Professional Documents
Culture Documents
Shayna Amalia
1730821012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
mungkar. Bergerak demi terciptanya masyarakat utama adil, makmur dan sejahtera sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar - benarnya. Muhammadiyah seperti halnya semua
gerakan pembaharuan Islam di seluruh dunia sudah sejak dini berpendapat bahwa ijtihad tidak
pernah tertutup. Ia terbuka selama-lamanya dengan tujuan untuk aktualisasi ajaran Islam dalam
menghadapi segala perubahan yang terjadi. Dikalangan masyarakat umum banyak yang melihat
Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan masyarakat yang buta dengan politik, tidak mau
bersentuhan dengan politik. Namun, sejatinya Muhammadiyah tidak seperti itu, Muhammmadiyah
memang organisasi keagamaan namun tidak berpolitik secara langsung. Sepanjang sejarah
masyarakat dan pengembangan pergerakan amar ma’ruf nahi mungkar. Untuk menjaga kemurnian
pergerakan sebagai organisasi keagamaan. Muhammadiyahan memilih untuk terbebas dari afiliasi
Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu membuat Muhammadiyah untuk
terus mengembangkan dan memperbaiki ekonomi anggota dan umat. Dimana pada era globalisasi
sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalismelah yang telah berkembang sehingga membuat
masyarakat kita merasa tertekan. Sehingga pada saat ini bagi masyarakat kita yang kehidupannya
menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada saat inilah peran muhammadiyah sangat
diperlukan sebagai orgnisasi besar di Indonesia untuk ikut serta dalam perekonomian yang
memberatkan umatnya.Dengan fasilitas dan media yang dimiliki oleh muhammadiyah, maka dapat
digunakan untuk bergerak dalam bidang ekonomi demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-
benarnya.
PEMBAHASAN
K.H.Ahmad Dahlan karena punya sumber daya yang andal yaitu keimanan, pengetahuan dan
ekonomi. Pendiri Muhammadiyah sangat menyadari betapa pentingnya aspek ekonomi dalam
suatu gerakan untuk mencapai cita-cita. Pada awal mula kehadiran Muhammadiyah, sumber
kekuatan dakwanya didukung oleh para pelaku ekonomi yang memiliki pengetahuan sekaligus
disinari dengan keimanan, shingga mampu menyebarkan nilai-nilai keislaman ke berbagai daerah
di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya sama sekali belum mengenal apa sesungguhnya
Muhammadiyah itu. Dengan perkataan lain masyarakatnya masih dominan meyakini kebiasaan
yang sangat tradisional. Kekuatan ekonomi Muhammadiyah sekarang ini sungguh sangat luar
biasa apabila dibandingkan dengan awal kehadiran Muhammadiyah yang sasaran dakwanya serba
Jumalah anggota Muammadiyah yang telah bernomor baku Muhammadiyah dan yang
belum serta simpatisan di seluruh Indonesia serta amal usahanya secara statistic— apabila
biasa kekuatan ekonomi Muhammadiyah. Secara riil ada amal usaha Muhammadiyah di bidang
pendidikan telah memiliki kekuatan untuk menyubsidi kepentingan persyarikatan dalam berbagai
Sunber daya tersebut di atas telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an misalnya
dalam surat al-Mujadalah ayat 11 dan al-Hujarat ayat 15. Munculnya kekuatan dalam bidang
ekonomi disebabkan oleh daya yang mendasari lebih awal, yaitu, kekuatan iman dan ilmu
pengetahuan. Orang beriman pasti memiliki etos kerja yang baik, karena ia sadar bahwa umat yang
terbaik itu adalah yang mampu memberikan solusi atas masalah yang dihadapi manusia.
Muhammadiyah dengan segala potensi yang dimiliki melalui amal usahanya itu memerlukan
strategi yang lebih riil kea rah yang lebih spesifik dengan melibatkan elemen-elemen
Muhammadiyah yang terkait. Misalnya, pada daerah tertentu ada peluang bisnis perumahan atau
dalam bentuk lainnya, sebaiknya direspon dan hasilnya juga tetap dalam pengawasan
Muhammadiyah.
menjajikan, sebab berbagai hal telah dimiliki seperti jumlah anggota dan simpatisan serta
relasinya. Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai instrument bisnis dalam posisi sebagai
produsen, konsumen atau lainnya. Amal usaha yang paling terkecil sekalipun pasti punya potensi
nilai ekonomi yang dapat menjadi sebuah kekuatan bagi persyarikatan Muhammadiyah.
