Professional Documents
Culture Documents
Demson Tiopan
*Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha
email : demsontiopan@gmail.com
Naskah diterima : 19/01/2018; direvisi : 26/03/2018; disetujui : 27/04/2018
Abstract
Mutual Recognition Agreement (MRA) that have been agreed in conjunction with
ASEAN Economi Community (AEC), mandate the free flow of worker, one of which is
Nurse. With this MRA on Nurse, the nurses originated from ASEAN have better access
to work in other ASEAN states. However, MRA on Nurse has to face some problems in
difference of education level, permissions, payment and dispute settlement. This article
aims to examine legal policy on harmonization in regulating nurse in Indonesia in order
to fulfill the standard of nurse regulation which mandated by AEC and MRA on Nurse.
This article is normative research, use secondary data which obtained through library
research and interview as addition data. This article present deductively. The result
show that there are some problems in process of harmonization in Indonesia, specifically
Law Number 35 year 2014 on Nursery, as main regulation on nurse, legitimated before
the implementation of AEC. It means this law still not fulfill the standard of AEC.
Therefore, Indonesia need to harmonize the regulation on nursery according to each
standard mandated by AEC and MRA on Nurse.
Keywords: Legal Polocy; Nurse; ASEAN Economic Community.
Abstrak
Mutual Recognition Agreement (MRA) yang disepakati untuk diberlakukan
bersamaan dengan MEA mengamanatkan arus bebas tenaga kerja yang salah satunya
adalah profesi perawat. Dengan adanya MRA Perawat ini maka perawat yang berasal
dari Negara ASEAN dapat lebih mudah bekerja di Negara ASEAN lainnya. Namun
MRA Perawat dihadapkan pada persoalan perbedaan dalam hal tingkat pendidikan,
perizinan, pengupahan dan penyelesaian sengketa. Tulisan ini bertujuan untuk
mengkaji politik hukum harmonisasi pengaturan tentang keperawatan di Indonesia
agar dapat menyesuaikan standar pengaturan keperawatan yang diamanatkan dalam
MEA dan MRA Perawat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dan
hasil wawancara sebagai data tambahan. Pengkajian dilakukan secara deduktif.
Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa masalah dalam proses harmonisasi
Yohanes Hermanto Sirait, Demson Tiopan|Politik Hukum Pengaturan Profesi Perawat Dalam Upaya......
yaitu pengaturan tentang keperawatan baru diatur secara tegas dalam UU No. 35 Tahun
2014 tentang Keperawatan. Oleh karena UU ini disahkan sebelum berlakunya MEA,
terdapat kemungkinan bahwa muatannya belum memenuhi standar yang disepakati di
MEA. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan harmonisasi pengaturan profesi perawat
sesuai standar yang diamanatkan dalam MEA dan MRA Perawat.
Keywords: Politik Hukum; Perawat; Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
PENDAHULUAN Insinyur Sipil dan defisit 190.000 Tenaga
Medis. Diantara profesi tenaga medis
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
yang menjadi perhatian, profesi perawat
sudah berjalan sejak awal tahun 2016 ini.
merupakan profesi yang perlu disoroti
Tidak siap dan takut bersaing tidak perlu
dan diperhatikan kondisinya mengingat
diperdebatkan saat ini namun persiapan
saat ini di Indonesia sudah dikeluarkan
untuk bersainglah yang perlu ditingkatkan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
agar Indonesia menjadi bagian dari
tentang Keperawatan (untuk selanjutnya
kesuksesan MEA bukan sebaliknya. Hal
disebut UU Keperawatan).
