You are on page 1of 20

POLITIK HUKUM PENGATURAN PROFESI PERAWAT

DALAM UPAYA STANDARDISASI MASYARAKAT


EKONOMI ASEAN (MEA)
LEGAL POLITIC REGULATION OF NURSERY IN ORDER
TO MEET THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
STANDARDIZATION
Yohanes Hermanto Sirait,
*Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha
email : yohanessirait1988@gmail.com

Demson Tiopan
*Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha
email : demsontiopan@gmail.com
Naskah diterima : 19/01/2018; direvisi : 26/03/2018; disetujui : 27/04/2018

Abstract
Mutual Recognition Agreement (MRA) that have been agreed in conjunction with
ASEAN Economi Community (AEC), mandate the free flow of worker, one of which is
Nurse. With this MRA on Nurse, the nurses originated from ASEAN have better access
to work in other ASEAN states. However, MRA on Nurse has to face some problems in
difference of education level, permissions, payment and dispute settlement. This article
aims to examine legal policy on harmonization in regulating nurse in Indonesia in order
to fulfill the standard of nurse regulation which mandated by AEC and MRA on Nurse.
This article is normative research, use secondary data which obtained through library
research and interview as addition data. This article present deductively. The result
show that there are some problems in process of harmonization in Indonesia, specifically
Law Number 35 year 2014 on Nursery, as main regulation on nurse, legitimated before
the implementation of AEC. It means this law still not fulfill the standard of AEC.
Therefore, Indonesia need to harmonize the regulation on nursery according to each
standard mandated by AEC and MRA on Nurse.
Keywords: Legal Polocy; Nurse; ASEAN Economic Community.

Abstrak
Mutual Recognition Agreement (MRA) yang disepakati untuk diberlakukan
bersamaan dengan MEA mengamanatkan arus bebas tenaga kerja yang salah satunya
adalah profesi perawat. Dengan adanya MRA Perawat ini maka perawat yang berasal
dari Negara ASEAN dapat lebih mudah bekerja di Negara ASEAN lainnya. Namun
MRA Perawat dihadapkan pada persoalan perbedaan dalam hal tingkat pendidikan,
perizinan, pengupahan dan penyelesaian sengketa. Tulisan ini bertujuan untuk
mengkaji politik hukum harmonisasi pengaturan tentang keperawatan di Indonesia
agar dapat menyesuaikan standar pengaturan keperawatan yang diamanatkan dalam
MEA dan MRA Perawat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dan
hasil wawancara sebagai data tambahan. Pengkajian dilakukan secara deduktif.
Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa masalah dalam proses harmonisasi
Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

yaitu pengaturan tentang keperawatan baru diatur secara tegas dalam UU No. 35 Tahun
2014 tentang Keperawatan. Oleh karena UU ini disahkan sebelum berlakunya MEA,
terdapat kemungkinan bahwa muatannya belum memenuhi standar yang disepakati di
MEA. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan harmonisasi pengaturan profesi perawat
sesuai standar yang diamanatkan dalam MEA dan MRA Perawat.
Keywords: Politik Hukum; Perawat; Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
PENDAHULUAN Insinyur Sipil dan defisit 190.000 Tenaga
Medis. Diantara profesi tenaga medis
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yang menjadi perhatian, profesi perawat
sudah berjalan sejak awal tahun 2016 ini.
merupakan profesi yang perlu disoroti
Tidak siap dan takut bersaing tidak perlu
dan diperhatikan kondisinya mengingat
diperdebatkan saat ini namun persiapan
saat ini di Indonesia sudah dikeluarkan
untuk bersainglah yang perlu ditingkatkan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
agar Indonesia menjadi bagian dari
tentang Keperawatan (untuk selanjutnya
kesuksesan MEA bukan sebaliknya. Hal
disebut UU Keperawatan).
ini penting dilakukan mengingat tingkat
Lahirnya UU Keperawatan ini
pengangguran di Indonesia tercatat 5,5 %
merupakan babak baru dalam dunia
per Februari 2016 1, tertinggal jauh dari
keperawatan dan memberikan jaminan
negara tetangga seperti Thailand (0,8%),
hukum bagi para perawat dan pasien
Singapura (2%) dan Malaysia (2,9%). Jika
yang ditangani. Dengan adanya legitimasi
merujuk pada data ini, kaum yang optimis
dalam bentuk UU, diharapkan agar
akan mengatakan bahwa MEA membawa
pemerintah mampu mengarahkan para
keuntungan dengan terbukanya lapangan
perawat untuk bekerja secara profesional,
pekerjaan di seluruh wilayah ASEAN
terlatih, dan mampu mendorong perawat
sebagaimana yang telah disepakati dalam
untuk bekerja dan berperilaku baik,
Mutual Recognition Agreements (MRA)
serta tidak pernah menanggalkan empati
sedangkan kaum pesimis akan takut jika
kepada mereka yang diberikan pelayanan
harus juga bersaing dengan pemangku
sehingga layaklah perawat dikategorikan
profesi asal Negara anggota ASEAN
sebagai suatu profesi2.
lainnya.
Dilihat dari sisi historis, terdapat
Telah disepakati bahwa delapan profesi
perubahan paradigma terkait profesi
yang difalisitasi arus bebas tenaga kerja
perawat di Indonesia saat ini. Pekerjaan
adalah insinyur, arsitektur, perawat,
perawat yang semula vokasional3
dokter, dokter gigi, akuntan, land surveyor,
digeser menjadi pekerjaan profesional.
dan pekerja pariwisata. Tugas berat dari
Perawat yang dulunya berfungsi sebagai
pemerintah Indonesia adalah melakukan
perpanjangan tangan atau sekedar
harmonisasi standard dan pengaturan
terkait profesi-profesi tersebut. Terkait 2
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendi-
dengan delapan profesi tersebut, Indonesia dikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagain-
saat ini mempunyai angka pengangguran ya) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan atau atau
yang tinggi (5,5%), Asosiasi Profesi jabatan yang menuntut keahlian dari para petugasnya.
Profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
Tenaga Terampil dan Ahli Indonesia serta proses sertifikasi dan lisensiyang khusus untuk
(APTA) menyatakan bahwa hingga 2019, bidang profesi tersebut.
3
Paradigma pendidikan vokasi sangat berbeda yaitu
Indonesia akan mengalami defisit 120.000 menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan den-
gan permintaan pasar (demand driven). Kebersambun-
1
Tempo, Jumlah Pengangguran RI 5,5 Persen per Feb- gan (link) diantara pengguna lulusan pendidikan dan
ruari 2016, 17 Agustus 2016, https://bisnis.tempo.co/ penyelenggara pendidikan dan kecocokan (match) dian-
read/news/2016/08/17/090796741/jumlah-penganggu- tara tenaga kerja dengan pemberi kerja menjadi dasar
ran-ri-5-5-persen-per-februari-2016, diakses tanggal 5 penyelenggaraan dan ukuran keberhasilan pendidikan
Oktober 2016. vokasi.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 91


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 92~109

“pembantu” dokter, kini dapat dipandang kebijakan pemberlakuan/enactment


sebagai mitra sejajar dokter sebagaimana policy) dan apa yang perlu diatur dalam
6

para perawat di negara maju. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang


paradigma ini diawali pada Loka keperawatan di Indonesia. Dikeluarkannya
karya Nasional Keperawatan I Tahun UU Keperawatan sebelum MEA berlaku
1983, dalam pertemuan itu disepakati bisa jadi bagian dari politik hukum itu
bahwa keperawatan adalah pelayanan sendiri yakni persiapan menjelang MEA.
profesional.4 Politik hukum harmonisasi pengaturan
Dengan adanya UU Keperawatan dan keperawatan harus didasarkan pada
Peraturan-peraturan terkait tentang profesi landasan yang tepat. Landasan tersebut
perawat, saat ini kegiatan keperawatan dapat berupa landasan idil dan landasan
semakin terjamin dan jelas namun operasional. Landasan idil merupakan
persoalan baru justru saat ini atau tepatnya dasar utama karena diambil dari norma
2 tahun sejak UU Keperawatan disahkan. terdasar (ground norm) dari suatu negara
Dengan adanya MEA, maka peraturan dalam konteks Indonesia yakni Pancasila
tentang keperawatan di Indonesia harus sedangkan landasan operasional dapat
merujuk pada standar keperawatan yang dilihat dalam beberapa aspek yakni
disepakati dengan berlangsungnya RMA keadilan, kesejahteraan, demokrasi,
di MEA. Hal ini berkaitan juga dengan kesatuan, perlindungan HAM dan
standar keperawatan, perlindungan kedaulatan.7 Landasan-landasan tersebut
hukum profesi perawat termasuk perawat hendaknya diakomodir dan tidak
asing yang akan bekerja di Indonesia dan dikesampingkan meskipun konteks
bagaimana penyelesaian hukum dalam hal MEA lebih berbicara pada liberalisasi
terjadi masalah hukum antara perawat perdagangan dan secara khusus liberalisasi
asing dengan pasien di Indonesia sehingga tenaga kerja. Negara berdaulat hendaknya
politik hukum dalam proses harmonisasi mampu mengutamakan kepentingan
pengaturan keperawatan menjadi suatu nasional dan mewujudkan negara
yang krusial dan layak dikaji. kesejahteraan (welfare states).
Berbagai tujuan dan alasan Penelitian ini dimaksudkan untuk
dibentuknya peraturan perundang- menjawab pokok masalah politik
undangan disebut juga sebagai politik hukum harmonisasi pengaturan
hukum (legal policy). Dalam perumusan tentang keperawatan di Indonesia guna
perundang-undangan, politik hukum menyesuaikan standar pengaturan
ini menjadi penting dengan alasan keperawatan yang diamanatkan dalam
untuk mengetahui kenapa diperlukan MEA. Selain itu, penelitian ini juga
pembentukan peraturan perundang- dimaksudkan untuk mengkaji dan
undangan dan untuk menentukan apa menganalisa kendala dan solusi yang
yang hendak dimuat atau diatur dalam dibutuhkan dalam proses harmonisasi
peraturan perundang-undangan tersebut pengaturan tentang keperawatan di
termasuk muatan-muatan dalam Pasal.5
Dalam konteks MEA, politik hukum 6
Kebijakan pemberlakuan sangat dominan di negara
ini penting untuk mengetahui tujuan berkembang mengingat peraturan perundang-undangna
harmonisasi pengaturan keperawatan kerap dijadikan instrumen politik oleh pemerintah atau
penguasa. Dalam konteks negatif, manusia dibuat untuk
dilakukan (sering disebut sebagai dimensi hukum (rule by law) dan dalam konteks positif, hukum
dibuat untuk manusia (rule of law). Ibid, hlm. 25
4
Prihadjo, Praktik Keperawatan Profesional Konsep 7
M. Ilham F. Putuhena, Politik Hukum Perun-
Dasar dan Hukum, Jakarta : EGC, 1995, hlm.18 dang-undangan: Mempertegas Reformasi Legislasi
5
Hikmahanto Juwana, Politik Hukum UU yang Progresif, Jurnal Rechtsvinding, Media Pem-
Bidang Ekonomi di Indonesia, Jurnal Hukum, binaan Hukum Nasional, 2013, Vol.2, No. 3, hlm.
2005, Vol. 01, No. 1, hlm. 24. 383.

