You are on page 1of 21

Asuhan Keperawatan Recent STEMI Inferior Killip II Pada NY.

Di Ruangan PJT CVCU

I. Identifikasi

A. Klien

1. Nama : Ny. S

2. Tanggal lahir : 14 Oktober 1951

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. No. Rm : 870746

5. Pekerjaan : Pensiunan

6. Alamat : BTN. Nusa Idaman

B. Penanggung jawab

1. Nama : Tn. A

2. Alamat : BTN. Nusa Idaman

3. Hubungan dengan pasien : Anak


II. Data medik :

A. Diagnosa masuk : Recent STEMI Inferior Killip II

B. Diagnosa pengkajian : Recent STEMI Inferior Killip II

III. Keadaan Umum

A. Keadaan sakit :
Pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri tembus belakang 1 hari
yang lalu. Nyeri seperti tertusuk-tusuk dan berlangsung > 30 menit
serta nyeri dirasakan terus-menerus sehingga pasien dibawa oleh

1
keluarga ke rumah sakit. Mual ada, muntah tidak ada, riwayat DM
ada, riwayat hipertensi tidak ada.
B. Tanda Vital
1. Kesadaran : composmentis GCS E4M6V5
2. Tekanan darah : 87/53 mmhg
3. Suhu : 35,80 C
4. Nadi : 90x/menit
5. Pernapasan : 24x/menit
C. Pengukuran. :
1. Perhitungan IMT Rumus dan makna IMT
65Kg 65
IMT X =----------------------- =------------- = 23,8

( 1.65 )2 ( m2) 2,72

IMT ( Kg / M2 ) KRITERIA
< 18.5 Berat badan kurang
18.5 – 22.9 Kisaran berat badan normal
Ø 23.9 Berat badan lebih
23.0 – 24.9 Berat badan beresiko
25.0 – 29.9 Obesitas 1
Ø 30.0 Obesitas 2
Kesimpulan : berat badan pasien dalam kisaran berat badan beresiko

Catatan : Berikan terapi diet untuk mencegah terjadinya komplikasi


lain.

2
Data genogram

? 67 ? ? ? ?
?

Ket :
Laki-Laki : Garis Pernikahan :
Perempuan : Umur Tdk Diketahui : ?
Meninggal : Satu Rumah :
Klien : Garis Keturunan :
Saudara :

Generasi I : Kakek dan nenek pasien sudah meninggal dan penyakit tidak
diketahui.

Generasi II: Ayah dan Ibu dari Ny. S sudah meninggal dan penyakit tidak
diketahui.

Generasi III: Saudara-saudara semua pasien memiliki penyakit yang sama


dengan pasien.

IV. Kajian pola – pola kesehatan

1. Data subyektif

a. Keadaan sebelum sakit :


Pasien mengatakan dirinya adalah pensiunan PNS dan sejak
pensiun pasien hanya tinggal dirumah. Aktivitas setiap hari hanya
duduk sambil membaca koran.

3
b. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan dada kirinya tiba-tiba nyeri dan menjalar
kebelakang sehingga dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit
untuk diperiksakan.

2. Data obyektif

a. Pasien hanya mampu bedres dan duduk ditempat tidur karena


sering merasakan nyeri pada dadanya.

V. Kajian pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

1. Riwayat penyakit yang pernah dialami :

Sebelumnya pasien mengatakan memiliki riwayat DM tipe 2 yang


sudah dialami beberapa tahun sebelumnya.

Catatan : tidak ada keluhan yang berhubungan dengan penyakit yang


dialami pasien sekarang ini.

Data subyektif

1. Sebelum sakit :

a. Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien selalu menjaga


kesehatannya

b. Upaya – upaya yang dilakukan klien untuk mempertahankan


kesehatan dan perlindungan diri ( obat-obat yang digunakan
misalnya : vitamin, jamu dll):

Pasien hanya mengkonsumsi obat-obatan jika diresepkan dari


dokter setiap datang kontrol di poli tiap bulannya.

c. Hal-hal yang membuat status kesehatan klien berubah :

Tidak ada riwayat merokok, alkohol dan lain-lainnya.

4
d. Pemeriksaan rutin yang dilakukan :

Pasien rutin memeriksakan kesehatan di poli

e. Apakah pernah mengalami kecelakaan :

Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan


sebelumnya
2. Sejak sakit :

Pasien mengalami nyeri dada kiri tembus belakang sehingga dibawa


oleh keluarganya ke rumah sakit.