Nilai dasar Muhammadiyah telah dituangkan dalam maksud dan tujuannya, yaitu
“Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. Dari sini, dapat dipahami bahwa salah satu yang menjadi program perjuangan
dari keterkaitan dengan nilai ekonomi. Islam mengajarkan tentang kewajiban berinfak dan
besedeqah serta yang lainnya. Bahkan, rukun Islam yang terakhir adalah menunaikan ibadah haji
bagi yang mampu. Kemampuan bukan hanya pada aspek pegetahuan dan kesehatan, tetapi hal
yang sangat urgen adalah kemampuan ekonomi, umat Islam khusunya warga Muhammadiyah
tentu wajib menyadari bahwa amar ma’ruf nahi munkar tehadap pemurnian ibadah khusus dan
pemurnian aqidah boleh dikata telah berhasil. Namun, amar ma’ruf dalam bidang ekonomi belum
Muhammadiyah sudah tersebar di seluruh nusantara, dan warganya pasti ada yang mengetahui
potensi ekonomi di daerahnya. Data yang diperoleh itu dikaji oleh Muhammadiyah melalui majelis
yang terkait dengan melibatkan PTM, kemudian hasilnya ditransformasikan kembali kepada
Suatu pergerakan dapat eksis melintasi zaman karena didasari dengan nilai keimanan dan
rasionalitas yang dimiliki oleh pendirinya dan generasi selanjutnya. Kebesaran persyarikatan
Muhammadiyah akan terus maju dan berkembang, karena kemampuannya mempertahankan nilai-
nilai yang selama ini menjadi dasar dalam beraktifitas. K.H. Ahmad Dahlan telah memberi contoh
dalam mengembangkan Muhammadiyah yaitu, “tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati
jika dicelah dan dikitik”. Pesan ini bukanlah hal mudah melekat pada setiap manusia, khususnya
bagi warga Muhammadiyah, kalau bukan didorong oleh nilai-nilai keIslaman tersebut. Sifat tidak
dendam muncul karena orang memiliki nilai keimanan dan pertimbangan rasional. Suatu
pergerakan tidak mampu bertahan lama karena pendukungnya mudah tersinggung, mudah putus
asa. Pada akhirnya, mereka mengundurkan dari dan mengambil sikap keuar dari perkumpulan.,
K.H. Ahmad Dahlan sangat yakin bahwa Muhammadiyah ini akan diterima dengan baik
oleh siapapun di kemudian hari, apabila diberikan penjelasan secara rasional, metode yang baik,
dan disertai petunjuk dari Allah SWT. Telah banyak kisah berlalu bahwa sejumlah orang dulunya
sangat anti-Islam, anti-Muhammadiyah, tetapi kemudian berbalik menjadi pembela dan penggerak
Pesan K.H. Ahmad Dahlan “Hidup hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup
di Muhammadiyah”. Pesan ini memiliki nakna tauhid kepada Allah SWT, bahwa beraktifitas
mrlalui wadah Muhammadiyah adalah dalam rangka ibadah dengan penuh keikhlasan karena
mengharap keridhaan Allah semata.. K.H. Ahmad Dahlan dengan ilmu yang dimilikinya mampu
memikirkan sangat jauh ke depan bahwa Muhammadiyah ini akan semakin besar dan menjanjikan
kegiatan ekonomi bisnis yang menguntungkan, menjanjikan pendapatan yang besar dan juga
kekuasaan yang menggiurkan. Di sisi lain, Muhammadiyah dengan amal usahanya di bidang
pendidikan akan melahirkan para sarjana yang rasional, memiliki konsep dan teori yang
dikembangkan yang dapat menjadi sebuah kekuatan bagi persyarikatan sekaligus dapat menjadi
sebuah ancaman.
K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri persyarikatan Muhammadiyah menyadari hal itu
bahwa majunya suatu pergerakan memerlukan dukungan dari orang-orang yang berpikiran maju
dan berakhlak yang tinggi, juga memerlukan dukungan material. Orang-orang yang
mengkhidmatkan dirinya pada Muhammadiyah dan amal usahanya akan mampu menekan diri dari
hal-hal yang menjanjikan di atas apabila ada jaminan terhadap diri dan keluarganya. K.H. Ahmad
Dahlan melakoni usaha bisnisnya dengan berdagang yang hasilnya sebagian digunakan untuk
membiayai para tenaga pengajar di sekolah yang ia rintis, karena beliau sadar bahwa yang
mengurusi dan mengajar itu memerlukan material untuk keperluan dirinya dan keluarganya.,
daya manusia yang menjadi modal penggerak, Muhammadiyah memerlukan konsep rasional,
produktif dan implementatif. Kemajuan Muhammadiyah dengan amal usahanya tentu perlu
disyukuri. Namun, pada sisi lain terkadang beberapa orang membuat kejutan dengan menggugat
amal usaha persyarikatan. Hal ini dikarenakan beberapa janji yang menggiurkan itu.. K.H. Ahmad
Dahlan berpesan. “ Hendaklah engkau tidak gampang melibatkan diri dari perebutan tanah
sehingga bertengkar dan berselisih, apabila bertengkar dan berselisih di muka pengadilan. Jika itu
kau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu memperoleh rezeki dari Allah.