92 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

Indonesia dalam konteks berlakunya negara hukum maka sudah selayaknya


MEA. pengaturan mengenai perlindungan
Politik Hukum dan Harmonisasi Hu- hukum tidak hanya diberikan kepada
kum perawat asal Indonesia tetapi juga perawat
asing yang bekerja di Indonesia. Dalam hal
Terdapat 2 (tiga) poin penting yang perlu kewajiban ini tidak dilaksanakan maka
diperhatikan untuk dapat menemukan tujuan dan manfaat dari MEA tidak akan
hubungan antara perdagangan bebas maksimal dan bahkan Indonesia dapat
dan hukum yang mengaturnya (hukum dianggap wanprestasi karena melanggar
ekonomi internasional). Pertama, hukum kesepakatan dalam MEA.
ekonomi internasional merupakan Sebagaimana disampaikan sebelumnya,
hukum publik karena mengatur hubungan perdagangan bebas juga erat kaitannya
ekonomi antar negara bahkan sampai pada dengan kegiatan politik sehingga teori
konteks antar individu dan perusahaan politik dan praktik terbaik (best practice)
termasuk juga intstitusi atau entitas yang dalam berpolitik harus diterapkan.
terkait seperti WTO dan ASEAN. Kedua, Definisi politik sangat variatif, ada yang
hukum ekonomi akan menyentuh hal- berpandangan positif dan ada yang
hal yang berkenaan dengan teori politik negatif. Politik sering didefinisikan
oleh karena ada upaya pengalokasian sebagai penggunaan kekuasaan atau
atau pengalihan hak, sumber daya dan kewenangan, suatu proses pembuatan
kesempatan dari satu entitas ke entitas keputusan secara kolektif, suatu alokasi
lainnya.8 sumberdaya yang langka (the allocation
Merujuk pada poin diatas bahwa of scarce resources), atau sebagai arena
hukum ekonomi internasional atau pertarungan kepentingan yang penuh
hukum perdagangan internasional (dalam muslihat.10 Meskipun demikian, politik
tataran yang lebih mikro) merupakan pada hakikatnya adalah seni tentang
hukum publik9 karena mengatur mencapai suatu tujuan dari suatu
kepentingan publik. Oleh sebab itu dalam perbedaan.
hal harmonisasi pengatuaran keperawatan Jika politik dihubungkan dengan ilmu
dalam hubungan dengan MEA dilakukan hukum maka dikenal dengan istilah
akan berkaitan erat dengan kepentingan politik hukum. Setiap negara termasuk
publik. Kepentingan publik disini adalah negara-negara di ASEAN memiliki politik
dalam kaitannya dengan negara atau hukum sendiri yang perannya sebagai
pemerintah sebagai pembuat atau pelaku kebijakan dasar bagi penyelenggara negara
harmonisasi hukum dan perawat sebagai untuk menentukan arah, bentuk maupun
warga negara termasuk setiap warga isi hukum yang akan dibentuk. Oleh
negara yang menggunakan jasa perawat. karena harmonisasi juga mengharuskan
Ketika MRA dalam MEA diberlakukan, pembentukan hukum maka politik hukum
warga negara asing yang berprofesi sebagai tetap menjadi suatu yang penting. Ketika
perawat dapat memasuki dan bekerja di politik hukum menjadi bahan kajian,
Indonesia. Oleh karena Indonesia adalah sebenarnya unsur politik sudah dilepaskan,
oleh karena politik hukum lebih pada
8
Frank Garcia, Theories of Justice and International penggabungan antara ilmu hukum dan
Economic Law, Research Handbook on Global Justice and
International Economic Law John Linarelli ed. North- filsafat hukum.11 Sehingga pada penelitian
hampton, MA: Edward Elgar, 2013, hlm. 1.
9
Hukum Publik adalah Hukum yang mengatur 10
Andrew Heywood, Political Theory: An Introduc-
hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan tion, 3rd Edition, New York: Palgrave Macmillan, 2004,
atau hubungan antara negara dengan warga negaranya. hlm. 52.
Lihat, C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: 11
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan
Balai Pustaka, 2002, hlm. 46. Konstitusi Dalam Batang Tubuh UUD 45 (sebelum dan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 93


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 94~109

ini, penulis tidak akan memberikan porsi sekitar 40.000 perawat baru, dengan rasio
besar terkait dengan politik. Hal ini juga terhadap jumlah penduduk 1 : 2850.
didasarkan pada fakta bahwa urusan Dengan keterbatasan jumlah lulusan
politik sudah selesai ketika pemerintah tenaga keperawatan yang dalam konteks
Indonesia melalui Kementerian Luar ini termasuk bidan ternyata daya serap
Negeri dan Diplomatnya menyepakati diatur dalam lulusan tenaga kesehatan
kerangka MEA dalam ASEAN termasuk (keperawatan dan kebidanan) oleh
kerangka arus bebas profesi perawat. jaringan pelayanan kesehatan ternyata
Lebih lanjut, konsep harmonisasi masih sangat rendah dan terbatas.12
didasari pada fakta keberagaman substansi Berkenaan pelayanan kesehatan
hukum, struktur hukum dan budaya yang belum merata di seluruh wilayah
hukum. Negara-negara di dunia memiliki Indonesia, utamanya di pedesaan,
pandangan masing-masing mengenai daerah terpencil yang jauh dari pusat-
hukum dan apa yang dimuat dalam hukum pusat pelayanan kesehatan, profesi
sehingga terjadi yang namanya disharmoni perawat sangat dominan dan diminati
hukum. Untuk itu harmonisasi hukum serta bagaikan dewa penolong bagi
sebenarnya dibutuhkan. Harmonisasi warga masyarakat yang membutuhkan.
hukum bertujuan melakukan penyesuaian Kemampuan profesi yang standar dan
segala bentuk peraturan perundang- mudah berinteraksi dengan masyarakat
undangan yang dapat membawa pada berbagai lapisan, dengan biaya yang murah
kepastian hukum, keadilan hukum dan bahkan bisa dengan barter ataupun gratis,
kemanfaatan hukum. Harmonisasi hukum perawat menjadi barisan terdepan untuk
sendiri memiliki fungsi pencegahan melayani kesehatan selama 24 jam.
dan penanggulangan. Dalam konteks Pelayanan keperawatan profesional
pengaturan keperawatan, harmonisasi hanya dapat diberikan oleh tenaga
hukum ditujukan untuk mencegah keperawatan profesional yang telah
adanya gap atau kesenjangan antara memiliki izin dan kewenangan untuk
perawat asal Indonesia dan perawat asal melakukan tindakan keperawatan yang
negara anggota ASEAN lainnya. Gap dibutuhkan oleh sistem pasien. Pengaturan
atau kesenjangan ini dapat dijembatani tindakan keperawatan diatur dalam suatu
dengan adanya harmonisasi standar dan sistem regulasi keperawatan. Sistem
sertifikasi perawat di ASEAN sehingga regulasi praktik keperawatan terjadi dalam
arus bebas profesi perawat di Indonesia suatu kontinum restriktif sampai paling
dapat berjalan tanpa hambatan berarti. restriktif yaitu designasi atau rekognasi,
Sedangkan fungsi penaggulangan dapat registrasi, sertifikasi, dan lisensi. Designasi
dikaitkan dengan penyelesaian masalah atau rekognisi merupakan proses
dalam praktek keperawatan dalam pengakuan terhadap seseorang yang telah
kerangka MEA. Choice of law (pilihan menyelesaikan pendidikan keperawatan
hukum) menjadi suatu persoalan yang dan mendapatkan ijazah.13
perlu diperhatikan juga. Keluarnya Undang-undang Nomor
Profesi Keperawatan di Indonesia dan 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Mutual Recognition Agreement terkait yang kemudian diamandemen dengan
Perawat di ASEAN UndangUndang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, Undang-
Berdasarkan data, lulusan perawat di Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
berbagai lembaga pendidikan setiap tahun 12
Marius Widjajarta, Laporan Akhir Tim Pengkajian
tentang Hak dan Kewajiaban Tenaga Kesehatan, Badan
Sesudah Perubahan UUD 45), Bandung: Alumni, 2006, Pembinaan Hukum Nasional, 2011, hlm. 13.
hlm. 35. 13
Ibid, hlm. 52

94 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Arrangement (MRA).14Bingkai tersebut