ini penting dilakukan mengingat tingkat
Lahirnya UU Keperawatan ini
pengangguran di Indonesia tercatat 5,5 %
merupakan babak baru dalam dunia
per Februari 2016 1, tertinggal jauh dari
keperawatan dan memberikan jaminan
negara tetangga seperti Thailand (0,8%),
hukum bagi para perawat dan pasien
Singapura (2%) dan Malaysia (2,9%). Jika
yang ditangani. Dengan adanya legitimasi
merujuk pada data ini, kaum yang optimis
dalam bentuk UU, diharapkan agar
akan mengatakan bahwa MEA membawa
pemerintah mampu mengarahkan para
keuntungan dengan terbukanya lapangan
perawat untuk bekerja secara profesional,
pekerjaan di seluruh wilayah ASEAN
terlatih, dan mampu mendorong perawat
sebagaimana yang telah disepakati dalam
untuk bekerja dan berperilaku baik,
Mutual Recognition Agreements (MRA)
serta tidak pernah menanggalkan empati
sedangkan kaum pesimis akan takut jika
kepada mereka yang diberikan pelayanan
harus juga bersaing dengan pemangku
sehingga layaklah perawat dikategorikan
profesi asal Negara anggota ASEAN
sebagai suatu profesi2.
lainnya.
Dilihat dari sisi historis, terdapat
Telah disepakati bahwa delapan profesi
perubahan paradigma terkait profesi
yang difalisitasi arus bebas tenaga kerja
perawat di Indonesia saat ini. Pekerjaan
adalah insinyur, arsitektur, perawat,
perawat yang semula vokasional3
dokter, dokter gigi, akuntan, land surveyor,
digeser menjadi pekerjaan profesional.
dan pekerja pariwisata. Tugas berat dari
Perawat yang dulunya berfungsi sebagai
pemerintah Indonesia adalah melakukan
perpanjangan tangan atau sekedar
harmonisasi standard dan pengaturan
terkait profesi-profesi tersebut. Terkait 2
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendi-
dengan delapan profesi tersebut, Indonesia dikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagain-
saat ini mempunyai angka pengangguran ya) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan atau atau
yang tinggi (5,5%), Asosiasi Profesi jabatan yang menuntut keahlian dari para petugasnya.
Profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
Tenaga Terampil dan Ahli Indonesia serta proses sertifikasi dan lisensiyang khusus untuk
(APTA) menyatakan bahwa hingga 2019, bidang profesi tersebut.
3
Paradigma pendidikan vokasi sangat berbeda yaitu
Indonesia akan mengalami defisit 120.000 menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan den-
gan permintaan pasar (demand driven). Kebersambun-
1
Tempo, Jumlah Pengangguran RI 5,5 Persen per Feb- gan (link) diantara pengguna lulusan pendidikan dan
ruari 2016, 17 Agustus 2016, https://bisnis.tempo.co/ penyelenggara pendidikan dan kecocokan (match) dian-
read/news/2016/08/17/090796741/jumlah-penganggu- tara tenaga kerja dengan pemberi kerja menjadi dasar
ran-ri-5-5-persen-per-februari-2016, diakses tanggal 5 penyelenggaraan dan ukuran keberhasilan pendidikan
Oktober 2016. vokasi.
ini, penulis tidak akan memberikan porsi sekitar 40.000 perawat baru, dengan rasio
besar terkait dengan politik. Hal ini juga terhadap jumlah penduduk 1 : 2850.
didasarkan pada fakta bahwa urusan Dengan keterbatasan jumlah lulusan
politik sudah selesai ketika pemerintah tenaga keperawatan yang dalam konteks
Indonesia melalui Kementerian Luar ini termasuk bidan ternyata daya serap
Negeri dan Diplomatnya menyepakati diatur dalam lulusan tenaga kesehatan
kerangka MEA dalam ASEAN termasuk (keperawatan dan kebidanan) oleh
kerangka arus bebas profesi perawat. jaringan pelayanan kesehatan ternyata
Lebih lanjut, konsep harmonisasi masih sangat rendah dan terbatas.12
didasari pada fakta keberagaman substansi Berkenaan pelayanan kesehatan
hukum, struktur hukum dan budaya yang belum merata di seluruh wilayah
hukum. Negara-negara di dunia memiliki Indonesia, utamanya di pedesaan,
pandangan masing-masing mengenai daerah terpencil yang jauh dari pusat-
hukum dan apa yang dimuat dalam hukum pusat pelayanan kesehatan, profesi
sehingga terjadi yang namanya disharmoni perawat sangat dominan dan diminati
hukum. Untuk itu harmonisasi hukum serta bagaikan dewa penolong bagi
sebenarnya dibutuhkan. Harmonisasi warga masyarakat yang membutuhkan.
