You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia

dan kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kedokteran Komunitas

dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

kepaniteraan klinik ilmu kedokteran komunitas II di UPT. Puskesmas Benda Baru.


Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima segala kritik dan saran

yang diberikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

banyak pihak dan setiap pembaca pada umumnya.


Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen

pembimbing di Puskesmas Benda Baru dan sahabat – sahabat di Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Jakarta atas bantuan dalam menyusun laporan ini.

Tangerang Selatan, Januari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

BAB II LAPORAN KASUS...........................................................................................3

BAB III ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA.....................................................8

Identitas Keluarga...............................................................................................10

Genogram Keluarga............................................................................................11

Status Keluarga...................................................................................................12

Potensial Terjadinya Penyakit............................................................................20

Identifikasi Permasalahan di Keluarga...............................................................21

Diagnosis Holistik..............................................................................................22

Rencana Penatalaksanaan...................................................................................23

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................26

Kesimpulan.........................................................................................................26

Saran...................................................................................................................26

LAMPIRAN.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yang memberi perhatian khusus

terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang

menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer,

komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannya dengan

keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga menekankan keluarga sebagai

unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering

disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan

masalah kesehatan keluarga.


Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi

perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif)

seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi di

masyarakat. Penyakit-penyakit diatas digolongkan kedalam penyakit tidak menular yang

frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan

pola makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa.


Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit non infeksi yang masih banyak

diderita oleh masyarakat luas. Baik dari social ekonomi tinggi maupun yang rendah. Diabetes

juga merupakan penyakit keturunan sehingga sulit pula membasminya walaupun telah

diketemukan berbagai obat untuk mengontrol kadar gula darah penderita. Selain itu, banyak

komplikasi yang dihasilkan dari suatu keadaan diabetes mellitus, antara lain nefropati

diabetikum, retinopati dan lainnya. Sehingga diabetes masih memiliki angka morbiditas dan

mortalitas yang tinggi.


Berdasarkan pada latar belakang berbahaya dan banyaknya angka kejadian diabetes

mellitus di Indonesia ini,maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai diabetes

mellitus dilihat dari sisi kesehatan masyarakat.


BAB II
LAPORAN KASUS

IDENITAS PENDERITA
Nama : Ny. Sridayanti
Usia : 54 tahun
Alamat : Gg. H. Nurleman, RT 09/07, Benda Baru,
Pamulang, Tangerang Selatan
Kedudukan dalam keluarga : Istri
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal kunjungan : 2 Januari 2017

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama:
Merasa lemas sejak 2 minggu terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang:
Os mengeluhkan badan terasa lemas sejak 2 minggu. Os mengatakan sering lemas

jika sedang beraktivitas. Os mengira Karena darah rendah akibat konsumsi terus

menerus obat diabetes sehingga sering memakan cemilan. Saat diperiksa gula darah

sewaktu 274 mmol/L.


Selain itu, Os juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu

belakangan ini. Os sering mengalami beberapa keluhan yang lainnya seperti sering

BAK, sering cepat haus, cepat lapar, serta tangan dan kaki sering baal.
Keluhan penurunan kesadaran, mual, muntah disangkal oleh os. Os tidak ada

gangguan BAB. Os mengaku sudah jarang makan makanan manis, namun Os

mengaku jika sedang lemas sedikit cemilan manis Karena mengira akibat gula darah

rendah. Pasien sudah sering berobat dan kontrol ke puskesmas dengan keluhan yang

sama, namun tidak kontrol secara teratur.


Riwayat Penyakit Dahulu:
Os mengaku sudah memiliki riwayat penyakit diabetes sejak 16 tahun yang lalu.

Adanya riwayat asma, penyakit jantung, hipertensi disangkal pasien.


Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat diabetes dalam keluarga dibenarkan oleh os. Ibu dan kakak os menderita

diabetes. Riwayat hipertensi, asma dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial-Ekonomi:
Os tinggal bersama suami, 1 orang anaknya, 1 orang menantu, dan 1 orang cucu. Os

adalah ibu rumah tangga, suami os bekerja sebagai wirausaha dan dengan penghasilan

sekitar Rp. 500 ribu – 1 juta/bulan. Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga

dengan ekonomi menengah ke bawah.


Riwayat Kebiasaan:
Os tidak memiliki kebiasaan merokok atau meminum minuman beralkohol. Os jarang

berolahraga, kegiatan os sehari-hari hanya melakukan pekerjaan di rumah sebagai ibu

rumah tangga.

PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Baik

 Kesadaran : Composmentis

 Berat Badan : 55 kg

 Tinggi Badan : 150 cm

 Indeks Massa Tubuh : 24.44  pre obesitas

- TANDA VITAL

 Tekanan darah : 130/90 mmHg

 Pernapasan : 22x/menit, regular

 Nadi : 72x/menit, regular isi cukup

 Suhu : 36.8⁰C (afebris)

- STATUS GENERALIS

 Kepala : Normocephal, bentuk bulat, simetris.

 Mata :
- Konjungtiva anemis (-/-)

- Sclera ikterik (-/-)

- Eksoftalmus (-/-)

- Refleks cahaya (+/+)

 Telinga : Normotia, sekret (-), perdarahan (-), bau (-).

 Hidung : Sekret (-), perdarahan (-), bau (-), hiperemis (-),

pernapasan cuping hidung (-).

 Gigi & Mulut : Lidah kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1

 Leher :

- KGB : tidak ada pembesaran

- Tiroid : tidak ada pembesaran

 Thorax :

PARU:

- Inspeksi : Simetris (+/+), retraksi (-/-)

- Palpasi : Vokal premitus (n/n) di seluruh lapang paru, nyeri

tekan (-/-), gerakan dinding dada simetris

- Perkusi : Sonor (+/+) di seluruh lapang paru, batas paru-hepar

 ICS 6

- Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

JANTUNG :

- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S
- Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)
 Abdomen

- Inspeksi : Simetris (+), distensi (-), tidak terdapat tanda-tanda

perembesan plasma, tidak terdapat kelainan kulit tidak cembung

- Auskultasi: Bising usus 6x/menit

- Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen

- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan abdomen

 Ekstremitas

- Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), sianosis (-/-), clubbing

finger(-/-), edema (-/-), CRT <2 detik

- Inferior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), ulkus pedis (-/-) nyeri

pedis (-/-), edema (-/-), CRT <2 detik

- STATUS DERMATOLOGIKUS : Tidak ada kelainan

- STATUS GENITALIS : Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan

DIAGNOSIS KERJA

Diabetes Mellitus tipe 2

PENATALAKSANAAN

- Menganjurkan pasien merubah pola makan yang rendah gula.

- Menganjurkan pasien agar rutin minum obat dan rutin kontrol gula darah.
- Menganjurkan untuk latihan jasmani.

Medikamentosa

Metformin

Indikasi:

- Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa,

dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil.

- Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif terhadap terapi

tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder.

- Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan.


Farmakologi:

Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk

penderita diabetes militus tanpa ketergantungan terhadap insulin. Mekanisme

kerja metformin yang tepat tidak jelas, walaupun demikian metformin dapat

memperbaiki sensitivitas hepatik dan periferal terhadap insulin tanpa

menstimulasi sekresi insulin serta menurunkan absorpsi glukosa dari saluran

lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar glukosa darah dalam

keadaan hiperglikemia serta tidak menyebabkan hipoglikemia bila diberikan

sebagai obat tunggal. Metformin tidak menyebabkan pertambahan berat badan

bahkan cendrung dapat menyebabkan kehilangan berat badan.

Dosis:

Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan

dalam dosis yang terbagi.

Tablet 500 mg :

Dosis: 3 x sehari 1 tablet


PROGNOSIS

Prognosis yang diharapkan terjadi pada pasien ini tergantung dari dukungan
keluarga dan keadaan sekitar. Kesembuhan dari penyakit tidak hanya dilihat dari
penyakit sebagai hal yang biologis, tetapi menempatkan manusia juga ke dalam aspek
psikologis dan social. Oleh karena itu, pola kehidupan biologis, psikologis dan social
yang seimbang akan sangat membantu menentukan prognosis yang baik pada pasien
ini.

BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

IDENTITAS KELUARGA

No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan


1. Nama Tn. E Ny. S
2. Umur 56 tahun 54 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Betawi Jawa
7. Pendidikan SMA SMP
8. Pekerjaan Wirausaha Ibu Rumah Tangga
Alamat Gg. H. Nurleman, RT 09/07, Benda Baru, Pamulang,
9.
lengkap Tangerang Selatan

Tn. D
D

GENOGRAM KELUARGA
Tn. M Ny. Y

Tn. K Tn. E
Ny. S
D

Tn. K Tn. H

A
Ny. A

K T

ANGGOTA KELUARGA

Anggota Hub. Stt. Serumah


No. Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg
1. Tn. E 56 th Wirausaha Ayah Menikah 
Ny. S
2. 54 th IRT Ibu Menikah 
(Pasien)
(Pasien)
Ny. S

