You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernapasan adalah penting bagi kita, sebagai makhluk hidup. Sistem pernapasan
yang dibahas pada modul ini adalah mekanisme pernafasan pada manusia dan sistem
respirasi bagian bawah.
Respirasi atau pernafasan adalah keseluruhan proses yang melaksanakan
pemindahan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta
pemindahan pasif terus-menerus CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme dari jaringan ke
atmosfer.
Sistem respirasi bagian bawah ini terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan
alveolus. Pernapasan ini mencakup pernapasan dari segi anatomi dan segi fisiologi. Dari
segi anatomi pernapasan ini mencakup otot-otot dan tulang-tulang yang terlibat dalam
pernapasan dan bagaimana mekanismenya, sedangkan fisiologi dilihat dari fungsi alat-
alat tubuh yang bekerja. Mekanisme sistem pernapasan ini dibagi menjadi 2 ada
pernapasan eksternal dan internal dan dibagi lagi menjadi pernapasan inspirasi dan
ekspirasi.

1.2 Tujuan
Berdasarkan skenario yang diberikan pada modul 2 blok 2 ini, kami telah
mengidentifikasikan beberapa tujuan pembelajaran kami sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu mengetahui cara mekanisme sistem pernapasan
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti pengertian sistem pernafasan bagian
bawah

1.3 Manfaat
Dengan mempelajari sistem pernapasan khususnya pernapasan bagian bawah,
kita bisa mengetahui anatomi dan fisiologinya serta mekanisme kerja pernapasan, baik
itu pernapasan inspirasi dan ekspirasi.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

1
Bab ini berisi tentang laporan jalannya diskusi kelompok sesuai dengan The Seven Jumps. Step
enam dari The Seven Jumps tidak kami laporkan secara terperinci. Namun, kami telah merangkum
step ke enam tersebut dalam sintesis yang merupakan step ke tujuh dari The Seven Jumps.
Skenarionya sebagai berikut:
Skenario
Dadaku Mengembang dan Mengempis...
Arif (19 tahun), sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun adiknya yang berusia 4 tahun.
Ia kebagian tugas mendekorasi ruangan pesta yang banyak membutuhkan balon-balon untuk
hiasannya. Saat meniup balon, Arif menarik napas kuat untuk memasukkan udara inspirasi
sebanyak-banyaknya ke dalam rongga dada, sehingga volume rongga dadanya mengembang,
kemudian ia mengekspirasikan udara tersebut sekuatnya ke dalam balon yang ditiupnya
sehingga rongga dadanya kembali mengempis. Dekorasi ruangan bertambah indah dengan
hiasan balon-balon yang telah selesai ditiupnya.

2.1 Identifikasi Istilah


Berdasarkan pada Blok 2 Modul 3 ini, kami mengidentifikasi beberapa istilah
asing yang berkaitan dengan skenario di atas, yaitu sebaga berikut.
1. Rongga dada : - tempat di dalam dada berupa rongga yang di
dalamnya terdapat paru-paru dan jantung
- ruang dalam dada, di bagian anterior di batasi
costae dan di posterior dibatasi columna vertebralis
2. Inspirasi : proses memasukkan O2 ke dalam tubuh dari
atmosphere
3. Mengekspirasikan : proses mengeluarkan CO2 dari dalam tubuh ke
atmosphere
4. Mengempis : terjadi pengurangan volume rongga dada
5. Volume rongga dada : isi rongga dada

2.2 Identifikasi masalah


Sesuai yang disajikan pada skenario, kami dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yang
timbul dalam kasus tersebut sebagai berikut.
1. Apa beda inspirasi dan ekspirasi kuat dengan inpirasi dan ekspirasi yang normal?
2. Bagian apa saja yang terlibat dalam proses pernapasan?
3. Mengapa Arif melakukan inspirasi kuat?
4. Apa yang berbeda jika yang meniup balon Arif dan adiknya?

2
5. Mengapa saat melakukan inspirasi dada mengembang sedangkan saat melakukan ekspirasi dada
mengempis?
6. Bagaimana udara bisa masuk dan keluar?

