You are on page 1of 50

1

USULAN PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEBIASAAN

MEROKOK PADA REMAJA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 LUWU

UTARA

II. RUANG LINGKUP PENELITIAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika tembakau mula-mula dibawa ke Eropa, merokok di anjurkan

pertama-tama bagi tujuan pengobatan; sekalipun manfaat ini segera menjadi

controversial. Tembakau disebut-sebut dapat mencega berbagai penyakit,tapi

segera dikecam sebagai kebiasaan yang buruk.

Setiap menit, hampir 11 juta batang rokok diisap di dunia dan 10

orang meninggal karenanya. Di Indonesia, 76% pria dewasa merokok.

Berikut adalah beberapa fakta dan angkanya. Terdapat sekitar satu miliar

perokok di dunia atau sekitar sepertujuh dari populasi global, menurut

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan

studi lainnya.Sementara jumlah kematian yang disebabkan oleh rokok


2

menduduki puncak pada tahun 2015 dengan 6,4 juta orang yang meninggal.

Naik sebesar 4,7 persen dibandingkan periode yang sama karena populasi

dunia berkembang.Lebih dari 930 juta orang merokok setiap harinya di tahun

2015, dibandingkan dengan 870 juta pada tahun 1990. Naik sebesar tujuh

persen.Untuk diketahui, merokok menyumbang satu dari sepuluh kematian di

seluruh dunia. Terutama di empat negara: Cina, India, Amerika Serikat dan

Rusia. Kemudian diikuti dengan Indonesia, Bangladesh, Filipina, Jepang,

Brasil, dan Jerman (Ibas Fuadi,2017).

Negara Eropa pertama yang dengan jumlah perokok aktif terbanyak

adalah Ukraina.Di negara yang merupakan bekas pecahan Uni Soviet ini,

perokok bisa menghabiskan sekitar 2.401 batang rokok setiap tahunnya.Dari

data global dikatakan jika sebanyak 12 juta penduduk di Ukraina tercatat

sebagai perokok aktif. Itu artinya bukan tak mungkin jumlah rokok yang

dihabiskan akan lebih banyak lagi (Sulung Latihani Mardinata,2016).

Dari data Wikipedia di atas, Indonesia dinobat sebagai negara dengan

konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia

dan Amerika Serikat.Padahal dari jumlah penduduk, Indonesia berada di

posisi ke-4 yakni setelah China, India dan Amerika Serikat.Berbeda dengan

jumlah perokok Amerika yang cenderung menurun, jumlah perokok

Indonesia justru bertambah dalam 9 tahun terakhir. Pertumbuhan rokok

Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per tahun.Namun, perlu

dicatat bahwa selama 2000-2003, produksi rokok Indonesia menurun dari


3

213 miliar batang (2000) menjadi 173 miliar batang (2003) atau turun 18.7%.

Namun, sejak 2004 hingga 2008 pertumbuhan rokok Indonesia sangat besar

dari 194 miliar (2004) menjadi 230 miliar batang [2008] atau naik 18.6%

selama kurun 5 tahun. Jadi selama pemerintah SBY-JK periode 2004-2009,

industri rokok tumbuh pesat dengan pertumbuhan rata-rata 4.6% tahun

(Nuridha Rizqi, 2013).

Sekitar 1,3 Milyar penduduk dunia adalah perokok. 20% dari jumlah

itu adalah wanita. Indonesia menduduki posisi peringkat ke 3 dengan jumlah

perokok terbesar di dunia setelah China dan India dan tetap menduduki posisi

peringkat ke 5 konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat,

Rusia, dan Jepang tahun 2007. Secara nasional prevalensi perokok tahun

2010 sebesar 34,7%. Prevalensi perokok tertinggi terjadi di Provinsi

Kalimantan Tengah (43,2) dan terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara

sebesar 28,3%. Data jumlah perokok di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar

31,6% dari total jumlah penduduk. Data jumlah perokok di Kota Makassar

yaitu 22,1% atau ±287.300 orang dengan rata-rata konsumsi 10,6 batang/hari

atau sekitar 3 juta batang rokok mengepul di udara tiap hari di kota

metropolitan tersebut (Kemenkes,2014).