Pemerintah Nomor 32 Tahun 2001 didasari pada ide bahwa ASEAN harus
Tentang Tenaga Kesehatan, Surat juga mulai bekerja sama terkait dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor layanan perdagangan jasa di tingkat
1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan ASEAN. Bingkai tersebut kemudian lebih
Praktik Perawat, dan Peraturan Menteri dipertegas pada Konferensi ke – 7 (7th
Kesehatan Nomor 148 Tahun 2010 Summit) pada bulan November tahun
tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik 2001.
Perawat lebih mengukuhkan perawat Beberapa tahun kemudian, ide
sebagai perawat di Indonesia, kewenangan perdagangan jasa tersebut mulai
perawat dalam menjalankan tugas profesi menunjukkan tanda-tanda penguatan
diatur dalam Permenkes Nomor 148/2010 dengan ditandatanganinya arus bebas
sehingga perawat mempunyai legitimasi jasa salah satu profesi yakni Insinyur
dalam menjalankan praktik profesinya. pada tanggal 9 Desember 2005, kemudian
Di tengah keterbatasan jumlah perawat dilanjutkan dengan profesi Perawat pada
yang berprofesi di dalam unit pelayanan tanggal 8 Desember 2006, Arsitek dan
kesehatan sampai dengan di rumah sakit Surveyor pada tanggal 19 November 2007,
pemerintah, baik rumah sakit umum Tenaga Kesehatan dan Dokter Gigi pada
pusat sampai dengan rumah sakit umum tanggal 26 Februari 2009. Sebenarnya
daerah, rumah sakit khusus, dan pusat pada tanggal 26 Februari 2009, bingkai
kesehatan masyarakat (Puskesmas), MRA untuk profesi akuntan sudah dibuat
lulusan pendidikan keperawatan dari namun baru ditandatangani pada tanggal
jenjang SMK sampai magister mencapai 13 November 2014 setelah sebelumnya
24000 -25000 orang per tahun. Namun ditandatangani untuk profesi Tenaga
hanya 4 – 10 persen diantara mereka yang Pariwisata pada tanggal 9 November 2012.
terserap pasar kerja di lembaga kesehatan Jadi, sejauh ini terdapat 8 profesi yang
pemerintah dan swasta. Rendahnya daya sudah disepakati dalam MRA sehingga
serap lulusan pendidikan keperawatan terhadap profesi-profesi tersebut, negara
merupakan imbas terbatasnya anggaran anggota ASEAN sepakat adanya arus
pemerintah. Hal ini semakin menjadi bebas tenaga kerja.
perdebatan setelah Indonesia ikut serta Untuk memulai proses liberalisasi jasa
dalam MRA ASEAN yang didalamnya tersebut dilakukan dengan menghilangkan
terdapat kesepakatan arus bebas tenaga hambatan terkait penyedia jasa dan
kerja perawat. pengguna jasa melalui 4 (empat) cara yang
Arus bebas tenaga kerja di ASEAN dikenal sebagai mode of supply, yaitu:15
sebenarnya bukanlah bagian utama dalam a. “Mode I (Cross-Border Supply)
kesepakatan di Deklarasi asli ASEAN merupakan jasa yang diberikan oleh
namun sejak diadopsinya ASEAN penyedia jasa luar negeri kepada
Framework Agreement on Services (AFAS) pengguna jasa dalam negeri. Contoh:
pada tahun 15 Desember 1995 di Bangkok, Jasa Advokat.
Thailand dan kesepakatan tentang
Movement of Natural Persons (MNP), 14
Flavia Jurje dan Sandra Lavenex, ASEAN
wacana mengenai arus bebas tenaga kerja Economic Community: what model for labour mobil-
ity?, Bern: World Trade Institute of the University
menjadi sesuatu yang penting. Sampai pada of Bern Working Paper, 2015, No.2015/02. hlm. 3.
akhirnya disepakati suatu persetujuan 15
Aida S. Budiman, Masyarakat Ekonomi ASE-
AN 2015, Jakarta: Media Komputindo, 2008, hlm. 1.,
mengenai hal ini dalam Mutual Recognition sebagaimana dikutip dari Cindy Cephanie Manek, Im-
plikasi Pemberlakuan Ketentuan ASEAN Framework
Agreement on Services (AFAS) Terhadap Jabatan Notar-
is, Denpasar: Magister Kenotariatan, 2014, hlm. 74.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 95


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 96~109

b. Mode 2 (Consumption Abroad) MRA diharapkan menjadi awal dari


merupakan jasa yang diberikan oleh arus bebas tenaga kerja di ASEAN.
penyediajasa diluar negeri kepada Kesuksesan migrasi 8 profesi yang
konsumen domestik yang sedang berada disepakati dalam MRA akan menjadi
di negara penyedia jasa. Contoh: Jasa gambaran dan preseden kedepannya
perawatan medis di Rumah Sakit. untuk memasukkan profesi lainnya dalam
c. Mode 3 (Commercial Presence) MRA. Namun, kesuksesan MRA sangat
merupakan jasa yang disediakan dengan dipengaruhi oleh kemampuan negara
kehadiran penyedia jasa dari luar negeri anggota ASEAN untuk terus bekerja
kepada konsumen di negara konsumen. sama. Pembuat kebijakan (pemimpin
Contoh: Pendirian Rumah Sakit asal negara) harus memberikan perhatian
Singapura di Indonesia. khusus terkait:18
d. Mode 4 (Movement of Individual Service a. “Memperluas MRA dan membangun
Providers) merupakan penyediaan jasa jaringan ke akses pasar yang jelas.
berupa TKA yang memiliki keahlian Negara anggota ASEAN harus mulai
tertentu kepada konsumen di negara memikirkan profesi lainnya yang bisa
konsumen. Contoh: Praktik Profesi disepakatimenikmatifasilitasarusbebas.
Dokter asal Singapura di Indonesia.” Profesi di bidang IT dan kuliner adalah
MRA berkaitan dengan arus bebas salah satu contoh yang dapat digarap
tenaga profesional antar Negara anggota bersama.
ASEAN. Dikatakan profesional, karena b. Menghapuskan ketentuan nasional yang
disepakati bahwa terhadap profesi yang menghambat arus bebas profesi-profesi
diakui dalam MRA, harus yang sudah yang sudah disepakati.
diakui, berlisensi atau setidaknya terdapat c. Memperluas akses pasar tenaga kerja
sertifikat yang menyatakan kompetensi dengan keahlian rendah (low-skilled
dari tenaga kerja tersebut. workers) melalui suatu skema yang
Oleh karena MRA juga memerlukan bersifat sementara.
kesiapan dalam negeri terkait kualifikasi d. Melindung hak tenaga kerja tidak
dan sertifikasi dari berbagai jenis terdokumentasi (irregular workers).
profesi16, komite-komite telah dibentuk e. Memudahkan pengurusan jaminan
untuk mengimplementasi seluruh MRA sosial bagi tenaga kerja. Jaminan sosial
yang telah disepakati dan masing-masing menjadi penting dalam hal pengupahan,
MRA tersebut memiliki mekanismenya tunjangan dan dana pensiun.
tersendiri terkait pengakuan dan fasilitasi KeberhasilanMRAdipengaruhiolehpola
tenaga profesional berkualifikasi di pikir tenaga kerja yang merasa aman jika
ASEAN. MRA juga memungkinkan bekerja di negara ASEAN lainnya.”
negara-negara anggota penandatangan MRA adalah instrumen utama untuk
saling mengakui standar kualifikasi mobilitas tenaga kerja terampil di
tenaga profesional antar negara, sehingga ASEAN. Namun, pengakuan kualifikasi
memfasilitasi gerakan yang lebih mudah dan pengalaman tenaga kerja tidak
bagi tenaga kerja profesional di kawasan langsung menjamin akses pasar. Terdapat
ASEAN.17 hambatan-hambatan yang membatasi
16
Silvi Ch. Suman, Perkembangan ASEAN gota dapat mengakui pendidikan atau pengalaman yang
Framework Agreement on Services (AFAS) dan Ke- di dapat, sesuai dengan persyaatan, ataupun lisensi atau
siapan Indonesia, Buletin KPI, 2011, Edisi OOL/ sertifikat yang diberikan oleh Negara anggota lainnya,
KP/2011, hlm. 43. guna memberikan lisensi atau sertifikat terhadap pen-
17
Lalu lintas tenaga kerja diatur dalam ASEAN suplai jasa.”
Framework Agreement on Services (AFAS) moda 4 18
Sarah Huelser dan Adam Heal, Moving Free-
tentang fasilitas pergerakan penyedia jasa tenaga kerja ly? Labour Mobility in ASEAN, ARTNeT Policy
profesional. Pasal 5 AFAS berbunyi: “Setiap negara ang- Brief , 2014, No. 40, hlm. 8 – 9.