3. Ny. D 22 th IRT Anak Menikah 


Ny. D

Karyawan
4. Tn. H 24 th Menantu Menikah 
Swasta
5. Ny. A 36 th IRT Anak Menikah 
Buruh
6. Tn. K 37 th Menantu Menikah 
Pabrik
7. Tn. D 40 th Wiraswasta Anak Menikah 
8. Ny. S 38 th IRT Menantu Menikah 
Belum
8. D 2 th - Cucu 
Menikah
9. D 16 th Pelajar Cucu Belum 
Menikah
Belum
10. K 11 th Pelajar Cucu 
Menikah
Belum

11. T 8 th Pelajar Cucu
Menikah
Belum
12. A 20 th Pelajar Cucu 
Menikah

STATUS KELUARGA

No
Ekonomi Keluarga Keterangan
.
1. Luas tanah 16 x 12 meter
2. Luas Bangunan 14 x 10 meter
3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah pribadi pasien

dengan pembagian ruangan 1 ruang

tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,

dan 1 dapur
4. Besarnya daya listrik 1200 VA

No
Perilaku Kesehatan Keterangan
.
1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas
2. Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas dan Rumah Sakit

lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas dan Rumah Sakit

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS dan KTP Tangsel

No Aktivitas Keluarga Keterangan

1. Aktivitas fisik
a. Ayah Wirausaha berjualan di warung
b. Ibu (pasien) Mencuci baju, memasak, dan

c. Anak membersihkan rumah


Bekerja, membantu pekerjaan
rumah tangga

2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga selalu

melaksanakan ibadah sholat 5

waktu.

No Pola Makan Keluarga Keterangan

1. Kebiasaan Makan Keluarga Tn. E dan Ny. S memiliki kebiasaan

makan sehari tiga kali dengan menu makanan

sehari-hari keluarga ini tidak tetap. Menu makanan

yang biasanya disediakan Ny. D adalah nasi dengan

lauk pauk yang seringnya adalah ikan, sayur-

sayuran, telur, namun daging dan ayam sangat

jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Menu

minuman dan hidangan pencuci penutup sepeti teh

manis, kopi manis, susu manis, dan kue-kue manis

selalu ada. Keluarga ini jarang mengkonsumsi buah-

buahan. Anak Ny. S memasak makanan untuk

keluarganya termasuk pasien (Ny. S)


2. Pola Gizi Seimbang Keluarga Tn. E tidak menerapkan pola gizi

seimbang. Hal ini karena pengetahuan yang kurang

tentang makanan dengan gizi seimbang, selain itu

faktor ekonomi mejadi hambatan untuk keluarga ini

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. keluarga

ini mengkonsumsi karbohidrat sekitar 60% dari

jumlah, kemudian jumlah protein yang dikonsumsi


adalah 30% dan lemak 10%. Keluarga Tn. E juga

cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan

tinggi glukosa. Makanan dan minuman manis

adalah hidangan yang sering disediakan oleh

keluarga Ny. S, karena sudah terbiasa

mengkonsumsinya sejak Ny. S masih muda.

No Lingkungan Keterangan
Hubungan dengan lingkungan
1 Sosial
sekitar baik.
2 Fisik dan Biologik :
Perumahan dan fasilitas Sederhana
Luas tanah 16 x 12 meter
Luas bangunan 14 x 10 meter
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan

Sarana Pembuangan Air Limbah WC dan tempat mencuci pakaian.


Sumber air sehari-hari Melalui saluran air ke parit
Air keran
Sumber air minum Air galon isi ulang
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan menjadi satu

plastik kemudian dibuang ke tempat

pembuangan sampah di daerah

tersebut.
3 Lingkungan Kerja
- Ayah Di luar dan dalam rumah
- Ibu (Pasien) Di dalam rumah
- Anak Di luar dan dalam rumah
- Menantu Di luar dan dalam rumah

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA


Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
Tidak merokok
Tidak ada yang memiliki Suami pasien memiliki
1 √
kebiasaan merokok kebiasaan merokok
Persalinan
Dimana ibu melakukan Persalian ditolong oleh
2 √
persalinan bidan
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
3 √
imunisasi lengkap lengkap
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
4 √
Di timbang di Posyandu
ditimbang ? Dimana ?

