Professional Documents
Culture Documents
METAL INDONESIA
Vol. 35 No. 2, Desember 2013
Dewan Redaksi : 1. Dr. Sri Bimo Pratomo, ST, M.Eng. (Teknik Metalurgi)
2. Dr. Shinta Virdhian, ST, M.E.Eng (Teknik Metalurgi)
3. Tarmizi, ST, MT (Teknologi Las dan Metalurgi)
4. Ir. Lilis Yuliasetiawati, MT (Metalurgi dan Pelapisan Logam)
Mitra Bestari : 1. Dr. Ir. Taufiq Rochim (Teknik Mesin dan Industri)
2. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar (Teknik Material)
3. Ir. Hafid Abdullah, MT (Teknologi dan Manajemen Industri)
4. Ir. Mochamad Furqon, MM (Teknik Metalurgi )
5. Kuntari Adi Suhardjo (Teknik Kimia dan Industri)
Alamat Redaksi : Jl. Sangkuriang No. 12, Bandung 40135, Telp.(022) 2504107,-
2503171, Fax (022) 2503978, E-mail : info@bblm.go.id
Riwayat Penerbitan : STT SK Men. Pen. R.I. No. 019/SK/Dirjen P.G.S. tanggal 20 Januari 1976
ISSN 0126-3463
Terakreditasi LIPI No. 24/Akred-LIPI/P2MBI/9/2006
Terakreditasi LIPI No. 226/AU1/P2MBI/08/2009
ISSN 0126 – 3463
PENGANTAR REDAKSI
METAL INDONESIA merupakan Dalam Jurnal Metal Indonesia (MI) Vol. 35 No.
wadah untuk menyampaikan hasil 2, Desember 2013 menyajikan 7 (tujuh)
penelitian dan pengembangan berupa makalah hasil karya ilmiah dari para peneliti
informasi teknik dan argumentasi guna dan perekayasa Metal Industries Development
membentuk interaksi antar lembaga, Centre (MIDC/BBLM) Bandung, perekayasa
universitas, industri terutama sektor Kementerian Perindustrian Jakarta dan dosen
logam mesin dan konsumen sebagai Polman Bandung. Makalah pertama Penelitian
salah satu upaya menciptakan iklim Bahan High Permanen Magnet Dengan Proses
sektor industri yang andal. Nano Teknologi. Makalah kedua menampilkan
tulisan Keseragaman Distribusi Perlit dan
Kekerasan Pada Crankshaft dengan Bahan FCD
700 Paduan Cu Dengan Bantuan Software
Pengutipan dari METAL INDONESIA Simulasi. Makalah ketiga membahas Proses
dapat dilakukan secara bebas dengan Nitriding Cair Pada Baja Paduan Rendah CrNi
menyebut sumbernya dan mengirim Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Permukaan.
kutipan tersebut ke METAL Makalah keempat membahas Penentuan
INDONESIA. Kondisi Operasi Pelapisan Chrom Keras Pada
Logam Kuningan. Makalah kelima
menampilkan pembahasan Pengaruh
Pengelasan Untuk Mendukung Analisa
METAL INDONESIA diterbitkan oleh Komposisi Kimia Dengan Metode
Balai Besar Logam Mesin (BBLM) / Spektrometer. Makalah selanjutnya adalah
Metal Industries Development Centre Pengembangan Produk Steel Casting Link
(MIDC) Track Pada Alat Berat Excavator Batu Bara
Terbit 2 (dua) kali setahun, bulan Juni Bukit Asam Lampung Sebagai Produk
dan Desember. Substitusi Impor. Sementara itu pembahasan
mengenai Pengendalian Mutu Produksi Di PT. I
Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan
Pelanggan ditampilkan sebagai makalah
Alamat Redaksi/Tata Usaha penutup.
METAL INDONESIA
JL. SANGKURIANG No. 12 Semoga Jurnal edisi kali ini dapat memberikan
PO BOX 1154 – BANDUNG 40135 manfaat bagi peneliti, dunia usaha dan litbang
Telp. (022) 2503172 – 2504107 serta perguruan tinggi terkait untuk dapat
Fax.(022) 2503978 memberikan kontribusi dalam membangun
masyarakat ilmiah dan pengembangan teknologi
logam dan mesin di Indonesia.