tugas yang dilematis, karena sebagian dari apa yang telah dihasilkan itu diperoleh dengan sistim
ekonomi yang masih diperdebatkan. Padahal, hal itu sudah mengakar secara turun temurun
dilakoninya dan dinikmati dengan senang hati. Gaya hidup kelas menengah itu cenderung hedonis,
sehingga untuk mengarahkan pada prilaku ekonomi yang Islami relative, terdapat kendala. Di sini
Muhammadiyah dituntut melalui majelis terkait untuk membuat suatu kepastian hokum terhadap
mengelolanya dengan baik, sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh KH. Ahmad Dahlan, yaitu
berdakwah sambil berbisinis. Keberhasilan beliau dalam menjalankan binisnya karena beliau
memiliki sifat kenabian, yaitu mengikuti prilaku Rasulullah Saw, yang mendapat kepercayaan
untuk menjual barang dari pemilik modal yang besar dengan sifat kejujuran yang dibarengi dengan
dilakuakan dalam berbagai macam bentuk perekonomian. Tetapi tidak semua berhasil sesuai
4. Pengambil kebijakan dalam tubuh Muhammadiyah belum focus secara maksimal dalam
5. Etos kerja sebagian warga Muhammadiyah belum menunjukkan nilai-nilai seperti yang
6. Para pelaku bisnis Muhammadiyah di seluruh Indonesia belum bekerja sama dengan baik,
mereka memiliki etos kerja yang baik dan terhindar dari birokrasi yang berbelit-belit. Mereka
mampu mengelola usahanya dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Di sis lain, apabila
dijalankan oleh organisasi, usaha itu mengalami stagnasi, bahkan kemunduran. Ini ironi sekali,
karena Muhammadiyah sangat didukung oleh orang-orang kelas menengah dan rasional.
Pekerjaan yang berat apabila dikerjakan secara gotong royong akan mudah diselesaikan. Ini berarti
persoalan ekonomi dalam tubuh Muhammadiyah disebabkan oleh elemen tertentu yang perlu
Pernyataan Ali bin Abi Thalib bahwa “kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik akan
terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik” ini berlaku di Muhammadiyah. Kader-
kader potensial Muhammadiyah lompat pagar, karena mereka melihat potensi yang dimilikinya
akan mempunyai hasil yang baik buat dirinya dan orang lain. Namun, potensi itu lambat untuk
tersalurkan, dan mereka akhirnya mengambil langkah lain dan setelah di luar pagar, ternyata
sukses.
Muhammadiyah dengan konsep ta’awun dalam berbisnis masih berada pada taraf konsep.
Misalnya, ada warga Muhammadiyah yang menyampaikan ceramahnya kepada jamaah bahwa
Muhammadiyah perlu tolong menolong sesame warga sebelum menolong yang lainnya. Sebagian
isi ceramahnya dikutip dari Majalah Suara Muhammadiyah, sementara dia sendiri belum
berlangganan majalah lainnya.. Sifat dan sikap yang ada pada warga Muhammadiyah perlu
pencerahan atau memuhammadiyahkan presepsi dan prilaku warga Muhammadiyah seperti yang
dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan berdakwa sambil berdagang. Dengan perkataan lain, kita harus
mampu berteori sekaligus mengamalkan secara nyata dan menyentuh langsung hasilnya kepada
Muhammadiyah dalam kiprah pembinaan dakwahnya pada berbagai kalangan telah banyak
berhasil mengklasifikasikan dari aspek umur, aspek jenis kelamin. Sementara itu, tataran
berdakwah melalui peluang-peluang ekonomi masih terbatas. Potensi ekonomi pada setiap
wilayah, daerah, cabang dan ranting Muhammadiyah sangat besar, tetapi belum diperhatikan.
tertentu terdapat kekayaan alam yang potensial dan terjangkau, sementara daerah lain tidak
memiliki kekayaan.
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang
saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya ZIS(zakat,infaq,dan sodaqoh).ZIS ini berada dibawah
muhammadiyah dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki
aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan pendanaan dalam menjalankan amal usaha
yang lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga
muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi dan misi dari muhammadiyah
tersebut
Muhammadiyah dengan misi dakwahnya ke segala lini memiliki peluang yang luar biasa
dalam bidang pendidikan, dari TK samapi perguruan tinggi apabila dikordinasi dan dikelola
dnegan sebaik mungkin dan seamanah mungkin, membutuhkan banyak alat tulis kantor, kebutuhan
ini menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan untuk menopang kekuatan ekonomi
Muhammadiyah.
