Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Victor Christianto
email: victorchristianto@gmail.com
1
Kata Pengantar
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menempuh matakuliah Pastoral
Counseling yang diampu oleh Tom Dooley, Psy.D. Sebagai topik makalah, penulis memilih
untuk membahas mengenai kecanduan Internet (Internet Addiction Disorder =IAD) dan Terapi
Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy). Alasan pemilihan topik ini adalah karena
pesatnya pertumbuhan pengguna Internet di antara kaum remaja dan pemuda di Indonesia, dan di
antara mereka banyak yang berlebihan dalam menggunakan Internet tersebut dengan berbagai
eksesnya. Penulis berusaha menyoroti tidak saja penggunaan Internet secara umum, tetapi juga
Penulis mencoba menyoroti latar belakang, definisi, cakupan masalah serta jenis terapi
Makalah ini ditulis dengan motivasi dari pengalaman penulis sendiri yang nyaris menjadi
pecandu Internet beberapa tahun lalu, namun syukurlah dengan pertolongan Tuhan sekarang
penulis sudah dapat mengontrol penggunaan Internet secara lebih rasional. Karena itu hendaknya
pembaca memperhatikan dengan benar agar tidak sampai terjatuh dalam jerat kecanduan
Internet. Harapan penulis adalah bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Daftar Pustaka 18
3
1. Latar belakang dan Cakupan Masalah Kecanduan Internet
Pada saat ini penggunaan Internet semakin meluas, tidak saja di negara-negar
maju, tapi juga di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, India dan China.
Meskipun waktu yang digunakan orang pada umumnya untuk melakukan akses online
dapat menjadi sangat produktif, penggunaan Internet secara kompulsif dapat berpengaruh
buruk pada kehidupan, pekerjaan dan hubungan dalam keluarga. Jika Anda atau anak-
anak Anda merasa merasa lebih nyaman dengan teman-teman online daripada dengan
teman-teman di dunia nyata, atau Anda tidak dapat menahan diri dari bermain game
online atau membuka smartphone atau gadget lainnya, maka ada kemungkinan Anda atau
Internet).1
Latar belakang dari meluasnya gejala kecanduan Internet ini antara lain adalah
seluruh dunia, khususnya dalam sepuluh tahun terakhir. Kini orang dapat mengakses
Internet di manapun dan kapanpun, bahkan juga di toilet. Selain membawa dampak yang
baik berupa komunikasi yang lebih mudah dengan siapa saja dan di mana saja, namun
juga muncul berbagai dampak buruk yang tidak terelakkan khususnya bagi anak-anak
dan generasi muda. Banyak di antara anak-anak dan remaja saat ini lebih suka
menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari entah untuk bermain game online maupun
untuk bercengkerama dengan teman-teman online mereka melalui berbagai situs jejaring
1
Helpguide.org, “Internet and Computer Addiction: Signs, Symptoms and Treatment,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.helpguide.org/mental/internet_cybersex_addiction.htm; Internet; diakses 11 September 2014.
4
Untuk memberikan gambaran luasnya cakupan masalah yang terkait dengan
bahwa pada tahun 2007, 17% dari warga China yang berusia antara 13 dan 17
menggunakan dunia fantasi Internet untuk secara psikologis lari dari perasaan
e. Para peneliti juga menemukan bahwa penggunaan Internet secara kompulsif dapat
menyebabkan perubahan morfologis dari dari struktur otak. Sebuah studi terhadap
2
Pacificepoch.com, “17% of Youth Addicted to Internet,” January 11, 2007 [artikel on-line]; diambil dari
http://www.pacificepoch.com/newsstories/86510_0_5_0_M/; Internet; diakses 11 September 2014.
3
Lea Goldman, “This is Your Brain on Clicks,” Forbes [artikel on-line]; diambil dari
http://www.forbes.com/forbes/2005/0509/054.html; Internet; diakses 11 September 2014.
5
dibandingkan dengan para mahasiswa yang bukan pecandu.4 Diduga bahwa
f. Menurut Patricia Wallace, Direktur Senior dari Pusat Universitas Johns Hopkins
untuk Orang-orang Muda Berbakat, pada suatu universitas besar di New York
tingkat dropout dari para mahasiswa tahun pertama (freshmen) meningkat pesat
seiring dengan investasi mereka dalam komputer dan akses Internet, dan para
4
ScientificAmerican.com, “High wired: Does addictive Internet use restructure the brain?” [artikel on-line]; diambil
dari www.scientificamerican.com; Internet; diakses 11 September 2014.