Redaksi
METAL INDONESIA
Vol. 35 No.2, Desember 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Pengantar Redaksi i
Daftar Isi ii
3. Proses Nitriding Cair Pada Baja Paduan Rendah CrNi Terhadap Kekerasan 79 – 84
dan Ketebalan Permukaan, M. Furqon
6. Pengembangan Produk Steel Casting Link Track Pada Alat Berat Excavator 104 – 112
Batu Bara Bukit Asam Lampung Sebagai Produk Substitusi Impor, Darma
Firmansyah Undayat dan M. Achyarsyah
7. Pengendalian Mutu Produksi Di PT. I Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan 113 – 125
Pelanggan, Hafid dan Sony Harbintoro
Lilis Yuliasetiawati1
1
Metal Industries Development Centre Indonesia (MIDC), Kementerian Perindustrian
Jl. Sangkuriang No.12 Bandung 40135
E-mail: lilis yuliasetiawati@bblm.go.id
Abstrak
Material magnet barium ferrite nano-kristalin berhasil disintesis dengan metode sol-gel
dengan bantuan cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) sebagai surfaktan. Perbandingan molar
3+ 2+
Fe /Ba diatur pada 10,6. Konsentrasi surfaktan CTAB yang digunakan divariasikan sebagai
0,025M, 0,05M, 0,075M, dan 0,1M. Proses hidrolisis dilakukan dengan menambahkan kalium
hidroksida (KOH) dengan jumlah tertentu. Hasil yang terbentuk dikalsinasi pada temperatur 900ºC
selama 3 jam. Sampel yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray
Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Dari hasil XRD masih ditemui fasa
α-Fe O yang terbentuk. Hal ini mengindikasikan bahwa komposisi barium yang digunakan
2 3
mencukupi. Pengaruh penambahan CTAB terlihat dari besarnya ukuran kristal yang terbentuk
sebagai fungsi dari konsentrasi CTAB. Dengan mensintesis barium ferrite melalui metode ini
didapatkan bahwa ukuran kristal yang terbentuk cenderung membesar seiring dengan
meningkatnya konsentrasi CTAB dan akan kembali menurun ketika konsentrasi CTAB sama
dengan 0,1M. Dalam penelitian ini, ukuran kristal yang diperoleh berkisar pada 28-33 nm, jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan barium ferrite yang disintesis dengan metode sol-gel
konvensional, yang umunya berkisar pada 150-250 nm. Penambahan surfaktan ditengarai
mempengaruhi ukuran kristal dari barium ferrite dikarenakan kemampuannya untuk menurunkan
tegangan permukaan antara larutan dan padatan.
Abstract
Nanocrystalline barium ferrite magnetic material has been successfully synthesized by
surfactant mediated sol-gel method with cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) as a surfactant.
3+ 2+
The molar ratio of Fe /Ba was set at 10.6. The concentration of CTAB was varied by 0.025M,
0.05M, 0.075M and 0.1M. The hydrolisis process of mixing solution was caried out by the addition
of potasium hydroxide (KOH) with appropriate amount. The result specimens was calcined at
900ºC for 3 hours. Prepared sample was then characterisized by means of X-Ray Diffraction
(XRD) and Scanning Electron Microscope (SEM). From XRD results, it was shown that the
appearance of α-Fe O indicates lack amount of barium in synthesis. The influence of CTAB was
2 3
shown in the difference of crystallite size as a fuction of CTAB’s concentration. As the increase of
CTAB’s concetration, the crystallite size was also increased, but decreased rapidly when the
CTAB’s concentration reached 0,1M. However, the crystallite size of barium ferrite about 28-33
nm, prepared by this method is much lower than that of prepared by conventional sol-gel method,
typically around 150-250 nm. The addition of surfactant was presumed influencing the crystallite
size due to its ability to reduce surface tension between liquids and solids.
sintesisnya, seperti temperatur, tekanan, dan ≥98%), barium klorida dihidrat (BaCl .H O,
2 2
tingkat keasaman atau pH. Dalam kemurnian ≥98%), kalium hidroksida (KOH,
mekanismenya, surfaktan tidak hanya kemurnian ≥85%), cetyltrimethylammonium
sebatas membentuk suatu template bagi bromide (CTAB, kemurnian ≥99%), larutan
partikulat, namun juga mempengaruhi amonia 25%, aquabidest, dan chitosan 2%.