hukum bertujuan melakukan penyesuaian Kemampuan profesi yang standar dan
segala bentuk peraturan perundang- mudah berinteraksi dengan masyarakat
undangan yang dapat membawa pada berbagai lapisan, dengan biaya yang murah
kepastian hukum, keadilan hukum dan bahkan bisa dengan barter ataupun gratis,
kemanfaatan hukum. Harmonisasi hukum perawat menjadi barisan terdepan untuk
sendiri memiliki fungsi pencegahan melayani kesehatan selama 24 jam.
dan penanggulangan. Dalam konteks Pelayanan keperawatan profesional
pengaturan keperawatan, harmonisasi hanya dapat diberikan oleh tenaga
hukum ditujukan untuk mencegah keperawatan profesional yang telah
adanya gap atau kesenjangan antara memiliki izin dan kewenangan untuk
perawat asal Indonesia dan perawat asal melakukan tindakan keperawatan yang
negara anggota ASEAN lainnya. Gap dibutuhkan oleh sistem pasien. Pengaturan
atau kesenjangan ini dapat dijembatani tindakan keperawatan diatur dalam suatu
dengan adanya harmonisasi standar dan sistem regulasi keperawatan. Sistem
sertifikasi perawat di ASEAN sehingga regulasi praktik keperawatan terjadi dalam
arus bebas profesi perawat di Indonesia suatu kontinum restriktif sampai paling
dapat berjalan tanpa hambatan berarti. restriktif yaitu designasi atau rekognasi,
Sedangkan fungsi penaggulangan dapat registrasi, sertifikasi, dan lisensi. Designasi
dikaitkan dengan penyelesaian masalah atau rekognisi merupakan proses
dalam praktek keperawatan dalam pengakuan terhadap seseorang yang telah
kerangka MEA. Choice of law (pilihan menyelesaikan pendidikan keperawatan
hukum) menjadi suatu persoalan yang dan mendapatkan ijazah.13
perlu diperhatikan juga. Keluarnya Undang-undang Nomor
Profesi Keperawatan di Indonesia dan 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Mutual Recognition Agreement terkait yang kemudian diamandemen dengan
Perawat di ASEAN UndangUndang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, Undang-
Berdasarkan data, lulusan perawat di Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
berbagai lembaga pendidikan setiap tahun 12
Marius Widjajarta, Laporan Akhir Tim Pengkajian
tentang Hak dan Kewajiaban Tenaga Kesehatan, Badan
Sesudah Perubahan UUD 45), Bandung: Alumni, 2006, Pembinaan Hukum Nasional, 2011, hlm. 13.
hlm. 35. 13
Ibid, hlm. 52
pergerakan tenaga kerja terampil tersebut. kerja memiliki legitimasi hukum yang
Kebijakan dan kerangka peraturan yang jelas.
menghambat mobilitas tenaga kerja Terdapat dua tipe arus tenaga kerja,
terampil mencakup persyaratan dan pertama, arus yang paling besar dari
prosedur untuk visa kerja dan melewati tenaga kerja tidak terampil dan semi
lapangan kerja; ketentuan-ketentuan terampil. Kedua, yang jauh lebih kecil
konstitusional pemesanan pekerjaan bagi adalah arus profesional dan tenaga kerja
warga negara; kebijakan yang menutup terampil. Aspirasi arus bebas tenaga kerja
atau memaksakan pada profesional asing terampil MEA berbeda dengan sifat arus
dan keterampilan dalam sektor dan migrasi intra-negara ASEAN saat ini.
pekerjaan; tes pasar ekonomi dan tenaga Kebanyakan pendatang intra-ASEAN
kerja yang membatasi kerja asing dan adalah pekerja tidak terampil (lebih dari
membutuhkan telah mereka diganti oleh 87% yang berketerampilan rendah), dan
penduduk setempat dalam jangka waktu migrasi ilegal masih merupakan masalah
yang ditetapkan; peraturan perizinan yang sulit dipecahkan.21 MEA sendiri
dari asosiasi profesional; dan persyaratan hanya mencakup arus bebas tenaga kerja
kemampuan berbahasa. Negara harus terampil, dan tidak mengurusi tenaga kerja
bekerja sama untuk meminimalkan tidak terampil maupun semi-terampil.
