You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Penderita HIV/ AIDS” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan
medical bedah 2 Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah
ini.

Tangerang, 23 Agustus 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi......................................................................................................................... 3
B. Diagnosis Aids ............................................................................................................. 8
C. Pathofisiologi ............................................................................................................... 8
D. Manifestasi Klinis ........................................................................................................ 10
E. Pemeriksaan diagnostic................................................................................................ 14
F. Konsep keperawatan .................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................................ 15

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh
manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus,
namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut UNAIDS dan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun
1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun
baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS
diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari
setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup
dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang
dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31 Desember 2011 yang
dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus
AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas
76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal
tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu
berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina
dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana
masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apakah HIV/AIDS itu?

2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?

3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi HIV


2. Untuk mengetahui etiologi/penyebab HIV
3. Untuk mengetahui cara penularan HIV
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada klien HIV
5. Untuk mengetahui patofisiologi HIV
6. Untuk mengetahui pathway HIV
7. Untuk mengetahui komplikasi klien dengan HIV
8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada klien HIV
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi

Menurut WHO, HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah retrovirus yang menyerang sel-sel
pada sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel darah putih di dalam tubuh, yakni sel limfosit T, sel
CD4 dan komponen utama pada sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh kehilangan imunitas dan
kekebalan terhadap serangan yang masuk sehingga tubuh menjadi lemah serta rentan terinfeksi. HIV
menyebabkan defisiensi imunitas tubuh manusia secara perlahan-lahan, dengan masa inkubasi yang
cukup lama, yaitu 5-15 tahun untuk muncul sepenuhnya. HIV merupakan agen pembawa penyakit AIDS.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah merupakan penyakit yang timbul akibat
defisiensi imunitas tubuh. Ditandai dengan timbulnya serangkaian infeksi dan serangan berbagai penyakit
terhadap tubuh, tanpa adanya pertahan dan kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh menurun drastis.
Penyakit AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV.

Disebabkan oleh Human immunodeficiency virus (HIV), ditandai dgn berbagai gejala klinik, termasuk
immunodefisiensi berat disertai infeksi oportunistik dan keganasan dan degerasi susunan saraf pusat.

Virus HIV menginfeksi berbagai jenis sel system imun termasuk sel-T, macrofag dan seldendritik.

Diagnosis AIDS → bila seseorang mengalami infeksi oportunistik, dimana menunjukkan adanya
immunodefisiency (Sel-T 200/mm3) dan menunjukkan adanya antibody yang positif terhadap HIV.
Sering berhubungan dgn :
 Dementia yang progresif
 Wasting syndrome
 Kanker

Insiden :
 Kecenderungan berkembang pada masa datang
 Terjadinya mutasi sel yang dipengaruhi oleh virus
 Mulai berkembang pada tahun 1981
 Dilaporkan → AS 1994 terdpt 270.870 kematian dewasa, remaja dan anak-anak.
 Angka kematian meningkat sangat tingi
 90 % mengalami kondisi penyakit semakin berat dan meninggal dlm 4 th setelah didiagnosa
AIDS
 insiden infeksi meningkat tajam pd wanita
Faktor resiko :
 Pria dgn homoseksual
 Pria dgn biseksual
 Pengguna IV drug
 Transfuse darah
 Pasangan heteroseksual dgn pasien infeksi HIV
 Anak yang lahir dgn ibu yang terinfeksi

→ Diketahui bahwa virus dibawa dlm limfosit yang terdapat pd sperma memasuki tubuh melalui mucosa
yang rusak, melalui ASI, kerusakan permukaan kulit.
→ Ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran cairan tubuh, termasuk darah, semen, cairan vagina
dan air susu ibu.

Pathofisiologi:

→ Menginfeksi limfosit T4 dan monosit. Partikel-2 HIV bebas yang dilepas dari sel yang terinfeksi dpt
berikatan dgn sel lain yang tidak terinfeksi.

Segera setalah masuk kedlm sel, enzim dalam kompleks nukleoprotein menjadi aktif dan dimulailah
siklus reproduksi.
Limfosit T, monosit/makrofag adalah sel pertama yang terinfeksi.

Besar kemungkinan bahwa sel dendritik berperan dalam penyebabaran HIV dalam jaringan limfoid 
fungsi sel dendritik menangkap antigen dalam epitel lalu masuk melalui kontak antar sel.

Dalam beberapa hari jumlah virus dalam kelenjar berlipat ganda dan mengakibatkan viremia. Pada
saat itu jumlah virus dalam darah  infeksi akut.
Viremia menyebabkan virus menyebar diseluruh tubuh dan menginfeksi sel T, monosit maupun
makrofag dlm jaringan limfoid perifer.