2.3 Analisa Masalah


Berdasarkan masalah-masalah yang telah berhasil kami identifikasikan, kami dapat
menyimpulkan beberapa pendapat dalam diskusi sebagai hipotesa awal kami sebagai
berikut.
1. Hidung/mulut – Faring – Laring – Trakea – Bronkus – Bronkiolus – Alveolus
Otot inspirasi dalam : - M. Interkostal Eksternal ( Saraf Interkosta)
- M. Diafragma ( Saraf Frenikus)
- M. Scalenus
- M. Serratus Anterior
- M. Sternokleidomastoideus
- Os. Costae
- Sternum
2. Tekanan tinggi ke tekanan rendah
Dimana volume berbanding terbalik dengan tekanan. Saat inspirasi volume dada
membesar maka tekanan dada mengecil sehingga tekanan atmosfer membesar dan
udara atmosfer masuk kedalam tubuh, sedangkan saat ekspirasi volume dada
mengecil dan tekanan dada membesar sehingga tekanan atmosfer mengecil dan udara
keluar dari tubuh.
3. Saat inspirasi rongga dada besar, diafragma kontraksi menjadi datar. Tulang costae
terangkat.Saat ekspirasi rongga dada kecil, diafragma melengkung ke dada.
Terdapat cairan pleura (antara thoraks dan paru) sebagai pelumas agar pada saat
mengembang tidak lengket pada dinding thoraks. Pada pleura terdapat lem sebagai
gaya kohesi (mengikuti gaya paru).
4. Perbedaan inspirasi kuat dengan inspirasi normal dan ekspirasi kuat dengan ekspirasi
normal :
a. Inspirasi kuat, menambah udara yang masuk sehingga O 2 yang masuk lebih
banyak
b. Pada inspirasi kuat ada otot-otot lain yang terlibat
c. Pada inspirasi kuat rongga dada lebih mengembang dan energi yang diperlukan
untuk melakukan inspirasi lebih besar
d. Pada inspirasi kuat dapat merelaksasikan bagian tubuh lain
e. Pada ekspirasi kuat volume udara yang dikeluarkan dari paru keluar lebih
banyak daripada ekspirasi normal, sehingga volume udara yang berada dalam
paru pada saat ekspirasi kuat lebih sedikit daripada pada saat ekpirasi normal

3
f. Energi yang diperlukan untuk melakukan ekspirasi kuat lebih besar daripada
saat melakukan ekspirasi normal
g. Mekanisme ekpirasi kuat berbeda dengan mekanisme ekpirasi normal. Karena
ada bagian-bagian lain yang terlibat dalam melakukan proses ekpirasi kuat
5. Karena pada saat inspirasi udara masuk ke dalam paru-paru disebabkan karena
perbedaan tekanan antara tekanan paru dengan tekanan atmosfer. Perbedaan ini
disebabkan karena perbesaran rongga thoraks. Perbesaran rongga thoraks ini
disebabkan oleh m. interkostal eksternal. Kontraksi m. interkostal eksternal
menyebbakan rongga thoraks terangkat. Pada saat inspirasi juga, terjadi kontraksi
pada otot diafragma yang menyebabkan diafragma turun sehingga rongga thoraks
bertambah besar.
Pada saat ekspirasi otot intercostal external dan otot diafragma mengalami relaksasi
sehingga rongga thoraks mengecil.
6. Alasan mengapa kakak yang harus meniup balon, bukan adiknya :
a. Energi kakak lebih besar daripada energi adiknya
b. Organ dalam tubuh adik belum berkembang secara maksimal
c. Ukuran paru dan rongga dada adik lebih kecil dibandingkan dengan kakak
d. Daya tampung udara pada paru adik lebih sedikit dibandingkan dengan kakak
e. Volume paru kakak lebih besar daripada volume paru adik
2.4 Strukturisasi

4
2.5 Identifikasi Tujuan Belajar
Kami menentukan beberapa tujuan dan hal-hal lain yang perlu dipelajari lebih
lanjut secara mandiri, yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pernapasan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi trakea, bronkus dan paru-paru

2.6 Belajar Mandiri


Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok serta mencari
jawaban learning objective dari berbagai referensi.

