You are on page 1of 5

SKILL LAB 2

Pemeriksaan Fisik Jaringan Lunak Mulut


Dwi Suhartiningtyas, drg., MDSc.

I. TUJUAN
Tujuan Umum : mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik secara baik dan benar
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan pada jaringan lunak mulut dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membedakan jaringan normal, variasi normal maupun
abnormal rongga mulut.

II. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
 Alat diagnosa standard ( 2 bh kaca mulut, 1 bh sonde, 1 bh pinset dan 1 bh
ekskavator)

BAHAN:
 Alkohol
 Kapas
 Chloroethyl (CE)
 Form dental record khusus pemeriksaan intra oral

III. KETENTUAN
1. Mahasiswa bekerja antar teman, satu sebagai dokter, satu sebagai pasien dan
kemudian bergantian (kalau waktu memungkinkan).
2. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter melakukan pemeriksaan fisik intraoral
pada mahasiswa yang berperan sebagai pasien.
3. Semua temuan pemeriksaan intraoral dicatat dalam lembar kerja
IV. DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik merupakan suatu pemeriksaan terhadap berbagai temuan yang telah
dikumpulkan baik melalui anamnesis atau pemeriksaan lain untuk menegakkan
diagnosis suatu penyakit.
Ada 3 tahapan dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
1. Pengamatan penampilan dan kesehatan umum pasien
2. Pemeriksaan ekstraoral daerah kepala dan leher.
3. Pemeriksaan intraoral.

1. Pengamatan penampilan dan kesehatan umum pasien


Dilakukan sejak pasien masuk ke dalam ruangan.Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengamatan penampilan dan kesehatan umum pasien adalah :

a. Stature h. Hair
b. Body type i. Extremities
c. Symetry j. Sexual characteristic
d. Mobility k. Response
e. Posture l. Function
f. Color m. Personal hygienes
g. Skin n. Odor

2. Pemeriksaan ekstraoral daerah kepala dan leher :

a. Kepala dan Muka, meliputi :


Bentuk kepala dan muka, kulit kepala dan muka, bekas luka di kepala / muka,
pertumbuhan rambut, simetri pipi dan bibir
b. Kulit (warna, tekstur, turgor, suhu, sianosis, pucat dan lesi dermatologik.
c. Mata (celah mata, konjungtiva, sclera, pupil, ekterus)
d. Hidung (posisi septum, sekret hidung, nyeri sinus, sumbatan jalan nafas)
e. Telinga (meatus akustikus eksterna, kanalis, prosesus mastoideus, kelenjar
parotis,TMJ).
a. Leher (denyut carotis, musc. sternomastoideus, limfonodi servikalis,
submaxillaris, submandibularis, submental, kelenjar tiroid).
g. Lengan, Tangan dan Jari (artritis, tremor, cacat)

Teknik pemeriksaan fisik meliputi:


a. Inspeksi e. Auskultasi
b. Diaskopi f. Probing
c. Palpasi g. Aspirasi
d. Perkusi h. Assesmen fungsi
a. Inspeksi
Teknik pemeriksaan langsung dengan indra mata dan dilakukan secara sistematis.
Struktur bagian yang diperiksa harus dibersihkan, tidak tertutup pakaian, kosmetik,
saliva, gigi tiruan, obturator, kaca mata, dsb. Hal yang perlu diperiksa: warna,
ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan dan ciri permukaan jaringan
b. Diaskopi
Pemeriksaan dengan menggunakan kaca tembus pandang / objek glass yang
ditekankan pada jaringan yang diperiksa. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan
lesi-lesi vaskuler atau non-vaskuler. Tekanan objek glass pada lesi yang banyak
pembuluh darah, menyebabkan area tersebut “pucat”.
c. Palpasi
Pemeriksaan dengan menggunakan indra peraba. Palpasi dilakukan dengan
menekan jaringan yang diperiksa ke arah tulang atau jaringan sekitar. Penekanan
dapat dilakukan dengan dua jari (bidigital) atau dua tangan (bimanual).
Pemeriksaan ini bertujuan memberi informasi tentang tekstur, ketebalan,
konsistensi, dan temperatur.
d. Perkusi
Pemeriksaan dengan mengetukkan jari atau instrumen ke arah jaringan. Perkusi
pada gigi-geligi memberikan informasi diagnostik tentang kondisi jaringan
periodontal.
e. Auskultasi
Tindakan mendengarkan bunyi baik secara langsung maupun melalui stetoskop atau
instrumen lainnya dari bagian tubuh. Di Kedokteran Gigi dilakukan untuk
pemeriksaan Temporo Mandibular Joint (TMJ) atau oklusi .
f. Probing
Pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu, seperti ujung sonde untuk
identifikasi karies, kedalaman pocket periodontal menggunakan periodontal probe.
g. Aspirasi
Pengambilan cairan dari jaringan / organ tubuh dengan jarum khusus.
h. Assesmen fungsi
Misal assesmen fungsi kelenjar ludah dengan palpasi pada kelenjar saliva dan
menghitung curah saliva.