mekanisme pembentukan partikelnya mulai Instrumen yang digunakan untuk karakterisasi
dari nukleasi, pertumbuhan, koagulasi, dan adalah X-Ray Diffraction (XRD), Philips
flokulasi. PANalytical X-Ray, CuKα, λ=1.54060 Å,
yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa
METODOLOGI PENELITIAN yang terbentuk, dan Scanning Electron
Sebagai indikator keluaran kegiatan ini Microscope (SEM), JEOL JSM 6360LA
adalah didapatnya kesesuaian karaskteristik Analytical SEM, yang digunakan untuk
dari bahan baku untuk pembuatan permanen mengkarakterisasi morfologi dari serbuk
magnet berkekuatan tinggi, sedangkan barium ferrite yang terbentuk.
keluarannya adalah di dapatkannya data-data
engineering dan teknologi untuk mendapatkan Sintesis Barium ferrite
bahan high permanen magnet dengan proses Barium ferrite disintesis dengan metode
nano teknologi. sol-gel dengan tambahan CTAB sebagai
Proses kegiatan penelitian bahan high surfaktan. Sejumlah CTAB dilarutkan ke
permanen magnet dengan proses nano dalam 400 ml aquabidest dengan variasi
teknologi dilakukan di workshop pemesinan konsentrasi 0,025M, 0,05M, 0,075M, dan
dan pengelasan Balai Besar Logam dan Mesin 0,1M dan ditambahkan larutan ammonia 25%
dan bekerjasama dengan laboratorium sebanyak mol dari CTAB. Prekursor FeCl dan
3
Material Teknik Fisika ITB, kegiatan BaCl .H O dengan perbandingan molar
2 2
dilakukan selama 10 bulan dari bulan Januari 3+ 2+
2011 sampai dengan Oktober 2011. Fe /Ba =10,6 dimasukkan ke dalam larutan
CTAB sambil diaduk dengan menggunakan
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut : magnetic stirrer. Selanjutnya larutan prekursor
1. Pendalaman kepustakaan untuk dan CTAB ditambahkan 5 ml larutan 2%
menentukan ciri-ciri, keunggulan dan chitosan dan diaduk kembali selama 30 menit.
kelemahan, sifat fisik material, dalam Agar terjadi hidrolisis dan terbentuk presipitat,
kaitannya untuk pemanfaatan material high perlu ditambahkan 30 ml larutan KOH 13M
permanen magnet. Serta studi kepustakaan secara perlahan-lahan sambil diaduk, dan di
yang sesuai. aging selama 24 jam. Kemudian presipitat
2. Survey industri pembuatan permanen dipisahkan dari pelarut dengan cara disaring
magnet untuk mengetahui data empiris dengan menggunakan kertas saring dan dicuci
yang dibutuhkan. menggunakan aquabidest sebanyak 1000 ml
3. Merancang/merencanakan proses untuk menghilangkan sisa ion-ion berlebih dan
pembuatan. selanjutnya dikeringkan. Presipitat kemudian
4. Melakukan analisa dan perhitungan dikalsinasi pada temperatur 900ºC selama 3
keteknikan untuk menentukan spesifikasi jam. Serbuk yang tebentuk selanjutnya
teknik, dari : dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan
a. Jenis material yang akan digunakan. SEM.
b. Jenis komponen yang dipilih
5. Menentukan kinerja output dari susunan
(Total Integrasi System Output).
Oyok Yudiyanto1
1
Dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
Jl Kanayakan No. 21 – Dago, Bandung - 40135
Email: oyok@polman-bandung.ac.id
Abstrak
Crankshaft dengan bahan FCD 700 memiliki matrik strukturnya perlit, untuk mendapatkan
struktur mikro perlit, proses perlitisasinya menggunakan proses perlakuan panas. Pada penelitian ini
akan dibuat Crankshaft dengan bahan FCD 700 paduan Cu, dengan menghasilkan perlitis tanpa
melewati proses perlakuan panas. Paduan Cu yang ditambahkan divariasikan besarnya, yaitu 0,8%,
1,2% dan 1,5%. Hasil simulasi menyimpulkan paduan Cu yang mendekati hasil keseragaman perlit
dan karakteristik bahan FCD 700 adalah paduan Cu 1,2%. Keseragaman distribusi kekerasan dan
distribusi perlit hasil uji coba dilapangan menunjukkan adanya kemiripan dengan hasil simulasi,
walaupun terjadi perbedaan yang besar di beberapa tempat. Tapi secara umum penggunaan software
simulasi untuk menentukan keseragaman kekerasan dan perlit dapat tercapai. Perbedaan selalu terjadi
antara simulasi dan kondisi di lapangan. Perbedaan ini umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang
tidak dapat didefinisikan oleh software, atau sebaliknya kondisi software tidak sesuai dengan kondisi
lapangan.