Dalam Islam, sudah digariskan bahwa orang masuk surge dengan iman dan amal salih.
Untuk berdaya, orang harus bekerja, dan untuk bekerja, orang harus berpikir.Kelemahan pada
beberapa gerakan ekonomi Muhammadiyah dikarenakan pelakunya belum memiliki skill yang
standard an etos kerja yang baik. Sehingga, Muhammadiyah perlu membentuk lembaga khusus,
seperti BLKM (Balai Latihan Kerja Muhammadiyah) atau Majelis Pemberdayaan Masyarakat
Muhammadiyah untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dukungan ini berupa pendampingan
sepeti yang dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan masyarakat, namun kapasitasnya perlu
ditingkatkan dan lebih fokur terhadap kualitasnya. Majelis Pembina Ekonimi Muhammadiyah
pada era kepemimpinan M. Amin Rais telah merumuskan tiga hal, yaitu:
memberikan peluang untuk lebih kreatif bagi para pelaku ekonomi Muhammadiyah akan
Amal usaha Muhammadiyah yang digerakkan diawali dengan proses bottom-up (warga
Muhammadiyah secara pribadi dan simpatisan). Kemudian, mereka secara ikhlas menyerahkannya
kepada Muhammadiyah untuk dikelola secara terorganisasi. Amal usaha ini menunjukkan
kemajuan yang signifikan. Namun, Muhammadiyah juga telah merintis proses Top dawn.
Muhammadiyah memiliki peluang untuk mendesain model gerkan ekonomi secara internal
dan eksternal:
perangkatnya;
2. Secara eksternal: anggota Muhammadiyah pasti memiliki relasi dengan dunia luar, begitu
pula dengan amal usaha Muhammadiyah otomatis memiliki hubungan dengan lembaga-
lembaga lain.
Kedua potensi di atas sebagai lahan garapan ekonomi perlu dikelola oleh Muhammadiyah
secara professional dengan memposisikan pada tiga bagian, yaitu: produsen, penyalur dan
konsumen.
Untuk berdakwah amar ma’ruf nahi munkar, apabila dilihat pada kecenderungan manusia
modern, peluang yang sangat efektif adalah melalui bidang ekonomi. Kebutuhan manusia modern
semakin konsumtif dan materialistic, sehingga model gerakan dakwah MUhammadiyah dilakukan
secara simultan dengan majelis terkait untuk mendesain model gerakan dakwah yang spesifik, unik
masyarakat untuk berprilakuIslami dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, Majelis Tarjih
kategori subhat, mutasyabihat, haram dan halalnya suatu produk dan hasil usaha. Selama masih
ada masalah hokum mengenai sebuah proses dan produk ekonomi, selama itu pula peluang
bergengsi.
Pola diperkaderan dalam Muhammadiyah perlu dimasukkan ke dalam sistim ekonomi ala
Muhammadiyah yang berkemajuan (berdaya saing tinggi) pada semua lini. Kita mengetahui
bahwa Rasulillah Saw, pernah berdagang dan sukses karena memiliki intergritas diri yang
bernuansa ilahiah, yaitu kejujuran dan keikhlasan. Begitu pula, K.H.Ahmad Dahlan berhasil
menjalankan misi dakwahnya dan bisnisnya. Keberhasilan K.H. Ahmad Dahlan tentu sangat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam satu bidang
saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya ZIS(zakat,infaq,dan sodaqoh). ZIS ini berada dibawah
muhammadiyah dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki
aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan pendanaan dalam menjalankan amal usaha
yang lainnya. Untuk mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga
muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi dan misi dari muhammadiyah
berdakwa amal ma’ruf nahi mungkar dengan segaala lini kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/20628676/Pergerakan_Muhammadiyah_di_Bidang_Ekonomi_dan_da
lam_Berbangsa_dan_Bernegara
https://subair3.wordpress.com/2018/01/29/muhammadiyah-sebagai-gerakan-ekonomi/
SEJARAH NABI ISA VERSI ISLAM DAN VERSI KRISTEN
Shayna Amalia
1730821012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Nabi Isa Menurut pandangan Islam
2. Untuk mengetahui Nabi Isa Menurut pandangan Kristen
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut al-Quran surat Ali Imran ayat 45-46, Jibril membawa kabar gembira kepada
Maryam akan kelahiran seorang anak darinya yang akan dipanggil Isa as putera Maryam. al-Quran
sekali lagi menekankan bahwa Isa as adalah putera Maryam, bukan putera yang lain. Jibril
memberitahukan kepada Maryam bahwa Isa as akan dihormati dan dia bisa berbicara pada saat dia
masih kecil sebagai bukti bahwa Maryam tidak bersalah dari tuduhan perzinaan yang sudah
dilontarkan oleh orang-orang Yahudi kepadanya.Jibril mengatakan kepada Maryam bahwa dia
akan melahirkan anak, dia sangat terkejut sekali mendengarnya, seperti yang terdapat dalam al-
Quran surat Ali Imran ayat 47. Ayat diatas menjelaskan bahwa sangat terkejutlah Maryam karena
selama ini dia belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.
