You are on page 1of 9

Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.

2085-5109

TINGKAH LAKU LUMBA-LUMBA DI PERAIRAN PANTAI LOVINA


BULELENG BALI

Stany Rachel Siahainenia*)


*)
Staf pengajar Univ.Pattimura
E-mail : Stanyrachel_m@yahoo.com

Abstract : About one-third of dolphin species in the world is living in Indonesia, including some other types
categorized by rareness and threatened of extinct. The purposes of this research are to analyse visually the
dolphin behaviour on the surface of water area at its real habitat. There were three species of dolphin found and
successfully identified during research in Lovina Beach, namely Stenella longirostris (Spinner dolphin), Stenella
attenuata (Spotted dolphin) and Tursiops truncatus (Bottlenose dolphin). During perception, on coastal water
were predominated by Spinner dolphin, 85,62%. Travelling around the waters area is the main dolphin
behaviour, this is done in looking effort for food.

Keyword : Dolphin, Lovina Beach, travelling movement

PENDAHULUAN dolphin adalah memiliki distribusi yang


panjang dan sering melakukan gerakan
Lebih dari sepertiga jenis paus dan
akrobatik di permukaan air. Pada saat
lumba-lumba dunia terdapat di perairan
istirahat, Spinner dolphin mengeluarkan
Indonesia, termasuk beberapa jenis yang
suara echolocation untuk mendeteksi
dikategorikan langka dan terancam punah.
lingkungan disekitarnya. Beberapa tahun
kira-kira terdapat 30 jenis Cetacea yang
terakhir ini di Indonesia, lumba-lumba
hidup di perairan ini. Salah satu famili dari
sudah menjadi hewan buruan untuk
Cetacea yang paling menarik perhatian,
dijadikan bahan konsumsi. Apabila
banyak terdapat di Perairan Indonesia dan
dilakukan secara terus menerus dapat
sering dijumpai adalah famili Delphinidae
mengakibatkan berkurang populasi lumba-
atau dikenal dengan istilah oceanic
lumba di alam, meskipun dilakukan secara
dolphins dari genus Stenella dan Tursiops.
tradisional.
Kebiasaan lumba-lumba yang bergerak
Tujuan Penelitian ini adalah
berkelompok dan berlompatan di atas
mengetahui jenis dan tingkah laku
permukaan laut merupakan pemandangan
pergerakan lumba-lumba yang terdapat di
yang menakjubkan. Lumba-lumba memiliki
Perairan Pantai Lovina Buleleng Bali.
sifat yang unik seperti banyak melakukan
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian
tingkah laku dalam pergerakannya di
ini adalah dengan mengetahui karakteristik
permukaan air sambil mengeluarkan suara
tingkah laku lumba-lumba dalam pola
yang bertujuan untuk komunikasi antar pemunculan dan pergerakan dapat diketahui
sesama lumba-lumba. Lammers (2004) pola distribusi yang dilakukan oleh lumba-
menyatakan ciri khusus dari Spinner lumba.

13
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

METODOLOGI (1995), terdapat 12 (dua belas) point


dalam identifikasi Cetacea antara lain :
Penelitian ini dilakukan di Perairan
Ukuran tubuh ; Tanda-tanda yang biasa
Pantai Lovina Kabupaten Buleleng Bali
pada tubuh Cetacea ; Bentuk, warna,
pada Oktober 2007 (Gambar 1). Alat yang
posisi dan tinggi sirip dorsal (dorsal fin) ;
digunakan antara lain GPS (Global
Bentuk tubuh dan bentuk kepala ;
Positioning System), teropong binokuler,
Warna dan tanda pada tubuh ; Bentuk
kamera, handycam, dan buku identifikasi
semburan (khusus pada spesies besar) ;
Smithsonian Handbook of Whales,
Tingkah laku di permukaan air ; Bentuk dan
Dolphins and Purpoises (Carwardine 2002)
tanda pada ekor (fluk) ; Breaching
dan FAO Species Identification Guide to
dan tingkah laku lainnya ; Jumlah
Marine Mammals of the World (Jefferson et
hewan yang diamati ; Habitat Cetacea ;
al. 1993). Untuk mendeteksi jenis lumba-
Geografis lokasi.
lumba dilakukan Menurut Carwadine

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Tingkah laku lumba-lumba yang adalah berapapun jumlah individu yang


diamati adalah tingkah laku di permukaan melakukan tingkah laku di dalam satu
air yang teramati secara visual dari kapal pertemuan maka yang dicatatkan di lembar
(Tabel 1). Dalam pengamatan tingkah pengamatan adalah hanya satu kali per satu
laku lumba-lumba di permukaan pertemuan.