6
2. Definisi dan Simptom Kecanduan Internet
penggunaan Internet yang bermasalah, termasuk beragam aspek dari teknologi Internet
yang berkaitan, seperti email dan World Wide Web. Perlu dicatat bahwa kecanduan
internet belum tercantum dalam buku pegangan profesional kesehatan mental yaitu:
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat (2000) yang
dikenal sebagai DSM-IV. Namun demikian, kecanduan internet telah diakui secara
Meskipun kecanduan internet telah mempengaruhi banyak orang, para ahli masih
demikian, dalam 1 dekade terakhir konsep tentang kecanduan internet telah semakin luas
khusus. Para peneliti masih belum sepakat tentang apakah kecanduan internet merupakan
gangguan pada dirinya sendiri atau merupakan symptom dari gangguan yang lain. Ada
Salah satu gejala (symptom) kecanduan Internet adalah penggunaan waktu yang
akses terhadap Internet bahkan jika ia diancam sanksi mendapat nilai yang buruk di
sekolah atau dikeluarkan dari pekerjaannya. Ada beberapa kasus telah dilaporkan tentang
5
Minddisorders.com, “Internet addiction disorder,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html; Internet; diakses 11 September 2014.
7
para mahasiswa yang menolak untuk tidak mengakses Internet agar bisa mengikuti
kuliah. Gejala-gejala kecanduan lain meliputi antara lain kurang tidur, kelelahan, nilai-
nilai yang memburuk, kinerja yang buruk di tempat kerja, apatisme dll. Ada juga
mungkin berbohong tentang berapa banyak waktu yang digunakannya untuk online atau
menyangkal bahwa mereka memiliki masalah. Mereka mungkin menjadi sering marah
(irritable) saat tidak online, atau marah kepada siapapun yang menanyakan waktu mereka
di Internet.6
orang. Sebagai contoh, tidak ada kriteria sekian jam perhari atau berapa pesan sehari
yang mengindikasikan seseorang telah kecanduan Internet. Namun berikut ini dapat
diberikan tanda-tanda peringatan bahwa penggunaan Internet Anda atau anak-anak Anda
6
Ibid.
7
Helpguide.org, “Internet and Computer Addiction: Signs, Symptoms and Treatment,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.helpguide.org/mental/internet_cybersex_addiction.htm; Internet; diakses 11 September 2014.
8
gangguan kecanduan internet (Internet Addiction Disorder=IAD), mencakup sejumlah
c. Net Compulsions: game online, judi online, permainan saham online, atau lelang
online seperti eBay yang seringkali membawa konsekuensi masalah finansial atau
masalah pekerjaan.
secara kompulsif
Yang paling umum dari kecanduan Internet ini adalah cybersex, judi online dan
kecanduan hubungan-cyber.
8
Ibid.
9
3. Penyebab Utama Kecanduan Internet
Tidak seorangpun yang tahu apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang kecanduan
Internet, namun ada beberapa faktor yang telah diusulkan untuk menjelaskan kecanduan
Internet. Salah satu teori berhubungan dengan potensi mengubah mood (mood-altering
potential) dari perilaku-perilaku yang berkaitan dengan kecanduan proses. Sama seperti
belanja, demikian pula seseorang yang kecanduan internet mungkin merasakan dorongan
yang sama untuk menghidupkan komputer dan mengunjungi situs-situs favorit mereka.
Dengan kata lain, para peneliti berpikir bahwa terdapat perubahan-perubahan kimiawi
yang terjadi dalam tubuh saat seseorang terlibat dalam perilaku kecanduan. Lebih lanjut,
dari sudut pandang biologis, mungkin terdapat kombinasi dari gen-gen yang membuat
seseorang lebih rentan terhadap perilaku kecanduan, mirip dengan para peneliti yang
9
Minddisorders.com, “Internet addiction disorder,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html; Internet; diakses 11 September 2014.