Setiap tahun frekuensi penderita penyakit kronis akibat rokok

semakin meningkat. Meskipun telah terlihat jelas di beberapa tulisan-tulisan

bahwa “rokok dapat membunuhmu”, namun para perokok masih saja tak

peduli akan dirinya. Ini karena rokok memunculkan rasa kecanduan. Di


4

dalam rokok terkandung zat yang bernama nikotin. Zat inilah yang bisa

menimbulkan efek santai dan membuat kebiasaan merokok sulit untuk

ditinggalkan. Lebih para lagi bagi orang yang sudah menghirup asap rokok si

perokok, bahaya yang ditanggung bisa tiga kali lipat. Sebanyak 25% zat

berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke dalam tubuh perokok,

sedangkan 75% beredar di udara bebas yang beresiko masuk ke tubuh orang

lain. Tak ada lagi batasan aman dari asap rokok. Sehingga sangat perlu

menerapkan langkah untuk kawasan tanpa rokok atau yang biasa disingkat

KTR. Dalam peraturan daerah tentang kawasan tanpa rokok tersebut, terdapat

tempat-tempat yang telah ditetapkan yaitu : fasilitas pelayanan kesehatan,

tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempah ibadah,

angkutan umum dan kendaraan dinas pemerintah, tempat kerja. Tempat

fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu yang menjadi pusat

perhatian untuk kawasan tanpa rokok. Di Kabupaten Luwu Utara terdapat

rumah sakit yang telah menerapkan kawasan tanpa rokok di area rumah sakit.

Ruah sakit ini diberi nama Rumah Sakit Umum Andi Jemma. Wujud

penerapan kebijakan tersebut dibuatnya informasi dalam bentuk tanda

larangan di beberapa area rumah sakit yang menjelaskan kawasan tanpa

rokok. Namun, masih saja ada orang yag merokok di area rumah sakit

tersebut. Ini menunjukkan bahwa belum ada tindak tegas dari pihak rumah

sakit. Kenyataan yang memperkuat hal tersebut masih terlihatnya punting

roko yang sudah diisap di area rumah sakit. Hal ini perlu menjadi perhatian
5

untuk lebih ditegaskannya Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara No. 9

Tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Rokok (Dinkes Luwu Utara, 2017).

Dari studi pendahuluan di kelas X1 SMA Negeri 7 Luwu Utara,

didapatkan jumlah siswa sebanyak 176 orang terdiri dari 6 kelas.Untuk

kelas ipa 1 di peroleh 34 orang, jurusan ipa 2 diperoleh data 28 orang,

jurusan ipa 3 diperoleh data 32 orang,sedangkan jurusan ips 1 diperoleh data

27 orang, jurusan ips 2 diperoleh data 29 orang, ips 3 diperoleh data 26

orang.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Kelas X1 SMA

Negeri 7 Luwu Utara pada bulan Oktober 2018 dengan mengajukan

beberapa pertanyaan lisan tentang Rokok. Hasil wawancara tentang Rokok

ada beberapa siswa yang sudah cukup lama menggunakan rokok,sedangkan

ada juga siswa yang belum pernah menggunakan rokok. Alasan mereka

menggunakan rokok karna pengaruh lingkungan dan pergaulan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, mendorong peneliti untuk

mengetahui huungan pengetahuan dan sikap dengan kebiasaan merokok

pada remaja siswa kelas X1 di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap

dengan kebiasaan merokok pada remaja siswa kelas X1 di SMA Negeri 7

Luwu Utara.
6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

Adapun tujuannya sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan kebiasaan

merokok pada remaja siswa kelas X1 di SMA Negeri 7 Luwu Utara

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan pengetahuan dngan kebiasaan merokok pada

remaja siswa kelas X1 di SMA Negeri 7 Luwu Utara

b. Mengetahui hubungan sikap dengan kebiasaan merokok pada remaja

siswa kelas X1 di SMA Negeri 7 Luwu Utara

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Ilmiah

Sebagai bahan informasi dan masukan yang dapat bermanfaat bagi SMA

Negeri 7 Luwu Utara

2. Institusi

Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa

keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN serta menjadi bahan

masukan untuk peneliti selanjutnya.


7

3. Peneliti

Sebagai pengalaman yang berharga dalam rangka memperluas

wawasan pengetahuan serta pengembangan diri melalui penelitian

lapangan dan sebagai salah satu syarat utuk memperoleh gelar sarjana

keperawatan.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rokok

1. Pengertian Rokok

Rokok menurut PP. No.19 Tahun 2013 adalah hasil olahan

tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies

lainnya atau sistetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau

tanpa bahan tambahan.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008

menyatakan bahwa lebih dari lima juta orang meninggal karena penyakit

yang disebabkan rokok. Hal ini berarti setiap satu menit tidak kurang

sembilan orang meninggal akibat racun pada rokok atau dalam setiap

enam detik di dunia ini akan terjadi satu kasus kematian akibat rokok.

Pada tahun 2030 diperkirakan lebih dari 80% kematian akibat rokok

terjadi di negara-negara berkembang (Nuridha Rizqi, 2013).


8

Prevalensi Perokok di masyarakat Indonesia pada umur 20-24

tahun perokok setiap hari 27,2%, perokok kadang-kadang 6,9% dan umur

25-29 tahun perokok setiap hari 29,8%, perokok kadang-kadang 5,0%

ternyata tidak hanya dikalangan dewasa saja, namun sudah merambat ke

kalangan remaja. Pravalensi pada kalangan remaja umur 10-14 tahun

perokok setiap hari 0,5%, perokok kadang-kadang 0,9%, laki-laki 47,5%

perokok setiap hari, perokok kadang-kadang 9,2% sedangkan perokok

setiap hari pada perempuan 1,1% dan perokok kadangkadang pada

perempuan 0,8% (Nuridha Rizqi, 2013).

Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ketujuh dari sepuluh

provinsi dengan jumlah perokok terbesar di Indonesia, presentase

penduduk yang merokok mencapai33,4%. Presentase ini dihitung

berdasarkan jumlah penduduk usia 30-34 tahun. Sedangkan umur 35-39

tahun adalah 32,2% (Nuridha Rizqi, 2013).

2. Kandungan Rokok

Kandungan rokok yang bersifat merusak tubuh amat banyak. Beberapa

senyawa yang terkandung dalam rokok di bawah ini adalah contohnya.

a. Karbon monoksida

Salah satu kandungan rokok yang merupakan gas beracun

adalah karbon monoksida.Senyawa yang satu ini merupakan gas yang

tidak memiliki rasa dan bau.Akibat sifat alami senyawa tersebut,

tubuh menjadi kesulitan untuk membedakan karbon monoksida dan


9

oksigen. Akibatnya sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan

dengan karbon monoksida dibanding dengan oksigen.

Jika senyawa ini terhirup, maka fungsi otot dan jantung akan

menurun. Hal ini akan menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing.

Dalam skala besar, seseorang yang menghirupnya bisa jatuh ke dalam

koma atau bahkan kematian.Kondisi janin, seseorang yang memiliki

gangguan jantung, dan mereka yang punya penyakit paru-paru

merupakan pihak yang paling rentan terhadap karbon monoksida.

b. Hidrogen sianida

Senyawa racun lainnya yang menjadi bahan penyusun racun

ini.rokok adalah hidrogen sianida.Beberapa negara pernah memakai

senyawa ini untuk menghukum mati narapidana. Saat ini, hidrogen

sianida digunakan pada industri plastik akrilik, resin, dan sering

dipakai sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama. Efek dari

senyawa ini dapat melemahkan paru-paru, menyebabkan kelelahan,

sakit kepala, dan mual.

c. Nikotin

Kandungan rokok yang paling sering disinggung-singgung

adalah nikotin. Waspada, senyawa ini merupakan alkaloid yang

memiliki efek candu lebih kuat daripada morfin.Nikotin berfungsi

sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan


10

berbagai reaksi biokimia, termasuk efek menyenangkan dan

menenangkan bagi perokok.

Nikotin yang telah diserap perokok akan masuk ke aliran

darah untuk kemudian merangsang kerja kelenjar adrenalin. Hal ini

menyebabkan hormon adrenalin diproduksi lebih banyak sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan

pernapasan. Efek yang mungkin muncul akibat paparan nikotin adalah

muntah, kejang, depresi pada sistem saraf pusat, dan terhambatnya

pertumbuhan.

d. Akrolein

Kandungan rokok yang biasa digunakan untuk membunuh

hama tanaman dan resin poliester adalah akrolein. Senyawa ini sangat

beracun dan bisa menyebabkan iritasi pada mata serta saluran

pernapasan bagian atas.Tidak heran jika akrolein biasa digunakan

sebagai bahan penyusun gas air mata.

e. Tar

Satu kandungan rokok lainnya yang terdiri dari beberapa

bahan kimia karsinogenik adalah tar. Tar yang terhirup oleh perokok

akan mengendap di paru-paru, sekitar 70 dan hujan asam adalah

oksida nitrat. Senyawa ini biasanya timbul akibat pembakaran dengan

memakai bensin sebagai bahan bakar. Para ahli mengatakan bahwa

oksida nitrat merupakan senyawa yang meningkatkan risiko seseorang


11

terkena penyakit Alzheimer, Parkinson, penyakit Huntington, dan

asma persen banyaknya. Tar yang bermukim di paru-paru ini

kemungkinan besar bisa menyebabkan seorang perokok menderita

kanker paru-paru, emfisema, atau penyakit bronkial.

1. Oksida nitrat

Kandungan rokok yang juga penyebab utama dari kabut asap

2. Asetaldehida

Bahan karsinogen lain yang dihasilkan rokok adalah asetildehida.

Sejatinya, bahan kimia ini biasa dipakai dalam industri resin dan

lem. Bahan ini memiliki potensi mempermudah penyerapan

bahan kimia berbahaya lainnya dalam saluran bronkus.

3. Kromium

Senyawa lain yang dihasilkan rokok yang terkait dengan kanker

paru-paru adalah kromium. Kromium sendiri merupakan zat yang biasa

digunakan untuk mengawetkan kayu, pelapis logam, atau paduan

keduanya.Selain perokok, para pekerja las juga memiliki risiko besar

terpapar senyawa ini.