14
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Tabel 1. Deskripsi tingkah laku lumba-lumba

No. Tingkah Laku Deskripsi


1. Bow riding Gerakan lumba-lumba berenang mengikuti gerakan kapal
2. Aerials Gerakan lumba-lumba melompat sangat tinggi, salto, berbalik
dan berputar di udara
3. Stationary Lumba-lumba diam, tidak melakukan pergerakan
4. Travelling Gerakan lumba-lumba membentuk kelompok dalam kegiatan
mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi
5. Lobtailing Gerakan mengangkat fluks ke luar permukaan air dan memukul-
mukulkan ke permukaan air
6. Feeding Kegiatan yang dilakukan ketika sedang mencari makan, biasanya
ditandai adanya schooling ikan di dekat lumba-lumba
7. Avoidance Gerakan lumba-lumba yang menghindar dari kapal

Penentuan jumlah mamalia laut yang digunakan untuk pendugaan


dengan tepat sangatlah sulit, karena hewan kelimpahan pada line transect survey
tersebut menghabiskan lebih banyak adalah bahwa seluruh binatang yang ada
waktunya hidup di dalam air. Diperlukan pada jalur survei dilihat oleh pengamat
metode estimasi yang tepat untuk (Hammond et al. 2002). Metode
melakukan perhitungan jumlah mamalia pengamatan yang digunakan terdiri atas 3
laut tersebut (Hammond et al. 2002). orang, mengamati penampakan lumba-
Pengamatan terhadap jenis dan jumlah lumba pada satu dek (platform). Posisi
lumba-lumba yang melintas di Pantai ketiga pengamat adalah pengamat pertama
Lovina dan dilakukan secara langsung berada di depan menggunakan teropong
(visual sensus on dolphin) dari atas kapal binokuler untuk mengamati daerah depan
nelayan. Metode yang dipakai adalah atau di haluan dengan batas pandangan
pengambilan contoh jarak jauh (distance 1800; pengamat kedua berada di daerah
sampling) dengan line transect zig-zag dan buritan menggunakan teropong binokuler
menggunakan pengamatan oleh satu dengan cakupan pandangan 900 ke kiri dan
kelompok pengamat (single kanan ; dan pengamat ketiga berada di
observer/platform). Metode line transect antara pengamat pertama dan kedua, untuk
zig-zag bertujuan untuk memperoleh mencatat data dari pengamat pertama dan
estimasi kepadatan jenis Cetacea dan untuk kedua sehingga akan mengetahui bila ada
menghindari glare (cahaya yang pengamatan yang sama. Ketiga pengamat
menyilaukan) dari sinar matahari. Asumsi akan berganti posisi setiap satu jam.

15
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Batas pandangan

Buritan 2 3 1 Haluan

Batas pandangan
Ruang kemudi

Gambar 2. Posisi pengamat pada metode single observer

warna antara lain abu-abu terang pada


HASIL DAN PEMBAHASAN
bagian samping dan putih (abu-abu putih)
Dari hasil pengamatan, total waktu
pada bagian perut.
pengamatan per hari adalah ± 6 jam dengan
Baird et al.(2001) menyatakan
jumlah pemunculan yang teramati adalah
bahwa Spotted dolphin jarang melakukan
967 individu. Terdapat 3 (tiga) jenis spesies
pergerakan ke perairan yang lebih dalam
yang teridentifikasi selama pengamatan di
dan tidak sering melakukan pergerakan
Perairan Pantai Lovina antara lain Spinner
lebih dari 1000 m atau melakukan
dolphin (Stenella longirostris), Spotted
pergerakan yang lebih jauh antara pulau.
dolphin (Stenella attenuata) dan Bottlenose
Spotted dolphin diidentifikasi berdasarkan
dolphin (Tursiop truncatus).
bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan
Spinner dolphin diidentifikasi
steamlined. Sirip punggung yang sempit,
dengan ciri-cirinya yang sering melakukan
berbentuk sabit dan runcing ujungnya. Ciri
gerakan aerials, yakni melakukan lompatan
lainnya adalah memiliki bintik-bintik pada
sangat tinggi, salto, berbalik dan berputar di
bagian punggung. Dijumpai di antara
udara. Memiliki paruh yang panjang dan
perairan pantai dan pantai kontinental. Di
ramping, sirip dorsal yang tegak, tubuhnya
perairan Pantai Lovina, Spooted dolphin
yang panjang dan ramping, dahi yang
ditemukan pada jarak rata-rata 2,5 km
landai serta ekornya yang panjang dan
hingga 3 km dari garis pantai. Di kepulauan
lancip. Spinner dolphin merupakan salah
Hawaii, Spotted dolphin sering dijumpai
satu dari kelas Delphinidae yang sering
pada kedalaman kurang dari 200 meter dan
dijadikan bahan penelitian di Hawaii (Silva
melakukan pergerakan sekitar 40 km
et al. 2007). Menurut Carwardine (1995),
selama 4 hari.
Spinner dolphin memiliki 3 (tiga) pola
16
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Bottlenose dolphin termasuk bagian dari strategi untuk memangsa karena