Abstract
A Crankshaft made of FCD 700 having a matrix of pearlite. To obtain the pearlite matrix a
proper heattreatment process has usually to be applied. In this research, the FCD 700 material will be
processed by adding Cu, which can consequently avoid any required heattreatment process. Cu were
added in varies procentage, ie 0.8%, 1.2% and 1.5%. Due to the simulation results, it can be conclude
that 1.2% Cu addition produce better uniformity in term of pearlite and material characteristics.The
distribution hardness and perlite as resulted from the field trial shows a similarity to those of
simulation results, despite the large differences in some places. But in general the use of simulation
software to determine the uniformity of hardness and perlite can be achieved. Differences always
occur between the simulated and field conditions. These differences are generally influenced by many
factors that can not be defined by software, or otherwise not match with the conditions of the software
field conditions
Silicon
Silicon meningkatkan jumlah ferrit dan
menahan formasi karbon, sehingga terjadi
peningkatan keuletan tetapi akan mengurangi
kekuatan dan kekerasan.
Tembaga
Tembaga merupakan promot pearlit dan
promot grafit. Tembaga umumnya digunakan
untuk bahan dengan matrik struktur mikronya
perlitis. Tembaga juga sebagai promot matriks
austenit stabil seperti halnya nickel. Sehingga
sering digunakan untuk menggantikan nickel
dalam pembuatan austenitic ductile iron.
S T L F iles
P R E P R O C E S S IN G
M E S H IN G
S IM U L A S I
A N A LIS A H A S IL
S IM U L A S I
SE LESA I
0
1
2 0
3 1
4 2 0 1
5 3 2 3
4 4
5
(a) Potongan A
(a) Potongan A
(b) Potongan B
(b) Potongan B
(c) Potongan C
(c) Potongan C
Gambar 10. Perbandingan hasil pengujian
kekerasan dan hasil simulasi
M. Furqon1
1
Perekayasa Bidang Metalurgi, Kementerian Perindustrian, Jakarta
E-mail : furqon-bblm@yahoo.com
Abstrak
Pada penelitian telah dilakukan proses Nitriding cair pada baja paduan rendah Cr-Ni, terhadap
kekerasan permukaan dan ketebalan lapisan nitriding dengan melakukan variasi suhu nitriding dan
waktu penahanan. Proses nitridjng cair menggunakan media garam NaCN rendah. Proses nitriding
dilakukan pada rentang suhu 520-590oC dan waktu penahanan antara 2 sampai 6 jam. Kekerasan
minimum : 402 Hv dan ketebalan lapisan nitriding minimum: 0,005 mm diperoleh pada suhu 520oC
dengan waktu penahanan 2 jam. Kekerasan maksimum : 1020 Hv dan ketebalan lapisan nitriding
maksimum : 0,117 mm diperoleh pada suhu nitriding 590oC dan waktu penahanan 6 jam,tetapi pada
suhu nitriding tersebut terlihat adanya retak halus. Kondisi optimum dan kondisi lapisan tidak terjadi
retakan diperoleh pada suhu nitriding 570oC dan holding time 6 jam,dihasilkan kekerasan 1012 Hv
dan kedalaman kekerasan 0,115 mm.
Kata kunci : nitriding cair, baja paduan rendah Ni-Cr, waktu penahanan.
Abstract
In this study conducted liquid nitriding process in Low alloy steel Cr-Ni, to the surface
hardness and layer depth nitriding with to conduct variation on nitriding temperature and holding
time. Liquid nitriding is using low NaCN salt. Nitriding process is conducted at temperature in
between 520- 590oCand holding ime 2 – 6 hours. Minimum hardness : 420 Hv and layer depth is
0,005 mm obtained at temperature 520oCand holding time 2 hours, Maximum hardness : 1020 Hv
and layer depth : 0,117 mm is obtained at nitriding temperature 590C and holding time is 6 hours,
but at this process condition shown is micro crack. Therefore optimum condition, where is no micro
crack at nitriding layer , obtained at nitriding process temperature 570oC nad holding time 6 hours,
this results hardness is 1012 ang lyer depth 0,0115 mm.