hambatan. Pertukaran informasi dan Harapannya adalah dengan aliran bebas
transparansi dan menyederhanakan visa tenaga kerja terampil akan memberi
dan izin kerja dengan aplikasi akan sangat implikasi penting bagi perdagangan jasa,
membantu.19 investasi langsung luar negeri (foreign
Free movement of workers (arus bebas direct investment /FDI) dan pertumbuhan
tenaga kerja) merupakan salah satu produktivitas.
kesepakatan utama dalam Pasar Tunggal Pasal 1 (5) Piagam ASEAN menyatakan
MEA yang telah disepakati oleh negara- bahwa “To create a single market and
negara anggota ASEAN. Meskipun production base which is stable, prosperous,
demikian, sebenarnya sebelum MEA highly competitive and economically
diberlakukan, migrasi tenaga kerja integrated with effective facilitation for
sudah terjadi antar negara anggota trade and investment in which there is
ASEAN namun kebanyakan migrasi free flow of goods, services and investment;
adalah tenaga kerja tidak profesional dan facilitated movement of business persons,
bahkan tenaga kerja tidak berdokumen professionals, talents and labour; and freer
(irregular workers).20 Seiring dengan flow of capital.”(untuk menciptakan pasar
ditandatanganinya Piagam ASEAN tunggal dan basis produksi yang stabil,
pada 20 November 2007, liberalisasi sejahtera, berdaya saing tinggi dan secara
perdagangan termasuk arus bebas tenaga ekonomi terintegrasi dengan penyediaan
fasilitas yang efektif bagi perdagangan dan
investasi di mana terdapat arus barang,
19
Chia, S. Y. , Free Flow of Skilled Labor in the AEC’,
in Urata, S. and M. Okabe (eds.), Toward a Competitive jasa dan investasi yang bebas, pergerakan
ASEAN Single Market: Sectoral Analysis. ERIA Research pebisnis yang difasilitasi, profesional,
Project Report, 2011, No. 2010-03, hlm. 205.
20
Irregular migration merupakan istilah yang du- bakat dan tenaga kerja, dan arus modal
gunakan oleh International Organization of Migration yang lebih bebas).
untuk mendefinisikan proses migrasi yang tidak sesuai
dengan norma dan aturan yang berlaku. Istilah ini digu-
nakan untuk membedakan dengan migrasi illegal yang
cenderung mengandung unsur penyeludupun tenaga 21
Guntur Sugiyarto and Dovelyn Rannveig Agunias.
kerja. Lihat, Sarah Huelser dan Adam Heal, Moving A ‘Freer’ Flow of Skilled Labour within ASEAN: Aspira-
Freely? Labour Mobility in ASEAN, ARTNeT Policy Brief tions, Opportunities and Challenges in 2015 and Beyond,
,2014, No. 40, hlm. 2, lihat juga, www.artnetontrade.org, Bangkok and Washington, D.C.: International Organiza-
diakses tanggal 12 Oktober 2016, pukul 15.50 WIB. tion for Migration and Migration Policy Institute. 2014.