5
2.7 Sintesis
Setelah melakukan belajar mandiri dan menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
diskusi kelompok kecil sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan bersama, kami dapat
merumuskan rangkuman hasil diskusi kami tentang berbagai tujuan belajar kami sebagai berikut.

Learning Objective I :
Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pernapasan
Mekanisme pernapasan adalah pertukaran antara O2 dan CO2 yang terjadi di dalam paru.
Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan lemas, tidak ada
udara yang mengalir dan tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Otot
inspirasi utama-otot yang berkontraksi untuk melakukan inspirasi sewaktu bernapas tenang
adalah diafragma dan otot interkostal eksternal. Pada awitan inspirasi, otot-otot ini
dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga thoraks membesar. Otot inspirasi utama
adalah diafragma , suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga thoraks dan
disarafi oleh saraf frenikus.
Diafragma dalam keadaan melemas berbentuk kubah yang menonjol keatas kedalam
rongga thoraks.
Inspirasi : Proses aktif. Saat dimana diafragma turun karena berkontraksi, meningkatkan
ukuran vertikal rongga thoraks. Kontraksi otot interkostal eksternal mengangkat iga dan
kemudian sternum memperbesar ukuran depan-belakang rongga thoraks serta ukuran kiri-
kanannya.
- Inspirasi dalam : Selama inspirasi dalam paksa, otot-otot pernapasan asesoris
berpartisipasi dalam meningkatkan ukuran rongga thoraks.
 Sternokleidomastoideus – mengangkat sternum
 Scaleneus – mengangkat iga kesatu dan kedua
 Pectoralis minor – mengangkat iga ketiga sampai kelima
Ekspirasi : Proses pasif. Saat bernapas tenang. Karena daya lenting (Elastic recoil)
dinding dada dan paru. Disebabkan oleh daya lenting (Recoil of elastic) serat-serat. Tarikan
ke dalam tegangan permukaan dari cairan alveoli. Saat diafragma melemas, mengurangi
volume rongga thoraks dari ukuran inspirasi puncaknya. Sewaktu otot interkostal eksternal
melemas, sangkar iga yang tadi terangkat turun karena gaya gravitasi. Hal ini juga
mengurangi volume rongga thoraks. Saat diafragma, iga dan sternum ke posisi istirahatnya

6
pada relaksasi otot-otot pernapasan mengembalikan rongga thoraks keukuran pra-
inspirasinya. Namun tetap masih ada otot yang berkontraksi yaitu rectus abdominis.
- Ekspirasi dalam/ aktif : Ekspirasi dalam paksa merupakan proses aktif . Otot-otot ekspirasi
meningkatkan tekanan di perut dan torak

 Otot-otot abdominal
 Otot-otot intercostal interna
Saat kontraksi otot abdomen meningkatkan tekanan intraabdomen, menimbulkan gaya
keatas pada diafragma, Hal ini semakin mengurangi ukuran vertikal rongga thoraks
dibandingkan dengan ketika ekspirasi pasif tenang. Kontraksi otot interkostal internal
mengurangi ukuran depan-belakang dan kiri-kanan dengan mendatarkan iga dan sternum.
Volume Paru
1. Volume alun nafas atau Volume Tidal (VT) adalah volume yang diinspirasi atau
diekspirasi setiap kali bernafas normal. Kira-kira 500 mililiter pada rata-rata orang
dewasa muda.
2. Volume Cadangan Inspirasi (VCI) ialah volume udara ekstra yang diinspirasi oleh
inspirasi kuat setelah inspirasi normal (di atas atau setelah volume tidal normal),
mencapai 3000 mililiter.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (VCE), yaitu jumlah udara ekstra yang diekspirasi oleh
ekspirasi kuat setelah ekspirasi normal (Volume Tidal) sekitar 1100 mililiter.
4. Volume Residu (VR), yaitu volume udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi
maksimal mencapai 1200 mililiter.