Dimana :
D : Difusivitas (cm2/det)
Do : Kooefisien difusi (cm2/det)
Q : Energi aktivasi (Jmol)
R : Konstanta Bolzman (8,314J/molK)
T : Suhu (K)
Diameter atom Nitrogen : 0,6 A jauh
lebih kecil dari diameter atom Fe :1,4 A, oleh
karena itu difusi atom N dalam atom Fe
dikagorikan sebagai difusi enterstisi. Difusi
interstisi mempunyai energi aktivasi lebih kecil Gambar 1. Skema penelitian
dibandingkan dengan energi aktivasi difusi
substitusi.
Pembahasan
Pengaruh kekerasan dan kedalaman
kekerasan
Berdasarkan data hasil pengujian maka
dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu proses
nitriding maka semakin tinggi kekerasan yang
dihasilkan, misalnya pada waktu penahanan
yang sama 6 jam kekerasapermukaan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
T : 520oC, kekerasan : 401 Hv
T : 540oC,kekerasan : 460 Hv
T : 570oC, kekerasan : 1012 Hv
Gambar 3. Hubungan hasil uji kekerasan dan T : 590oC, kekerasan : 1022 Hv
kedalaman kekerasan dengan waktu penahanan 4
Pada kekerasan antara suhu 520oC dan
jam o
570 C terlihat adanya peningkatan kekerasan
yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena laju
difusi nitrogen pada suhu yang lebih tinggi
menunjukan semakin tinggi,sehingga
pembentukan lapisan Nitrida pada permukaan
semakin besar. Sedangkan pada suhu antara
570-590oC peningkatan kekerasannya tidak
Pembesaran 500X
Gambar 9. Struktur mikro hasil nitriding, suhu
590oC, Waktu penahanan 6 jam
Abstrak
Penelitian kondisi operasi pelapisan chrom keras pada logam kuningan telah dilakukan.
Berdasarkan perkembangan jenis produk dalam industri khususnya produk yang sering mengalami
pergesekan, maka produk tersebut harus mempunyai kekuatan dan kekerasan yang tinggi terutama
pada permukaannya yang sering bergesekan. Untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan tersebut
di atas dapat dilakukan dengan cara pengerasan permukaan yaitu dengan proses lapis listrik chrom
keras (hard chrom). Parameter yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu memvariasikan rapat arus
dan waktu proses pelapisan. Berdasarkan parameter tersebut dapat diketahui pengaruhnya dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada material dasar (kuningan) terutama terhadap sifat kekerasan,
ketahanan korosi dan lain-lainnya. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
proses lapis listrik chrom keras dengan komposisi larutan electrolyt yaitu chromic acid 250 gr/l dan
asam sulfat 2,50gr/l dengan kondisi kerja temperatur tetap yaitu 55oC, waktu proses pelapisan 70
menit dapat menghasilkan kekerasan yang tertinggi yaitu 831 Hv.
Kata kunci : lapis listrik, chrom keras, rapat arus, waktu proses.
Abstract
Research operating conditions at the metal plating hard chrome brass has been done. Based
on the development of products in a particular industry often experience friction products, the product
must have high strength and hardness, especially in the frequent rubbing surface. To obtain the
desired properties mentioned above can be done in a way that the electroplating process of hardening
chrome (hard chrome). Parameters to be investigated in this study is time varying current density and
coating process. Based on these parameters to determine its effect and the changes that occur in the
base material (brass) mainly to the properties of hardness, corrosion resistance and others. From the
research conducted it can be concluded that the electroplating process with a hard chrome electrolyt
composition is chromic acid solution of 250 g/l sulfuric acid and 2.50 g/l with the working conditions
of constant temperature is 55oC, coating process time of 70 minutes can produce the highest hardness
ie 831 Hv.
3. Pengerjaan akhir
Pada proses pelapisan chrom keras,
pengerjaan akhir perlu dilakukan, karena
selama proses pelapisan larutan elektrolit
akan menghasilkan gas oksigen dan
hidrogen yang berlebihan, sehingga akan
mempengaruhi sifat-sifat lapisan.
Gas oksigen akan menguap sedangkan gas
Gambar 4. Hubungan rapat arus dan waktu hidrogen sebagian menguap dan sebagian
pelapisan terhadap tebal lapisan. lagi akan mempengaruhi lapisan yang akan
menimbulkan tegangan, sehingga membuat
c. Temperatur lapisan rapuh/hydrogen embritlement.