3. Data obyektif :

a. Observasi : personal hygiene pasien cukup terpenuhi

VI. Kajian pola nutrisi metabolik

1. Data subyektif.

a. Sebelum sakit :

Pasien mengatakan makan 2-3x sehari dengan nasi 1-2 porsi dan
lauk pauk. Keluarga mengatakan pasien sangat menyukai makan
sop saudara, setiap bulannya pasien akan meminta untuk dibelikan
2x/bulan. Pasien mengatakan rajin minum air putih.

b. Sejak sakit:

a. Pasien mengatakan sejak dirawat di rs pasien mengalami


penurunan nafsu makan. Makanan yang diberikan setiap
harinya hanya dihabiskan beberapa sendok dicampur kuah
sayur serta buah-buahan seperti pepaya dan apel. Setiap harinya
pasien akan menghabiskan air putih 600 ml.

b. Terpasang cairan Natrium klorida 3% 500 ml/24 jam drips.

5
2. Data obyektif

1. Observasi :

Makanan : Energi1700 Kkal, protein 51 gram, lemak 38 gram,


karbohidrat 289 gram,

Cairan : Natrium Clorida 3% 500ml/24 jam drips.

2. Pemeriksaan fisik :

Kongjungtiva isokor, sklera tidak ikterik, terpasang kateter urine,


terpasang cairan infus Nacl 500 ml.

3. Pemeriksaan diagnostik :

Pemeriksaan Hasil
HB 11,4 g/dl
HTC 32,4 %
WBC 10,57
MVC 81,8 fl
MCH 28,8 pg
MCHC 35,2 g/dl
RBC 3,96
PCT 0,25
PLT 205
RDW-SD 37,7
RDW-CV 12,7
PDW 16,2
MPV 12,1
P-LCR 41,1
NRBC 0,00
NEUT 8,21
LYMP 1,31
6
MONO 0,95
EO 0,06
BASO 0,04
IG 0,06
4. Terapi :

Obat Kebutuhan cairan Fungsi


Natrium clorida 500ml/ 24 jam/ Menambah kadar natrium dalam
3% intravena darah apabila terjadi penurun
kadar natrium berat.
Aspilets 80 mg/ 24 jam/ oral  Sebagai pencegahan primer
dari penyakit tromboembolic
seperti stroke iskemik, MIA,
dan angina.
 Sebagai pencegahan sekunder
dari penyakit kardiovaskular
pada pasien yang mengidap
DM seperti keluarga dengan
penyakit kardiovaskular.
Clopidogrel 75 mg/ 24 jam/ oral Mencegah trombosit (platelet)
saling menempel yang beresiko
menjadi gumpalan darah.
Atorvastatin 40 mg/24 jam/ oral Menurunkan kolestrol
Isosorbide 5 mg/ bilanga/ Obat golongan nitrat untuk
dinitrat (ISDN) sublingual mencegah dan mengobati angina
pada penderita jantung koroner.
Ceftazidime 1gr/ 8 jam/ IV Antibiotik untuk pengobatan
sejumlah infeksi
Azitrimycin 500 mg/24 jam/ Antibiotik
oral
Novorapid 14 unit/8 jam/ Mengurangi tingkat gula darah
7
subkutan yang tinggi
Laxadine 10 cc/24 jam/ oral Sebagai obat pencahar untuk
melancarkan feses keluar
Lonsoprezole 30 mg/ 24 jam/ IV Mengatasi masalah lambung dan
esofagus.
Levemir 18 unit/ 24 jam/ Mengontrol gula darah pada
subkutan pasien DM

VII. Kajian pola eliminasi

1. Data subyektif.

a. Sebelum sakit :

Pasien mengatakan bab setiap harinya pasien bab 1-2x/hari, feses


lunak, frekuensi bab normal. Pola eliminasi urine lancar, tidak ada
nyeri saat buang air kecil dan buang air besar

b. Sejak sakit:

a. Pasien mengatakan sejak sakit belum pernah bab, terpasang


kateter urine, urine tampak pekat.

b. Tidak ada mencret bercampur darah, inkontinensia (-)

2. Data obyektif

a. Observasi :

Bentuk faeces encer, warna kuning, jumlah banyak. Urine


berwarna pekat, jumlah 1500 ml/hari

3. Pemeriksaan fisik : tidak terdapat kelainan

4. Pemeriksaan diagnostic : tidak ada

8
5. Terapi : terpasang kateter dan tidak ada terapi /obat
yang berhubungan dengan eliminasi.

