

mereduksi ion cuprat menjadi ion cuprous yang akan membentuk

warna kuning.

Metode dengan reaksi enzimatik merupakan reaksi dengan

menggunakan enzim yang sesuai dengan substrat, dimana reaksi ini

sangat spesifik dimana enzim hanya akan berikatan dengan substrat

yang tepat. Prinsip reaksi enzimatik pada asam urat yaitu pemecahan

inti purin pada asam urat dengan membentuk karbondioksida dan

peroksida dengan bantuan enzim urikase. Reaksi indikasi dapat

dilakukan dengan cara penggunaan kromogen yang akan dioksidasi

oleh peroksida membentuk senyawa berwarna seperti quinoneimina.

Atau dapat dilakukan dengan penurunan absorpsi pada panjang

gelombang 293 nm, pada panjang gelombang ini hanya asam urat yang

akan mengabsorpsi radiasi dari spektrofotometri sementara allantonin

tidak mengabsorpsi radiasi.

Pengujian untuk mengukur kadar asam urat dilakukan secara duplo

pada larutan standar dan triplo pada larutan uji, hal ini dilakukan agar

diperoleh data pengamatan yang lebih akurat dimana hasil yang

didapat dirata-ratakan untuk selanjutnya digunakan untuk perhitungan


dan mengurangi kesalahan sehingga perbandingan data tidak terlalu

jauh.

Pada praktikum pemeriksaan kadar asam urat ini terlebih dahulu

spesimen diambil dari seorang relawan. Spesimen yang berbentuk

darah tersebut kemudian di sentrifugasi hingga menghasilkan pellet

dan supernatan. Supernatan tersebut kemudian di ambil, supernatan

inilah yang disebut serum. Kemudian serum ini akan direaksikan

dengan reagen warna untuk diketahui kadar asam urat yang terkandung

di dalamnya.

Disiapkan blanko, standar, dan tes (sample yang berbentuk serum).

Ke dalam blanko dimasukan aquadest dan reagen warna. Tujuan

penggunaan larutan blanko yaitu untuk mengkalibrasi pada saat

sebelum mengukur absorbansi larutan standar atau absorbansi larutan

uji, nilai absorbansi larutan blanko harus 0 agar pengukuran absorbansi

selanjutnya tidak terjadi kesalahan karena fungsi larutan blanko sendiri

untuk mengurangi kesalahan pembacaan absorbansi dan agar tidak

terbacanya zat pengotor lain pada spektro. (Basset, J., 1994)

Reagen warna yang digunakan telah berisi enzim-enzim yang

dibutuhkan yaitu urikase dan hydrogen peroksidase serta 4-

aminoantipirin + DHBS.

Kemudian dilanjut dengan menggabungkan larutan standar dengan

reagen warna. Larutan standar merupakan larutan yang sudah

diketahui konsentrasinya dan digunakan sebagai pembanding apakah


larutan yang akan kita uji memiliki konsentrasi yang sama dengan

larutan standar atau tidak (Basset, J., 1994).

Reaksi pembentukan asam urat dimulai dari oksidasi adenine dan

guanine yang berasal dari asam nukleat. Pada adenine akan teroksidasi

menjadi hipoxantin, kemudian dengan bantuan enzim xantin oksidase

hipoxantin berubah menjadi xantin, sedangkan pada guanine akan

langsung teroksidasi menjadi xantin. Selain berguna mengubah

hipoxantin menjadi xantin adanya enzim xantin oksidase ini juga dapat

mengubah xantin hasil dari kedua metabolisme tersebut menjadi asam

urat.

Setelah itu dilanjutkan dengan menggabungkan reagen warna

dengan serum/tes yang akan diuji kadar asam uratnya. Setelah masing-

masing larutan dicampur dengan bahan sesuai dengan yang ada di


prosedur, masing-masing larutan dihangatkan pada suhu kamar selama

10 menit (di inkubasi). Tujuan dari inkubasi adalah meningkatkan

kerja enzim sebagai katalisator, sehingga reaksi yang terjadi optimal.

Kemudian setelah 10 menit dilanjutkan dengan pengukuran absorbansi

pada panjang gelombang 540 nm.