Kondisi operasi seperti temperatur Untuk mengatasi hal tersebut, maka
larutan dan temperatur benda kerja dilakukan pengerjaan akhir seperti
sebaiknya mendekati atau sama. Hal ini penghilangan tegangan (degassing) dan
untuk menghindari terbentuknya gas pemolesan (polishing).
hydrogen dan tegangan permukaan
yang akan mengakibatkan terjadinya
hydrogen embritlement dan tegangan
sisa pada permukaan lapisan.
2. Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan lapisan dilakukan
dengan menggunakan alat mikro Vickers
dengan beban 10 gram dan waktu
penekanan selama 15 detik.
Hasil uji kekerasan dan hubungan rapat
arus dan waktu proses terhadap laju korosi
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 9.
Abstrak
Penelitian pengaruh pengelasan untuk mendukung analisa komposisi kimia dengan metode
spektrometer telah dilakukan. Spektrometer adalah alat yang digunakan untuk menguji komposisi
kimia suatu logam. Komposisi kimia suatu logam diperlukan untuk menentukan kelas material logam
tersebut, sehingga hasil uji komposisi kimia harus tepat. Pengujian komposisi kimia dengan metoda
spektrometer menggunakan gas argon sebagai media untuk emisinya, dan sangat penting bahwa ketika
pengujian dengan metoda spektrometer, gas argon tidak bocor agar hasilnya tepat. Terkadang sampel
yang akan diuji spektrometer memiliki ukuran yang terbatas seperti terlalu kecil sehingga akan terjadi
kebocoran gas argon ketika diuji, atau terlalu tipis sehingga emisi akan tembus, dan hasil ujinya
menjadi tidak tepat. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metoda pengelasan untuk mendukung
pengujian komposisi kimia dengan metoda extended size dan added thickness. Hasil pengujian awal
dan setelah dikondisikan extended size dan added thickness, analisa komposisi kimia logam hasilnya
sama.
ABSTRACT
A research of welding effects to support the chemical composition with spectrometer method
has been done. Spectrometer is an instrument used to examine the chemical composition of a metal.
The chemical composition is needed to determine the material grade, so that the chemical
composition test results must be precise. The spectrometer method is using argon gas as a medium for
its emissions, and it is essential that when testing , argon gas is not leak so the results are right.
Sometimes the sample to be tested have such limited size such as small size so argon gaswould be
leak when tested, orthe sample is very thin so that emissions would be translucent, and the test results
to be incorrect. In this study, the authors use welding methods to support testing of chemical
composition by the method of extended size and added thickness. Results of initial testing and after
extended size condition and added thickness, chemical composition analysis are the same.
Abstrak
Penelitian ini berisikan pengembangan produk substitusi impor Link Track yang digunakan di
industri hulu batu bara yang telah direkomendasikan PT Bukit Asam Muara Enim Sumatera Selatan
sebagai penggunanya. Dalam tahap awal pengembangannya, standard operation procedure telah
menunjukkan arah yang benar. Review awal dengan menggunakan perangkat lunak simulasi
menunjukkan modulus thermal dan hotspot telah berada pada daerah yang baik. Pengembangan lebih
lanjut diperlukan pada hal-hal yang berkaitan dengan porositas penyusutan, dan homogenitas matriks.
Salah satu pencapaiannya adalah dengan mendapatkan pembekuan terarah (directional solidification).
Pada tahap pengembangannya, peran perangkat lunak pengecoran logam canggih sangat besar dan
menjadi yang utama. Seluruh desain dan parameter terukur disimulasikan dan dianalisis secara iteratif.
Kemudian hasil optimal diuji coba pada pengecoran sesungguhnya. Diharapkan dengan cara ini desain
pengecoran dapat tercapai optimal dan efisien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa sound casting pada Link Track diperoleh dengan menggunakan perancangan coran
Desain Perbaikan 2, dan Program Simulasi Pengecoran Logam Magmasoft dan Solidcast efektif
membantu perancangan coran dengan kalibrasi dan penggunaan yang tepat serta sesuai dengan kondisi
praktek di bengkel pengecoran.
Abstract
This research concern with the development of the Track Link for import substitution product.