96 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

pergerakan tenaga kerja terampil tersebut. kerja memiliki legitimasi hukum yang
Kebijakan dan kerangka peraturan yang jelas.
menghambat mobilitas tenaga kerja Terdapat dua tipe arus tenaga kerja,
terampil mencakup persyaratan dan pertama, arus yang paling besar dari
prosedur untuk visa kerja dan melewati tenaga kerja tidak terampil dan semi
lapangan kerja; ketentuan-ketentuan terampil. Kedua, yang jauh lebih kecil
konstitusional pemesanan pekerjaan bagi adalah arus profesional dan tenaga kerja
warga negara; kebijakan yang menutup terampil. Aspirasi arus bebas tenaga kerja
atau memaksakan pada profesional asing terampil MEA berbeda dengan sifat arus
dan keterampilan dalam sektor dan migrasi intra-negara ASEAN saat ini.
pekerjaan; tes pasar ekonomi dan tenaga Kebanyakan pendatang intra-ASEAN
kerja yang membatasi kerja asing dan adalah pekerja tidak terampil (lebih dari
membutuhkan telah mereka diganti oleh 87% yang berketerampilan rendah), dan
penduduk setempat dalam jangka waktu migrasi ilegal masih merupakan masalah
yang ditetapkan; peraturan perizinan yang sulit dipecahkan.21 MEA sendiri
dari asosiasi profesional; dan persyaratan hanya mencakup arus bebas tenaga kerja
kemampuan berbahasa. Negara harus terampil, dan tidak mengurusi tenaga kerja
bekerja sama untuk meminimalkan tidak terampil maupun semi-terampil.
hambatan. Pertukaran informasi dan Harapannya adalah dengan aliran bebas
transparansi dan menyederhanakan visa tenaga kerja terampil akan memberi
dan izin kerja dengan aplikasi akan sangat implikasi penting bagi perdagangan jasa,
membantu.19 investasi langsung luar negeri (foreign
Free movement of workers (arus bebas direct investment /FDI) dan pertumbuhan
tenaga kerja) merupakan salah satu produktivitas.
kesepakatan utama dalam Pasar Tunggal Pasal 1 (5) Piagam ASEAN menyatakan
MEA yang telah disepakati oleh negara- bahwa “To create a single market and
negara anggota ASEAN. Meskipun production base which is stable, prosperous,
demikian, sebenarnya sebelum MEA highly competitive and economically
diberlakukan, migrasi tenaga kerja integrated with effective facilitation for
sudah terjadi antar negara anggota trade and investment in which there is
ASEAN namun kebanyakan migrasi free flow of goods, services and investment;
adalah tenaga kerja tidak profesional dan facilitated movement of business persons,
bahkan tenaga kerja tidak berdokumen professionals, talents and labour; and freer
(irregular workers).20 Seiring dengan flow of capital.”(untuk menciptakan pasar
ditandatanganinya Piagam ASEAN tunggal dan basis produksi yang stabil,
pada 20 November 2007, liberalisasi sejahtera, berdaya saing tinggi dan secara
perdagangan termasuk arus bebas tenaga ekonomi terintegrasi dengan penyediaan
fasilitas yang efektif bagi perdagangan dan
investasi di mana terdapat arus barang,
19
Chia, S. Y. , Free Flow of Skilled Labor in the AEC’,
in Urata, S. and M. Okabe (eds.), Toward a Competitive jasa dan investasi yang bebas, pergerakan
ASEAN Single Market: Sectoral Analysis. ERIA Research pebisnis yang difasilitasi, profesional,
Project Report, 2011, No. 2010-03, hlm. 205.
20
Irregular migration merupakan istilah yang du- bakat dan tenaga kerja, dan arus modal
gunakan oleh International Organization of Migration yang lebih bebas).
untuk mendefinisikan proses migrasi yang tidak sesuai
dengan norma dan aturan yang berlaku. Istilah ini digu-
nakan untuk membedakan dengan migrasi illegal yang
cenderung mengandung unsur penyeludupun tenaga 21
Guntur Sugiyarto and Dovelyn Rannveig Agunias.
kerja. Lihat, Sarah Huelser dan Adam Heal, Moving A ‘Freer’ Flow of Skilled Labour within ASEAN: Aspira-
Freely? Labour Mobility in ASEAN, ARTNeT Policy Brief tions, Opportunities and Challenges in 2015 and Beyond,
,2014, No. 40, hlm. 2, lihat juga, www.artnetontrade.org, Bangkok and Washington, D.C.: International Organiza-
diakses tanggal 12 Oktober 2016, pukul 15.50 WIB. tion for Migration and Migration Policy Institute. 2014.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 97


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 98~109

Visi MEA untuk menciptakan pasar budaya diperlukan pengembangan sumber


tunggal akan sulit tercipta tanpa adanya daya manusia, mempromosikan prinsip
arus bebas tenaga kerja terampil untuk “decent work” dan mempromosikan hak-
memberikan pelayanan dan liberalisasi hak pekerja migrant.
FDI. MEA memberi konsekuensi bahwa Dalam MEA terdapat delapan profesi
setiap negara peserta harus memberikan yang telah disepakati untuk terbuka bagi
izin terhadap lalu lintas keluar masuk arus tenaga kerja terampil yaitu insinyur,
tenaga kerja terampil yang terlibat dalam arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga
perdagangan barang, jasa, dan investasi pariwisata, praktisi medis, dokter gigi,
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan akuntan. Dengan kualifikasi pekerja
di negara bersangkutan. Negara harus adalah yang termasuk kategori “skilled
berusaha untuk menghapus sejauh workers” dengan syarat minimum lama
mungkin hambatan aliran bebas tenaga pengalaman kerja. Masing-masing profesi
kerja terampil dan lebih memfasilitasi telah menetapkan standar dan kompetensi
transparansi pertukaran informasi, yang diperlukan di pasar ASEAN,
memfasilitasi penerbitan visa dan yang tertuang dalam ASEAN Mutual
employment pass bagi tenaga kerja terampil Recognition Arrangement (MRA). Harus
ASEAN yang bekerja di sektor-sektor diperhatikan dalam kerangka MEA,
yang berhubungan dengan perdagangan bahwa, negara-negara anggota ASEAN
dan investasi antar negara ASEAN22, tidak bertujuan untuk memfasilitasi arus
termasuk menyediakan aplikasi yang dapat tenaga kerja terampil yang sepenuhnya
menyederhanakan proses pengurusan visa bebas tanpa pembatasan seperti yang
dan izin kerja. umum dipahami. Perjanjian tentang the
Terdapat beberapa aspek Movement of Natural Persons (MNP)
ketenagakerjaan yang berhubungan dan ASEAN Comprehensive Investment
dengan kerjasama migrasi di tingkat Agreement (ACIA) tidak berlaku untuk
regional yang harus ditangani dalam individu yang mencari pekerjaan,
kerangka MEA. Walaupun tidak kewarganegaraan, tempat tinggal, atau
diterjemahkan ke dalam kebijakan tempat tinggal permanen di negara
langsung dan wajib bagi negara-negara anggota ASEAN lainnya.24 Hal ini cukup
ASEAN, aspek tersebut membutuhkan
tindakan nyata.23 Aspek tersebut meliputi 24
ASEAN didirikan bertujuan untuk mening-
katenaga kerja asingn pertumbuhan ekonomi neg-
bidang politik dan keamanan, diperlukan ara-negara anggotanya dengan semangat persauda-
upaya memperkuat respon peradilan raan dan semangat persamaan. Dalam Piagam
ASEAN disebutenaga kerja asingn secara spesifik
pidana terhadap perdagangan orang akan berusaha sekuat tenaga unntuk melakukan
untuk melindungi korban perdagangan kerjasama ekonomi seefektif mungkin diantara
orang atau trafficking. Dalam bidang sesamanya melalui perluasan perdagangan di
wilayah Asia Tenggara. Salah satu program yang
ekonomi memfasilitasi pergerakan tenaga diinisiasi adalah menciptakan pasar tunggal ASE-
kerja melalui penerbitan visa dan ijin AN berbasis produksi diantara Negara anggota
kawasan ASEAN yang kita kenal dengan program
pekerjaan untuk bisnis dan tenaga kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Terdapat 4
terampil. Selain itu mengatur pengakuan pilar penting dalam mewujudkan MEA. Keempat
pilar tersebut antara lain arus barang yang bebas,
kualifikasi profesional, melaksanakan dan arus jasa yang bebas, arus investasi yang bebas,
mengembangkan pengembangan sumber dan arus modal yang lebih bebas. Keempat pi-
lar ini memiliki payung hukum yang telah disepa-
daya manusia, serta memperkuat kapasitas kati berupa ASEAN Trade in Goods Agreement
pasar tenaga kerja. Dalam bidang sosial (ATIGA) yang mengatur tentang arus barang yang
bebas; ASEAN Framework Agreement on Ser-
22
ASEAN Economic Community Blue Print, http:// vices (AFAS) yang mengatur arus jasayang be-
asean.org/wp-content/uploads/archive/5187-10.pdf bas, ASEAN Comprehensive Agreement on In-
diakses pada tanggal 12 Oktober 2016, pukul 16.00 WIB vestment (ACIA) yangmengatur arus investasi
23
Flavia Jurje dan Sandra Lavenex, Op.Cit, hlm. 7. yang bebas, serta Chiang Mai Initiative Multilat-

98 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

jelas, misalnya, bahwa ACIA hanya terampil ke negara lain yang memberikan
berlaku untuk individu yang dipekerjakan keuntungan yang lebih besar.26
oleh perusahaan yang terdaftar di negara Politik Hukum Harmonisasi Pen-
asalnya. Pada dasarnya MEA tidak gaturan tentang Keperawatan di In-
menjamin mobilitas penuh bagi tenaga donesia dalam Konteks Penyesuaian
kerja, walaupun tenaga kerja tersebut Standar Keperawatan di Masyarakat
sangat ahli, MEA hanya memfasilitasi Ekonomi ASEAN (MEA)
arus bebas tenaga kerja ahli. Dalam hal
ini MEA tidak seterbuka negara Uni Sebagaimana dinyatakan sebelumnya,
Eropa (EU) atau Wilayah Ekonomi Eropa istilah politik hukum merupakan
(EEA), di mana warga negara bisa bergerak terjemahan Bahasa Indonesia dari
bebas, tinggal, dan mencari pekerjaan istilah hukum Belanda rechtspolitiek,
di setiap Negara Anggota, terlepas dari yang merupakan bentukan dari dua kata
tingkat keterampilannya. MEA juga recht (hukum) dan politiek (politik).27
kurang terbuka dibandingkan dengan Hubungan hukum dengan politik
kelompok regional yang lebih terbatas dijelaskan oleh Max Weber bahwa hukum
seperti CARICOM (organisasi politik dan tidak dapat lepas dari kepentingan-
ekonomi dari 15 negara-negara Karibia kepentingan dan pengaruh termasuk
dan dependensi), yang memungkinkan kepentingan dan pengaruh politik.
untuk bebas visa masuk bagi tenaga kerja Hukum itu dipengaruhi kepentingan-
yang sangat terampil.25 kepentingan, baik itu kepentingan material
Liberalisasi ekonomi dengan adanya maupun kepentingan-kepentingan ideal.28
MEA dan semakin terintegrasinya pasar Berdasarkan teori yang dikemukakan
tenaga kerja, akan menambah peluang oleh Max Weber maka kepentingan yang
lapangan kerja semakin luas lagi. Hal diakomodir dalam pembuatan produk
ini dapat menjadi sebuah solusi untuk hukum ini adalah kepentingan profesi
mengurangi tingkat pengangguran dan perawat baik yang ada di dalam negeri
pemberantasan kemiskinan. Hasil yang maupun yang akan bekerja di luar negeri
diharapkan dapat tercapai jika dibarengi dalam ruang lingkup negara anggota
kebijakan nasional yang mendukung. ASEAN. Adapun kepentingan ideal ini
Arus bebas tenaga kerja juga merupakan berkaitan dengan tujuan dari dibentuknya
keuntungan dari sisi pengusaha, Negara Indonesia yang tercantum
memberikan pertambahan pasokan tenaga dalam alinea keempat Undang-Undang
kerja. Persaingan untuk mendapatkan Dasar 1945 sendiri yaitu memajukan
TKA yang terbaik akan mendorong kesejahteraan umum. Kesejahteraan
pengusaha menawarkan upah yang umum ini dapat dipandang sangat luas
menarik yang tentunya sebanding dengan meliputi seluruh aspek yang berkaitan
yang ditawarkan negara asal tenaga kerja. dengan profesi perawat.
Adanya perbedaan menyolok antara Secara umum Profesi Perawat sudah
upah dalam negeri dan luar negeri akan diatur dalam Undang-Undang No. 38
menyebabkan terjadinya brain drain, yaitu Tahun 2014 tentang Keperawatan yang
langkanya tenaga kerja terampil di dalam
negeri akibat berpindahnya tenaga kerja 26
R. Winantyo, Rahmat Dwi Saputra, dkk, Mas-
yarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Memperkuat
Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global, hak cipta
Tim Biro Hubungan Studi Internasional Bank Indone-
sia, Jakarta: Elex Media Komputindo, hlm. 278.
27
Imam Syaukani, A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasar
eralisation (CMIM) yang mengatur tentang arus Politik Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.19.
modal yang lebih bebas. 28
Agung dan Asep, Ham, Kejahatan Negara Dan Im-
25
Flavia Jurje dan Sandra Lavenex, Op. Cit. perialisme Modal, Pustaka Pelajar, 2001, hlm.27.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 99


