Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
ELIYA VITA AFIYANTI
1407014
Total Poin :
Mandiri
2
2 Mandiri
3 Mandiri
3 Mandiri
2 Mandiri.
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
1 Mandiri
Total Skor
Skor BAI :
20 : Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
mobilisasi adalah:
a. Diagnosa 1: Risiko intoleransi aktivitas (00094)
1) Definisi
Rentan mengalami ketidakcukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari – sehari yang harus atau yang ingin
dilakukan, yang dapat menganggu kesehatan
2) Batasan Karakteristik
- Ketidakseimbangan antara suplai / kebutuhan oksigen
- Imobilitas
- Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
- Fisik tidak bugar
- Gaya hidup kurang gerak
3) Faktor yang berhubungan
- Masalah sirkulasi
- Masalah pernapasan
b. Diagnosa 2: Defisit Perawatan Diri (0109)
1) Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
2) Batasan Karakteristik
- Tidak mampu mandi, mengenakan pakaian, makan, ke
toilet, berhias secara mandiri, minat melakukan perawatan
diri kurang
3) Faktor yang berhubungan
- Gangguan muskuloskeletal
- Gangguan neuromuskular
- Kelemahan
- Gangguan psikologis dan / psikotik
- Penurunan motivasi / minat
c. Diagnosa 3: Insomnia (00095)
1) Definisi
Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
2) Batasan Karakteristik
- Perubahan afek - Bangun terlalu dini
- Perubahan pola tidur - kesulitan memulai tidur
- Gangguan status kesehatan - kekurangan energi
- Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
3) Faktor yang berhubungan
- Konsumsi alkohol
- Ansietas
- Depresi
- Ketidaknyaman fisik
3. Perencanaan
Diagnosa 1: Resiko Intoleransi Aktivitas (00092)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,pasien
dapat melakukan aktivitas sesuai kebutuhannya dengan kriteria
hasil:
1) Kekuatan otot normal
2) Adanya peningkatan aktivitas sehari - hari
3) Tanda – tanda vital dalam batas normal
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Monitor tanda – tanda vital
R/ mengetahui perkembangan kondisi klinis klien
2) Manajemen lingkungan: memberikan edukasi lingkungan yang
baik untuk pasien
R/ merokok ,suhu ekstrem dan stress menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan beban
jantung
3) Bantuan perawatan diri : ADL buat jadwal aktivitas harian,
tingkatkan secara bertahap
R/ merencanakan intervensi dengan tepat
4) Ajari ROM aktif/ pasiv
R/ melatih kemampuan otot
5) Libatkan keluarga dalam melatih kemampuan aktivitas pasien
R/ membantu pasien dalam meningkatkan pemulihan
Diagnosa 2: Defisit Perawatan Diri (0109)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, pasien
dapat melakukan perawatan diri dengan kriteria hasil:
1) Melakukan ADL mandiri : mandi, hygiene mulut ,kuku,
penis/vulva, rambut, berpakaian, toileting, makan-minum,
ambulasi
2) Berpakaian dan melepaskan pakaian sendiri
3) Melakukan keramas, bersisir, bercukur, membersihkan kuku,
berdandan
4) Makan dan minum sendiri, meminta bantuan bila perlu
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Kaji kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL
R/ Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana
keperawatan
2) Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
R/ Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan
sehari-hari
3) Jaga privasi dan keamanan pasien
R/ memberikan keamanan serta meningkatkan kenyamanan
bagi pasien untuk beraktivitas
4) Kaji integritas kulit pasien
R/ mengetahui adanya masalah integumen
5) Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah
ADL
R/ Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama
aktivitas
Diagnosa 3: Insomnia (00095)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam,
kebutuhan istirahat tidur klien tercukupi dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan istirahat tidur malam yang optimal.
2) Tidak menunjukan perilaku gelisah.
3) Wajah tidak pucat dan konjungtiva mata tidak anemis karena
kurang tidur. malam.
4) Klien dapat tidur 6-8 jam dengan nyenyak dan nyaman
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Pantau keadaan umum pasien dan TTV
R/ Mengetahui kesadaran, dan kondisi tubuh dalam keadaan
normal atau tidak.
2) Kaji pola tidur
R/ Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur
3) Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut,
stress,ansietas, imobilitas,gangguan eliminasi seperti sering
berkemih, gangguan metabolisme, gangguan
transportasi,lingkungan yang asing, temperature,aktivitas yang
tidak adekuat).
R/ Untuk mengidentifikasi penyebab aktual dari gangguan tidur
4) Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis;
hygienepersonal, linen dan baju tidur yang bersih).
R/ Kenyaman dalam tubuh pasien terkait kebersihan diri dan
pakai
5) Ajarkan relaksasi distraksi.
R/ Untuk menenangkan pikiran dari kegelisahan dan
mengurangi ketegangan otot
4. Evaluasi
Dalam menyelesaikan masalah keperawatan kebutuhan mobilisasi dan
body mekanik, perawat melakukan tindakan berdasarkan jurnal yaitu:
a. Relaksasi otot progresif dapat menurunkan nyeri kepala
Selain penanganan secara farmakologi, cara lain adalah dengan
manjemen nyeri non farmakologi dengan melakukan tehnik
relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi
respon internal individu terhadap nyeri. Manjemen nyeri dengan
tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, masase,
meditasi dan perilaku.
Relaksasi otot progresif merupakan tehnik relaksasi yang
memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot, dengan
mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan
ketegangan dengan melakukan tehnik relaksasi untuk mendapatkan
perasaan rileks. Pada latihan relaksasi ini perhatian individu
diarahkan untuk membedakan perasaan yang dialami saat
kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot – otot
dalam kondisi tegang.
Nyeri kepala primer paling umum terjadi pada orang dewasa
adalah nyeri kepala tipe tegang (tension type). Penderita tension
type headache selalu mengeluhkan gejala nyeri dan kekuatan otot
(spasme otot) terutama pada daerah leher. Terapi non farmakologi
yang efektif untuk menurunkan nyeri kepala tension type yaitu
dengan menggunakan terapi relaksasi otot progresif dengan
mengidentifikasi otot yang tegang. Gerakan latihan relaksasi otot
progresif dilakukan ±3hari dengan 15 macam gerakan yang terdiri
dari area tangan, bahu, wajah, punggung, perut, dada, dan kaki.
Berdasarkan penelitian yang menjelaskan bahwa keuntungan dari
tehnik relaksasi otot progresif adalah menurunkan ketegangan
otot, kecemasan, insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme
otot, nyeri leher dan punggung, dan tekanan darah tinggi.
Dalam jurnal penelitian ini didapatkan hasil setelah dilakukan
relaksasi otot progresif terbukti nyeri kepala pasien dapat
berkurang. Dengan adanya relaksasi otot progesif ini menunjukkan
bahwa nyeri kepala dapat diatasi dengan cara nonfarmakologis.
Sehingga ini dapat menjadi referensi bagi perawat dalam
menangani pasien dengan gangguan nyaman nyeri.
Daftar Pustaka
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4 Jakarta : EGC