4. Benzoapirena

Kandungan rokok berupa bahan kimia yang juga akrab ditemukan

di hasil sisa penyaringan aspal dan batubara adalah benzoapirena.Bahan

ini kemungkinan besar terkait dengan kanker paru-paru dan kanker kulit.
12

Selain kanker di atas, senyawa ini juga berpotensi merusak tingkat

kesuburan seorang perokok, pria maupun wanita (Ulyadays, 2017).

5. Bahaya Rokok

Rokok salah satu penyebab kematian utama di dunia dan

merupakan satu-satunya produk legal yang membunuh hingga setengah

penggunaannya.

Kebiasaan merokok sangatlah memprihatinkan, setiap saat kita

menjumpai di masyarakat dari berbagai usia terutama remaja. Masa

remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan

dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,

tubuh, minat pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.para

remaja sekarang seringkali menganggap enteng dengan kesehatan mereka

(Nuridha Rizqi, 2011).

Mereka hanya memikirkan apa yang akan membuat mereka

senang, seperti rokok. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa

remaja lebih mungkin untuk merokok dari pada orang dewasa. Bahkan

berdasarkan hasil reset menunjukan bahwa remaja merokok setiap

tahunnya semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah

mulai merokok antara usia 9 sampai 12 tahun. Saat ini dari 1.100 juta

penghisap rokok di dunia yang 45% diantaranya adalah pelajar.Setiap


13

tahunnya diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang

berhubungan dengan tembakau.

Kebanyakan dari bahan-bahan kimia dalam asap rokok (termasuk

nikotin) bisa diserap melalui mulut dan hidung. Nikotin juga bisa diserap

melalui kulit. Asap yang dihembuskan akan berada lama di udara dan

apabila menarik napas kembali, maka asap akan masuk lagi ke paru-paru.

Kebanyakan perokok tidak menyadari bahwa mereka menghisap asap

rokok apabila mereka menghembuskannya. Kebanyakan racun dalam

asap rokok diserap ke dalam aliran darah. Apabila seorang wanita yang

hamil merokok, bahan-bahan ini beralih dari ibu ke darah bayinya.Bayi

wanita perokok mungkin dilahirkan kurang berat, tidak cukup bulan atau

tidak dapat hidup.Bayi-bayi ibu yang merokok lebih berkemungkinan

meninggal dunia pada tahun pertama.Jika mereka terus hidup, mereka

mempunyai resiko yang lebih buruk untuk terjangkit paru-paru dan juga

perkembangan fisik dan mentalnya kurang baik (Riskesdas,2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Remeja

1. Defenisi

Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”.

Defenisi remaja menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah

periode usia antara 10 sampai 19 tahun sedangkan Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB) menebut kaum muda (yout) untuk usia 15 sampai 24

tahun.Sementara itu,menurut The Health Reseurces and Service


14

Administration Guidelines Amerika Serikat,tentang usia remaja adalah

11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap,yaitu remaja awal (11-14

tahun), remaja menengah (15-17 tahun ), dan remaja akhir (18-21 tahun).

Defenisi ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young

people) yang mencangkup usia 10-24 tahun (Kusmiran,2014).

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa

dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk

memasuki masa dewasa.

Definisi remaja ditinjau dari sudut pandang, yaitu:

a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12

tahun sampai 20-21 tahun

b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan

fisik dan fungsi fisiologis

c. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu

mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, social

dan moral. Diantara masa anak-anak menuju masa dewasa

(Kuswiran, 2014).

d. Perubahan Fisik Pada Remaja

1) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang.

2) Tangan dan kaki bertambah besar.

3) Tulang wajah mulai memanjang dan membesar sehingga tidak

terlihat seperti anak kecil lagi.


15

4) Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.

5) Tumbuh jakun.

6) Suara berubah menjadi besar.

7) Penis dan buah zakar membesar.

8) Rambut mulai berminya,yang kadang-kadang menyebabkan

masalah jerawat.

9) Mimpi basah (Indriyani & Asmuji, 2014).

e. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

Sejumlah sifat yang sering ditunjukkan oleh remaja,yaitu sebagai

berikut:

1) Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangannya,remaja mempunyai

banyak idealisme, angan-angan atau keinginan yang hendak di

wujudkan di masa depan. Namun seungguhnya remaja belum

memiliki banyak kemampuan memadai untuk mewujudkan

semua itu. Sering kali angan-angan dan keinginannya jauh lebih

besar di bandingkan dengan kemampuannya.

2) Pertantangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri remaja

berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari

orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri.

3) Mengkhayal
16

Keinginan untuk menjelajah dan berpetualang tidak

semuanya tersalurkan.Biasanya hambatannya dari segi keuangan

atau biaya.Sebab,menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan

membutuhkan biaya yang banyak,padahal kebanyakan remaja

hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya.