Sarapan pagi Setiap anggota tidak


Apakah seluruh anggota
memiliki kebiasaan
5 √
keluarga memiliki kebiasaan
makan pagi sebelum
sarapan pagi?
memulai aktivitas
Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi BPJS dan KTP Tangsel
6 √
peserta jaminan kesehatan
Cuci tangan
Apakah seluruh anggota Seluruh keluarga tidak

keluarga mempunyai selalu mencuci tangan

kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun


7 √
menggunakan sabun sebelum sebelum makan dan

makan dan sesudah buang air mengolah makanan

besar ?
8 Sikat gigi √
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga

memiliki kebiasaan gosok melakukan kebiasaan


menggosok gigi dengan
gigi menggunakan odol
odol.
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
9 √
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan

olah raga teratur olahraga


B. Lingkungan Sehat

Jamban Rumah memiliki 1 buah


Apakah di rumah tersedia
kloset (WC) yang
1
jamban dan seluruh keluarga √
digabung dengan kamar
menggunakannya
mandi
Di rumah menggunakan

sumber air berasal dari


Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air
air keran yang berasal
2
bersih dengan tempat/tendon √
dari tanah. Air bersih
air tidak ada jentik ?
namun menjadi keruh

bila hujan.
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat

tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah dan


3 √
lingkungan sekitar rumah tersedia tempat sampah

tidak ada sampah berserakan? didalam/diluar rumah


SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL di Lingkungan yang bersih
4
sekitar rumah tidak ada air limbah yang √

menggenang
Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara Ukuran ventilasi lebih
5 √
didalam rumah kurang 1/10 luas lantai

untuk tiap ruangan


Kepadatan Pengukuran kepadatan
Apakah ada kesesuaian
dimana 1 orang penghuni
6
rumah dengan jumlah √
membutuhkan 2 x 2 x 2
anggota keluarga?
meter

Lantai rumah adalah


Lantai
Apakah lantai bukan dari sebagian besar adalah
7

tanah? keramik dan tidak ada

lantai tanah
C. Indikator tambahan
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
bulan hanya mendapat ASI
1
mendapatkan asi √
saja sejak lahir sampai 6
eksklusif.
bulan
Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu
Semua anggota keluarga
terakhir anggota keluarga
2
mengkonsumsi sayur dan

mengkonsumsi buah dan
buah
sayur?
Jumlah 15 3

Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 15 pertanyaan yang berarti

identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam klasifikasi

SEHAT III.

POTENSIAL TERJADINYA PENYAKIT LINGKUNGAN FISIK


PELAYANAN KESEHATAN - LINGKUNGAN
Ventilasi & peneranganPSIKOSOSIO-
dalam
KOMUNITAS
- Jarak rumah kePERILAKU
pelayananKESEHATAN rumah kurang EKONOMI
Tidak ada
kesehatan cukup jauh pribadi dan - Pendapatan LINGKUNGAN
keluarga KERJA
- Higiens
FAKTOR BIOLOGI NY. Sridayant Halaman
- rumah tidak tersedia
namun masih tersedia
lingkungan kurang rendah Tidak ada
- Terinfeksi penyakit akibat - Diabetes, 16 tahun
sarana transportasi
-kebersihan
Berobat hanya jika sakit GAYA HIDUP - Kehidupan social dengan
yang kurang terakhir.FAMILY MANDALA OF HEALTH
parah - Asupan makanan tidak lingkungan baik
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DIKELUARGA

1. Masalah dalam organisasi keluarga: Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah

suami yang saat ini masih bekerja sebagai kader, dimana pendapatannya menurut

pasien tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan istri (pasien) sebagai ibu rumah

tangga. Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena sudah tidak memiliki

penghasilan dan hanya bergantung dari kegiatan suaminya sebagai wirausaha warung

yang dimana hasil tidak menentu serta pemberian dari anak. Hal ini terkadang

mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga yang semakin meningkat, mengakibatkan

beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa terpenuhi secara maksimal. Masalah biaya

keluarga ini menjadi beban pikiran karena biaya hidup yang semakin lama semakin

tinggi. Kerukunan antar anggota keluarga terjalin dengan baik.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga

diabetes. Saat ini pasien menderita penyakit diabetes kemungkinan karena genetik dari

ibu pasien yang juga menderita diabetes dan saat ini telah meninggal. Pola hidup pasien

yang menunjang faktor resiko terjadinya penyakit diabetes. Kebiasaan makan dan

minum sehari-hari pasien banyak mengkonsumsi makanan tinggi glukosa seperti teh

manis, susu manis, kopi manis, cemilan-cemilan manis, dan kue-kue manis karena

sudah menjadi kebiasaan pasien dan harganya relatif terjangkau.