jelas, misalnya, bahwa ACIA hanya terampil ke negara lain yang memberikan
berlaku untuk individu yang dipekerjakan keuntungan yang lebih besar.26
oleh perusahaan yang terdaftar di negara Politik Hukum Harmonisasi Pen-
asalnya. Pada dasarnya MEA tidak gaturan tentang Keperawatan di In-
menjamin mobilitas penuh bagi tenaga donesia dalam Konteks Penyesuaian
kerja, walaupun tenaga kerja tersebut Standar Keperawatan di Masyarakat
sangat ahli, MEA hanya memfasilitasi Ekonomi ASEAN (MEA)
arus bebas tenaga kerja ahli. Dalam hal
ini MEA tidak seterbuka negara Uni Sebagaimana dinyatakan sebelumnya,
Eropa (EU) atau Wilayah Ekonomi Eropa istilah politik hukum merupakan
(EEA), di mana warga negara bisa bergerak terjemahan Bahasa Indonesia dari
bebas, tinggal, dan mencari pekerjaan istilah hukum Belanda rechtspolitiek,
di setiap Negara Anggota, terlepas dari yang merupakan bentukan dari dua kata
tingkat keterampilannya. MEA juga recht (hukum) dan politiek (politik).27
kurang terbuka dibandingkan dengan Hubungan hukum dengan politik
kelompok regional yang lebih terbatas dijelaskan oleh Max Weber bahwa hukum
seperti CARICOM (organisasi politik dan tidak dapat lepas dari kepentingan-
ekonomi dari 15 negara-negara Karibia kepentingan dan pengaruh termasuk
dan dependensi), yang memungkinkan kepentingan dan pengaruh politik.
untuk bebas visa masuk bagi tenaga kerja Hukum itu dipengaruhi kepentingan-
yang sangat terampil.25 kepentingan, baik itu kepentingan material
Liberalisasi ekonomi dengan adanya maupun kepentingan-kepentingan ideal.28
MEA dan semakin terintegrasinya pasar Berdasarkan teori yang dikemukakan
tenaga kerja, akan menambah peluang oleh Max Weber maka kepentingan yang
lapangan kerja semakin luas lagi. Hal diakomodir dalam pembuatan produk
ini dapat menjadi sebuah solusi untuk hukum ini adalah kepentingan profesi
mengurangi tingkat pengangguran dan perawat baik yang ada di dalam negeri
pemberantasan kemiskinan. Hasil yang maupun yang akan bekerja di luar negeri
diharapkan dapat tercapai jika dibarengi dalam ruang lingkup negara anggota
kebijakan nasional yang mendukung. ASEAN. Adapun kepentingan ideal ini
Arus bebas tenaga kerja juga merupakan berkaitan dengan tujuan dari dibentuknya
keuntungan dari sisi pengusaha, Negara Indonesia yang tercantum
memberikan pertambahan pasokan tenaga dalam alinea keempat Undang-Undang
kerja. Persaingan untuk mendapatkan Dasar 1945 sendiri yaitu memajukan
TKA yang terbaik akan mendorong kesejahteraan umum. Kesejahteraan
pengusaha menawarkan upah yang umum ini dapat dipandang sangat luas
menarik yang tentunya sebanding dengan meliputi seluruh aspek yang berkaitan
yang ditawarkan negara asal tenaga kerja. dengan profesi perawat.
Adanya perbedaan menyolok antara Secara umum Profesi Perawat sudah
upah dalam negeri dan luar negeri akan diatur dalam Undang-Undang No. 38
menyebabkan terjadinya brain drain, yaitu Tahun 2014 tentang Keperawatan yang
langkanya tenaga kerja terampil di dalam
negeri akibat berpindahnya tenaga kerja 26
R. Winantyo, Rahmat Dwi Saputra, dkk, Mas-
yarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Memperkuat
Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global, hak cipta
Tim Biro Hubungan Studi Internasional Bank Indone-
sia, Jakarta: Elex Media Komputindo, hlm. 278.
27
Imam Syaukani, A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasar
eralisation (CMIM) yang mengatur tentang arus Politik Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.19.
modal yang lebih bebas. 28
Agung dan Asep, Ham, Kejahatan Negara Dan Im-
25
Flavia Jurje dan Sandra Lavenex, Op. Cit. perialisme Modal, Pustaka Pelajar, 2001, hlm.27.
dunia terdapat dua konsep nursing pure nanti memiliki peluang bahwa Indonesia
atau nursing council. Indonesia tidak akan didorong pada standar good practice
mengenal keduanya dan lebih cenderung dari negara lain. Indonesia itu saat ini masih
kepada model lembaga sertifikasi profesi tertinggal dari Thailand dan Malaysia.
dengan berlandaskan Undang-Undang Sehingga dengan adanya standarisasi maka
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga dapat memotivasi Indonesia untuk dapat
Kesehatan. Menurut PPNI pada umumnya dapat lebih maju karena banyak sekali
di negara-negara lain tidak ada model hal yang harus dilakukan oleh Indonesia.
keperawatan atau kedokteran dibawah Jadi, kalau manfaat yang didapatkan oleh
tenaga kerja. Semuanya itu seharusnya Indonesia tentu banyak sekali tetapi tetap
dibawah kementerian kesehatan. banyak hal yang harus diselaraskan.