VIII. Kajian pola aktivitas dan latihan

1. Data subyektif

a. Sebelum sakit :

Keluarga mengatakan pasien setiap harinya tidak ada aktivitas


yang berat dilakukan dikarenakan pasien cepat lelah.

b. Sejak sakit :

Pasien mengatakan hanya mampu duduk dan berbaring di tempat


tidur setiap harinya dikarenakan mengalami nyeri dada sebelah kiri
tembus belakang.

2. Data obyektif

1. Observasi :

Pasien hanya mampu duduk dan berbaring ditempat tidur


dikarenakan nyeri dada yang dirasakan.

3. Pemeriksaan fisik:

Mata : Isokor

Leher : JPV : 5+2 Pembesaran kelenjar : Tidak ada

a. Thorax dan pernafasan

1) Inspeksi : Bentuk dada : Simetris

Stridor : (-)

Dypsnea : ada

Sianosis : (-)
9
2) Palpalsi : Ekspansi kiri dan kanan seimbang

3) Auskultasi : Suara nafas vesikular

b. Lengan dan tungkai

Kekuatan otot

5 5

5 5
5 Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
4 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang
3 Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 Tidak mampu melawan gaya gravitasi (gerakan pasif)
1 Tidak ada kontraksi otot

4. Pemeriksaan diagnostic: pemeriksaan Elektrokardiogram


5. Terapi : terpasang infus, terpasang kateter urine.

IX. Kajian pola tidur dan istirahat.

1. Data subyektif.

a. Sebelum sakit:

Pasien mengatakan setiap malamnya pasien tidur pukul 22.00 dan


akan terbangunn saat subuh

b. Sejak sakit:

Pasien mengatakan sejak dirawat tidurnya tidak nyenyak karena


sering terbangun dan merasakan nyeri pada dadanya.
10
2. Data obyektif :

Pasien tampak sering mengantuk dikarenakan pola tidur yang tidak


terpenuhi

X. Kajian pola persepsi kognitif

1. Data subyektif

a. Sebelum sakit :

Keluarga mengatakan pasien tidak ada penggunaan kacamata, alat


bantu pendengaran. Jika merasakan nyeri pasien terkadang cukup
istirahat dan jika memberat akan memeriksakan diri di puskesmas
atau rumah sakit.

b. Sejak sakit :

Sejak sakit pasien hanya mampu duduk dan berbaring ditempat


tidur. Tidak ada penggunaan kacamata, alat bantu pendengaran.

c. Data obyektif :

a. Observasi :

Tidak ada penggunaan alat bantu, kemampuan bicara baik,


tidak mengalami disorientasi terhadap waktu, tempat, orang,
respon non verbal

b. Pemeriksaan fisik : mampu melihat dan mendengar dengan


jelas.

c. Pemeriksaan diagnostik :

d. Terapi :

XI. Kajian pola persepsi dan konsep diri

1. Data subyektif :
11
a. Sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien tidak pernah mengalami frustasi ataupun


putus asa, pasien tetap berperan sebagai ibu yang baik dan
menikmati masa tuanya bersama anak dan cucunya setelah
pensiun.

b. Sejak sakit :

Sejak sakit merasakan perubahan dalam dirinya, pasien tidak


mampu menggerakkan dan membalikkan badannya dengan leluasa
dikarenakan nyeri dada yang memberat. Pasien juga mengatakan
cemas terhadap kesehatannya dan memikirkan apakah maasih bisa
hidup.

2. Data obyektif :

a. Observasi :

Pasien tampak hanya duduk dan baring setiap harinya

3. Pemeriksaan fisik :

Terpasang cairan infus Natrium clorida 500 ml 28 tpm dan kateter


urine.

XII. Kajian pola peran dan hubungan dengan sesama.

1. Data subyektif.

a. Sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien tinggal anak dan cucunya. Pasien juga


mengatakan selalu menjaga hubungan dengan sesamanya.

b. Sejak sakit :

12
Pasien mengatakan tetap menjaga silaturahmi dengan sesamanya
meskipun kondisinya sedang tidak sehat.

2. Data obyektif:

a. Observasi:

XIII. Kajian pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

1. Data subyektif:

a. Sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien jarang marah atau cemas.


Apabila ada masalah pasien akan membicarakannya baik-baik
dengan keluarga untuk mendiskusikan jalan keluarnya.

b. Sejak sakit :

Sejak sakit pasien mengalami gangguan penyesuaian diri pasien


terhadap lingkungan dan situasi baru. Selama dirawat pasien
terkadang memikirkan kondisinya yang sekarang sakit.

2. Data obyektif :

a. Observasi : pasien tampak sedikit cemas menghadapi penyakit


yang dialami.

3. Pemeriksaan fisik :

4. Terapi :

XIV. Kajian pola sistem nilai dan kepercayaan

1. Data subyektif :

Setiap hari pasien selalu berdoa untuk kesehatannya dan dapat


beraktivitas seperti biasanya setelah keluar dari rumah sakit.

13
2. Data obyektif :

Observasi : selama sakit pasien tidak pernah beribadah

14
Hasil pemeriksaan patologi klinik

Pemeriksaan Hasil

HEMATOLOGI

Koagulasi

PT 11,0

INR 0,91

APTT 25,6

KIMIA DARAH

Glukosa

GDS 309

Fungsi Ginjal

Ureum 108

Kreatinin 1,06

Fungsi hati

SGOT 167

SGPT 103

Penanda jantung

OK 905,80

OK-MB 59,3

IMUNOSERULOGI

15
Penanda hepatitis

HBs Ag (ELISA) 0,00 (non reaktive)

Anti HCV (ELISA) 0,12 (non reaktive)

Imunoserulogi lain

Troponin I >10.00

KIMIA DARAH

Elektrolit

Natrium 122

Kalium 4,9

Klorida 90

16
Hasil pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

RR :730 ms

QRS : 110 ms

QT/QTc : 368/431 ms

P/PQ(PR) : 144/146 ms

P/QRS/T : 50O/72O/137 O

SINUS RYTHM

Peripneral low voitage

ST Elevasi di Lead II, III dan AVF

Abnormal ECG

17
Pengelompokan data

Data subjektif Data objektif


1. Pasien mengatakan nyeri dada 1. Pasien tampak meringis
tembus belakang 2. Pasien tampak melindungi area
2. P: Nyeri yang nyeri
Q: tertusuk-tusuk 3. Pasien tampak sesak
R: dada sebelah kiri tembus 4. Tanda-tanda vital
belakang Tekanan darah : 87/53 mmhg
S: 4 (sedang) Suhu : 35,80 C
T: hilang timbul Nadi : 90x/menit
3. Pasien mengatakan mudah Pernapasan : 24x/menit
lelah saat beraktivitas 5. Pasien tampak lemah
4. Pasien mengatakan sesak 6. Adanya perubahan
5. Pasien mengatakan jantungnya elektrokardiogram (ST Elevasi
berdebar-debar di Lead II, III dan AVF)
6. Pasien mengatakan tidak 7. Troponon I : >10.00
nyaman setelah beraktivitas 8. OK : 905,80
9. OK-MB : 59,3

18
Analisa data
Data Diagnosa

DS: Penurunan curah jantung b/d


1. Pasien mengatakan cepat lelah perubahan volume sekuncup
saat beraktivitas
2. Pasien mengatakan sesak
3. Pasien mengatakan jantungnya
berdebar-debar
DO:
1. Pasien tampak sesak
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 87/53 mmhg
Suhu : 35,80 C
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 24x/menit
DS: Nyeri akut b/d iskemi dan infark
jaringan myokard
1. Pasien mengatakan nyeri dada
tembus belakang
2. P: Nyeri
Q: tertusuk-tusuk
R: dada sebelah kiri tembus
belakang
S: 4 (sedang)
T: terus-menerus
DO:

1. Pasien tampak meringis


2. Pasien tampak melindungi area
yang nyeri
3. Troponon I : >10.00

19
4. OK : 905,80
5. OK-MB : 59,3
DS: Intoleran aktivitas b/d
ketidakseimbangan antara suplay dan
1. Pasien mengatakan mudah lelah
kebutuhan oksigen
saat beraktivitas
2. Pasien mengatakan sesak
3. Pasien mengatakan tidak
nyaman setelah beraktivitas
DO:
1. Pasien tampak lemah
2. Adanya perubahan
elektrokardiogram (ST Elevasi
di Lead II, III dan AVF)

20
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Domain 4: aktivitas/istirahat
Kelas 4: respons kardiovaskular/ pulmonal
Kode: 00029
Diagnosa: Penurunan curah jantung b/d perubahan volume sekuncup
Domain 12 : kenyamanan
Kelas 1: kenyamanan fisik
Kode : 00032
Diagnosa : Nyeri akut b/d iskemi dan infark jaringan myokard
Domain 4: aktivitas/istirahat
Kelas 4: respons kardiovaskular/ pulmonal
Kode: 00029
Diagnosa: Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan
oksigen

21

You might also like