You are on page 1of 6

ANALISA JURNAL PICO

LATIHAN ISOMETRIK BERMANFAAT MENURUNKAN TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
HELPFUL ISOMETRIC EXERCISE LOWERS BLOOD PRESSURE IN
PATIENTS HYPERTENSION
Tanggal 04 Februari – 09 Februari 2019

Oleh:

Siti Munawarah, S.Kep


NIM. 1730913320060

PROGRAM PROFESI NERS


ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA JURNAL PICO


LATIHAN ISOMETRIK BERMANFAAT MENURUNKAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
HELPFUL ISOMETRIC EXERCISE LOWERS BLOOD PRESSURE IN
PATIENTS HYPERTENSION

Tanggal 04 Februari – 09 Februari 2019

Oleh :

Siti Munawarah, S.Kep


NIM. 1730913320060

Banjarbaru, Februari 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns., M.NSc Laily Ariyani, S.Kep., Ns


NIK. 1990 2014 1 139 NIP. 19791208 200604 2 026
LATIHAN ISOMETRIK BERMANFAAT MENURUNKAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
HELPFUL ISOMETRIC EXERCISE LOWERS BLOOD PRESSURE IN
PATIENTS HYPERTENSION
Oleh: Tua Parlindungan, Arti Lukitasari, dan Mudatsir

Kriteria Jawab Inti Jurnal


P Ya Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan
darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak normal.
Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai
yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan
jenis kelamin. Namun umumnya, sistolik yang
berkisar dari 140-160 mm Hg dan diastolik antara 90-
95 mm Hg dianggap merupakan garis batas hipertensi.
Diagnosa hipertensi sudah jelas pada kasus dimana
tekanan darah sistolik melebihi 160 mmHg dan
diastolik melebihi 95 mm Hg.
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi
hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang
didapat melalui jawaban pernah didiagnosis tenaga
kesehatan sebesar 9,4 persen, sedangkan yang pernah
didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat
hipertensi sendiri sebesar 9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1
persen penduduk yang minum obat sendiri, meskipun
tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes.
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen,
tertinggi Bangka Belitung 30,0% diikuti Kalimantan
Selatan 30,8%, Kalimantan Selatan 30,8%,
Kalimantan Timur 29,6%, Jawa Barat 29,4% dan
daerah Aceh 21,8%. Jadi cakupan nakes hanya 36,8
persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di
masyarakat tidak terdiagnosis. Prevalensi DM,
hipertiroid, dan hipertensi pada perempuan cenderung
lebih tinggi dari pada laki-laki (Depkes RI, 2013).
Latihan isometrik adalah latihan yang
memerlukan kekuatan otot tubuh baik untuk latihan
pemanasan atau untuk program latihan rehabilitasi.
Latihan isometrik dapat mencegah terjadinya atrofi
otot (Sumaryanti, 2009). Latihan isometrik berkaitan
dengan perubahan hemodinamik akut yang meliputi
peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-
rata tekanan darah arterial, dan juga meningkatkan
denyut jantung dan curah jantung. Tidak ada
perubahan pada resistensi vaskular perifer atau
menurun. Disebabkan latihan isometrik bukan
merupakan latihan aerobik, maka oleh panduan komite
nasional dan internasional tidak dianjurkan untuk
pasien hipertensi. Akan tetapi penelitian terbaru
menunjukkan bahwa latihan isometrik atau resistensi
tidak meningkatkan tekanan darah istirahat dan
seringkali justru sedikit menurunkan tekanan darah,
yang bisa dioptimalkan dengan pemberian obat
antihipertensi. Selain tekanan darah, latihan isometrik
juga bermanfaat untuk memperbaiki massa otot,
kekuatan tubuh bagian atas dan bawah, meningkatkan
kepadatan tulang, dan mengurangi resiko fraktur
tulang (Chrysant, 2010).
I Ya Pada penelitian ini digunakan quasi ekspriment
Rancangan yang digunakan adalah nonrandom with
control pretest postest. Rancangan ini terdiri dari 2
kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Pada kelompok perlakuan diberikan
penerapan latihan isometrik sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan, tetapi keduanya tetap
diberikan pre test dan pos test.
Populasi penelitian ini adalah semua penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Jumlah populasi
pasien hipertensi tahun 2015 adalah sebanyak 583
orang dan yang masuk dalam kriteria inklusi 91 orang.
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan Purposive sampling atau
Judgmental sampling yaitu memilih subyek
berdasarkan kriteria dan pertimbangan pribadi
peneliti. Dalam penelitian ini, jumlah sampel
sebanyak 37 responden untuk kelompok kontrol dan
37 responden kelompok perlakuan.
C Ya Terdapat perbandingan antara kedua kelompok.
Bahwa pada kelompok intervensi terjadi penurunan
tekanan darah menjadi normal (120/80-<140/90
mmHg) setelah diberikan perlakuan sebanyak 9 orang
(24,3%) sedangkan kelompok kontrol terjadi
penurunan tekanan darah menjadi normal (120/80-
<140/90 mmHg) sebanyak 2 orang (5,4%).
Diketahui nilai rata-rata tekanan darah penderita
hipertensi setelah diberikan perlakuan pada kelompok
intervensi terjadi penurunan dari 2.00 menjadi 1.76,
dengan standar deviasi 0.435. Hasil statistik
didapatkan nilai P = 0.002, berarti ada perbedaan yang
signifikan tekanan darah penderita hipertensi waktu
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Hasil yang diperoleh dari kelompok intervensi
tekanan darah penderita hipertensi pada saat pretest
diperoleh nilai rata-rata 2.00 dan nilai postest setelah
latihan isometrik 1.76. Sedangkan nilai rata-rata
tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok
kontrol non perlakuan pretest 2.00 dan nilai postest
1.95. Perbedaan mean antara pengukuran pertama dan
pengukuran kedua tekanan darah penderita hipertensi
kelompok intervensi yaitu 0.243. Berdasarkan uji
statistik didapatkan nilai p value 0.002. Dengan
demikian diketahui bahwa ada pengaruh latihan
isometrik terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Kecamatan Banda Sakti di
Kota Lhokseumawe.
O Ya Tekanan darah rata-rata pada kelompok intervensi
penderita hipertensi di Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe yaitu sebelum perlakuan (pretest)
adalah 148,9/91,9 mmHg dan sesudah perlakuan
(postest) adalah 137,9//87 mmHg. Tekanan darah rata-
rata pada kelompok kontrol pada penderita hipertensi
di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe yaitu
tekanan darah pertama (prestest) sebesar 149,4/92,7
mmHg sedangkan tekanan darah kedua (postest)
sebesar 152,5/92,3 mmHg.

You might also like