Maryam melahirkan Isa AS, setelah itu Maryam pergi dari tempat yang jauh karena ejekan-
ejekan dari masyarakat, merasa kesakitan dalam perjalanannya Maryam istirahat dibawah pohon
kurma, lalu Jibril datang dan menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah bersedih kamu,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu dan goyanglah pangkal pohon
kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan berguguran jatuh kebawah” lalu makan dan minumlah
Maryam dibawah pohon Kurma itu, yang lahir tanpa perantara ayah tidak menjadikannya anak
Tuhan atau bukan manusia, karena sebagaimana dijelaskan al-Quran, Allah bisa menciptakan
Adam tanpa ayah atau ibu, dan dia dapat saja dengan mudah menciptakan tanpa ayah, kalau
penciptaan Adam tidak menjadikannya anak Allah, maka demikian pula dengan penciptaan Isa
AS.
Al-Quran tidak menyebutkan kapan dimulainya tugas kenabian Isa AS dan dimana tempat
diturunkannya wahyu beserta kitab sucinya, tetapi perintah kenabian Isa AS pada umumnya
dikenal sejak diterimanya kabar gembira oleh ibunya (Maryam) atas kelahirannya, dan sejak ia
dapat berbicara kepada Bani Israil, ketika masih dalam buaian. Injil Barnabas menceritakan bahwa
Nabi Isa AS menerima wahyu kitab suci umur 30 tahun melalui malaikat jibril. Isa AS adalah
hamba Allah yang dijadikan oleh Allah sebagai nabi dan diberikannya kitab suci sebagai pedoman
dia menyebarkan ajaran Allah yaitu Injil. Allah berfirman dalam surat Maryam 30:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan
aku seorang Nabi”. (Q.S. Maryam: 30)
Al-Quran telah menegaskan bahwa risalah Isa AS adalah untuk Bani Israel saja. Isa AS
membenarkan empat fakta penting bahwa dia adalah seorang nabi saja, dia diutus untuk Bani Israel
saja, dia datang untuk membenarkan hukum Taurat Musa, dan bahwa seorang Nabi akan datang
setelah dirinya. Firman Allah di dalam Q.S Asf-Shaff 6:
Dan ingatlah ketika ‘Isa AS ibnu Maryam berkata: ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar
gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhmmad). Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membaawa bukti-bukti yang
nyata, mereka berkata: “ini adalah sihir yang nyata.
Tentang kematiannya Nabi Isa AS, al-Quran, Allah berfirman dalam Q. S An-Nisa 157:
Dan karena ucapan mereka:”sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa AS
putera Maryam, rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupai dengan ‘Isa AS bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa AS, benar-benar
dalam keraguraguan tentang yang dibunuh itu.Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa
yang dibunuh itu kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa as”. (QS. An-Nisa 157).
Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memberitahukan Isa as tidak disa aslib atau
dibunuh, tetapi mereka salah mengira siapa yang dibunuh sebenarnya.Pada hari kiamat Nabi Isa
as tidak mau mempertanggungjawabkan kelakuan umat Nasrani yang menyembahnya itu sebab
beliau tidak pernah mengajarkan hal kekafiran seperti itu. Allah berfiman dalam (QS al-Maidah
116-117):
Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
(mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku dan Aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah Aku
menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka.dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas
segala sesuatu.
Isa bin Maryam, Nabi terakhir bani Israil yang lahir di Betlehem (Baitulahmi) pada masa
kekuasaan raja Herodes Romawi di Palestina. Kelahirannya merupakan sebuah mukjizat.Sebab,
dia dilahirkan oleh perawan suci yang terjaga kehormatannya. Hal ini seperti dikisahkan dalam
firman Allah:
“Ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan
diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis), lalu dia memasang tabir
(yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka dia menjelma
di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, ‘Sungguh, aku
berlindung darimu kepada Rabb Yang Maha Pengasih jika engkau seorang yang bertakwa.‘Dia
(Jibril) berkata, ‘Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk menyampaikan
anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu.‘Maryam berkata, ‘Bagaimana mungkin aku
mempunyai seorang anak laki-lai, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku
dan aku bukan seorang pezina!’Jibril berkata, ‘Demikianlah.Rabbmu berfirman, ‘Hal itu mudah
bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami;
dan hal itu adalah suatu urusan yang sudah diputuskan.’”(QS. Maryam [19]: 16-21}.