4) Aktivitas berkelompok

Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak

dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala,dan yang

sering terjadi adalah tidak tersedianya biaya.Adanya macam-

macam larangan dari orang tua sering kali melemahkan atau

bahkan mematahkan semangat para remaja.

5) Keinginan mencoba segala sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi (high curiocity).Karena didorong oleh rasa ingin tahu

yang tinggi,remaja ingin berpetualang dan menjelajah segala

sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah

dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti

orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba

melakukannya apa yang sering dilakukan oleh arang dewasa (Ali

&Asrori, 2017).
17

f. Fase-Fase Pada Remaja

1) Pra – puberitas (kurang lebih 10-12 tahun)

Pada masa ini insting-insting seksual ada dalam keadaan

paling lemah, sedangkan proses perkembangan AKU si anak ada

dalam keadaan paling kuat (progresif).

Ciri lain yang mencolok pada usia ini adalah

kecenderungan untuk melepaskan diri dari identifikasi –

identifikasi yang lama karena mulai bersikap kritis terutama pada

ibunya sehingga berusaha keras untuk berbeda dengan ibunya

dengan cara mengadakan identifikasi dengan salah seorang

kawan-kawannya.

2) Masa Puberitas

Masa puberitas awal atau masa puberitas sebenarnya

merupakan suatu masa segera akan dilanjutkan oleh masa

adolesensi yang disebut pula masa puber lanjut. Masa puberitas

tidak dapat di pastikan kapan di mulainya dan kapan berakhir.

Beberapa sarjana memperkirakan dimulai pada usia kurang lebih

14 tahun dan berakhir pada usia kurang lebih 17 tahun.

3) Adolesensi (kurang lebih 17-19/21 tahun)


18

Pada masa ini anak mulai bersikap kritis terhadap objek-

objek yang berkaitan dengan dirinya, mampu membedakan dan

menelaah hal yang terkait dengan lingkungan internal dan

eksternal. Anak akan lebih aktif untuk berinteraksi dengan

lingkungan eksternal sebagai pengalaman yang ingin dicoba,juga

sebagai bentuk eksistensi diri. Ketertarikan akan hal-hal baru

yang dipikirkan oleh anak pada usia adolesensi menuntut

orangtua lebih bijaksana dan intensif dalam pola pendampingan

(Indriyani & Asmuji, 2014).

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuaan

1. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengindraan panca

indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses

pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun

informal.

Pengetahuan dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan segala

sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal

mata pelajaran.Kategori pengetahuan meliputi kemampuan untuk

mengatakan kembali dari ingatan hal-hal khusus dan umum, metode dan
19

proses atau mengingat sesuatu pola, susunan, gejala atau peristiwa.

Soekanto menjelaskan bahwa pengetahuan (knowlodge) adalah

kemampuan seseorang tentang sesuatu.

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai factor dari dalam

seperti motivasi dan factor luar berupa sarana informasi yang tersedia

serta keadaan social budaya. Dalam wikepedia pengetahuan adalah

informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang

(Budiman &Riyanto, 2013).

2. Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan implicit

Pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman

seseorang dan berisi factor-faktor yang tidak bersifat nyata, seperti

keyakinan pribadi, persepktif dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit ditransfer ke orang lain baik secara tertulis maupun

lisan. Pengetahuan implicit sering kali berisi kebiasaan dan budaya

bahkan tidak disadari. Contohnya: seseorang mengetahui tentang

bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.

b. Pengetahuan ekspilit

Pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan

dalam wujud nyata, biasa dalam wujud perilaku kesehatan.


20

Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan

yang berhubungan dengan kesehatan.Contohnya: seseorang yang

telah mengetahui tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan ternyata

dia tidak merokok (Budiman & Riyanto, 2013).

3. Tingkat pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali sesuatu spesifik dari sesuatu bahan yang diterima

atau dipelajari. Kata kerja yang dipelajari untuk mengukur bahwa

orang tahu apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,

mendefinisikan, menyatakan, sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang obyek yang diketahui

dan menginterpresikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

d. Analisis (analsis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-

komponen, tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.


21

e. Sintesis (sinthesis)

Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

didalam bentuk keseluruhan yang baru. Atau menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan

jatifikasi/penilaian suatu materi/objek

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat informasi,

seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan menambah

pengetahuan lebih luas. Pengalaman yakni sesuatu yang pernah dilakukan

seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang

meliputi sifat dan kepercayaan sosial ekonomi yakni kemampuan

seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya

5. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and eror)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakuka

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah


22

dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima, mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasrkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan debagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu

b. Cara Moderen Memeperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

disebut metodelogi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626). Kemudian dikembangkan oleh Deobold

Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian

yang dewasa ini kita dengan penelitian ilmiah.