Kapasitas Paru

7
1. Kapasitas Inspirasi (KI) sama dengan Volume Tidal ditambah Volume Cadangan Inspirasi,
kira-kira 3500 mililiter yang dapat dihirup oleh seseorang dimulai pada tingkat ekspirasi
normal dan pengembangan paru (Inspirasi) sampai jumlah maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional (KRF) sama dengan Volume Cadangan Ekspirasi ditambah
Volume Residu. Ini adalah jumlah udara maksimum yang tersisa dalam paru pada akhir
ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter).
3. Kapasitas Vital (KV) sama dengan Volume Cadangan Inspirasi ditambah Volume Tidal
dan Volume Cadangan Ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum
dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter).
4. Kapasitas Paru Total (KPT) adalah volume maksimal dimana paru dapat dikembangkan
semaksimal mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800 mililiter), jumlah ini sama
dengan Kapasitas Vital ditambah Volume Residu.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25% lebih kecil daripada
pria, lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar daripada yang bertubuh kecil
dan astenis.

8
RUANG RUGI
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran nafas penghantar dimana tidak terjadi
pertukaran gas, contohnya pada hidung, faring, laring, dan trakea. Udara ini disebut udara
ruang rugi sebab tidak berguna untuk proses pertukaran gas, saluran nafas dimana tidak
terjadi pertukaran gas disebut ruang ganti. Ruang rugi ada dua macam, yaitu ruang rugi
anatomik dan ruang rugi fisiologik. Pada efeknya, meskipun 500 ml udara masuk atau keluar
setiap kali bernapas, namun hanya 350 ml yang benar-benar dipertukarkan antara atmosfer
dan alveolus, karena 150 ml menempati ruang rugi anatomik. Volume seluruh ruang sistem
pernafasan yang tidak ada proses gas disebut ruang rugi anatomik. Volume ruang rugi normal
pada orang dewasa muda kira-kira 150 mililiter. Nilai ini meningkat dengan bertambahnya
usia.
Pada akhir inspirasi, saluran napas terisi oleh 150 ml udara atmosfer segar dari
inspirasi. Selama ekspirasi berikutnya, 500 ml udara dikeluarkan ke atmosfer. Sebanyak 150
ml udara pertama yang dihembuskan adalah udara segar yang tertahan di saluran napas dan
tidak pernah digunakan. Sisa 350 ml udara ekspirasi adalah udara alveolus “lama” yang ikut
serta dalam pertukaran gas dengan darah. Selama ekspirasi yang sama, 500 ml gas juga
meninggalkan alveolus. Sebanyak 350 ml udara pertama diekspirasi ke atmosfer, 150 ml
lainnya dari udara alveolus lama tidak pernah keluar tetapi tetap berada di saluran napas
penghantar.
Pada inspirasi berikutnya, 500 ml gas masuk ke alveolus. Sebanyak 150 ml udara
pertama yang masuk ke alveolus adalah udara alveolus lama yang berada di ruang rugi
anatomik selama ekspirasi sebelumnya. Sebanyak 350 ml lainnya yang masuk ke alveolus
adalah udara segar yang dihitup dari atmosfer. Secara bersamaan, 500 ml udara masuk dari
atmosfer. Sebanyak 350 ml udara atmosfer pertama mencapai alveolus, 150 ml lainnya tetap
berada di saluran penghantar untuk diekspirasikan tanpa dipertukarkan dengan darah, seiring
dengan berulangnya siklus pernapasan.
Sebagian alveoli sendiri tidak berfungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak
adanya atau buruknya aliran darah. Alveoli harus juga dianggap sebagai ruang rugi, yang
disebut ruang rugi fisiologik. Pemadanan antara udara dan darah tidak selalu sempurna,
karena tidak semua alveolus mendapat ventilasi udara dan aliran darah yang sama. Setiap
alveolus yang mendapat ventilasi namun tidak ikut serta dalam pertukaran gas dianggap
sebagai ruang rugi alveolus. Pada orang yang alveolinya hanya berfungsi sebagian atau tidak

9
berfungsi sama sekali. Kadang-kadang ruang rugi fisiologiknya mencapai sepuluh kali
volume ruang anatomik atau sebesar 1 sampai 2 liter.