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 100~109

selanjutnya disebut UU Keperawatan. Belum diaturnya secara spesifik


Dengan adanya MEA, maka peraturan mengenai arus jasa profesi perawat di
tentang keperawatan di Indonesia harus Indonesia, mengharuskan Indonesia
merujuk pada standar keperawatan yang merujuk pada aturan sebelumnya. Hal
disepakati dengan berlangsungnya MRA ini tentu saja sedikit banyak berdampak
di MEA. Hal ini berkaitan juga dengan pada kelancaraan dari agenda MEA di
standar keperawatan, perlindungan Indonesia khusus untuk profesi perawat.
hukum profesi perawat termasuk perawat Politik hukum dari pemerintah terkait hal
asing yang akan bekerja di Indonesia ini perlu diperhatikan.
dan bagaimana penyelesaian hukum Politik hukum adalah “kebijakan” yang
apabila terjadi masalah hukum antara diambil (ditempuh) oleh negara (melalui
perawat asing dengan pasien di Indonesia. lembaganya atau pejabatnya) untuk
Namun demikian, saat ini belum terdapat menetapkan hukum mana yang perlu
peraturan terbaru terkait profesi perawat, diganti, atau yang perlu dirubah, atau
UU Keperawatan sendiri disahkan hukum mana yang perlu dipertahankan,
sebelum MEA berlangsung yakni pada 17 atau hukum mengenai apa yang perlu
Oktober 2017. Lebih lanjut, berdasarkan diatur atau dikeluarkan agar dengan
hasil wawancara penulis dengan Masfuri kebijaksakan itu penyelengaraan negara
SkP,MN Ketua Bidang Hubungan dan pemerintah dapat berlangsung
Kerjasama Luar Negeri DPP Persatuan dengan baik dan tertib sehingga tujuan
Perawat Nasional Indonesia selanjutnya negara (seperti mensejahterahkan rakyat)
disebut PPNI29, peraturan tentang secara bertahap dan terencana terwujud.30
keperawatan di Indonesia masih merujuk Dalam konteks aturan mengenai profesi
pada UU No. 38 Tahun 2014 tentang perawat, pemerintah perlu merujuk pada
keperawatan dimana aturan ini dibuat kesepakatan dan standar yang disepakati
sebelum berlangsungnya RMA di MEA. bersama di tingkat ASEAN.
Sedangkan bagian hukum Kementrian Jika merujuk pada penelusuan secara
Ketenagakerjaan saat diwawancara kepustakaan dan hasil wawancara
menyatakan bahwa peraturan mengenai maka dapat dilihat bahwa pemerintah
tenaga kerja asing dari negara anggota nampaknya merasa belum perlu
ASEAN ini sedang disiapkan dengan mengubah peraturan yang ada berkaitan
melibatkan peran asosiasi profesi dengan keperawatan di Indonesia.
termasuk Kementerian Kesehatan. Secara Padahal Negara anggota ASEAN lainnya
teknis perawat dari negara-negara anggota sudah merubah kebijakan mereka
ASEAN yang masuk ke Indonesia juga terkait hal tersebut. Jika dibandingkan
masih merujuk pada Peraturan Menteri dengan Negara ASEAN lainnya maka
Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015 dapat diasumsikan bahwa pemerintah
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga menunjukkan ketidak-seriusan dalam
Kerja Asing sebagaimana diubah oleh mengahadapi MEA khususnya Profesi
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Perawat. Sebagai perbandingan, di Brunei
Nomor 35 Tahun 2015 tentang Perubahan Darussalam dan Vietnam perawat-perawat
Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Asing yang masuk terdaftar melalui MRA
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara ASEAN mendapatkan perlakuan secara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing. khusus31, artinya sudah ada aturan khusus
30
H.Inu Kencana Syafie, dan Azhari, Sistem politik
29
Wawancara dengan Narasumber Bapak Masfu- Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2005, hlm.17.
ri SkP, MN. (Ketua Bidang Hubungan Kerjasama Luar 31
Yoshifumi Fukunaga, Assessing the Progress of
Negeri DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia) De- ASEAN MRAs on Professional Services, ERIA Dis-
pok, 6 Maret 2017. cussion Paper Series, 2015, No. 2015- 21, hlm.21.

100 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

mengakomodir MRA Perawat sehingga karena jumlah perawat di Indonesia


Brunei dan Vietnam bisa merasakah sudah terlalu banyak. Disamping itu,
manfaat MRA Perawat lebih awal dari penghasilan yang ditawarkan Malaysia
Indonesia. lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan
Memang perlu diakui bahwa politik di Indonesia.
hukum satu negara berbeda dengan politik Politik hukum nasional salah satunya
hukum negara yang lain. Akan tetapi meliputi pembangunan hukum yang
perlu juga melihat perkembangan politik intinya adalah pembaruan terhadap
hukum intenasional dimana faktor-faktor ketentuan hukum yang telah ada dan yang
yang akan menentukan politik hukum dianggap usang, dan penciptaan ketentuan
tidak semata-mata ditentukan oleh apa hukum yang baru yang diperlukan untuk
yang kita cita-citakan atau tergantung pada memenuhi tuntutan perkembangan yang
kehendak pembentuk hukum, praktisi terjadi dalam masyarakat; :33 Politik hukum
atau para teoritisi belaka. Akan tetapi menganut prinsip double movement, yaitu
politik hukum juga ikut ditentukan oleh selain sebagai kerangka pikir merumuskan
kenyataan serta perkembangan hukum di kebijakan dalam bidang hukum (legal
negara-negara lain serta perkembangan policy) oleh lembaga-lembaga negara
hukum internasional.32 yang berwenang, ia juga dipakai untuk
Melihat perkembangan politik hukum mengkritisi produk-produk hukum yang
internasional terdapat kekhawatiran telah diundangkan berdasarkan legal
dalam hal standar, apakah Indonesia policy diatas.34 Pembangunan hukum
bisa mengikuti kualitas praktik seperti di dengan penciptaan hukum baru ini juga
negara lain yang lebih baik dibandingkan yang tampaknya diinginkan oleh PPNI
di Indonesia. Permasalahanya, ketika dimana dengan adanya MEA terjadi
kualitas mereka lebih baik maka akan harmonisasi berbagai macam peraturan-
terdapat potensi bahwa lebih banyak peraturan, lembaga-lembaga pengatur
perawat luar negeri yang masuk Indonesia keperawatan. Misalnya di dalam MEA
karena standarnya sudah melebihi dari terdapat The ASEAN Joint Coordinating
yang diminta oleh Indonesia. Berbanding Committee on Nursing (AJCCN), salah satu
terbalik dengan kekhawatiran tersebut, hutang Indonesia pada pertemuan ke 23
memang hasil wawancara dengan PPNI AJCCN yang lalu yaitu bahwa Indonesia
menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu harus memiliki konsil keperawatan.
khawatir dengan persaingan profesi Tetapi sampai pertemuan yang terakhir
perawat di ASEAN karena potensi di Semarang, Indonesia menunda
perawat asing ke Indonesia cukup kecil. pembentukan konsil keperawatan yang
Perawat dari negara Anggota ASEAN akan artinya seharusnya tahun 2016 sudah
datang ke Indonesia hanya ketika mereka dibuat melalui Peraturan Pemerintah
mengalami surplus, kecuali Perawat dari tentang konsil keperawatan sebagaimana
Filipina. Negara Filipina dan Indonesia amanat UU No. 38 Tahun 2014 belum
memiliki perbedaan yang besar dalam segi bisa dipenuhi, hal ini menunjukkan
Bahasa, namun tidak dalam hal gaji. Lain bahwa untuk terjadi harmonisasi, saling
halnya dengan Malaysia dan Indonesia pengakuan salah satunya dari sisi lembaga
yang tidak jauh berbeda dalam hal Bahasa, yang memberikan izin terhadap perawat.
agama dan budayanya. Jika Malaysia Berkaitan dengan pembangunan
membuka peluang bagi Indonesia, maka hukum dalam dunia keperawatan juga
para perawat Indonesia akan berbondong- dapat melihat pada kenyataan bahwa di
bondong pergi ke Malaysia untuk bekerja
33
Imam Syaukani, A. Ahsin Thohari, Op.Cit, hlm.31.
32
Ibid, hlm 33 34
Ibid, hlm.51.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 101