hewan yang tidak menyerang sehingga sumber makanan mereka yang berupa
dapat dengan mudah dan aman untuk schooling ikan menyebar di perairan
dinikmati atraksinya. Sangat aktif terbuka. Distribusi Bottlenose dolphin
dipermukaan dan sering mengikuti sebagian besar di dalam 500 m dari pantai,
gelombang yang timbulkan oleh gerakan adakalanya berada lepas pantai dekat tebing
kapal. Bottlenose dolphin sering dijumpai curam di mana mangsa mungkin secara
bersamaan dengan kapal rekreasi dan pada relatif lebih berlimpah-limpah ( Bearzi
perikanan pantai (Costantine and Baker 2003).
1997). Selama pengamatan ditemukan
Identifikasi Bottlenose dolphin di jenis yang didominasi oleh Spinner dolphin,
perairan dapat ditandai melalui tubuhnya antara lain 85,62% di Perairan
yang relatif pendek dengan moncong yang Pantai Lovina. Lammers et al. (2001)
pendek. Sirip punggung tinggi dan berujung menyatakan bahwa selama pengamatan
agak bengkok seperti sabit serta muncul di dekat Kalaeloa Barbers Point
dari pertengahan punggung. Selama Harbor, setiap hari dijumpai sekitar 40
pengamatan di Perairan Pantai Lovina, sampai 100 ekor Spinner dolphin.
Bottlenose dolphin dijumpai dalam Keberadaan lumba-lumba selama
kelompok antara 4-10 ekor. pengamatan di Perairan Pantai Lovina lebih
Menurut Priyono (2001), banyak di pagi hari pada pukul 07.00-11.00
Bottlenose dolphin dijumpai dalam
WITA (Gambar 4). Lumba-lumba
kelompok kurang dari 20 ekor. Shane et al. membentuk kelompok yang lebih
(1986) dalam Hansen (1990), menyatakan besar menjelang siang hari. Menurut
bahwa di perairan pantai di Gulf Mexico Lammers (2004), frekuensi perjumpaan
ditemukan komposisi dan ukuran grup dari dengan Spinner dolphin di perairan
Bottlenose dolphin yang selalu berubah- Waianae,Oahu terjadi pada pagi hari pukul
ubah dalam sehari. Lumba-lumba 07.00-09.59.
membentuk grup yang lebih besar adalah

17
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Bottl enos
Spotted e dol phi n
dol phi n 4%
11%

Spi nner
dol phi n
85%
Pantai lovina

Gambar 3. Jenis lumba-lumba yang di temukan di Pantai Lovina

350

300
jumlah individu

250

200
150

100

50

0
6.00-7,00 7.00-8.00 8.00-9.00 9.00-10.00 10.00-11.00
w aktu pe ngamatan (WITA)

Stenella longirostis Stenella attenuata Tursiop truncatus

Gambar 4. Waktu perjumpaan dengan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina

Kebiasaan lumba-lumba adalah Perilaku lainnya seperti bowriding dan


sering melakukan berbagai macam gerakan feeding juga sering terlihat selama
dan tingkah laku yang berhubungan dengan pengamatan. Bowriding adalah tingkah
kehidupannya. Tingkah laku yang sering laku lumba-lumba yang berenang
dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan mengikuti kapal, sedangkan feeding
Pantai Lovina adalah melakukan travelling merupakan kegiatan yang dilakukan ketika
atau membentuk kelompok dalam kegiatan sedang mencari makan. Kegiatan feeding
mencari mangsa dan pergerakan untuk biasa ditandai dengan adanya schooling
migrasi. Gerakan lain yang teramati adalah ikan pelagis di dekat keberadaan lumba-
aerials yang merupakan gerakan salto, lumba (Gambar 5).
berputar dan berbalik sebelum masuk ke
dalam air.