Kemungkinan itu hanya ada satu yaitu Profesi Perawat dituntut untuk bekerja
di Jerman itu dibawah E-Commerce. Jadi dengan baik, menghasilkan output yang
dengan berada di bawah kementrian baik, tingkat kepuasan pasien tinggi,
kesehatan peraturannya berbeda dengan human error nya rendah, length of stand
tenaga kerja pada umumnya, contohnya nya rendah tetapi itu tidak adil karena
dalam sisi akselarasi profesi perawat dapat stuffing nya tidak distandarisasi, misalnya
diuntungkan. Keuntungan lain misalnya pendidikannya tidak standar, komposisi
dari standarisasi nanti misalnya standar pendidikan diploma dan S1 perawat
kompetensi, PPNI akan melakukan upaya standarnya tidak seimbang. Kalau di
harmonisasi, tetapi kecenderungannya negara asing D3 itu sudah hampir tidak
yang terjadi tidak ada harmonisasi yang ada, D3 itu hanya membantu sedikit-
ada hanyalah penyeragaman. PPNI sedikit. Minimal harus perawat yang sudah
memandang harmonis itu berbeda-beda spesialisasi. Dengan adanya hal tersebut
boleh tetapi tetap saling mengakui, jadi nantinya Indonesia akan memandang
yang ada hanyalah unifikasi. Misalnya untuk mencapai ouput seperti itu
Kompetensi perawat di Indonesia ada tiga, Indonesia harus bisa mencontoh negara
tetapi yang disepakati di ASEAN ada lima. lain. Sebenarnya hal ini adalah potensi baik
Sehingga disepakati bahwa PPNI memiliki meskipun bisa dianggap sebagai potensi
keinginan bentuk bangunannya sama, ancaman karena mengetahui negara
tapi masalah isinya beda itu menjadi Indonesia masih banyak kekurangan.
kewenangan negara masing-masing. Saat Jadi nanti akan muncul dengan stuffing
ini yang sedang dilakukan kajian adalah seperti ini, akan muncul biaya service
penelaahan ke standar kurikulum, yang dan cost unit untuk perawat. Jadi nanti
nanti suatu saat akan terjadi penelahaan akan muncul untuk pembiayaan tentang
keseluruhan dan fungsi-fungsi stakeholder cost keperawatan yang sudah ditetapkan
yang ada di seluruh negara-negara anggota kontennya. Indonesia sebenarnya paling
ASEAN. Pada saat PPNI mengetahui murah, padahal standar Indonesia sendiri
fungsi stakeholder dari negara lainnya, kita tidak begitu jelek, sekarang BPJS saja
jadi dapat membentuk fungsi yang tidak sudah mengarah kesana. Masalah yang
dimiliki Indonesia untuk dapat melakukan terjadi di Indonesia, di dalam profesi
fungsi keseluruhan, karena adanya force kesehatan terdapat ketimpangan yakni
pressure dari ASEAN yang masuk sebagai yang menguasai 80% kesehatan adalah
bagian dari kesepakatan tersebut. dokter, sehingga nanti akan ada aturan
Dari sisi positif lainnya, penghargaan bahwa maksimum perbedaan gradasi
terhadap perawat itu masih rendah. pendapatan tertinggi dan terendah berapa
Sehingga kita bisa berbagi best practice kali agar dapat terdistribusi dengan
dengan banyak negara lainnya, sehingga baik. Sekarang untuk kompetensi sudah
dilakukan. Misalnya semua tenaga suatu Negara. Belum lagi, penegakan dan
kerja kesehatan di Rumah Sakit sudah pengenaan sanksi memiliki tantangan
ditetapkan standarnya. Dengan cara tersendiri. Guna menjembatani perbedaan-
seperti itu, negara akan diarahkan untuk perbedaan dalam hal pengaturan tentang
membuat sistem yang lebih adil bagi keperawatan di masing-masing Negara
tenaga kerja kesehatan dan keperawatan. anggota ASEAN maka perlu dilakukan
Sehingga perubahan tersebut dapat suatu proses standardisasi di tingkat
memberikan dampak stabilitas. regional ASEAN dan nasional.