Sistem immun spesifik akan berupaya mengendalikan infeksi yang nampak dari menurunnya kadar
viremia.

Setelah infeksi akut, berlangsung fase kedua dimana kelenjar getah bening dan limfa merupakan
tempat replikasi virus dan dekstruksi jaringan secara terus menerus  fase laten.

Destruksi sel T dlm jaringan limfoid terus berlangsung sehingga jumlah sel T makin lama makin
menurun (jml sel T dlm jaringan limfoid 90 % dari jml sel T diseluruh tubuh)
Selama masa kronik progresif,m respon imun thdp infeksi lain akan meransang produksi HIV dan
mempercepat dekstruksi sel T, selanjutnya penyakit bertambah progresif dan mencapai fase letal
yang disebut AIDS.

 Viremis meningkat drastis karena karena replikasi virus di bagian lain dalam tubuh meningkat 
pasien menderita infeksi oportunistik, cacheksia, keganasan dan degenerasi susunan saraf pusat.
 Kehilangan limfosit Th menyebabkan pasien peka thdp berbagai jenis infeksi dan menunjukkan
respon immune yang inefektif thdp virud onkogenik.

→ Masa inkubasi diperkirakan bervariasi → 2 – 5 tahun

Manifestasi Klinis :
 Manifestasi klinis AIDS menyebar luas dan pada dasarnya mengenai setiap sistem organ.
 Pneumonia disebabkan o/ protozoa pneumocystis carini (paling sering ditemukan pd AIDS)
sangat jarang mempengaruhi org sehat. Gejala: sesak nafas, batuk-batuk, nyeri dada, demam 
tdk teratasi dapat gagal nafas (hipoksemia berat, sianosis, takipnea dan perubahan status mental).
 Gagal nafas dpt terjadi 2 – 3 hari
 Tbc
 Nafsu makan menurun, mual, muntah
 Diare merupakan masalah pd klien AIDS  50% - 90%
 Kandidiasis oral  infeksi jamur
 Bercak putih dalam rongga mulut tdk diobati dpt ke esophagus dan lambung.
 Wasthing syndrome  penurunan BB/ kaheksia (malnutrisi akibat penyakit kronis, diare,
anoreksia, amlabsorbsi gastrointestinal)
 Kanker : klien AIDS insiden lebih tinggi mungkin adanya stimulasi HIV thdp sel-2 kanker
yang sedang tumbuh atau berkaitan dng defesiensi kekebalan  mengubah sel yang rentang
menjadi sel maligna.
 Sarcoma kaposis  kelainan maligna berhubungan dgn HIV (paling sering ditemukan)
penyakit yang melibatkan endotel pembuluh darah dan linfe. Secara khas ditemukan sebagai
lesi pd kulit sebagian tungkai terutama pada pria. Ini berjalan lambat dan sudah diobati. Lokasi
dan ukuran lesi dpt menyebabkan statis aliran vena, limfedema serta rasa nyeri. Lesi ulserasi
akan merusak intergritas kulit dan meningkatkan ketidak nyamanan serta kerentanan thdp infeksi.
 Diperkirakan 80 % klien AIDS mengalami kalianan neurologis  gangguan pd saraf pusat,
perifer dan otonom. Respon umum pd sistem saraf pusat mencakup inflamasi, atropi,
demielinisasi, degenerasi dan nekrosis.
 Herpes zoster  pembentukan vesikel yang nyeri pd kulit.
 Dermatitis seboroik  ruam yang difus, bersisik yang mengenai kulit kepala dan wajah.
 Pada wanita: kandidiasis vagina dapat merupakan tanda pertama yang menunjukkan HIV pd
wanita.

Pemeriksaan diagnostic :

 SErologis : skrining HIV dengan ELISA, Tes western blot, limfosit T


 Pemriksaan darah rutin
 Pemeriksaan neurologist
 Tes fungsi paru, broskoscopi

Penatalaksanaan:

 Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan infeksi HIV perlu dilakukan.
Pencegahan berarti tdk kontak dgn cairan tubuh yang tercemar HIV.
 Pengobatan pd infeksi umum
 Penatalaksanaan diare
 Penatalaksanaan nutrisi yang adekuat
 Penanganan keganasan
 Terapi antiretrovirus
 Terapi alternative : terapi spiritual, terapi nutrisi, terapi obat tradisional, terapi tenaga fisik dan
akupungtur, yoga, terapi massage, terapi sentuhan.

KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian :
1. Aktifitas /istirahat :
 Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhdp aktifitas, kelelahan yang progresif
 Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp aktifitas

2. Sirkulasi
 Proses penyembuhan jika yang lambat, perdarahan lama bila cedera
 takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler
memanjang

3. Integritas ego
 Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain,
pengahsilan dan gaya hidup tertentu
 Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
 Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
 Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4. Eliminasi.
 Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
 Faeces encer disertai mucus atau darah
 Nyerio tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dlm jumlah warna urin.

5. Makanan/cairan :
 Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
 Penurunan BB yang cepat
 Bising usus yang hiperaktif
 Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
 Adanya gigi yang tanggal. Edema

6. Hygiene
 Tidak dapat menyelesaikan ADL, memepeliahtkan penampilan yang tdk rapi.

7. Neurosensorik
 Pusing,sakit kepala.
 Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
 Kelemahan otot, tremor, penurunan visus.
 Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
 Gayaberjalan ataksia.

8. Nyeri/kenyamanan
 Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
 Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
 Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.

9. Pernapasan
 Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,
sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.

10. Keamanan
 Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
 Demam berulang
11. Seksualitas
 Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tdk
konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.

12. Interaksi social


 Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir

Diagnosa keperawatan:

NDX 1: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitas yang tidak terorganisir

Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)

Tindakan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasin
R/. Resiko cros infeksi dpt melalui prosedur yang dilakukan
2. Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup
R/. Lingkungan yang kotor akan mneingkatkan pertumbuhan kuman pathogen
3. Informasikan perlunya tindakan isolasi
R/. Penurunan daya tahan tubuh memudahkan berkembangbiaknya kuman pathogen. Tindakan
isolasi sebagai upaya menjauhkan dari kontak langsung dgn kuman pathogen
4. Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.
R/. Peningkatan suhu badan menunjukkan adanya infeksi sekunder.
5. Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.
6. Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan warna
7. bersihkan kuku setiap hari
R/ Luka akibat garukan memudahkan timbul infeksi luka
8. Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi
R/ Panas kemerahan pembengkakan merupakan tanda adanya infeksi
9. Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah
tersendiri.
R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.

NDx : Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
Tujuan :
Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat

Tindakan :
1. Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.
R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan adanya dehidrasi.
2. Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan pakaian tetap kering,
kenyamanan suhu lingkungan.
R/ Suhu badan meningkat menunjukkan adanya hipermetabolisme.
3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
R/ Indikator tanda-tanda dehidrasi.
4. Timbang BB setiap hari
R/. penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.
5. Catat pemasukan cairan mll oral sedikitnya 2500 ml/hr.
Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa haus dan melembabkan membrane mucosa.
Berikan maknan yang mudah dicerna dan tdk merangsang
6. Peningkatan peristaltic menyebabkan penyerapan cairan pd dinding usus akan kurang.

Dx.3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal,
hipermetabolik.

Tujuan:
klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.

Tindakan:
1. Kaji kemampuan mengunyah, merasakan dan menelan.
Lesi pada mulut, esophagus dpt menyebabkan disfagia
2. auskultasi bising usus
Hipermetabolisme saluran gastrointestinal akan menurunkan tingkat penyerapan usus.
3. timbang BB setiap hari
BB sebagai indicator kebutuhan nutrisi yang adekuat
4. hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.
5. berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung
alcohol.
Pengeringan mucosa, lesi pd mulut dan bau mulut akan menurunkan nafsu makan.
6. rencanakan makan bersama keluarga/org terdekat. Barikan makan sesuai keinginannya (bila tdk ada
kontraindidkasi)
7. sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit
8. dorong klien untuk duduk saat makan.

Dx. 4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.

Tujuan:
klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif

Tindakan:
1. auskultasi bunyi nafas tambahan
bunyi nafas tambahan menunjukkan adanya infeksi jalan nafas/peningkatan sekresi.
2. catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan penggunaan otot asesoris.
3. berikan posisi semi fowler
4. lakukan section bila terjadi retensi sekresi jalan nafas
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
2. Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1
menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
3. Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah ( transfuse darah, penggunaan
jarum suntik dan terpapar mukosa yang mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap
AIDS.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, kami mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :


1. Agar pembaca dapat mengenali tentang pengertian AIDS.
2. Agar pembaca dapat menerapkan asuhan keperawatan AIDS pada klienAIDS.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/44074/3/3_BAB_II_.pdf

file:///C:/Users/user/Downloads/HIV%20AIDS%20Tropis%20I%20(1).pdf

You might also like