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 102~109

dunia terdapat dua konsep nursing pure nanti memiliki peluang bahwa Indonesia
atau nursing council. Indonesia tidak akan didorong pada standar good practice
mengenal keduanya dan lebih cenderung dari negara lain. Indonesia itu saat ini masih
kepada model lembaga sertifikasi profesi tertinggal dari Thailand dan Malaysia.
dengan berlandaskan Undang-Undang Sehingga dengan adanya standarisasi maka
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga dapat memotivasi Indonesia untuk dapat
Kesehatan. Menurut PPNI pada umumnya dapat lebih maju karena banyak sekali
di negara-negara lain tidak ada model hal yang harus dilakukan oleh Indonesia.
keperawatan atau kedokteran dibawah Jadi, kalau manfaat yang didapatkan oleh
tenaga kerja. Semuanya itu seharusnya Indonesia tentu banyak sekali tetapi tetap
dibawah kementerian kesehatan. banyak hal yang harus diselaraskan.
Kemungkinan itu hanya ada satu yaitu Profesi Perawat dituntut untuk bekerja
di Jerman itu dibawah E-Commerce. Jadi dengan baik, menghasilkan output yang
dengan berada di bawah kementrian baik, tingkat kepuasan pasien tinggi,
kesehatan peraturannya berbeda dengan human error nya rendah, length of stand
tenaga kerja pada umumnya, contohnya nya rendah tetapi itu tidak adil karena
dalam sisi akselarasi profesi perawat dapat stuffing nya tidak distandarisasi, misalnya
diuntungkan. Keuntungan lain misalnya pendidikannya tidak standar, komposisi
dari standarisasi nanti misalnya standar pendidikan diploma dan S1 perawat
kompetensi, PPNI akan melakukan upaya standarnya tidak seimbang. Kalau di
harmonisasi, tetapi kecenderungannya negara asing D3 itu sudah hampir tidak
yang terjadi tidak ada harmonisasi yang ada, D3 itu hanya membantu sedikit-
ada hanyalah penyeragaman. PPNI sedikit. Minimal harus perawat yang sudah
memandang harmonis itu berbeda-beda spesialisasi. Dengan adanya hal tersebut
boleh tetapi tetap saling mengakui, jadi nantinya Indonesia akan memandang
yang ada hanyalah unifikasi. Misalnya untuk mencapai ouput seperti itu
Kompetensi perawat di Indonesia ada tiga, Indonesia harus bisa mencontoh negara
tetapi yang disepakati di ASEAN ada lima. lain. Sebenarnya hal ini adalah potensi baik
Sehingga disepakati bahwa PPNI memiliki meskipun bisa dianggap sebagai potensi
keinginan bentuk bangunannya sama, ancaman karena mengetahui negara
tapi masalah isinya beda itu menjadi Indonesia masih banyak kekurangan.
kewenangan negara masing-masing. Saat Jadi nanti akan muncul dengan stuffing
ini yang sedang dilakukan kajian adalah seperti ini, akan muncul biaya service
penelaahan ke standar kurikulum, yang dan cost unit untuk perawat. Jadi nanti
nanti suatu saat akan terjadi penelahaan akan muncul untuk pembiayaan tentang
keseluruhan dan fungsi-fungsi stakeholder cost keperawatan yang sudah ditetapkan
yang ada di seluruh negara-negara anggota kontennya. Indonesia sebenarnya paling
ASEAN. Pada saat PPNI mengetahui murah, padahal standar Indonesia sendiri
fungsi stakeholder dari negara lainnya, kita tidak begitu jelek, sekarang BPJS saja
jadi dapat membentuk fungsi yang tidak sudah mengarah kesana. Masalah yang
dimiliki Indonesia untuk dapat melakukan terjadi di Indonesia, di dalam profesi
fungsi keseluruhan, karena adanya force kesehatan terdapat ketimpangan yakni
pressure dari ASEAN yang masuk sebagai yang menguasai 80% kesehatan adalah
bagian dari kesepakatan tersebut. dokter, sehingga nanti akan ada aturan
Dari sisi positif lainnya, penghargaan bahwa maksimum perbedaan gradasi
terhadap perawat itu masih rendah. pendapatan tertinggi dan terendah berapa
Sehingga kita bisa berbagi best practice kali agar dapat terdistribusi dengan
dengan banyak negara lainnya, sehingga baik. Sekarang untuk kompetensi sudah

102 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

dilakukan. Misalnya semua tenaga suatu Negara. Belum lagi, penegakan dan
kerja kesehatan di Rumah Sakit sudah pengenaan sanksi memiliki tantangan
ditetapkan standarnya. Dengan cara tersendiri. Guna menjembatani perbedaan-
seperti itu, negara akan diarahkan untuk perbedaan dalam hal pengaturan tentang
membuat sistem yang lebih adil bagi keperawatan di masing-masing Negara
tenaga kerja kesehatan dan keperawatan. anggota ASEAN maka perlu dilakukan
Sehingga perubahan tersebut dapat suatu proses standardisasi di tingkat
memberikan dampak stabilitas. regional ASEAN dan nasional.
Pandangan dari PPNI merupakan hal Standar merupakan suatu dokumen
yang dapat di akomodir oleh pemerintah yang meletakkan suatu syarat, spesifikasi,
sebagaimana Mahfud M. D sendiri pedoman atau karakteristik yang dapat
berpendapat dalam konteks politik menjamin bahwa materi, produk,
hukum jelas bahwa hukum adalah “alat” proses dan jasa cocok dan sesuai dengan
yang bekerja dalam “sistem hukum” tujuannya. Berdasarkan the International
tertentu untuk mencapai “tujuan” Negara Organization for Standardization (ISO),
atau “cita-cita” masyarakat Indonesia. standar memudahkan proses harmonisasi
Oleh sebab itu, pembahasan mengenai suatu produk atau jasa, membuat
politik hukum nasional harus didahului industri lebih efesien dan menghilangkan
dengan penegasan tentang tujuan negara.35 hambatan-hambatan dalam perdagangan
Cita-cita masyarakat Indonesia sendiri internasional.36 Dalam konteks profesi
yaitu memajukan kesejahteraan umum. perawat, standar mendorong suatu kualitas
Kesejahteraan umum profesi perawat yang baik dari seorang pemangku profesi
ini dapat dicapai dengan harmonisasi dan memudahkan dalam hal pengenaan
peraturan perundang-undangan yang sanksi dalam hal pemangku profesi tidak
dapat membawa pada kepastian hukum, memenuhi standar.
keadilan hukum dan kemanfaatan hukum. Arus jasa profesi perawat di ASEAN
Harmonisasi hukum sendiri memiliki didasarkan pada ASEAN Mutual
fungsi pencegahan dan penanggulangan. Recognition Agreement on Nursing Services
Dalam konteks pengaturan keperawatan, (MRA Perawat). Tujuan dari MRA
harmonisasi hukum ditujukan untuk Perawat adalah memfasilitasi mobilitas
mencegah adanya kesenjangan antara perawat profesional di ASEAN, wadah
perawat asal Indonesia dan perawat pertukaran informasi dan keahlian
asal negara anggota ASEAN lainnya. berdasarkan suatu standar dan kualifikasi
Kesenjangan ini dapat dijembatani dengan tertentu dan mendorong adopsi praktik-
adanya harmonisasi standardisasi dan praktik terbaik (best practice) dari jasa
sertifikasi perawat di ASEAN sehingga perawat serta menyediakan pembangunan
arus bebas profesi perawat di Indonesia kapasitas dan pelatihan bagi perawat.
dapat berjalan tanpa hambatan berarti. Dalam tulisan ini, penulis membatasi
Sedangkan fungsi penanggulangan dapat pada beberapa standar mengenai
dikaitkan dengan penyelesaian masalah pendidikan, perizinan, penggajian dan
dalam praktek keperawatan dalam penyelesaian sengeketa. Hal ini didasarkan
kerangka MEA. pada pandangan bahwa perbedaan terbesar
Harmonisasi dapat mempengaruhi antara masing-masing Negara ASEAN
bentuk dari hukum nasional bahkan
sumber hukum nasional dari sistem hukum
36
Samuel D. Scoles, Harmonization of Standard
and Mutual Recognition Agreements on Conformity
35
Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Hukum, Asessment in Indonesia, Malaysia, Thailand and
Menegakan Konstitusi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm. Vietnam, ERIA Research Project Report, 2015,
17. No. 15, hlm. 2