23

D. Tinjauan Umum Tentang Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap merupakan kesiapan mental,yaitu suatu proses yang

berlangsung dalam diri seseorang,bersama dengan pengalaman individual

masing-masing, mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai

objek dan situasi

Pengertian sikap sangat sederhana bahwa sikap itu suatu sindrom

atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga itu

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau

peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu,

misalnya ketika seseorang mengetahui merokok didalam rumah

membahayakan kesehatan bagi anggota yang berada disekitarnya lalu

orang tersebut tidak merokok. Sikap orang tersebut merespon pada

peristiwa (Budiman & Riyanto, 2013).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu proses penilaian

yang dilakukan terhadap suatu obyek atau situasi yang disertai adanya

perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk


24

membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya

(Budiman & Riyanto, 2013).

2. Komponen Pokok Sikap

Ada 3 komponen pokok tentang sikap yaitu :

Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu obyek,

kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu obyek, kecenderungan

untuk bertindak (trend to be have).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh ini pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosional memegang peran

penting.

Menurut Azwar S, struktut sikap terdiri dari atas 3 komponen yang

sangat menunjang yaitu :

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki oleh

individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat

disamakan dengan pandangan (opini)

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap

dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang

biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan


25

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh

yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

c. Komponen konaktif

Komponen konaktif merupakan komponen perilaku yang cenderung

untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara

tertentu.

3. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkat, yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari hal tersebut

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima

ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap obyek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan


26

orang lain, bahkan mengajak, mempengaruhi atau menganjurkan orang

lain merespon.

d. Bertanggung jawab (reesponsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah, bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasrkan keyakinanya, dia harus mengambil resiko

bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Beberapa faktor yang ikut berperan dalam membentuk sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Untuk dapat

mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai

pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Apakah

penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif ataukah

negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu komponen sosial yang

ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah

dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau
27

seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi

pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam

budaya yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual.

Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan

kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai

sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan.

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan seseorang.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu.

e. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap


28

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran situasi ataau bentuk pengalihan

mekanisme pertahanan ego.

5. Pembentukan Sikap

Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sebagai berikut:

a. Pengkondisian klasik (classical conditioning)

Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus/ rangsangan

selalu diikuti oleh stimulus/rangsangan yang lain, sehingga rangsangan

yang pertama akan menjadi suatu isyarat bagi rangsangan yang kedua.

b. Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning)

Proses pembelajaran terjadi karena suatu perilaku mendatangkan hasil

yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilakuntersebut akan

diulangi kembali. Sebaliknya bila perilaku mendatangkan hasil yang

tidak menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut tidak akan

diulangi atau dihindari.

c. Belajar melalui pengamatan

Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku orang

lain,kemudian dijadikan sebagai contoh untuk berperilaku serupa.

Banyak perilaku yang dilakukan seseorang hanya karena mengamati

perbuatan orang lain.


29

d. Perbandingan sosial (sosial comparison)

Proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk

mengecek apakah pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar

atau salah disebut perbandingan sosial.

V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar pemikiran variabel penelitian

Berdasarkan landasaran teori yang di uraikan pada tinjauan pustaka

maka kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen

yaitu pengetahuan dan remaja sedangkan variabel dependen yaitu kebiasaan

merokok.

B. Hubungan Antara Variabel

Berdasarkan uraian diatas maka disusun model kerangka konsep

sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Kebiasaan
Merokok
Sikap

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen
30

: Garis Penghubung Variabel

C. Identivikasi Variabel

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain (Nursalam,2016). Didalam penelitian

ini yang menjadi variabel indepenenna adalah pengetahuan dan remaja.

2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain (Nursalam,2016). Didalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependenna adalah kebiasaan merokok.

D. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi berdasrkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefenisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah merupakan kunci defenisi operasional. Dapat diamati

artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau penomena yang kemudian adapat

diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam,2002) dalam (Nursalam,2016).

1. Pengetahuan

a. Defenisi Operasional

Pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman

yang dimiliki oleh remaja putra tentang kebiasaan merokok

b. Kriteria Objektif

Cukup : Apabila responden mendapatkan skor ≥ 11

Kurang : Apabila responden mendapatkan skor ˂ 11


31

2. Sikap

a. Defenisi Operasional

Sikap dalam penelitian ini adalah respon sikap remaja dalam

melakukan kebiasaan merokok

b. Kriteria Objektif

Positif : Apabila responden mendapatkan skor ≥ 18

Negatif : Apabila responden mendapatkan skor ˂ 18

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis alternative (Ha)

a. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remeja dengan

kebiasaan merokok kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

b. Ada hubungan yang signifikan antara sikap remaja dengan kebiasaan

merokok kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

2. Hipotesis nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja

dengan kebiasaan merokok kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

b. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap remaja dengan

kebiasaan merokok kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.