Pandangan dari PPNI merupakan hal Standar merupakan suatu dokumen
yang dapat di akomodir oleh pemerintah yang meletakkan suatu syarat, spesifikasi,
sebagaimana Mahfud M. D sendiri pedoman atau karakteristik yang dapat
berpendapat dalam konteks politik menjamin bahwa materi, produk,
hukum jelas bahwa hukum adalah “alat” proses dan jasa cocok dan sesuai dengan
yang bekerja dalam “sistem hukum” tujuannya. Berdasarkan the International
tertentu untuk mencapai “tujuan” Negara Organization for Standardization (ISO),
atau “cita-cita” masyarakat Indonesia. standar memudahkan proses harmonisasi
Oleh sebab itu, pembahasan mengenai suatu produk atau jasa, membuat
politik hukum nasional harus didahului industri lebih efesien dan menghilangkan
dengan penegasan tentang tujuan negara.35 hambatan-hambatan dalam perdagangan
Cita-cita masyarakat Indonesia sendiri internasional.36 Dalam konteks profesi
yaitu memajukan kesejahteraan umum. perawat, standar mendorong suatu kualitas
Kesejahteraan umum profesi perawat yang baik dari seorang pemangku profesi
ini dapat dicapai dengan harmonisasi dan memudahkan dalam hal pengenaan
peraturan perundang-undangan yang sanksi dalam hal pemangku profesi tidak
dapat membawa pada kepastian hukum, memenuhi standar.
keadilan hukum dan kemanfaatan hukum. Arus jasa profesi perawat di ASEAN
Harmonisasi hukum sendiri memiliki didasarkan pada ASEAN Mutual
fungsi pencegahan dan penanggulangan. Recognition Agreement on Nursing Services
Dalam konteks pengaturan keperawatan, (MRA Perawat). Tujuan dari MRA
harmonisasi hukum ditujukan untuk Perawat adalah memfasilitasi mobilitas
mencegah adanya kesenjangan antara perawat profesional di ASEAN, wadah
perawat asal Indonesia dan perawat pertukaran informasi dan keahlian
asal negara anggota ASEAN lainnya. berdasarkan suatu standar dan kualifikasi
Kesenjangan ini dapat dijembatani dengan tertentu dan mendorong adopsi praktik-
adanya harmonisasi standardisasi dan praktik terbaik (best practice) dari jasa
sertifikasi perawat di ASEAN sehingga perawat serta menyediakan pembangunan
arus bebas profesi perawat di Indonesia kapasitas dan pelatihan bagi perawat.
