Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Tujuan Umum : mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik secara baik dan benar
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan pada jaringan lunak mulut dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membedakan jaringan normal, variasi normal maupun
abnormal rongga mulut.
BAHAN:
Alkohol
Kapas
Chloroethyl (CE)
Form dental record khusus pemeriksaan intra oral
III. KETENTUAN
1. Mahasiswa bekerja antar teman, satu sebagai dokter, satu sebagai pasien dan
kemudian bergantian (kalau waktu memungkinkan).
2. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter melakukan pemeriksaan fisik intraoral
pada mahasiswa yang berperan sebagai pasien.
3. Semua temuan pemeriksaan intraoral dicatat dalam lembar kerja
IV. DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik merupakan suatu pemeriksaan terhadap berbagai temuan yang telah
dikumpulkan baik melalui anamnesis atau pemeriksaan lain untuk menegakkan
diagnosis suatu penyakit.
Ada 3 tahapan dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
1. Pengamatan penampilan dan kesehatan umum pasien
2. Pemeriksaan ekstraoral daerah kepala dan leher.
3. Pemeriksaan intraoral.
a. Stature h. Hair
b. Body type i. Extremities
c. Symetry j. Sexual characteristic
d. Mobility k. Response
e. Posture l. Function
f. Color m. Personal hygienes
g. Skin n. Odor
3. Pemeriksaan Intraoral.
1) Mukosa labial
2) Mukosa bukal dan mukobukal fold
3) Palatal
4) Lidah dan dasar mulut
5) Gingiva
6) Oropharynx
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan jaringan lunak mulut adalah :
warna, konsistensi, tekstur permukaan, bentuk dsb. Dari pengamatan tersebut
diharapkan, dapat membedakan jaringan tersebut sebagai kondisi normal, variasi
normal atau abnormal.
3). Palatum
Palatum terdiri atas palatum keras (durum) dan palatum lunak (molle).
Bbeberapa bangunan pada palatum terdiri atas papilla incisive, rugae palatina, raphe
palatina, fovea palatina, vibrating line, ovula dan tuberositas maxilla. Sering terlihat
adanya bengunan yang disebut sebagai torus palatinus merupakan bangunan keras
pada midline palatum durum, sewarna mukosa dengan bentuk dan ukuran bervariasi.
5). Gingiva
Warna gingiva normal umumnya berwarna merah jambu (coral pink) yang
diakibatkan oleh adanya suplai darah dan derajat lapisan keratin epitelium serta sel-sel
pigmen. Warna ini bervariasi pada setiap orang dan erat hubungannya dengan
pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada individu yang
memiliki warna kulit gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari coklat sampai
hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah disebabkan oleh mukosa alveolar tidak
mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis.
Ukuran gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan suplai
darah. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai
pada penyakit periodontal. Kontur dan ukuran gingiva sangat bervariasi. Keadaan ini
dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas
area kontak proksimal dan dimensi embrasur (interdental) gingiva oral maupun
vestibular. Interdental papilla menutupi bagian interdental gingiva sehingga tampak
lancip. Gingiva melekat erat ke struktur dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan
submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal. Permukaan attached
gingiva berbintik-bintik seperti kulit jeruk. Bintik-bintik ini biasanya disebut
stippling.Stippling akan terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan
6). Oropharynx
Tonsila fossa merupakan bagian anterior dari dinding oropharynx. Sisi anterior
tonsila fossa disebut pillar anterior tonsill dan sisi paling belakang disebut pillar
posterior tonsil. Diantara kedua pillar tonsil, terdapat bangunan yang disebut tonsila
palatina.
Oropharynx memiliki beberapa jaringan limfoid, yang umum ditemukan pada tonsila
palatina dan dinding pharyngeal posterior. Jaringan lymphoid berupa nodules berwarna
coral pink