Setelah lahir beberapa hari, Nabi Isa dapat berbicara untuk membebaskan ibunya dari
fitnah.Peristiwa tersebut merupakan mukjizat pertamanya. Setelah berusia 30 tahun, dia menemui
Nabi Yahya bin Zakaria untuk dibaptis. Baptis merupakan suatu istilah dalam agama Nasrani yang
berarti memandikan seseorang dengan mandi taubat.Setelah itu, Malaikat Jibril turun dan inilah
tanda awal kenabiannya. Nabi Isa kemudian pergi ke padang pasir dan berpuasa selama 40 hari di
sana tanpa makan dan minum.Allah lalu menurunkan kitab Injil kepadanya.Sejak saat itu, risalah
Nabi Isa berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa. Allah
berfirman:
Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera
Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.(QS. Al Ma’idah [5] : 78-79).
Nabi Isa berdakwah kepada kaumnya di daerah al-Jalil (Galilea).Kaum Yahudi lantas
memintanya untuk menunjukkan mukjizat yang dapat memperkuat dan membenarkan dakwah
serta risalah beliau. Allah berfirman,
“(Ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata, ‘Wahai bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan
memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang setelahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad). ‘Namun, ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ‘ini adalah sihir yang nyata.’”(QS. Shaf [61]
: 6).
Ketika Nabi Isa masih merasakan kekufuran dan keingkaran bani Israil, dia lalu berangkat
menuju Baitul Maqdis pada hari raya umat Yahudi.Orang-orang yang di sekitarnya kemudian
berkumpul.Kejadian itu membuat marah para pendeta Yahudi hingga mereka membuat berita
dusta tentang Isa kepada penguasa Romawi, Raja Pilathus, pengganti Raja Herodes di
Palestina.Sang raja pun meminta mereka mengadili dan menghukum Isa.Seseorang dari
Hawariyin, pengikut Nabi Isa, Yahudza al-Askharyuthi (Yudas Iskariot) berkhianat dengan
menunjukkan persembunyian Isa kepada mereka. Namun, Allah berkehendak lain dan
menyelamatkan Nabi Isa dari kelicikan kaum Yahudi. Allah kemudian menyerupakan seseorang
persis dengan Nabi Isa.Dengan demikian, para prajurit menangkap dan menyerahkan orang
tersebut yang mirip dengan Isa kepada Raja Pilathus.Mereka pun kemudian menyalib dan
membunuhnya, seperti yang dikisahkan al-Qur’an berikut ini.
“(Kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-
Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. ‘Padahal mereka tidak membunuhnya, tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan
Isa.Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, selalu berada dalam
keraguan tentang yang dibunuh itu.Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang
dibunuh itu), kecuali mengikuti perkiraan belaka.Jadi, mereka tidak yakin telah membunuh
Isa.Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya.Allah Mahaperkasa dan
Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa [4]: 157-158).
Surah an-Nisa 158 tentang kenaikkan Isa al-Masih, “Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah
mengangkat Isa kepadaNya dan adalah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana”.
Al-Qur’an memang tidak membahas secara rinci bagaimana proses penyerupaan dan kenalkan Isa
as sehingga persoalan ini kerap kali menjadi bahan kontraversi di kalangan umat Islam.
Umpamanya masih diperselisihkan apakah yang diserupakan dengannya itu dan kemudian
dibunuh oleh orang-orang Yahudi hanya satu orang atau semua sahabatnaya yang ketika kejadian
itu berlangsung berada di rumah dengannya.Bila ada uraian tentang hal itu sudah bisa dipastikan
bersumber pada israiliyyat. Dalam hal ini ath-Thabari mengutip israiliyyat itu.Ia mengemukakan
dua macam riwayat yang masing-masing didukung oleh banyak sanad. Riwayat pertama berasal
dan Wahbah bin Munabbih mengatakan yang diserupakan dengan Nabi Isa as adalah seluruh
sahabatnya. Ketika memasuki rumah tersebut dan hendak membunuhnya, orang-orang Yahudi
kebingungan karena seisi rumah itu wajahnya sama, akhirnya mereka membunuh salah seorang
sahabatnya, sedang Nabi Isa diangkat ke langit.
Riwayat kedua yang berasal dari Qatadah mengatakan bahwa yang diserupakan dengannya
adalah salah seorang sahabatnya saja, ketika masuk orang-orang Yahudi membunuh orang yang
diserupakan itu, sedangkan Nabi Isa as diangkat ke langit. Sementara Ath-Thabari lebih cenderung
kepada pendapat Wahab bin Munabbih dengan pertimbangan rasionya lebih mendekati kebenaran,
jika salah satu saja yang diserupakan, tentu para sahabatnya yakin yang dibunuh adalah orang yang
diserupakan. Padahal sebenarnya mereka merasa kebingungan siapa sebenarnya yang mereka
bunuh tersebut.