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 103


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 104~109

adalah terkait poin tersebut dan hal ini kata lain akan menjalankan Praktik
menjadi amanat dalam MRA Perawat. Keperawatan, diwajibkan untuk memilki
Pendidikan keperawatan di Indonesia STR (Surat Tanda Registrasi). STR tersebut
memiliki perbedaan dengan beberapa diberikan oleh Konsil Keperawatan. Lebih
Negara ASEAN lainnya. Di Indonesia lanjut, untuk mendapatkan STR, Perawat
masih terdapat pendidikan jenjang harus memenuhi beberapa sebagaimana
Diploma yang berlangsung selama kurang dinyatakan dalam Pasal 18 ayat (3) UU
lebih 3 tahun masa pendidikan, 4 tahun Keperawatan, yaitu: a. memiliki ijazah
sarjana keperawatan, 2 tahun magister pendidikan tinggi Keperawatan; b. memiliki
atau master keperawatan dan 3 tahun Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
doktor dalam bidang keperawatan. Profesi; c. memiliki surat keterangan
Sementara di Negara seperti Laos, Filipina sehat fisik dan mental; d. memiliki surat
dan Thailand tidak mengenal jenjang pernyataan telah mengucapkan sumpah/
Diploma meskipun Vietnam, Singapura janji profesi; dan e. membuat pernyataan
dan Malaysia tidak berbeda dengan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
Indonesia. Permasalahannya adalah etika profesi. Dalam hal perawat Indonesia
untuk dapat diangkat sebagai Perawat memenuhi syarat tersebut maka Perawat
Terdaftar dalam ASEAN, minimal harus Indonesia memenuhi satu dari beberapa
memiliki gelar Sarjana Keperawatan.37 syarat untuk diakui sebagai Perawat Asing
Bahkan di Indonesia, seorang profesional di ASEAN. Namun tantangannya adalah
adalah yang sudah menyelesaikan tingkat Perawat Indonesia harus memenuhi
Sarjana dan Ners. Konsekuensinya adalah syarat yang tidak semata-mata diberikan
perawat dengan latar belakang pendidikan oleh Indonesia sebagai Negara Asal.
Diploma tidak menjadi bagian dari arus Tantangan lainnya adalah sampai dengan
bebas profesi perawat yang diakui di saat ini, Konsil Keperawatan belum
ASEAN.38 juga dibentuk di Indonesia. Padahal,
Terkait hal ini, Indonesia perlu Pasal 63 UU Keperawatan mewajibkan
melakukan harmonisasi terkait standar dibentuknya Konsil Keperawatan paling
minimum pendidikan untuk dapat lama 2 (dua) tahun sejak Undang-
menjadi Perawat Terdaftar di ASEAN. Undang ini diundangkan, artinya, Konsil
Indonesia perlu meningkatkan program Keperawatan sudah seharusnya terbentuk
pendidikan dari Diploma menjadi Sarjana. pada Oktober 2016 lalu.
Bagi perawat yang masih berpendidian Belum dibentuknya Konsil
Diploma didorong untuk melanjutkan ke Keperawatan tidak hanya mengabaikan
jenjang yang lebih tinggi yakni Sarjana. amanat UU Keperawatan tetapi juga
Lebih lanjut, Pasal 5 UU Keperawatan berpotensi menghambat jalannya MRA
perlu dikaji ulang oleh karena masih Perawat di Indonesia. Upaya untuk
memperbolehkan pendidikan vokasi. melakukan standarisasi profess perawat
Boleh saja aturan ini tidak diubah namun tentu tidak berjalan lancar karena di
sebagai konsekuensi maka lulusan Indonesia, standar kompetensi kerja
Diploma tidak dapat bekerja di Negara disusun oleh Organisasi Profesi Perawat
ASEAN lainnya. dan Konsil Keperawatan dan ditetapkan
Perawat yang hendak menjalankan oleh Menteri. Konsil Keperawatan juga
profesinya sebagai perawat atau dengan bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Perawat sesuai dengan
37
Yupin Aungsuroch, Joko Gunawan, Nurse kewenangannya. Konsil Keperawatan
Preparation towards ASEAN Economic Communi-
ty 2015, International Journal of Health Scienc- sendiri mempunyai wewenang untuk
es & Research, 2015, Vol.5, Issue. 3, hlm. 367. menyetujui atau menolak permohonan
38
Ibid.

104 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

Registrasi Perawat, termasuk Perawat Sebagai contoh di Indonesia dan Malaysia,


Warga Negara Asing. Selain itu Indonesia penduduk mayoritas adalah beragama
juga belum memiliki Standar Kompetensi Islam, konsekuensinya kehidupan sehari-
dengan 5 ASEAN core competency.39 Pasal hari masyarakat harus melihat pada
60 UU Keperawatan memang menyatakan hukum halal dan haram umat Islam. Hal
bahwa selama Konsil Keperawatan ini berdampak pada teknis kerja seorang
belum terbentuk, permohonan untuk perawatan dan pemilihan makanan dan
memperoleh STR yang masih dalam minuman oleh perawat bagi pasiennya. Di
proses diselesaikan dengan prosedur Vietnam dan Thailand juga berlaku hal
yang berlaku sebelum Undang-Undang yang sama mengingat masyarakat disana
ini diundangkan, artinya terkait dengan kebanyakan beragama Budha sehingga
Izin dan Penyelenggaraan Praktik memiliki aturan tersendiri yang dapat saja
Perawat masih merujuk pada Peraturan bersinggungan dengan profesi perawat.
Menteri Kesehatan RI Nomor 17 Tahun Dalam menghadapi tantangan ini,
2013 tentang Perubahan atas Peraturan artinya Indonesia harus bekerja sama
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ dengan Asosiasi Perawat di Negara Tujuan
MENKES/148/I/2010. dalam hal pengenalan praktik terbaik (best
Syarat lainnya untuk dapat diakui practice) dari profesi perawat didasarkan
sebagai Perawat Asing di Indonesia pada karakteristik Negara masing-
adalah memenuhi kualifikasi perawat masing. Artinya, masing-masing Negara
dan memenuhi syarat-syarat (mengikuti perlu menyiapkan pelatikan kompetensi
tes medis pribadi dan mengikuti suatu budaya (transcultural competency). Guna
program atau penilaian kompetensi mewujudkan hal tersebut Indonesia
tertentu) yang ditentukan oleh Negara perlu mengadopsi perilaku-perilaku yang
Penerima sebagaimana yang dinyatakan mendorong kompetensi pemahaman
dalam Article III MRA Perawat. Lebih budaya, mengembangkan kesadaran
lanjut, Perawat Indonesia juga wajib akan perbedaan budaya dan melakukan
mengikuti Kode Etik dan Peraturan penilaian atas kompetensi budaya seorang
Keperawatan Negara Penerima, mengikuti perawat.40 Dalam hal seorang perawat
skema pertanggungjawaban asuransi dan telah lulus akan kompetensi ini, barulah
menghormati budaya dan agama di Negara perawat tersebut diizinkan untuk bekerja
Penerima. di Negara tujuan.
Terkait dengan Kode Etik dan Tidak dapat dipungkiri bahwa, gaji
Peraturan Keperawatan, tentu saja lebih atau honorarium adalah salah satu
mudah karena dapat dilakukan melalui alasan utama seoang perawat mau
harmonisasi sehingga isi-isi dalam Kode bekerja di Negara lain. Konsekuensinya,
Etik dan Peraturan kurang lebih sama Negara maju akan menjadi target utama
antara satu Negara dengan Negara lainnya mengingat potensi pendapatan yang lebih
di ASEAN. Namun untuk budaya dan besar. Perbedaan terkait standarisasi
agama, tentu terdapat beberapa kesulitan gaji tentu menjadi persoalan ketika arus
tersendiri. Negara-negara di ASEAN bebas profesi perawat semakin terbuka.
memiliki budaya dan agama yang berbeda- Harmonisasi terkait standar penggajian
beda. Faktor mayoritas budaya dan agama perlu dilakukan, mengingat sengketa
sedikit banyak mempengaruhi kehidupan ketenagakerjaan sering terjadi dengan
sehari-hari di masing-masing Negara. alasan penggajian. Kondisinya lebih
39
PPNI, “ASEAN MEETING PPNI Mengawal
mudah dalam hal perawat dari Negara
MEA untuk Kepentingan Bangsa”, diakses dari http:// berkembang (dengan gaji yang lebih
ppni-inna.org/index.php/public/information/news-de-
tail/9, pada tanggal 11 Agustus 2017, pukul 11.30 WIB. 40
Ibid.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 105


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 106~109

rendah) bekerja di Negara maju (dengan penyelesaian sengketa dapat diselesaikan


gaji yang lebih besar), namun sebaliknya melalui proses peradilan (litigasi) dan
potensi sengketa lebih mungkin terjadi di luar proses peradilan (non litigasi).
jika perawat dari Negara maju bekerja Penyelesaian sengketa di luar proses
di Negara berkembang dengan gaji yang peradilan (non litigasi) dapat diselesaikan
lebih kecil, sementara Negara berkembang melalui mekanisme Alternative Dispute
berharap dengan masuknya perawat asing, Resolution (ADR). Penyelesaian sengketa
dapat memungkinkan alih keterampilan ini meliputi sengketa hubungan industrial
dan teknologi. dan sengketa medik, artinya Indonesia
Harmonisasi mengenai pengupahan juga harus membuat mekanisme
memang tidak bisa dilakukan dalam penyelesaian sengketa berdasarkan jenis
pemaknaan bahwa upah perawat di sengketa tersebut. Tantangan terbesar
satu Negara harus sama dengan Negara lainnya adalah kurangnya struktur atau
lainnya, namun dapat dilihat pada organ yang kuat di ASEAN. Masing-
kebutuhan di masing-masing Negara. masing Negara memiliki rencana masing-
Indonesia perlu melakukan standarisasi masing sementara Sekretariat ASEAN
pengupahan dengan merujuk pada tidak memiliki kewenangan yang cukup
faktor lamanya masa kerja; faktor dan mungkin diabaikan oleh Negara
profesionalisme, keterampilan dan anggota, berbeda jika dibandingkan
kecakapan seorang perawat; faktor volume dengan Parlemen Eropa.41 Untuk itu,
dan beban kerja serta besar-kecilnya ASEAN perlu memikirkan haltersebut
resiko pekerjaan; aspek kepribadian; atau dan membentuk organ ASEAN yang
tinggi-rendahnya kualifikasi pendidikan kredibel dan kuat.
(sebagai basic start awal dalam bekerja); SIMPULAN
dan lain-lain sebagainya. Guna menghindari
penilaian yang bersifat subjektif terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
faktor-faktor tersebut, Indonesia perlu merupakan bentuk kerjasama di antara
merumuskan struktur dan skala upah yang negara-negara anggota ASEAN melalui
dibuat atas dasar beberapa ukuran penilaian, integrasi sektor ekonomi dalam suatu
sehingga terukur (transparan) dan dapat pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara.
dipertanggung-jawabkan (responsible Diantara hal-hal yang disepakati di MEA,
dan accountable). Selain mempermudah arus bebas tenaga kerja profesional
mekanisme pengupahan, hal ini juga merupakan salah satu yang penting
memperkecil potensi sengketa antara untuk dikaji. Patut diakui bahwa di
perawat baik lokal maupun asing dengan satu sisi, pembukaan pasar tenaga kerja
tempat kerja. mendatangkan manfaat yang besar. Selain
Terakhir, mengenai penyelesaian dapat menciptakan jutaan lapangan kerja
sengketa yakni antar rekan sejawat baru, skema ini juga dapat meningkatkan
perawat, perawat asing dengan asosiasi kesejahteraan ratusan juta orang yang
dan utamanya perawat dengan pasien. hidup di Asia Tenggara. Namun disisi
Sengketa dalam bidang keperawatan lain, terdapat ketakutan bahwa, Negara
merupakan hal yang tidak dapat yang tidak mempersiapkan peraturannya
sepenuhnya dihindarkan di Indonesia. dan sumber dayanya dengan baik maka
Kemungkinan-kemungkinan seperti akan merasakan kerugian lebih banyak
malpraktek, ketidakpuasan pelayanan, daripada keuntungan yang didapat.
pelanggaran disiplin dan pelanggaran etika 41
Simon Pettman, Standards Harmonisation in
profesi keperawatan merupakan kasus ASEAN: Progress, Challenges and Moving Beyond
yang cukup sering terjadi. Secara garis besar 2015, ERIA Discussion Paper Series, 2013, hlm.
25.