10
4. Terapi-terapi yang tersedia
Karena gangguan kecanduan Internet merupakan fenomena yang masih relatif baru,
hanya ada sedikit penelitian tentang efektivitas dari prosedur perawatan. Beberapa ahli
menyarankan penghentian total dari penggunaan Internet. Ahli lainnya mengatakan bahwa
adalah tidak realistis untuk menyarankan pada seseorang untuk berhenti sama sekali
menggunakan Internet.10 Banyak dari prosedur perawatan yang telah digunakan untuk
kecanduan lainnya dan kelompok dukungan. Salah satu buku yang membahas tentang kecanduan
Jika kecanduan Internet yang diderita seseorang memiliki dimensi biologis, maka obat-
mencakup perubahan lingkungan atau perubahan asosiasi yang telah dibuat oleh Internet, atau
mengurangi penguatan yang diterima akibat penggunaan Internet yang berlebihan. Intervensi
interpersonal mungkin terdiri dari pendekatan seperti pelatihan ketrampilan sosial atau
mungkin dapat diterapkan jika pengguna beralih ke Internet sebagai pelarian terhadap masalah-
10
Minddisorders.com, “Internet addiction disorder,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html; Internet; diakses 11 September 2014.
11
Edward T. Welch, Kecanduan: Sebuah Pesta dalam Kubur, diterjemahkan oleh Fenny Veronica (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2005).
12
Minddisorders.com, “Internet addiction disorder,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html; Internet; diakses 11 September 2014.
11
Sebagai alternative dari menyetop semua aktivitas yang berhubungan dengan Internet,
kecanduan Internet dan menemukan cara-cara untuk menghadapi situasi-situasi ini dapat
13
Chien Chou, Linda Condron, & John C. Belland, “A Review of the Research on Internet Addiction,” Educational
Psychology Review, Vol. 17 No. 4, December 2005 (2005): 383.
14
Ibid.
12
5. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
kompulsif dan mengubah persepsi Anda mengenai Internet, smartphone dan komputer.
Terapi juga dapat menolong Anda untuk mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
Menurut literatur, Terapi Kognitif Perilaku (CBT) telah menjadi metode yang
berguna dan efektif untuk menangani gangguan kompulsif seperti gangguan ledakan
emosi, judi patologis, trichotillomania. CBT juga efektif untuk menanggulangi kecanduan
CBT adalah perawatan yang sudah lazim dan didasarkan pada premis bahwa
dan mengidentikasikan mana yang memicu perasaan dan tindakan kecanduan, sementara
mencegah kambuh (relapse). CBT biasanya memerlukan 3 bulan perawatan atau sekitar
15
Helpguide.org, “Internet and Computer Addiction: Signs, Symptoms and Treatment,” [artikel on-line]; diambil
dari http://www.helpguide.org/mental/internet_cybersex_addiction.htm; Internet; diakses 11 September 2014.
16
Kimberley S. Young, “Cognitive Behaviour Therapy with Internet Addicts: Treatment Outcomes and
Implications,” CyberPsychology & Behavior Vol. 10 No. 5 (2007): 672-673
13
Skema 1. Model kognitif perilaku terhadap kecanduan Internet menurut Davis.17
17
Omer Senormanci, Ramazan Konkan, & Mehmet Zihni Sungur, “Internet Addiction and its Cognitive Behavioral
Therapy,” InTech [artikel on-line]; diambil dari http://cdn.intechopen.com/pdfs/31830/InTech-
Internet_addiction_and_its_cognitive_behavioral_therapy.pdf; Internet; diakses 11 September 2014.
18
Yazeer Khazaal, Constantina Xirossavidou, Riaz Khan, Yves Edel, Fadi Zebouni, Daniele Zullino, “Cognitive
Behavioral Treatments for Internet Addiction,” The Open Addiction Journal, Vol. 5 (2012, Suppl. 1:M5): 30-35
14
Profil-profil dari On-lineaholica Mengenali masalah
menanggulangi masalah
(recovery benefits)
15
6. Bagaimana menolong anak-anak dan remaja yang mengalami
Kecanduan Internet
Dalam makalah ini kita telah menyoroti latar belakang, symptom serta beberapa
langkah terapi yang dapat ditempuh. Namun langkah-langkah ini mungkin akan berbeda
jika yang mengalami kecanduan Internet adalah anak-anak Anda. Jika Anda membatasi
penggunaan Internet secara keras bagi anak-anak Anda, maka mereka mungkin akan
memberontak atau pergi ke tempat lain. Tapi Anda perlu memantau penggunaan
komputer dan smartphone, mengawasi aktivitas online dan memberikan pertolongan jika
19
Helpguide.org, “Internet and Computer Addiction: Signs, Symptoms and Treatment,” [artikel on-line]; diambil
dari http://www.helpguide.org/mental/internet_cybersex_addiction.htm; Internet; diakses 11 September 2014.