This product is used in primery coal industry and has been recommended by PT Bukit Asam Muara
Enim in South Sumatra. In the early stages of development, standard operation procedure has shown
the right way. Preliminary review by using simulation software indicates that modulus of thermal and
hotspot are located in the right area. Further development is needed on matters relating to the
shrinkage porosity, and homogeneity of the matrix. One of the results was to obtain directional
solidification. At this stage of development, the role of advanced metal casting software is significant
and become a major factor. The entire design and measurable parameters are simulated and analyzed
iteratively. Then the optimum results will be trialed in the actual casting. It is Expected that this way
can be lead to the optimum and efficient final result. Based on research conducted, it is concluded that
sound casting for Track Link is obtained by using 2nd alternative of design, and The Simulation
Program Solidcast and Magmasoft help designing castings optimally, since the parameter are
calibrated and matched to the conditions in the casting workshop practice.
Key words: low alloy steel castings, metal casting simulation, link track, magmasoft.
(0.775 K1/2s1/2mm-1)
Penetapan tujuan penelitian: mendapatkan produk casting yang bebas rongga susut.
Review penelitian sebelumnya: Pengumpulan data, dan analisis parameter yang digunakan
Perancangan perbaikan dan optimalisasi feeder atau penambah: rancang bangun riser
Ya
Percobaan di bengkel Pengecoran logam : Pembuatan prototype hasil simulasi
Ya
Produksi Link Track
Selesai
Thermal
modulus :
M]
Porositas
Gambar 10. Perbaikan desain dengan pemberian Penggunaan pasir kromit pada desain
pasir kromit pada bagian produk. Ditandai dengan ini telah membentuk pembekuan terarah,
warna merah pada gambar ini sehingga tidak lagi terjadi porositas pada
bagian tengah produk seperti pada Desain
Modulus Thermal Perbaikan 1 (ditunjukkan pada Gambar 12).
Gambar 11 menunjukkan nilai Artinya, pasir kromit berperan sebagai
modulus thermal yang sudah sesuai dengan pemberi efek chilling pada sistem tersebut,
kaidah pembekuan terarah. Pada desain ini, karena kapasitas panas dan konduktifitas panas
kecenderungan terjadinya porositas pada yang lebih tinggi daripada pasir green sand.
produk sudah diminimalisir. Nilai modul
dibagian tengah yang asalnya tinggi, kini
menjadi lebih rendah. Nilai tinggi rendahnya
modulus thermal ini pada gambar 11
ditunjukkan pada skala warna. Warna kuning
(warna lebih terang) menunjukkan nilai
modulus thermal yang lebih tinggi dari warna
orange (warna lebih gelap).
Abstrak
Dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, maka PT. I menyadari bahwa hal-hal yang
dapat mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan harus dihindari. Berdasarkan data produksi yang ada,
salah satu hal yang menyebabkan manajemen PT. I merasa adanya kesulitan dalam memuaskan
pelanggan adalah mutu produk yang jelek. Makalah ini menyajikan hasil penelitian analisis faktor-
faktor penyebab terjadinya kerusakan produk atau No Good (NG) di PT. I sebagai upaya untuk
membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian adalah
untuk pengendalian mutu produksi di bagian battery carbon dan langkah-langkah perbaikannya. Cara
peningkatan melalui aplikasi metode QC seven tools, yang meliputi : (1) check sheet, (2) stratifikasi,
(3) pareto diagram, (4) histogram, (5) control chart, (6) fish bone diagram, (7) scatter diagram. Hasil
analisis dan usulan perbaikan diperoleh : (1) jenis NG inside crack ada di urutan ke-1 (78%) sehingga
menjadi masalah utama yang harus segera ditanggulangi, (2) penyebab NG produksi bermasalah
adalah karena operator, mesin dan peralatan, cara kerja dan lingkungan kerja, (3) melalui usulan
perbaikan dengan menurunkan NG menjadi 50% dapat dihemat biaya inside crack sekitar Rp. 2,5
juta/bulan.
Abstract
In order to improve customer’s satisfaction, the PT. I management realize that the things that
can lead to customer’s dissatisfaction should be avoided. Based on the production data, one thing
cause the management PT. I was difficult to in satisfying the consumer is quality products no good.