dapat berjalan tanpa hambatan berarti. Dalam tulisan ini, penulis membatasi
Sedangkan fungsi penanggulangan dapat pada beberapa standar mengenai
dikaitkan dengan penyelesaian masalah pendidikan, perizinan, penggajian dan
dalam praktek keperawatan dalam penyelesaian sengeketa. Hal ini didasarkan
kerangka MEA. pada pandangan bahwa perbedaan terbesar
Harmonisasi dapat mempengaruhi antara masing-masing Negara ASEAN
bentuk dari hukum nasional bahkan
sumber hukum nasional dari sistem hukum
36
Samuel D. Scoles, Harmonization of Standard
and Mutual Recognition Agreements on Conformity
35
Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Hukum, Asessment in Indonesia, Malaysia, Thailand and
Menegakan Konstitusi, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm. Vietnam, ERIA Research Project Report, 2015,
17. No. 15, hlm. 2
adalah terkait poin tersebut dan hal ini kata lain akan menjalankan Praktik
menjadi amanat dalam MRA Perawat. Keperawatan, diwajibkan untuk memilki
Pendidikan keperawatan di Indonesia STR (Surat Tanda Registrasi). STR tersebut
memiliki perbedaan dengan beberapa diberikan oleh Konsil Keperawatan. Lebih
Negara ASEAN lainnya. Di Indonesia lanjut, untuk mendapatkan STR, Perawat
masih terdapat pendidikan jenjang harus memenuhi beberapa sebagaimana
Diploma yang berlangsung selama kurang dinyatakan dalam Pasal 18 ayat (3) UU
lebih 3 tahun masa pendidikan, 4 tahun Keperawatan, yaitu: a. memiliki ijazah
sarjana keperawatan, 2 tahun magister pendidikan tinggi Keperawatan; b. memiliki
atau master keperawatan dan 3 tahun Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
doktor dalam bidang keperawatan. Profesi; c. memiliki surat keterangan
Sementara di Negara seperti Laos, Filipina sehat fisik dan mental; d. memiliki surat
dan Thailand tidak mengenal jenjang pernyataan telah mengucapkan sumpah/
Diploma meskipun Vietnam, Singapura janji profesi; dan e. membuat pernyataan
dan Malaysia tidak berbeda dengan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
Indonesia. Permasalahannya adalah etika profesi. Dalam hal perawat Indonesia
untuk dapat diangkat sebagai Perawat memenuhi syarat tersebut maka Perawat
Terdaftar dalam ASEAN, minimal harus Indonesia memenuhi satu dari beberapa
memiliki gelar Sarjana Keperawatan.37 syarat untuk diakui sebagai Perawat Asing
Bahkan di Indonesia, seorang profesional di ASEAN. Namun tantangannya adalah
adalah yang sudah menyelesaikan tingkat Perawat Indonesia harus memenuhi
Sarjana dan Ners. Konsekuensinya adalah syarat yang tidak semata-mata diberikan
perawat dengan latar belakang pendidikan oleh Indonesia sebagai Negara Asal.
Diploma tidak menjadi bagian dari arus Tantangan lainnya adalah sampai dengan
bebas profesi perawat yang diakui di saat ini, Konsil Keperawatan belum
ASEAN.38 juga dibentuk di Indonesia. Padahal,
Terkait hal ini, Indonesia perlu Pasal 63 UU Keperawatan mewajibkan
melakukan harmonisasi terkait standar dibentuknya Konsil Keperawatan paling
minimum pendidikan untuk dapat lama 2 (dua) tahun sejak Undang-
menjadi Perawat Terdaftar di ASEAN. Undang ini diundangkan, artinya, Konsil
Indonesia perlu meningkatkan program Keperawatan sudah seharusnya terbentuk
pendidikan dari Diploma menjadi Sarjana. pada Oktober 2016 lalu.
Bagi perawat yang masih berpendidian Belum dibentuknya Konsil
Diploma didorong untuk melanjutkan ke Keperawatan tidak hanya mengabaikan
jenjang yang lebih tinggi yakni Sarjana. amanat UU Keperawatan tetapi juga
Lebih lanjut, Pasal 5 UU Keperawatan berpotensi menghambat jalannya MRA
perlu dikaji ulang oleh karena masih Perawat di Indonesia. Upaya untuk
memperbolehkan pendidikan vokasi. melakukan standarisasi profess perawat
Boleh saja aturan ini tidak diubah namun tentu tidak berjalan lancar karena di
sebagai konsekuensi maka lulusan Indonesia, standar kompetensi kerja
Diploma tidak dapat bekerja di Negara disusun oleh Organisasi Profesi Perawat
ASEAN lainnya. dan Konsil Keperawatan dan ditetapkan
Perawat yang hendak menjalankan oleh Menteri. Konsil Keperawatan juga
profesinya sebagai perawat atau dengan bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Perawat sesuai dengan
37
Yupin Aungsuroch, Joko Gunawan, Nurse kewenangannya. Konsil Keperawatan
Preparation towards ASEAN Economic Communi-
ty 2015, International Journal of Health Scienc- sendiri mempunyai wewenang untuk
es & Research, 2015, Vol.5, Issue. 3, hlm. 367. menyetujui atau menolak permohonan
38
Ibid.