32

VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan (memeparkan) peristiwa-

peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam,2017). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kebiasaan

merokok pada remaja siswa kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penlitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 7 Luwu

Utara

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan Desember 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
33

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria

yang telah di tetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini

adalah semua remaja siswa kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 78 orang yang terdiri dari

jurusan ipa 1 15 orang, jurusan ipa 2 10 orang, jurusan ipa 3 9 orang,

jurusan ips 1 14 orang, ips 2 12 orang dan jurusan ips 3 18 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono,2017).

a. Besar Sampel

Adapun besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus

N
n=
1 + N (d)2

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d2 = Tingkat Signifikan (d=0,05)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akan diteliti dapat

ditemukan dengan cara

Diketahui :

N = 78
34

d2 = 0,05

n =….?

n= N

1 + N (d2)

78
n=
1 + 78 (0,05)2

78
n=
1 + (0,0025)2

78
n=
1 + 0,195

78
n=
1,195

n = 65,271=65

Berdasarkan rumus tersebut diatas, maka jumlah sampel yang akan

diteliti adalah 65

b. Sampling

Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2017).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan secara

probability sampling dengan menggunakan teknik random sampling.

c. Kriteria Sampling
35

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khsusnya bjika terdapat variabel

yang kita teliti (Nursalam, 2017).

1) Kriteria Inklusi :

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang akan diteliti (Nursalam,2017).

Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Remaja Putra SMA Negeri 7 Luwu Utara Kelas XI

b) Remaja Putra SMA Negeri 7 Luwu Utara Kelas XI yang

belum mengetahui bahaya akibat merokok

c) Remaja Putra SMA Negeri 7 Luwu Utara Kelas XI yang

bersedia menjadi responden

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2017).

Yang menjadi kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Bukan Remaja Putra Kelas XI di SMA Negeri 7 Luwu Utara

b) Remaja Putra SMA Negeri 7 Luwu Utara Kelas XI yang

belum mengetahui bahaya akibat merokok

c) Remaja Putra SMA Negeri 7 Luwu Utara Kelas XI yang tidak

bersedia menjadi responden


36

D. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam,2017).

1. Data primer

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang

kemudian kuesioner tersebut akan diisi oleh responden yang bersedia

untuk diteliti.

2. Data sekundar

Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait dengan penelitian.Pada

siswa remaja putra di sma negeri 7 luwu utara.

E. Langkah Pengolahan Data

Menurut (Hidayat, 2014) pengolahan data di lakukan dengan manual

menggunakan sofwer komputer pengolahan data meliputi:

1. Editing (penyunting)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang di peroleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding (pengkodean)

Koding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini

sangat penting bila pengelohan dan analisa data menggunakan


37

komputer.Biasanya dalam pemberian dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu suku buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat

lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

3. Data entri/tabulation (tabulating)

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah di

kumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer,kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisah juga dengan membuat

tabel kontigensi.

4. Teknik analisi/analisa data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak di analisis. Apabila penelitiannya deskriptiof, maka akan

menggunakan statistik inferenial. Statistika deskriptif (menggambarkan)

adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan dan

mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan

lebih mempunyai makna. Statistika infersial (menarik kesimpulan) adalah

statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi)

berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses

generalisasi dan infersial.

Setelah data tabulasi, selanjunya dilakukan analisis data yaitu

sebagai berikut:

a. Analisa univariat
38

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan menganlisa setiap

variabel dari hasil penelitian.Analisa univariat berfungsi untuk

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna dan

pengolahan datanya hanya satu variabel saja sehingga dinamakan

unuvariat dengan melihat distribusi frekuensi, mean, median dan

modus (Sujarweni,2014).

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel.

Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variabel

dengan menggunakan uji statistik Chi Square Test dengan toleransi

kesalahan 5% (a 0,05).

(Sujarweni,2014).

F. Pengujian Hipotesis

Tahap pengujian hipotesis yaitu tahap pengujian terhadap proporsi

yang dibuat apakah proses tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau

tidaknya. Atas pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.

Untuk membuktikan hipotesis penelitian,peneliti memberikan kriteria

penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Dikatakan ada hubungan apabila p < a 0,05


39

2. Dikatakan tidak ada hubungan apabila p > a 0,05

G. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data

dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip manfaat, prinsip

menghargai hak-hak subjek dan prinsip keadilan (Nursalam,2017).