3. Pemeriksaan Intraoral.

Pemeriksaan intraoral adalah pemeriksaan dalam rongga mulut terhadap berbagai


temuan yang telah dikumpulkan melalui anamnesis atau pemeriksaan lain. Pemeriksaan
intraoral meliputi :
a. Pemeriksaan jaringan lunak mulut, meliputi :

1) Mukosa labial
2) Mukosa bukal dan mukobukal fold
3) Palatal
4) Lidah dan dasar mulut
5) Gingiva
6) Oropharynx

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan jaringan lunak mulut adalah :
warna, konsistensi, tekstur permukaan, bentuk dsb. Dari pengamatan tersebut
diharapkan, dapat membedakan jaringan tersebut sebagai kondisi normal, variasi
normal atau abnormal.

1). Mukosa labial


Palpasi pada mukosa labial, dapat merasakan adanya benjolan-benjolan kecil yang
mudah bergerak. Bangunan tersebut merupakan glandula saliva assesoris, letaknya
tidak hanya di mukosa bibir tetapi hampir di seluruh mukosa rongga mulut. Bagian luar
bibir/labial terutama pada vermillion bibir atas sering ditemukan bitnik-bintik kecil putih
kekuningan yang disebut fordyces granules, yaitu kelenjar sebacea yang mengalami
pertumbuhan ke luar (ectopic). Selain ditemukan pada vermillion bibir atas, lesi ini juga
sering ditemukan pada mukosa pipi. Bangunan lain pada mukosa bibir adalah frenulum
labialis pada rahang atas bawah tepatnya pada area midline.

2). Mukosa bukal dan mukobukal fold


Beberapa bangunan normal yang ada di mukosa pipi adalah: fordyces granules,
papilla parotid dekat gigi 17 yang merupakan muara dari glandula parotis (ductus
stenson), lesi-lesi keratotic menyerupai garis terutama daerah gigi posterior (check
bite), linea alba bangunan menyerupai garis putih pada mukosa pipi kanan kiri setinggi
dataran oklusal mulai dari posterior hingga kommisura (sudut mulut), frenulum labialis
lateralis pada area sekitar premolar dan leukoedema (kerutan putih opague, ketika
mukosa diregangkan maka lesi ini menghilang dan kembali setelah peregangan
dihentiikan) serta buccal exostosis.

3). Palatum
Palatum terdiri atas palatum keras (durum) dan palatum lunak (molle).
Bbeberapa bangunan pada palatum terdiri atas papilla incisive, rugae palatina, raphe
palatina, fovea palatina, vibrating line, ovula dan tuberositas maxilla. Sering terlihat
adanya bengunan yang disebut sebagai torus palatinus merupakan bangunan keras
pada midline palatum durum, sewarna mukosa dengan bentuk dan ukuran bervariasi.

4). Lidah dan Dasar mulut


Bangunan-bangunan yang terdapat pada dorsal lidah meliputi lingual tonsil,
papilla circumvallate, sulcus median, papilla filiformis, dan papilla fungiformis. Pada sisi
lateral posterior lidah terdapat papilla folliata, sedangkan pada area ventral lidah
terdapat bangunan yang disebut varikositas dan plika fimbriata.
Pada dasar mulut terdapat bangunan yang disebut frenulum lingualis,
sublingual caruncula dan sublingual fold. Frenulum lingualis membagi dasar mulut
menjadi 2 bagian kanan dan kiri. Sublingual caruncula terletak pada bagian bawah
frenulum lingualis dan pada kedua sisi caruncula terdapat muara dari glandula
submandibular yang disebut ductus warthon.

5). Gingiva
Warna gingiva normal umumnya berwarna merah jambu (coral pink) yang
diakibatkan oleh adanya suplai darah dan derajat lapisan keratin epitelium serta sel-sel
pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap orang dan erat hubungannya dengan
pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada individu yang
memiliki warna kulit gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari coklat sampai
hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah disebabkan oleh mukosa alveolar tidak
mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.
Ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan suplai
darah. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai
pada penyakit periodontal. Kontur dan ukuran gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini
dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas
area kontak proksimal dan dimensi embrasur (interdental) gingiva oral maupun
vestibular. Interdental papilla menutupi bagian interdental gingiva sehingga tampak
lancip. Gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan
submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal. Permukaan attached
gingiva berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini biasanya disebut
stippling.Stippling akan terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan

6). Oropharynx
Tonsila fossa merupakan bagian anterior dari dinding oropharynx. Sisi anterior
tonsila fossa disebut pillar anterior tonsill dan sisi paling belakang disebut pillar
posterior tonsil. Diantara kedua pillar tonsil, terdapat bangunan yang disebut tonsila
palatina.
Oropharynx memiliki beberapa jaringan limfoid, yang umum ditemukan pada tonsila
palatina dan dinding pharyngeal posterior. Jaringan lymphoid berupa nodules berwarna
coral pink

b. Pemeriksaan gigi geligi


Pemeriksaan pada gigi geligi dapat menggunakan diagnostik set dengan cara
sondasi, perkusi, palpasi dan test vitalitas. Pencatatan hasil pemeriksaan pada gigi
geligi, tidak hanya gigi berlubang saja, namun beberapa kelainan yang meliputi
abnormalitas ukuran, warna, perubahan pada struktur gigi, dan jumlah juga perlu
dicatat.

You might also like