Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Arif Nurhadi A G99181012
Arifah Qudsiyah G99171007
Asoka Murascandrika G99171009
Clara Angelica R G99181016
Siti Handayani G99172153
Periode : 4 – 17 Februari 2019
Pembimbing:
Christianie, drg., SpPerio
Lidah merupakan organ dalam rongga mulut penting pada tubuh manusia
yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan,
mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang.
Lidah dapat digunakan untukmelihat kondisi kesehatan seseorang sehingga
digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum
pasien.
Glossitis merupakan salah satu kelainan pada lidah berupa perubahan
penampilan pada permukaan lidah akibat suatu peradangan akut ataupun kronis
yang mengakibatkan lidah membengkak dan berubah warna.Kondisi ini dapat
menyebabkan papilla di permukaan lidah menghilang. Papilla akan berwarna lebih
putih dari daerah yang dikelilinginya. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
diperkirakan stress emosional, defisiensi nutrisi dan herediter. Keadaan ini biasanya
terbatas pada dorsal dan tepi lateral dua pertiga anterior lidah dan hanya mengenai
papilla filiformis sedangkan papilla fungi formis tetap baik. Papilla berisi ribuan
sensor kecil yang disebut taste buds. Radang parah yang mengakibatkan
pembengkakan, kemerahan, dan nyeri, dapat mengubah cara penderita makan
ataupun berbicara.
Glossitis atau yang biasa disebut lidah geografik adalah umum dan
mengenai kira – kira 1-2% penduduk. Paling sering mengenai wanita dan orang-
orang dewasa usia muda sampai pertengahan. Keadaan tersebut dapat timbul tiba-
tiba dan menetap selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun.Terlihat hilang
spontan dan kambuh kembali.Pada kasus yang berat, glossitis dapat menyebabkan
tersumbatnya jalan pernafasan ketika lidah yang membengkak cukup parah
sehingga membutuhkan perhatian segera.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. LIDAH
A. Anatomi
Lidah merupakan massa jaringan ikat yang tersusun oleh otot lurik yang
diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena
jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar
berkas-berkas otot.Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra
pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam,
pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut
akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Lidah sebagian besar
terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik
lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ektrinsik mengaitkan
lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar
yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk
makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorongnya
masuk faring. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan
urat saraf masuk dan keluar pada akarnya.Ujung serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan
melengkung pada bagian atas lidah.
Gambar 1.Anatomi Lidah
B. Fungsi Lidah
1. Menunjukkan kondisi tubuh
2. Membasahi makanan di dalam mulut
3. Mengecap atau merasakan makanan
a. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
b. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
c. Rasa Asam = Lidah Bagian Samping
d. Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang
4. Membolak-balik makanan
5. Menelan makanan
6. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
II. GLOSITIS
A. Definisi
Glositis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah
yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga
menghasilkan daerah kemerahan yang halus dan mengkilat.Glositis bisa
terjadi akut atau kronis. Penyakit ini dapat mencerminkan kondisi dari lidah
itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang gejalanya
muncul pada lidah. Keadaan ini dapat menyerang pada semua tingkatan usia.
Kelainan ini sering menyerang pada laki- laki dibandingkan pada wanita.
Gambar 2. Glositis
B. Etiologi
Penyebab glositis dapat bermacam-macam, baik lokal maupun sistemik.
1. Lokal
a. Infeksi (streptococcal, candidiasis, TB, HSV, EBV)
b. Trauma (luka bakar)
c. Iritan primer (alkohol, tembakau, makanan pedas, permen
berlebihan)
2. Sistemik
a. Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12, niasin, riboflavin, asam
folat)
b. Anemia (kekurangan Fe)
c. Reaksi alergi
d. Penyakit kulit (lichenplanus, erythema multiforme, syphilis, lesi
apthous)
e. HIV (candidiasis, HSV, kehilangan papillae)
f. Obat lanzoprazole, amoxicillin, metronidazole.
Faktor resiko :
1. Seorang pecandu alcohol
2. Seorang perokok
3. Memiliki riwayat keluarga menderita glossitis
4. Mengunyah tembakau
5. Sebelumnya ada riwayat trauma gigi
C. Klasifikasi
1. Idiopathic Glossitis
Inflamasi pada membran mukosa dan otot lidah secara keseluruhan.
2. Atrophic Glossitis (Hunter’s Glossitis)
Ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi
ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas
lidah).Perasaan lidah terbakar yang menyebar ke bagian mulut lain yang
biasanya dipicu oleh adanya ulserasi. Lidah terlihat licin dan mengkilat
baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang
paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi.Jadi banyak
didapatkan pada penderita anemia.
Gambar 3. Atropic glossitis
D. Patogenesis
Glossitis dapat diartikan sebagai radang pada lidah, atau secara umum
merupakan suatu inflamasi dengan depapilasi pada daerah dorsal lidah,
sehingga hanya tersisa permukaan yang halus dan berwarna merah (Scully,
2008). Glossitis biasanya diakibatkan oleh defisiensi nutrisi dan tidak terasa
sakit atau merasa tidak nyaman (McMillan et al., 2016). Beberapa penyebab
dari glossitis :
1. Anemia
Anemia defisiensi besi seperti yang terjadi pada saat menstruasi atau
perdarahan pada gastrointestinal dapat menyebabkan depapilasi dan
atrofi pada papil lidah, sehingga menyebabkan lidah menjadi terlihat
halus dan berkilau, disertai dengan pucat pada bibir (Treister dan Bruch,
2010).