3. Masalah perilaku kesehatan : Pasien cukup mengerti akan pentingnya kesehatan

dan pemeliharaan kesehatan. Namun usaha dalam merubah pola makan masih

kurang karena pasien masih sering mangkonsumsi makanan tinggi glukosa. Selain itu,

pasien juga tidak pernah berolahraga karena merasa kondisi fisiknya yang sudah tua.

DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)


Pasien datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang cukup dekat dari rumah pasien

dan pasien terbiasa menggunakan sepeda motor, sepeda, dan berjalan kaki untuk

menuju ke Puskesmas dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah. Pasien

datang berobat dengan harapan kadar gula yang dimiliki pasien dapat berkurang

dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya

dapat menuju kepada komplikasi yang lebih buruk dan menjadi beban keluarga.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksan gula darah

sewaktu 274 mmol/L didapatkan pasien diagnosis Diabetes Melitus tipe 2.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Pasien jarang kontrol ke puskesmas. Pasien berobat ke puskesmas jika keluhannya

muncul dan tidak bisa hilangkan dengan istirahat dan mengurangi konsumsi gula.

Pasien juga masih sering mengkonsumsi makan-makanan yang tinggi glukosa seperti

teh manis, susu manis serta kue-kue manis (tidak menjaga pola makan sesuai diet

penderita diabetes). Pasien paham dengan diet untuk penderita diabetes karena sudah

pernah mendapatkan pengarahan mengenai diet diabetes dari Puskesmas, namun

pasien saat ini sudah tidak menjalankan diet tersebut dikarekan pasien merasa bahwa

dirinya sudah tidak mengalami keluhan. Pasien juga tidak pernah berolahraga. Saat ini,

pasien sangat memikirkan mengenai biaya hidup keluarga yang semakin meningkat

sementara pasien hanya bergantung kepada anak dan menantunya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien).
Keluarga biasanya mengingatkan pasien untuk berobat, namun tidak ada keluarga

yang mengantar pasien untuk berobat. Selain itu keluarga juga tidak memperhatikan

pola makan pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik

didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri.

RENCANA PENATALAKSANAAN

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan

diharapkan
Aspek Menjelaskan Pasien Pada saat Pemahaman Bersedia

personal kepada pasien dan kunjungan pasien tentang

tentang penyakit keluarga ke penyakit yang

diabetes puskesmas dideritanya dan

membutuhkan pasien mau terus

pengobatan yang berobat

berkelanjutan dan

memerlukan

ketekunan

berobat serta diet

diabetes
Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia

klinik Diabetes: kunjungan meminum obat

Metformin 3 dd ke anti diabetes

500mg puskesmas secara teratur

dan hingga
menjelaskan mencapai gula

fungsi obat dan darah stabil dan

cara konsumsinya mencegah

komplikasi
Aspek - Menganjurkan Pasien Pada saat Pasien Bersedia

risiko pasien merubah dan kunjungan menghindari

internal pola makan yang keluarga ke rumah makanan

rendah glukosa pasien penyebab

dengan meningkat kadar

memberitahukan gula darah

makanan apa

yang boleh

dimakan sesuai

kebutuhan kalori

pasien.

- Menganjurkan

pasien agar dapat

mengendalikan

pola makan.

- Menganjurkan

untuk latihan

jasmani
Aspek - Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia

psikososial keluarga dan kunjungan memberi

keluarga memberi keluarga ke rumah perhatian lebih

dukungan kepada pasien kepada pasien


pasien agar selalu (1x1

menjaga minggu)

kesehatannya dan

selalu

mengingatkan

pasien untuk

kontrol berobat.

- Menganjurkan

keluarga

memberikan

perhatian kepada

pasien untuk

menjaga pola

makannya
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia

fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih

latihan jasmani keluarga ke rumah sehat dan kuat,

yang bersifat pasien mencegah

aerobik seperti : (1x1 komplikasi

jalan kaki minggu)


BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Diabetes masih merupakan masalah yang dominan dan masuk dalam 10 besar

penyakit di Puskesmas Benda Baru. Berdasarkan pembahasaan di atas, terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes pada pasien, yaitu: faktor genetik, faktor

perilaku, faktor lingkungan serta faktor ekonomi.

B. SARAN
Perlu disusun suatu program yang efektif dan berbasis masyarakat untuk mengelola

penyakit diabetes. Melakukan kerjasama lintas sector dengan bagian gizi maupun promkes

dalam mengelola penyakit diabetes. Seperti konsultasi poli gizi adalah salahsatu yang

terpenting salam edukasi pada pasien dengan diabetes dalam menjaga pola makan baik dari

jenis, jumlah dan waktu makan.


LAMPIRAN

You might also like