This paper presents the results on the factors that cause of rejected products in PT. I as an effort to
ensure customers satisfaction. The aim of research is the quality control (QC) of production in section
battery carbon and improvement process. The method uses QC seven tools, which covers, : (1) check
sheet, (2) stratification, (3) pareto diagram, (4) histogram, (5) control chart, (6) fish bone diagram,
(7) scatter diagram. The results of the analysis and recommen improvement obtained: (1) the type NG
crack inside there at number one (78%) so that it becomes a major problem that must be
countermeasured, (2) the cause of NG production problems are due to operator, machinery and
equipment, ways of working and work place, (3) through the proposed NG improvement by reducing
to 50% can be saved inside crack cost around Rp. 2.5 million/month.
Tabel 4. Stratifikasi kasus Jenis NG dan produk Tabel 5. Data prosentase jenis NG dan produk
yang paling dominan No. Jenis NG Prosentase Produk Prosentase
No. Jenis Prosentase Produk Prosent- (%) (size) (%)
NG (%) (size) ase (%) 1 Inside 78 R6 (4 76
1 Inside 78 R6 (4 76 crack MM)
crack MM) 2 Resistance 9 R 20 (8 15
2 Miring 6 R 03 (3 9 Tinggi MM)
MM) 3 Miring 6 R 03 (3 9
3 Resistan- 9 R 20 (8 15 MM)
ceTinggi MM) 4 Pendek 4 - -
4 Pendek 4 - - 5 Budug 3 - -
5 Budug 3 - -
(gucha)
Catatan : Jenis NG lainnya : (a) 100 100
chipping/gompal, (b) pinhole, karbon miring, (c) 78
Prosentase NG (%)
80 80
diameter kecil, (d) banyak wax,(e) B.Strength
rendah. 60 60
40 40
3. Diagram Pareto
Diagram pareto adalah diagram yang 20 9 6
20
4 3
merupakan gabungan antara grafik batang
0 0
yang diurutkan sesuai dengan besarnya Inside Resistance Miring Pendek Budug
jumlah kasus, nilai dan grafik garis yang crack Tinggi
berupa jumlah kumulatif dari hasil Jenis NG
klasifikasi permasalahan di lapangan untuk
masing-masing penyebab dan fenomena Gambar 4. Diagram pareto prosentase NG pada
masalahnya. produk (size) R6 (4 MM).
Penetapan target di PT. I perlu
menggunakan alat QC Seven Tools, yaitu 4. Histogram
diagram pareto. Kegunaannya adalah selain Tabel histogram digunakan untuk
untuk menunjukkan secara grafis jenis NG menemukan masalah atau penyimpangan
yang menjadi masalah utama yang perlu dari target. Berikut ini diperlihatkan contoh
menjadi prioritas penanggulangan juga dari histogram untuk cutting T Carbon yang
dapat digunakan untuk menunjukkan telah dibuat oleh PT. I.
perbandingan sebelum dan sesudah
perbaikan.
Total 8 21 27 31 12 1
% 8% 92 % 0%
Spec Max.10 % Min 80 % Max 10 % Result
OK
35
30
25
Unit (%)
20
15
10
5
0
2mm 3mm 4mm 5mm 6mm 7mm 8mm 9mm 10mm
% 8 21 27 31 12 1 0 0 0
Length (mm)
Q ty l ot te r la lu K u r a n g p e r h a t ik a n k e s . k e r ja
b an ya k
A t t it u d e /S ik a p B a tt e ry
S aa t
p ro d u k s i C a rb o n
l a l a i/ k u r a n g d is i p l in C ra k
B e n tu r a n s er i n g
t er j a d i
(- ) S t a n d a r w a k t u & ja m k o m p o s is i k a n d u n g a n
p e m a k a i a n m e s in C am p uran
b a h a n kuran g K u ran g
M a in t e n a n c e m era ta
B ah a n b ak u
P an a s (- ) j a d w a l p e s a n b e lu m s t a n d a r
s p ar e p a r t Ad onan
S iru l a s i P ros es A la t
ud ar a ex tru d e r P ro s e s u ku r
c e n t e r le s s K a n d u n g a n a ir
k ot o r A s m ac e t S cr e w K al ib r a s i tid a k s ta n d a r
aus G e t ar a n c o n v e y o r in t e r n
tid a k n o r m a l
L IN G K U N G A N KE R JA M AC HINE/ALA T M A T E R IA L
Rp
2500000
langkah untuk membuat scatter diagram 2000000
adalah : 1500000
Dalam diagnosis ini diagram pencar tidak 1000000
500000
dapat dibuat karena data yang diperoleh 0
tidak lengkap. Inside crack Miring Budug(gucha)