You are on page 1of 5

MINYAK ANGIN (CAP LANG) YANG SANGAT DI MINATI DI LUAR NEGERI

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sejak dahulu telah mengenal dan memakai tanaman obat sebagai salah
satu upaya penanggulangan masalah kesehatan, sebelum pelayanan kesehatan formal dengan
pengobatan modern dengan menggunakan obat farmasi dikenal masyarakat. Berdasarkan letak
geografis dan lingkungan alamnya, Indonesia mempunyai potensi dan prospek yang baik dalam
pengembangan suatu produk minyak hangat/ minyak kayu putih di Indonesia dalam bentuk
kemasan botol kecil yang praktis untuk di bawa kemana-mana. Pasar produk minyak angina
yang identic dengan orang tua membuat industry ini tidak berkembang, padahal minyak angina
dipercaya mampu menghilangkan berbagai gangguan kesehatan ringan, seperti flu, sakit
kepala, mual, pening kepala, dan lainnya.
System manufaktur dalam produk minyak kayu putih dalam kehidupan manusia sangat
membutuhkan produk ini karena sangat banyak manfaatnya bagi kebutuhan manusia
contohnya sama seperti pembahasan di atas.
Untuk itu PT. EAGLE INDO PHARMA meluncurkan sebuah inovasi minyak hangat dalam
bentuk kemasan botol yang praktis dengan produk CAP LANG, tidak seperti kebanyakan
produk minyak angin yang bereda, sebagai perusahaan farmasi, CAP LANG secara progressive
terus melakukan perbaikan menjadi perusahaan farmasi yang modern. Berkat inovasi yang
dilakukannya, CAP LANG berhasil menjadi brend merk top se Indonesia.
B. Industri Manufaktur Global
1.) Teknologi
Dalam proses pembuatan produk minyak kayu putih (CAP LANG) PT. EIP menggunakan
mesin modern dengan proses nya sebagai berikut: a.) perusahaan menggunakan bahan daun
minyak kayu putih yang terpilih dan sudah di uji coba di laboratorium perusahaan jadi
pengambilannya tidak sembarangan b.) pembuatan uap, alat-alat yang di pakai dalam
pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas di antatarnya i.boiler berperan untuk menghasilkan
uap yang dapat dipakai untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak
daun yang di hasilkan air yang dating dari water softener yang dimasukkan didalam boiler
dengan pompa. Pada boiler dilengkapi dengan panel automatic ii. Area bakar bahan bakar dari
daun bekas minyak kayu putih (bricket) serta sebagai area pemanasan air awal yang dikaitkan
dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap yang melengkung serta jadi satu diatas
dengan pipa uap diameter 10 iii. Ehaust fan berperan menghisap hawa panas yang sudah di
gunakan untuk memanasi area bakar dari ketel uap serta memasukkan hawa fresh ke di dalam
area bakar untuk lantas dihembuskan ke cycloon iv. Cycloon berperan memisahkan debu yang
terhisap dari boiler oleh exhaust fan supaya tidak keluar ke hawa bebas v. chimney berperan
mengalirkan asap pembakaran asap pembakaran ke hawa, namun untuk pengumpan air dipakai
vi. Pompa feeding water berperan memompa air untuk masuk ke didalam boiler dengan
otomatis vii. Water softener berperan melunakkan air yang masuk didalam boiler dari
kandungan kapur, supaya tidak gampang membentuk susunan kapur yang melekat dibagian
dalam boiler. Vii. Feed pump water softener berperan memompa air yang dapat dikerjakan
didalam water softener dari bak air ix. Feed tank berperan menaruh air yang tealh di tinggalkan
water softener serta telah lunak untuk dipompa masuk didalam boiler. c.) Penguapan daun i.
bak daun berperan sebagai wadah untuk keranjang yang diisi daun kayu putih yang dapat di
beri uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak yaitu 1.500 kg, jumlah bak daun di pabrik ini ada
2 unit. ii. Keranjang daun berperan untuk area daun kayu putih yang dapat dimasak / diuapi
dalam bak daun, hingga gampang untukdimasukkan serta dikeluarkan. Kapasitas keranjang
yaitu 1.250 kg daun kayu putih, jumlah 2 unit. iii. Hoist crane berperan untuk memasukkan
serta mengangkat keranjang daun dari bak daun yang dapat serta sudah selesai dimasak.
Kapasitas daya angkat 1 ton, tengah jumlahnya 1 buah. d.) Pendinginan serta pembelahan
minyak dengan air i. condenser berperan mengembunkan uap minyak air serta uap air yang
keluar dari ketel uap untuk di jadikan cairan dengan langkah didinginkan ii. Pompa air