Dari israiliyyat-israiliyyat yang mengwarnai kitab tafsir, menurut pendapat saya, sebelum
menjadi dasar menafsiran ayat al-Qur’an seorang mufasir harus bersikap extra hati-hati.Metodenya
adalah melakukan studi kritis sanad, dengan meyebutkan nama-nama rawi yang terlibat dalam
transmisian sebuah riwayat sehingga didapati riwayat yang didasarkan pada sanad yang sahih.
Pencantuman israiliyyat dalam tafsir harus diberi komentar tidak sekedar “taken for granted” saja
sehingga membingungkan para pembaca tafsir apa pendapat pengarang sebenarnya, apakah
mendukung atau tidak terhadap israiliyyat yang dicantumkan dalam tafsirnya. Yang kedua harus
diperhatikan kesesuaiannya dengan syari’at Islam, persesualan ini dengan pada al-Qur’an dan
Hadits Nabi.Yang ketiga apakah sesuai dengan rasio atau tidak.
Dalam tafsirnya, al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa di antara kisah
mengenai orang-orang Yahudi semoga laknat Allah subhanahu wata’ala, kemurkaan, kemarahan,
dan adzab-Nya selalu menimpa mereka- adalah tatkala Allah subhanahu wata’ala mengutus Isa
bin Maryam ‘alaihissalamdengan membawa bukti-bukti (kebenaran risalah-Nya) yang nyata dan
petunjuk, mereka (orang-orang Yahudi) dengki kepadanya karena beliau telah dikaruniai oleh
Allah subhanahu wata’ala berupa risalah kenabian dan berbagai mukjizat yang nyata. Di antara
mukjizatnya adalah dapat menyembuhkan orang yang buta dan orang yang terkena penyakit sopak
(penyakit belang pada kulit), menghidupkan kembali orang yang telah mati dengan izin
Allah subhanahu wata’ala, mampu membuat patung seekor burung dari tanah liat lalu ia
meniupnya dan jadilah patung itu burung sungguhan dan dapat terbang dengan disaksikan oleh
banyak orang dengan seizin Allah subhanahu wata’ala, serta berbagai mukjizat lainnya sebagai
bentuk pemuliaan Allah subhanahu wata’ala terhadap beliau ‘alaihissalam.
Berbagai mukjizat tersebut atas kehendak Allah subhanahu wata’ala melalui kedua tangan
Nabi Isa ‘alaihissalam. Walaupun demikian, orang-orang Yahudi mendustakan beliau dan
menyelisihinya, serta berupaya untuk mengganggunya dengan segenap kemampuan yang mereka
miliki.Sehingga hal ini menyebabkan Nabiyullah Isa ‘alaihissalam tidak bisa tinggal dalam satu
negeri bersama mereka, namun beliau banyak mengembara, dan ibunya (Maryam) pun ikut
mengembara bersama beliau ‘alaihissalam.
Orang-orang Yahudi masih belum puas dengan keadaan ini.Akhirnya mereka pun berusaha
menemui Raja Dimasyq (Damaskus) di masa itu.Raja Dimasyq adalah seorang musyrik
penyembah bintang, para pemeluk agamanya dikenal dengan sebutan pemeluk agama
Yunani.Ketika orang-orang Yahudi itu sampai kepada raja tersebut, mereka menyampaikan (berita
dusta) kepadanya bahwa di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yang menebarkan fitnah di
tengah-tengah manusia, menyesatkan mereka, dan mengajak mereka agar memberontak kepada
raja. Si raja pun murka demi mendengar laporan tersebut. Kemudian ia menulis surat kepada
wakilnya (kepala daerah) yang ada di Baitul Maqdis, memerintahkan agar menangkap lelaki yang
dimaksud, lalu menyalibnya, dan meletakkan duri-duri di kepalanya agar tidak mengganggu
orang-orang lagi.
Ketika surat raja itu sampai kepadanya, ia segera melaksanakan perintah rajanya itu. Lalu
ia berangkat bersama sekelompok orang Yahudi menuju sebuah rumah yang di dalamnya terdapat
Nabi Isa‘alaihissalam. Ketika itu, beliau bersama sejumlah sahabatnya, jumlah mereka ada dua
belas atau tiga belas orang. Menurut pendapat yang lain adalah tujuh belas orang. Peristiwa
tersebut terjadi pada hari Jum’at, sesudah waktu Ashar, yaitu malam Sabtu.Mereka pun
mengepung rumah tersebut.