106 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

Di sisi inilah politik hukum perlakuan non-diskriminasi terhadap


memainkan perannya untuk menciptakan Perawat Asing yang bekerja di Indonesia.
sebuah peraturan keperawatan yang Standar perizinan yang transparan dan
mampu menciptakan sistem hukum terukur dapat memperkecil kemungkinan
yang transparan, independen dan tidak masing-masing Negara ASEAN
memihak, karena keberadaan peraturan memberlakukan standar perizinan yang
perundang-undangan dan perumusan diskriminatif, selain itu, apabila Indonesia
Pasal merupakan dasar dan penghubung menunjukan itikad baik maka Negara
dari Politk luar negeri yang diusung ASEAN lainnya tidak bisa beralasan
melalui suatu arus bebas tenaga kerja. untuk memperlakukan Perawat Indonesia
Menjadi jelas bahwa politik hukum yang secara tidak adil. Lebih lanjut, standar
tepat dalam upaya pengaturan profesi pengupahan yang jelas dan terukur
perawat dalam konteks Masyarakat berdasarkan suatu struktur dan ukuran
Ekonomi ASEAN (MEA) adalah suatu tertentu dapat mengurangi kemungkinan
keharusan. Indonesia sebagai pihak dalam sengketa antara perawat dengan pemberi
MEA khususnya Mutual Recognition kerja. Lebih lanjut, Indonesia juga perlu
Agreement on Nurse (MRA Perawat) perlu membuat standar penyelesaian sengketa
menentukan kebijakan yang tepat dalam baik yang bersifat hubungan industrial
menyikapi arus bebas jasa perawat di maupun medik. Penyelesaian sengketa
ASEAN. tersebut juga disediakan melalui pilihan
Politik hukum yang saat ini dapat hukum (choice of law) dalam bentuk
dilakukan Indonesia adalah dengan litigasi maupun non-litigasi. Terakhir,
upaya harmonisasi standar-standar Indonesia perlu menyiapkan setiap
pemangku profesi yang berkualitas peraturan yang dibutuhkan baik amanat
melalui produk perundang-undangan dari MRA Perawat maupun amanat dari
yang komprehensif. Standarisasi tersebut UU Keperawatan, yang salah satunya
mencakup pendidikan, perizinan, adalah pembentukan Konsil Keperawatan.
pengupahan dan penyelesaian sengketa. DAFTAR PUSTAKA
Dalam bidang pendidikan, Indonesia
harus memperbaharui program dan Buku
kurikulum pendidikan keperawatan yang Agung dan Asep, 2001, Ham, Kejahatan
mana lulusannya secara administrasi dan Negara Dan Imperialisme Modal,
teknis memenuhi syarat sebagai Perawat Pustaka Pelajar.
Terdaftar di ASEAN. Hal ini ditujukan
agar perawat Indonesia tidak hanya Andrew Heywood, 2004, Political Theory:
mampu bersaing di Tanah Air tetapi juga An Introduction, 3rd Edition,
siap bersaing di Negara ASEAN lainnya. New York: Palgrave Macmillan.
Indonesia dengan jumlah perawat yang C.S.T. Kansil, 2002, Pengantar Ilmu
besar perlu melihat pasar ASEAN lainnya. Hukum, Jakarta: Balai Pustaka.
Namun tentu saja hal tersebut harus
Frank Garcia, 2013, Theories of Justice
diimbangi dengan kualitas dan perizinan
and International Economic
yang baik. Mekanisme perizinan yang
Law, Research Handbook on
jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Global Justice and International
dapat menjadi bagian dari bentuk
Economic Law John Linarelli
perlindungan perawat Indonesia ketika
ed. Northhampton, MA: Edward
bekerja di Negara ASEAN lainnya. Hal ini
Elgar.
harus dilakukan secara seimbang dan adil,
artinya Indonesia pun harus menunjukan Guntur Sugiyarto and Dovelyn Rannveig

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 107


Jurnal IUS | Vol VI | Nomor 1 | April 2018 | hlm, 108~109

Agunias. 2014, A ‘Freer’ Flow of Jurnal


Skilled Labour within ASEAN: Chia, S. Y. , Free Flow of Skilled Labor in the
Aspirations, Opportunities and AEC’, in Urata, S. and M. Okabe
Challenges in 2015 and Beyond, (eds.), Toward a Competitive
Bangkok and Washington, D.C.: ASEAN Single Market: Sectoral
International Organization for Analysis. ERIA Research Project
Migration and Migration Policy Report, 2011, No. 2010-03.
Institute.
Flavia Jurje dan Sandra Lavenex, ASEAN
H.Inu Kencana Syafie, dan Azhari, Economic Community: what
2005, Sistem politik Indonesia, model for labour mobility?,
Bandung: Refika Aditama. Bern: World Trade Institute of
Imam Syaukani, 2013, A. Ahsin Thohari, the University of Bern Working
Dasar-Dasar Politik Hukum, Paper, 2015, No.2015/02.
Jakarta: Rajawali Pers. Hikmahanto Juwana, Politik Hukum UU
Koentjoroningrat, 1979, Metode-Metode Bidang Ekonomi di Indonesia,
Penelitian Masyarakat, Jakarta: Jurnal Hukum, 2005, Vol. 01, No.
Gramedia. 1.
Marius Widjajarta, 2011, Laporan Akhir M. Ilham F. Putuhena, Politik Hukum
Tim Pengkajian tentang Hak dan Perundang-undangan:
Kewajiaban Tenaga Kesehatan, Mempertegas Reformasi
Badan Pembinaan Hukum Legislasi yang Progresif, Jurnal
Nasional. Rechtsvinding, Media Pembinaan
Moh. Mahfud MD, 2011, Membangun Hukum Nasional, 2013, Vol.2,
Politik Hukum, Menegakan No. 3.
Konstitusi, Jakarta: Rajawali Pers. Samuel D. Scoles, Harmonization of
Prihadjo, 1995, Praktik Keperawatan Standard and Mutual Recognition
Profesional Konsep Dasar dan Agreements on Conformity
Hukum, Jakarta : EGC. Asessment in Indonesia,
Malaysia, Thailand and Vietnam,
R. Winantyo, Rahmat Dwi Saputra, dkk, ERIA Research Project Report,
) 2015, Masyarakat Ekonomi 2015, No. 15.
ASEAN (MEA), Memperkuat
Sinergi ASEAN di Tengah Sarah Huelser dan Adam Heal, Moving
Kompetisi Global, hak cipta Freely? Labour Mobility in
Tim Biro Hubungan Studi ASEAN, ARTNeT Policy
Internasional Bank Indonesia, Brief,2014, No. 40.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Silvi Ch. Suman, Perkembangan ASEAN
Ronny Hanitijo Soemitro, 1985, Framework Agreement on
Metodologi Penelitian Hukum, Services (AFAS) dan Kesiapan
Jakarta: Ghalia Indonesia. Indonesia, Buletin KPI, 2011,
Edisi OOL/KP/2011.
Sri Soemantri, 2006, Prosedur dan Sistem
Perubahan Konstitusi Dalam Simon Pettman, Standards Harmonisation
Batang Tubuh UUD 45 (sebelum in ASEAN: Progress, Challenges
dan Sesudah Perubahan UUD and Moving Beyond 2015, ERIA
45), Bandung: Alumni. Discussion Paper Series, 2013.

108 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......

Yoshifumi Fukunaga, Assessing the 17 Agustus 2016, https://


Progress of ASEAN MRAs on bisnis.tempo.co/read/
Professional Services, ERIA news/2016/08/17/090796741/
Discussion Paper Series, 2015, jumlah-pengangguran-ri-5-5-
No. 2015- 21. persen-per-februari-2016, diakses
Yupin Aungsuroch, Joko Gunawan, Nurse tanggal 5 Oktober 2016.
Preparation towards ASEAN www.artnetontrade.org, diakses tanggal
Economic Community 2015, al 12 Oktober 2016.
of Health Sciences & Research,
2015, Vol.5, Issue. 3.
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
tentang Tenaga Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan.
Wawancara dan Tugas akhir
Masfuri SkP, MN. (Ketua Bidang
Hubungan Kerjasama Luar Negeri
DPP Persatuan Perawat Nasional
Indonesia) Depok, 6 Maret 2017.
Cindy Cephanie Manek, Implikasi
Pemberlakuan Ketentuan
ASEAN Framework Agreement
on Services (AFAS) Terhadap
Jabatan Notaris, Denpasar:
Magister Kenotariatan, 2014.
Internet:
Association of Southeast Asia Nation,
ASEAN Economic Community
Blue Print, 2008, http://asean.
org/wp-content/uploads/
archive/5187-10.pdf, diakses
tanggal 12 Oktober 2016.
PPNI, ASEAN MEETING PPNI Mengawal
MEA untuk Kepentingan Bangsa,
10 Juli 2017, http://ppni-inna.org/
index.php/public/information/
news-detail/9, diakses tanggal 11
Agustus 2017.
Tempo, Jumlah Pengangguran RI 5,5
Persen per Februari 2016,

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 109

You might also like