Prinsip dari Spektrofotometri UV-VIS adalah interaksi yang terjadi

antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar

dengan materi yang berupa molekul.Besar energi yang diserap tertentu

dan menyebabakan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan

tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.Serapan tidak terjadi

seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur

elektronik,tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi,struktur

elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron.Karena

quinoneimina ini berwarna maka dia memiliki gugus kromofor

sehingga dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometri UV-

VIS.Dari pengukuran quinoneimina diukur pada panjang gelombang

540 nm,panjang gelombang tersebut memberikan absorbansi

maksimum ( dapat dilihat pada data pengamatan). Pengukuran pada

daerah visible karena daerah ultraviolet (200–350 nm) dan sinar

tampak (350 – 800 nm). Quinoneimina ini berwarna karena pada saat

reaksi indikasi dilakukan penambahan kromogen yang akan dioksidasi

oleh peroksidase membentuk senyawa berwarna (quinoneimina). Yang

berperan sebagai kromogen adalah DHBS.


Hasil pengamatan yang diperoleh adalah pada uji 1 diperoleh

kadar asam urat 7,71 mg/dl, uji 2 diperoleh kadar asam urat 7,49

mg/dl, dan uji 3 diperoleh kadar asam urat 5,97 mg/dl, kadar asam urat

rata-rata dari ketiga uji ini adalah 7,06 mg/dl. Hal ini menunjukkan

kadar gula darah normal,karena berada pada rentang 2,5-7,7 mg/dl.

Kadar asam urat normal pada anak-anak 2-5,5 mg/dL, pada wanita 2,6-

6 mg/dL dan pria 3,5-7,5 mg/dL.

Penentuan kadar ini dilakukan dengan metode one point, metode

ini dapat dilakukan karena adanya pembanding, dan pembanding

memiliki kadar yang telah diketahui secara pasti.

Dalam praktikum ini yang dilakukan adalah verifikasi bukan

validasi, karena verifikasi adalah melalukam metode yang sama seperti

pada rujukan, dimana dilakukan sudah terlebih dahulu olah orang lain,

dan kita mengikuti apa yang orang terdahulu lakukan di laboratorium

yang digunakan praktikum kali ini, sedangkan validasi digunakan

untuk metode baru.

Terdapat 4 poin :

1. Selektifitas : seberapa selektif metode yang digunakan untuk

pengujian

2. Sensitifitas : khusus untuk pengukuran dalam jumlah yang sedikit

3. Akurasi : seberaoa dekat nilai yang diperoleh dengan nilai

sebenarnya
4. Presisi (keseksamaan) : apabila suatu metode diulang memiliki

ketermiripan berapa persen. Presisi dapat dilihat dari nilai RSD.

Hasil RSD adalah 13,46 % sedangkan syarat RSD adalah≤2%.

Hasil ini jauh melebihi dari syarat yang ditentukan, membuktikan

bahwa hasil tidak presisi. Hasil Jauhnya nilai RSD bisa disebabkan

karena berbagai faktor, diantaranya :

 Kesalahan dalam pemipetan

 Waktu inkubasi yang tidak optimal

 Lingkungan

 Suhu yang berubah-ubah

 Kesalahan pada alat

 Human error

VII. Kesimpulan

1. Kadar asam urat rata-rata dari ketiga uji ini adalah 7,06 mg/dl. Hal

ini menunjukkan kadar gula darah normal,karena berada pada

rentang 2,5-7,7 mg/dl.

2. Nilai RSD yang didapat adalah 13,46 %, nilai ini melebihi syarat

RSD

≤2%. Hal ini menunjukan bahwa hasil tidak presisi

3. Metode penentuan kadar asam urat yang dilakukan adalah

kolorimetri (kekuatan reduksi asam urat terhadap fosfotungsat atau


ion cuprat) dan enzimatik (menggunakan enzim urikase dan

hydrogen peroksidase)

4. Manfaat pemeriksaan kadar asam urat adalah dapat mengetahui

faktor, gejala, dan terapi yang tepat untuk pasien.


Daftar pustaka

Andra. (http://ardra.biz/kesehatan/asam-urat/pembentukan-asam-urat/). Diakses

tanggal 10 oktober 2014. Pukul 20.00 wib

Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia

Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4, Buku Kedokteran EGC :

Jakarta

Pagana KD. 2001. Mosby’s Diagnostic and Laboratory Test Reference 5th Ed.

Mosby,Inc. St. Louis. Halaman 876-879.

Poole, AR., 1993, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Simklin, 1993, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta.

Yulinah Elin dkk,2009,ISO Farmakoterapi,PT.ISFI Penerbitan,Jakarta.

You might also like