Ketika Nabi Isa ‘alaihissalam merasa bahwa mereka pasti dapat memasuki rumah itu atau
ia (terpaksa) keluar rumah dan akhirnya pasti berjumpa dengan mereka, maka ia pun berkata
kepada para sahabatnya, “Siapakah di antara kalian yang bersedia untuk diserupakan dengan
diriku? Kelak ia akan menjadi temanku di surga.”Maka ada seorang pemuda yang bersedia untuk
itu. Namun Nabi Isa ‘alaihissalam memandang pemuda itu masih terlalu kecil untuk
melakukannya. Sehingga ia pun mengulangi permintaannya sebanyak dua atau tiga kali. Tetapi
setiap kali ia mengulangi perkataannya, tidak ada seorang pun yang bersedia kecuali pemuda itu.
Akhirnya Nabi Isa ‘alaihissalam pun berkata, “(Kalau memang demikian), kamulah
orangnya.”Maka Allah subhanahu wata’ala menjadikannya mirip seperti Nabi Isa ‘alaihissalam,
hingga seolah-olah ia memang Nabi Isa ‘alaihissalam sendiri.Lalu terbukalah salah satu bagian
dari atap rumah itu, dan Nabi Isa ‘alaihissalam tertimpa rasa kantuk yang sangat hingga ia pun
tertidur.
Dalam keadaan demikian, Allah SWT mengangkat beliau ‘alaihissalam menuju langit
sebagaimana firman-Nya dalam surah Ali Imran ayat 55 Setelah Nabi Isa ’alaihissalam diangkat
ke langit, para sahabatnya keluar. Ketika mereka (orang-orang yang hendak menangkap Nabi
Isa ‘alaihissalam) melihat pemuda (yang mirip Nabi Isa ‘alaihissalam) itu, mereka menyangka ia
adalah Nabi Isa ‘alaihissalam. Pada malam itu juga mereka menangkap dan menyalibnya, serta
meletakkan duri-duri di kepalanya.
Orang-orang Yahudi menampakkan bahwa merekalah yang telah berhasil menyalib Nabi
Isa ‘alaihissalamdan mereka merasa bangga dengan hal ini.Ternyata beberapa kalangan dari
orang-orang Nasrani juga mempercayai hal tersebut (bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam disalib) karena
kebodohan dan pendeknya akalnya mereka.Kecuali mereka yang ada di rumah tersebut bersama
Nabi Isa Al-Masih ‘alaihissalam, mereka tidak mempercayainya karena menyaksikan sendiri
bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam diangkat ke langit.Adapun selain dari mereka, semuanya
menyangka sebagaimana yang disangka oleh orang-orang Yahudi, bahwa orang yang disalib itu
adalah Isa Al-Masih putra Maryam ‘alaihissalam.
Hingga akhirnya mereka pun menyebutkan (sebuah mitos) bahwa Ibunda Maryam duduk
di bawah orang yang disalib itu dan menangisinya.Disebutkan pula bahwa Nabi
Isa ‘alaihissalam (yang mereka sangka disalib itu) bisa berbicara dengan ibundanya itu. Wallahu
a’lam.(Tafsir Ibnu Katsir). Mereka Sendiri MeragukannyaWalaupun mereka mengaku telah
membunuh dan menyalib Isa Al-Masih ‘alaihissalam, namun sebenarnya mereka sendiri ragu,
apakah yang dibunuh dan disalib itu benar-benar Nabi Isa ‘alaihissalamatau bukan. Allah Dzat
yang Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya menyatakan (artinya):
“Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa
yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.” (An-Nisa’: 157).
3.1 Kesimpulan
Apa yang dibahas diatas dapat disimpulkan bahwasanya ada perbedaan-perbedaan yang
sangat signifikan dalam proses kelahiran Isa. Seperti pendapat dua ajaran yang memiliki
versi tersendiri dan dalam proses kelahirannya.
Isa atau Yesus ialah figur penting di dalam Alquran. Perbincangan mengenai Yesus
menjadi sarana membicarakan berbagai ajaran Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran mengenai Yesus
Putra Maryam menjembatani iman Islam dan Kristen. Pada saat yang sama, Al-Quran
menunjukkan beberapa pandangan berbeda mengenai Yesus. Tapi, perbedaan pandangan tersebut
tak menjadi tembok pemisah antara kedua agama dan umatnya. Lebih jauh lagi, komunitas Muslim
yang awal hidup dalam suasana antariman yang nirsektarian. Juga tidak mengarah kepada benturan
peradaban.
Banyak sekali yang kita ambil dari peristiwa-peristiwa tersebut mulai dari pembelajaran
tentang kehidupan, kepemimpinan, ahlak yang mulia dan kesalahan umat masa lalu. Sehingga kita
disini dapat mengeplementasikan dari apa yang kita ketahui tentang kisah-kisah yang membangun
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA