You are on page 1of 2

Nama : Chyntia Tessa Syaneswari

NIM : 175030400111036
No. Absen :7

1. Federalisme Fiskal
Federalisme fiskal adalah studi hubungan keuangan antar tingkatan pemerintah
dimana sistem ini menggunakan program pemerintah yang meletakkan pada tingkat
pemerintah yang berbeda. Federalisme fiskal merupakan perangkat prinsip pedoman
untuk rancang keuangan tingkat nasional dan subnasional pemerintah.
Dalam bentuk ini kerangka yang sesuai untuk desentralisasi bersifat top down dan
berpola dekosentrasi (pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah tingkat II),
pemerintah pusat dapat secara sepihak menentukan dan mengubah baik tanggung jawab
pengeluaran maupun pendapatan Pemerintah Daerah dan pengaturan hubungan keuangan
antara pemerintahan dalam upaya mengatasi permasalahan permasalahan.
Implikasi dari hubungan fiskal dari model federalisme fiskal ini adalah berbagai
bentuk transfer dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (Dati I ke Dati II) dalam
rangka untuk menggalakan ekonomi regional dan infrastruktur lokal. Biasanaya akan
dibelanjakan Pemerintah Daerah sesuai dengan pedoman dan sektor-sektor yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. Hubungan fiskal dengan model federalisme ini
berpengaruh pada berbagai bentuk transfer dari Pusat kepada Daerah.
Dalam penerapan desentralisasi fiskal, setiap daerah juga dituntut untuk membiayai
sendiri biaya pembangunannya, padahal pendapatan daerah tidak bisa membiayai seluruh
pengeluarannya. Oleh karena itu, transfer dana dari pusat (intergovernmental transfer)
menjadi sumber penerimaan yang sangat dominan bagi pemerintah daerah. Transfer pusat
ke daerah dapat dibedakan atas bagi hasil pendapatan (revenue sharing) dan bantuan
(grants). Transfer tersebut penting untuk menggalakkan otonomi regional dan untuk
memperbaiki infrastruktur lokal.

2. Keuangan Fiskal
Keuangan fiskal adalah studi yang menjelaskan bentuk pendapatan suatu Negara yang
berasal dari masyarakat dan oleh pemerintahan Negara digunakan sebagai pengeluaran
dengan program-program untuk menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional,
produksi, dan perekonomian, serta digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan
dalam perekonomian.
Pemerintah akan menetapkan APBN yang merupakan instrumen untuk mengatur
pengeluaran dan pendapatan Negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta
prioritas pembangunan secara umum.
Segala bentuk pendapatan Negara akan digunakan bagi kebutuhan pemerintahan dan
masyarakat yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mencapai
pertumbuhan perekonomian yang maksimal.

Indonesia menganut federalisme fiskal agar tercapai tujuan bernegara, yaitu


kesejahteraan masyarakat dapat mudah dicapai. Oleh karena itu, otonomi daerah dan
desentalisasi fiskal dilakukan dengan menempatkan pemerintah daerah sebagai penggerak
pembangunan pada tingkatan pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat. Hal tersebut
diharapkan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan
prioritas daerah.
Selain itu, pemerintah daerah memiliki peran dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap APBD, yang dalam pengelolaannya harus secara transparan,
ekonomis, efisien, dan akuntabel. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa tiap-tiap
daerah yang lebih mengetahui kebutuhan dan standar pelayanan bagi masyarakat di
daerahnya, sehingga pemberian otonomi daerah dapat memacu peningkatan kesejahteraan
masyarakat di daerah melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi.

You might also like