Learning Objective II :
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi trakea, bronkus dan paru-paru
1. Trakea
Trakea merupakan kelanjutan dari faring dan memanjang kebawah hingga veterbra
torasik ke lima, panjangnya sekitar 10 – 13 cm menghubungkan laring dan bronkus.
trakea terdiri dari dari 16 – 20 cincin tulang rawan hialin, cincin ini berbentuk seperti
huruf C dan berguna untuk menjaga agar trakea tidak collapse. Cincin ini terletak
pada 5/6 bagian dari trakea. Bagian posterior trakea tersusun atas jaringan fibrosa.
Seluruh trakea tersusun atas epithelium pseudostratificatum columnare ciliated
dimana silia dari epithelium tersebut berupa cambuk yang mendorong ke atas.
2. Bronkus
Bronkus merupakan cabang trakea. Terdapat dua cabang yaitu bronkus primaries
dextra (cabang kanan) dan bronkus primaries sinistra (cabang kiri). bronkus primaries
dextra lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertical daripada bronkus primaries
sinistra, panjangnya sekitar 2,5 cm. bronkus primaries sinistra panjangnya sekitar 5
cm dan lebih sempit daripada bronkus primaries dextra. bronkus primaries dextra
terbagi menjadi tiga, yaitu bronkus lobaris superior, bronkus lobaris medius, dan
bronkus lobaris inferior, sedangkan bronkus primaries sinistra terbagi menjadi dua
yaitu bronkus lobarius superior dan bronkus lobarius inferior.
 Bronciolus
Bronciolus terbagi menjadi bronciolus terminalis dan bronciolus respiratorik.
Bronciolus tidak memiliki tulang rawan dan terdiri dari 23 cabang. Bronciolus
tersusun atas epithelium kuboideum simpleks. Agar bronciolus tidak collapse
bukan berdasarkan rigiditas pada dindingnya, tapi ada tekanan transmural
yang bersamaan saat alveolus melebar, dengan demikian jika alveolus
melebar maka bronciolus juga melebar tapi lebarnya bronciolus tidak selebar
alveolus
3. Alveolus
Berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen menjadi karbondioksida dan
berbentuk seperti anggur yang bergelombang sel tipe 1 memiliki taut kedap yang
berfungsi mencegah perembesan cairan jaringan ke dalam ruang udara alveolus.
Fungsi utama sel ini adalah membentuk sawar dengan ketebalan minimal yang dapat

10
dilalui gas dengan mudah sel tipe 2 menghasilkan surfaktan paru yang membentuk
lapisan ekstrasel yang menurunkan tegangan permukaan.
4. Pulmo
Pulmo dibagi dua yaitu pulmo dextra dan pulmo sinistra. Di dalam pulmo dextra
terdapat 3 lobus yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Diantaranya
terdapat fisura obliqua dan fisura horizontal sedangkan di pulmo sinistra terdapat 2
lobus yaitu lobus superior dan inferior yang dipisahkan oleh fisura obliqua. Pulmo
dibungkus pleura yang menempel di thorax disebut pleura parietal sedangkan yang
menempel di paru disebut pleura visceral

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil DKK pada modul 3 ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam
sistem respirasi terjadi proses pengambilan oksigen guna kelangsungan aktivitas dan
proses kehidupan dari atmosfer dan pengeluaran karbon dioksida dari alveoli.
Terjadinya pertukaran gas ini menganut hukum Boyle, yakni dikarenakan perbedaan
tekanan antara tekanan pada atmosfer dengan tekanan pada intra-alveoli.

B. Saran
Dalam proses perkuliahan di modul 3 blok2 ini, khususnya tentang sistem
saluran pernapasan dibutuhkan pemahaman mendalam. Untuk itu kita harus
mempelajari materi ini lebih dalam dan dari berbagai sumber sehingga informasi
yang di dapat tidak simpang siur.

12

You might also like