20
Ibid.
16
7. Kesimpulan
Dalam makalah ini kita telah menyoroti latar belakang, cakupan masalah, definisi
dan symptom Kecanduan Internet. Juga telah dibahas beberapa terapi yang bisa
ditempuh, termasuk Terapi Kognitif Perilaku (CBT). Diharapkan para orangtua dan guru
berperan aktif dalam mengatur akses dan waktu penggunaan Internet dari anak-anak dan
Makalah ini ditulis dengan motivasi dari pengalaman penulis sendiri yang nyaris
menjadi pecandu Internet beberapa tahun lalu, namun syukurlah dengan pertolongan
Tuhan sekarang penulis sudah dapat mengontrol penggunaan Internet secara lebih
rasional. Karena itu hendaknya pembaca memperhatikan dengan benar agar tidak sampai
Makalah ini memang baru merupakan penelitian awal tentang Kecanduan Internet
17
Daftar Pustaka
1. Young, Kimberley S., & de Abreu, Chistiano Nabuco. Internet Addiction: A Handbook and
Guide to Evaluation and Treatment. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2011.
2. Young, Kimberley S. “Internet Addiction: The Emergence of a New Clinical Disorder,”
CyberPsychology & Behavior Vol. 1 No. 3 (2006): 237-244
3. _______. “Cognitive Behaviour Therapy with Internet Addicts: Treatment Outcomes and
Implications,” CyberPsychology & Behavior Vol. 10 No. 5 (2007): 672-673
4. Chou, C., Condron, L., & Belland, John C. “A Review of the Research on Internet Addiction,”
Educational Psychology Review, Vol. 17 No. 4, December 2005 (2005): 383.
5. Goldman, Lea. “This is Your Brain on Clicks,” Forbes [artikel on-line]; diambil dari
http://www.forbes.com/forbes/2005/0509/054.html; Internet; diakses 11 September 2014.
6. Helpguide.org. “Internet and Computer Addiction: Signs, Symptoms and Treatment,” [artikel on-
line]; diambil dari http://www.helpguide.org/mental/internet_cybersex_addiction.htm; Internet;
diakses 11 September 2014.
7. Khazaal, Yazeer, et al. “Cognitive Behavioral Treatments for Internet Addiction,” The Open
Addiction Journal, Vol. 5 (2012, Suppl. 1:M5): 30-35
8. Minddisorders.com. “Internet addiction disorder,” [artikel on-line]; diambil dari
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html; Internet; diakses 11
September 2014.
9. Pacificepoch.com. “17% of Youth Addicted to Internet,” January 11, 2007 [artikel on-line];
diambil dari http://www.pacificepoch.com/newsstories/86510_0_5_0_M/; Internet; diakses 11
September 2014.
10. Ramdhonee, Karishma S. “Psychological Impact of Internet Usage on Children/Adolescents,”
[artikel on-line]; diambil dari
http://www.gov.mu/portal/sites/cert/sid2012/Psychological%20Impact%20of%20Internet%20usa
ge%20on%20Children.pdf; Internet; diakses 11 September 2014.
11. Senormanci, O., Konkan, R., & Sungur, M.Z. “Internet Addiction and its Cognitive Behavioral
Therapy,” InTech [artikel on-line]; diambil dari http://cdn.intechopen.com/pdfs/31830/InTech-
Internet_addiction_and_its_cognitive_behavioral_therapy.pdf; Internet; diakses 11 September
2014.
12. Welch, Edward T. Kecanduan: Sebuah Pesta dalam Kubur, diterjemahkan oleh Fenny Veronica
(Surabaya: Penerbit Momentum, 2005).
URL: http://independent.academia.edu/VChristianto
URL: http://www.sciprint.org
18