condenser berperan memompa air pendinginan dari baik air yang dapat dialirkan melewati
condenser iii. Separator berperan memisahkan minyak kayu putih daru air yang keluar
berbarengan dari kondensor gunakan system garvititasi
Daun yang sampai ke pabrik ditimbang kembali untuk mendapatkan angka berat yang lebih
detail dengan penimbangan daun di lapangan. Daun kayu putih tersebut disuling
menggunakan satu rangkaian mesin produksi yang mempunyai rincian sebagai berikut:
1. Kapasitas Produksi:
- Jumlah bak daun/ ketel :3 unit
- Kapasitas : 2 ton/ bak daun
- Lama siklus penyulingan : 8 jam (2 jam proses memasukan daun, 6 jam proses masak, 2
jam mengeluarkan daun)
- Kapasitas optimal : 18 ton daun / 24 jam
2. Bahan Bakar
- Listrik
- Limbah kayu putih dalam bentuk briket daun
3. Sistem Penyulingan
- Destilasi uap
4. Rendemen dan hasil produksi
- Berkisar 0.8% - 1%
- Saat musim kering rendemen tinggi dimana dalam 2 ton mampu menghasilkan 9-10 L
minyak, sedangkan saat musim hujan rendemen turun yakni dari 2 ton daun menghasilkan 8-
9 L minyak.
Tenaga kerja pada pada pabrik penyulingan minyak kayu putih berjumlah 6-8 orang yang
terdiri dari 6 orang PNS, 1 orang outsourcing dan 1 orang cleaning service. Saat kegiatan
pemasakan daun, dilakukan penambahan jumlah pegawai hingga mencapai 50 orang (buruh
lepas). Adapun pembagian tugas proses penyulingan minyak kayu putih yaitu:
- tenaga timbang dan muat
- tenaga pembuat briket
- tenaga pengapian
- tenaga bongkar daun
- tenaga penakaran minyak
Kegiatan pertama dalam pemasakan daun adalah mengisi bak air dari sumber air hingga
penuh, Kemudian menyiapkan alat-alat seperti pompa condensor, cooling power, automatic
box untuk pompa boiler, pompa water softner dan blower. Selanjutnya memasukan air dari
bak air ke dalam water softnerdan setelah air dalam kondisi yang sesuai kemudian air
dimasukan ke dalam feed tank. Air dari feed tankselanjutnya dimasukan ke dalam boiler.
Keranjang daun dengan kapasitas daun 2 ton kemudian dimasukan ke dalam ke bak daun
yang berjumlah 3 bak menggunakan hoist crane. Setelah air dalam boiler cukup, kemudian
masukan briket daun sebagai bahan bakar pemasakan ke dalam ruang bakar (tungku). Selama
proses pemasakan berlangsung, tekanan uap air dalam boiler harus dijaga agar tidak lebih
dari 5 atm (tekanan dalam atmosfer) yang dapat dilihat pada manometer, jika tekanan
melebihi 5 atm makan blower akan matin. Apabila tekanan uap turun pada tekanan 2.5 Atm
maka blower akan secara otomatis hidup kembali dan akan menghasilkan tekanan uap yang
lebih tinggi lagi.
Uap panas dialirkan ke dalam bak daun agar udara yang masih ada di dalam bak daun
terbuang, baru kemudian bak daun ditutup kembali dengan rapat. Uap panas ini mempunyai
tekanan yang kuat sehingga mampu mengeluarkan minyak dari daun kayu putih. Kemudian
uap panas yang mengandung air dan minyak dialirkan ke dalam kondensor untuk
mendinginkan uap panas tersebut. Air yang digunakan untuk proses pendinginan berasal
dari cooling tower yang dialirkan melalui pompa. Oleh karenanya, air harus selalu diperiksa
agar air tetap dingin dan air di dalam bak air selalu dalam keadaan penuh. Setelah uap yang
mengandung minyak dan air sudah dingin, selanjutnya dialirkan di separator untuk
memisahkan minyak dengan air. Pemisahan minyak dan air menggunakan metode berat jenis.
Uap diberikan tekanan agar air yang mempunyai berat jenis lebih berat berada di bawah
sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan terangkat. Minyak yang berada di
posisi atas kemudian dialirkan ke tangki minyak khusus. Air yang terkumpul kemudian
dibuang lewat keran tangki yang sudah diatur secara khusus. Minyak yang berada di tangki
kemudian di pindahkan ke gerijen. Minyak yang sudah terkumpul hingga 1000L atau setara
dengan 16 gerigen langsung diangkut ke Kantor Balai KPH Yogyakarta.
Proses penyulingan minyak kayu putih menghasilkan 2 macam limbah yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah cair berupa air dari hasil pemisahan antara minyak dan air. Limbah
cair langsung dibuang ke saluran pembungan karena besifat alami dan tidak beracun.
Kemudian limbah padat yangdihasilkandikategorikanmenjadi3jenisyaitu:

Proses penguapan menghasilkan kerak-kerak yang menempel pada saluran pipa-pipa.