2. Defisiensi Vitamin B
3. Infeksi
Spesies candida secara umum menyebabkan glossitis dengan eritema,
rasa terbakar dan atrofi (Chi et al., 2010).
E. Gejala dan Tanda
Pasien dengan glossitis biasanya akan merasakan rasa terbakar pada
lidah. Pasien juga biasanya akan merasakan rasa tidak nyaman yang dirasakan
pada lidah. Pada pemeriksaan lidah akan terlihat eritema, terutama pada
daerah dorsum dan seringkali juga menyebar ke daerah lateral pada lidah.
Pada daerah yang mengalami eritema, struktur lidah normal tidak terlihat,
yaitu dengan hilangnya papil filiformis dan atrofi pada mukosa. Mengitari
daerah eritema terdapat batas yang jelas, hiperkeratosis, dengan garis
serpiginous berwarna putih-kuning tidak teratur (Kelsch, 2018).
F. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari glossitis dapat berupa kanker pada mukosa oral,
luka bakar kimia, stomatitis, fissure lidah, lichen planus¸ candidiasis mukosa,
psoriasis (Kelsch, 2018).
G. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengatasi peradangan.
Penatalaksanaan pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut dilakukan
dengan pemberian obat-obatan secara oral.Pengobatan glositis tergantung
pada penyebabnya.Antibiotik digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri.
Bila penyebabnya adalah defisiensi besi, maka diperlukan suplemen zat besi.
Obat kumur yaitu campuran setengah teh, baking soda dan dicampur dengan
air hangat. Bila pembengkakan dirasakan parah, bisa diberikan
kortikosteroid. Topikal kortikosteroid juga mungkin berguna untuk
penggunaan sesekali misalnya triamcinolone dalam pasta gigi yang
diterapkan beberapa kali sehari.Kebersihan mulut yang baik sangat penting.
Hindari iritasi seperti tembakau, panas, pedas makanan dan alcohol (Langlais,
2001).
H. Komplikasi
1. Airway Obstruksi
Udara yang masuk melalui mulut tersumbat karena lidah mengalami
pembengkakan.
2. Disfagia
Disfagia (dysphagia) adalah kesulitan menelan makanan.Kondisi ini
biasanya menjadi tanda adanya masalah pada tenggorokan atau
kerongkongan.Sebagian pasien dengan disfagia mengalami kesulitan
menelan beberapa jenis makanan tertentu dan cairan. Pada kasus lain,
pasien mengalami gangguan mekanisme menelan parah. Kondisi ini
terjadi karenaadanya masalah pada otot dan saraf tenggorokan atau
kerongkongan dan karena terjadinya penyumbatan pada tenggorokan
atau kerongkongan.
3. Disfonia
Disfonia adalah gangguan produksi suara. Orang yang menderita
disfonia dapat mengeluarkan suara serak atau tidak ada suara sama
sekali. Ada banyak penyebab disfonia, baik karena keganasan atau non-
keganasan (Pindborg, 2009).
I. Prognosis
Dalam beberapa kasus, glossitis bisa menyebabkan lidah bengkak
yang dapat menghambatjalan nafas.Namun dengan penanganan yang tepat
dan adekuat, gangguan pada lidah ini dapat diatasi dan dicegah
kekambuhannya (Langlais, 2001).
J. Pencegahan
1. Kebersihan rongga mulut merupakan hal yang harus dilakukan.
2. Sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi
3. Jangan lupa untuk membersihkan lidah setelah makan.
4. Kunjungi dokter gigi secara teratur.
5. Jangan gunakan bahan bahan obat atau makanan yang merangsang lidah
untuk terjadi iritasi atau agent sensitisasi. Bahan bahan ini termasuk
makanan yangpanas dan beralkohol.
6. Hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau dalam jenis
apapun.
7. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila gangguannya bertambah
parah.
8. Bila lidah sudah menghalangi jalan nafas oleh karena proses
enlargement, bilahal ini terjadi, mutlak diperlukan perawatan yang lebih
intensif (Pindborg, 2009).
Gambar 7.(KIRI) Stomatitis pada mukosa bucal kanan pada pasien anemia.
(KANAN) Atrofik glossitis pada pasien anemia
Tabel 1.Perubahan Mukosa Oral yang Terkait dengan Penggunaan Obat Immunoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Chi AC, Neville BW, Krayer JW, Gonsalves WC. 2010. "Oral manifestations of
systemic disease". Am Fam Physician (review). 82(11): 1381–8. PMID
21121523.
Ghabanchi, J., Tadbir AA., Darafshi, R., Sadegholvad, M. 2011. The Prevalence of
Median Rhomboid Glossitis in Diabetic Patients: A Case-Control Study.
Iran Red Crescent Med J 2011; 13(7):503-506
Langlais RP, Miller CS. 2001. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim.
Alih bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates. 2001: 46.
Pindborg Jens J. 2009. Kanker dan Prakanker Rongga Mulut. Alih bahasa: Lilian
Yuwono. Jakarta: EGC.
Scully, Crispian. 2008. Oral and maxillofacial medicine : the basis of diagnosis and
treatment (2nd ed.). Edinburgh: Churchill Livingstone. p. 356. ISBN 978-
0443068188.
Treister NS, Bruch JM. 2010. Clinical oral medicine and pathology. New York:
Humana Press. p. 149. ISBN 978-1-60327-519-4.
Wu YC, Wang YP, Chang JYF, Cheng SJ, Chen HM, Sun A. 2014. Oral
manifestations and bloodprofile in patients with iron deficiency anaemia. J
Formos Med Assoc 113:83–87