You are on page 1of 6

Definisi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).

Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronkhial, yaitu :
1. Faktor predisposisi
a. Genetik, dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma
bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a. Alergen, dimana alergen dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut.
3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
4) Perubahan cuaca, cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan
debu.
5) Stress, stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma
yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi
maka gejala asmanya belum bisa diobati.
6) Lingkungan kerja, mempunyai hubungan langsung dengan sebab
terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau
cuti.
7) Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat, sebagian besar penderita asma
akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga
yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
aktifitas tersebut.
Manifestasi Klinik
1. Suara napas tidak normal.
2. Perubahan jumlah pernapasan.
3. Batuk disertai dahak.
4. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
5. Dispnea.
6. Penurunan haluaran urin.
7. Penurunan ekspansi paru.
8. Takhipnea.
Patofisiologi
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian yaitu menghirup udara (inpirasi), Inspirasi
adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai
keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada
turun/lebih kecil. Menghembuskan udara (ekspirasi) tidak banyak menggunakan tenaga,
karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses
ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih
besar. Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
1. Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu :
a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer, semakin tingginya suatu tempat,
maka tekanan udaranya semakin rendah.
b. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang
di sebut dengan compliance, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
2. Difusi, Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-
paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Luasnya permukaan paru-paru.
b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan.
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena
vulmonalis.
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
3. Transportasi Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah
secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
1. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
2. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan
aliran darah koroner.
3. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

Penatalaksanaan
1. Pemantauan Hemodinamika.
2. Pengobatan bronkodilator.
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik.
5. Fisoterapi dada.
Komplikasi
1. Hypoxia merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang
diinspirasi ke jaringan.
2. Hyperventilasi merupakan jumlah udara dalam paru berlebihan.
3. Hypoventilasi meupakan ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
4. Cheyne Stokes merupakan bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari
pernafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea.
5. Kussmaul’s (hyperventilasi) meupakan peningkatan kecepatan dan kedalaman
nafas biasanya lebih dari 20 x per menit.
6. Apneustic merupakan henti nafas pada gangguan sistem saraf pusat.
7. Biot’s Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan
gangguan sistem saraf pusat.
8. Penurunan kesadaran.
9. Disorientasi
10. Gelisah dan cemas.
Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Masalah keperawatan yang pernah dialami
a. Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
b. Pernah mengalami batuk dengan sputum.
c. Pernah mengalami nyeri dada.
d. Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.
2. Riwayat penyakit pernapasan
a. apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
b. bagaimana frekuensi setiap kejadian?
3. Riwayat kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll)
atau peredaran darah.
4. Gaya hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan
Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
NOC, Respiratory status – 0403
a. 040301 Frekwensi pernapasan rentang normal.
b. 040302 Irama pernapasan teratur.
c. 040303 Kedalaman inspirasi.
d. 040304 Ekspansi dada simetris.
e. 040305 Mudah untuk bernafas.
f. 040314 Tidak ada dispnea.
g. 040316 Tidak terdapat nafas pendek.
NIC, Respiratory monitoring – 3350
a. Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
b. Catat pergerakan dada, kesimetrisan.
c. Monitor kebisingan respirasi.
d. Palpasi ekpansi dada.
e. Auskultasi suara nafas.
f. Membuka jalan napas.
g. Memberi terapi oksigen.
h. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
i. Monitor pernapasan lewat hidung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen.
NOC, Activity tolerance – 0005
a. 000501 Saturasi oksigen pada saaat beraktivitas dalam batas normal.
b. 000502 Nadi dalam batas normal saat beraktivitas.
c. 000503 Respirasi rate dalam batas normal saat beraktifitas.
d. 000508 Mudah bernafas dalam beraktifitas.
e. 000504 Tekanan siastolik dalam batas normal saat beraktifitas.
f. 000505 Tekanan darah diastolic dalam batas normal saat beraktifitas.
NIC, Activity therapy – 4310
a. Kolaburasi dengan dokter & tenaga pendidik.
b. Bantu untuk memfokuskan apa yang harus pasien lakukan.
c. Bantu untuk mengelompok kan dan mandapatkan penghasilan dari kegiatan
yang di inginkan.
d. Intruksikan pasien atau keluarga bagaimana menampilkan keinginan
aktivitas yang di inginkan.
e. Bantu dengan aktivitas fisik yang biasa di lakukan.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan.
NOC, Anxienty control – 1402
a. 140202 Tanda-tanda cemas hilang.
b. 140203 Stimulasi lingkungan ketika cemas hilang.
c. 140205 Informasi yang dapat mengurangi cemas
d. 140216 Tidak ada manifestasi prilaku kecemasan
NIC, Anxiety reduction - 5820
a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan pasien.
b. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
c. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi
rasa takut.
d. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
e. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan persepsi.
f. Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi.
g. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. : Jakarta: Salemba Medika.
Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009- 2011.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC :
Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4. United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC).
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:. EGC.
Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1.
Muttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

You might also like