Kabupaten Gunungkidul mempunyai jenis tanah yang berkapur dimana kandungan air di
daerah tersebut juga mengandung kapur. Kerak tersebut menjadi kendala yang besar dalam
proses penyulingan karena adanya kerak akan menyumbat aliran uap menuju separator. Oleh
karena itu, setiap 2 minggu pipa harus dibersihkan dan sementara waktu menghentikan proses
pemasakan. Hingga saat ini masih belum ada solusi untuk mengurangi atau menghilangkan
terbentuknya kerak di pipa-pipa.
Limbah daun diperoleh dari sisa daun kayu putih yang dimasak. Limbah daun dikumpulkan
di gudang untuk dikeringkan dan selanjutnya di cetak menjadi briket. Sekitar 40% dari briket
digunakan untuk bahan bakar di pabrik dan 60% diberikan kepada masyarakat. Masyarakat
yang mengambil briket adalah mereka yang mempunyai home industri seperti tahu dan
jajanan lokal
Abu briket diperoleh dari abu dari proses pembaharan briket sebagai bahan bakar. Abu briket
dapat digunakan sebagai campuran pupuk bokasi. Pemanfaatan abu briket digunakan sebagai
pupuk tanaman kayu putih dan juga sebagian diberikan kepada masyarakat.
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh
masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca
leucadendron Linn.)ini memiliki bau dan khasiat yang sangat khas, sehingga banyak dipakai
oleh setiap orang, terutama pada bayi.minyak kayu putih dapat tumbuh didaerah tandus,tahan
panas dan tumbuh kembali setelah dibakar pohonnya. Pohon kayu putih terdapat secara alami
di daerah Asia Tenggara, yang tumbuh di dataran rendah atau rawa tetapi jarang ditemui di
daerah pegunungan. Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai komposisi
kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran rendah. Komponen utama dalam
minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut,
minyak kayu putih dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi
di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi
dan parfum.
Perbedaan antara minyak kayu putih Indonesia dengan china yaitu dengan tahapan
pembuatannya yaitu dengan melakukan dengan cara tradisional dan modern dan juga dengan
cara pemilihan bahnnya yang berkualitas dan menggunkan bahan alami yang di ambil di
perhutanan di indonesua agar terjaga kemurniannya dan terjaga kulitasnya hingga terbaik saat
digunakan anak- anak dan dewasa

C. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sejak dahulu telah mengenal dan memakai tanaman obat sebagai salah
satu upaya penanggulangan masalah kesehatan, sebelum pelayanan kesehatan formal dengan
pengobatan modern dengan menggunakan obat farmasi dikenal masyarakat. Berdasarkan letak
geografis dan lingkungan alamnya, Indonesia mempunyai potensi dan prospek yang baik dalam
pengembangan suatu produk minyak hangat/ minyak kayu putih di Indonesia dalam bentuk
kemasan botol kecil yang praktis untuk di bawa kemana-mana. Pasar produk minyak angina
yang identic dengan orang tua membuat industry ini tidak berkembang, padahal minyak angina
dipercaya mampu menghilangkan berbagai gangguan kesehatan ringan, seperti flu, sakit
kepala, mual, pening kepala, dan lainnya.
Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh
masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca
leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan khasiat yang sangat khas, sehingga banyak dipakai
oleh setiap orang, terutama pada bayi.minyak kayu putih dapat tumbuh didaerah tandus,tahan
panas dan tumbuh kembali setelah dibakar pohonnya.Pohon kayu putih terdapat secara alami
di daerah Asia Tenggara, yang tumbuh di dataran rendah atau rawa tetapi jarang ditemui di
daerah pegunungan. Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai komposisi
kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran rendah. Komponen utama dalam
minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut,
minyak kayu putih dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi
di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi
dan parfum. Tanaman lain yang juga mengandung sineol adalah eucalyptus, dengan kadar yang
kebih besar yakni sekitar 85%.
Permukaan daun minyak kayu putih berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan,
Daun bila dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga
berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih
kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya
coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning.
Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu
putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius
membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang
berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses
penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang
warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan

D. Referensi
https://www.kaskus.co.id/thread/539575a16507e77c098b4710/beginilah-cara-pembuatan-
minyak-kayu-putih/

You might also like