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkn penderitaan

kepada subjek, khusunya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksplowitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,t

idak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek

dalam bentuk apapun.

c. Resiko (benefist ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Hak untuk / tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi.Subjek mempunyai

hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,


40

tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

a. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclousure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara terperinci

serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

b. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed

consentjuga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya

akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to juctice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik srbelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeliarkan dari

penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)


41

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang dibrikan

harus dirahasiakan,untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)

dan rahasia (confidentiality)

VII.PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Personalia Penelitian

a. Peneliti : Radtri Hakim Tonda

b. Pembimbing I : Dr. H. Muzakkir, S.Sit., M.Kes

c. Pembimbing II : Hasanuddin, S.Kep., Ns., M.Kes

B. Jadwal Penelitian
42

Bulan

No. Kegiatan
Oktober November Desember

1 Pengusulanjudul

2 Konsultasi proposal

3 Ujian proposal

4 Perbaikan proposal

5 Penelitian
43

Lampiran 1

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

Nama : Radtri hakim tonda

Nim : NH0217080

Dalam rangka menyusun tugas akhir, saya memohon kesediaan dan

bantuan remaja siswa untuk berpartisipasi dalam poenelitian yang saya lakukan.

Adapun judul penelitian ini adalah : “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan

Kebiasaan Merokok Pada Remaja Siswa Kelas X1 Di SMA Negeri 7 Luwu

Utara”

Saya memohon kesediaan untuk mengisi angkat/kuesioner serta

menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Penelitian ini ntidak menimbulkan

akibat yang merugikan bagi siswa remaja sebagai responden, kerahasiaan semua

informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian. Siswa remaja berhak untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini

dan sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari penelitian tanpa ada konsekuensi

pada siswa remaja sebagai subjek penelitian.


44

Apabila siswa remaja menyetujui, maka dimohon kesediaannya untuk

menandatangani lembaran persetujuan yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Radtri hakim tonda


45

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Setelah membaca permohonan peneliti, dengan ini saya bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes Nanii Hasanuddin Makassar.

Nama : Radtri hakim tonda

Nim : NH0217080

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kebiasaan

Merokok Pada Remaja Siswa Kelas X1 Di SMA Negeri

7 Luwu Utara

Saya telah memahami maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu

“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kebiasaan MerokoK Pada Remaja

Siswa Kelas X1 Di SMA Negeri 7 Luwu Utara “Saya telah mengetahui bahwa

keikutsertaan saya dalam penelitian ini tidak menimbulkan efek negative dan

informasi yang bersifat pribadi dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari

siapapun,saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.


46

Makassar,…………………2018

Responden

(………………………)
47

Lampiran 3

I . Identitas Responden NO.Responden

 Nama :

 Jenis Kelamin :

 Umur :

 Jurusan :

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Isilah lembar biodata responden dengan lengkap!

2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar!

3. Berilah tanda checlist (√) pada kolom penilaian sesuai dengan kanyataan

4. Terima kasih partisipasi anda dalam mengisi kuisioner ini dengan sejujur-

jujurnya yang akan sangat membantu dalam penyusunan skripsi

Demikian atas kesediannya dalam mengisi kuisioner ini,saya ucapkan banyak

terima kasih
48

III. Daftar Pernyataan Dan Pertanyaan

a. Pengetahuan

NO PERNYATAAN BENAR SALAH

1. Merokok dapat menyababkan kanker,serangan

jantung,impotensi,gangguan kehamilan,dan janin.

2. Nikotin akan menyababkan ketergantungan yang

mirip dengan ketergantungan obat-obatan

narkotika karena nikotin mampu merubah fungsi

otak.

3. Didalam rokok itu terdapat zat yang disebut

nikotin,dan zat ini sangat berbahaya bagi kesehatan

tubuh.

4. Sealin mengandung nikotin,dalam satu batang

rokok juga terdapat setidaknya 4.000 zat kimia

berbahaya.

5. Merokok merupakan dampak penyebab kematian

terbesar di dunia.
49

6. Anak-anak yang orang tuanya merokok akan

mengalami batuk,pilek,dan radang tenggorokan

serta penyakit paru-paru yang lebih tinggi.

7. Asap rokok yang dihirup oleh ibu hamil akan

mempengaruhi janin dalam kandungannya.

Keterangan :

1. Sangat setuju [SS]

2. Setuju [S]

3. Ragu-ragu [RR]

4. Tidak setuju [TS]

NO. PERNYATAAN SS S RR TS

1. Meroko itu tidak melambangkan kejantanan

seseorang

2. Banyak hal positif yang bisa kita lakukan untuk

terlepas dari masalah yang kita hadapi tanpa harus

dengan merokok

3. Tidak benar bahwa banyak yang merokok tapi

tetap saja terlihat lebih sehat


50

4. Merokok, jangankan untuk

mencoba,menyentuhpun saya tidak akan

5. Karena dengan merokok berarti kita telah banyak

mengundang banyak penyakit

6. Hanya karena teman kita merokok bukan berarti

kita juga harus ikut-ikutan untuk merokok, karena

merokok bukan bukti solidaritas antar teman

7. Cintai diri anda,keluarga dan orang lain dari

berbagai macam penyakit,dengan tidak merokok

You might also like