18
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. Tingkah laku travelling (a), aerials (b), feeding (c),
bowriding (d) di Perairan Pantai Lovina

Gerakan travelling adalah gerakan bahwa tingkah laku lumba-lumba yang di


yang sering dilakukan oleh lumba-lumba di permukaan air yang sering dilakukan adalah
Perairan Pantai Lovina sebanyak 59%, untuk tujuan sosial dan komunikasi antar
diikuti dengan gerakan aerials dan feeding sesama lumba-lumba serta untuk mencari
sebanyak 17% dan bowriding sebanyak 7% makan.
(Gambar 6). Shane (1990) menyatakan

7%
17%

travelling
aerials
17%
feeding
bowride
59%
Pantai Lovina

Gambar 6. Gerakan lumba-lumba yang sering dilakukan di Perairan Pantai Lovina

19
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Menurut Geise et al. (1999), DAFTAR PUSTAKA


tingkah laku aerial yang dilakukan oleh Baird, R.W., A.D.Ligon., S.K.Hooker.,
famili Delphinidae pada Cananeia Estuary A.M.Gorgone. 2001. Subsurface and
Nighttime Behaviour of Pantropical
Brazil terjadi setiap hari dengan frekuensi Spotted Dolphins in Hawai’i. Canada
terbanyak terjadi pada sore hari sampai Journal Zoology. Vol 79:988-996.
pukul 6.00 sebanyak 62,3% dan pada pagi Bearzi M. 2005. Aspect of the Ecology and
hari sampai pukul 12.00 sebanyak 37,7%. Behaviour of Bottlenose Dolphin
(Tursiop truncatus) in Santa Monica
Menurut Lammers et al. (2001), tingkah Bay, California. Journal Cetacean
laku aerials sedikit ditemukan pada pagi Res. Management. 7:75-83.
hari dibandingkan sore hari. Carwadine Carwadine, M. 1995. Eye Witness
(1995) menjelaskan bahwa bowriding Handbook : Whales, Dolphins and
Purpoises. The Visual Guide to All
adalah aktivitas berenang yang dilakukan World’s Cetacean. Dorling
lumba-lumba mengikuti gerakan ombak Kindersley Ltd. New York. 256 p.
yang terjadi akibat gerakan kapal dan Costantine, R., C.S.Baker. 1997.
mengikuti kapal tersebut. Aktivitas ini Monitoring the Commercial Swim
with Dolphin Operation in the Bay of
merupakan salah satu bentuk permainan Islands. Science for Conversation.
yang dilakukan oleh lumba-lumba. Departement of Conversation.
Wellington, New Zealand.56 p.
KESIMPULAN
Geise,L., N.Gomes., R. Cerqueira. 1999.
Terdapat 3 jenis lumba-lumba Behaviour, Habitat Use and
Population Size of Sotalia fluviatilis
yang teridentifikasi selama pengamatan di (Gervais, 1853) (Cetacea,
Perairan Pantai Lovina antara lain Spinner Delphinidae) in the Cananeia Estuary
Region, Sao Paulo, Brazil. Rev.
dolphin (Stenella longirostris), Spotted Brasil. Biology. 59:183-194.
dolphin (Stenella attenuata) dan Bottlenose
Hammond, P.S., Berggren,P., Bunke.H.,
dolphin (Tursiop truncatus). Gerakan Borchers., D et al. 2002. Abundance
travelling adalah gerakan yang sering of Habour Porpoise and Other
Cetaceas in the North Sea and
dilakukan oleh lumba-lumba di Perairan Adjecent Waters. Journal of Applied
Pantai Lovina sebanyak 59%, diikuti Ecology 2002. British Ecological
Society:361-376.
dengan gerakan aerials dan feeding
sebanyak 17% dan bowriding sebanyak 7%. Hansen, L.J. 1990. California Coastal
Bottlenose Dolphin. In: S.

20
Jurnal “Amanisal” PSP FPIK Unpatti-Ambon. Vol. 1. No.1, Mei 2010. Hal 13– 21. ISSN.2085-5109

Leatherwood, S. dan R.R.Reeves. The Lammers, M.O. 2004. Occurrence and


Bottlenose Dolphin. Academic Press, Behaviour of Hawaiian Spinner
Inc.San Diego, California, United Dolphins (Stenella longirostris)
States of America:403-420. Along Oahu’s Leeward and South
Shores. Aquatic Mammals, 30:237-
Jefferson, T.A, S. Leatherwood, M.A. 250.
Webber. 1993. FAO Spesies
Identification Guide. Marine Priyono, A. 2001. Lumba-lumba di
Mammals of The World. UNEP- Indonesia. Fakultas Kehutanan
FAO. Rome.320 p. Institut Pertanian Bogor, Bogor ; The
Gibbon Foundation, Jakarta;
Lammers, M.O., L.Albinson., K.B.Bird., PILI_NGO Movement, Bogor. 26
L.Davis. 2001. The Occurrence and hlm.
Behaviour of Whales and Dolphins
Near Kalaeloa Barbers Point Harbor : Silva JR. J.M., Flavio J.D.L.Silva.,
A Study to Assess the Potential C.Sazima., I.Sazima. 2007. Trophic
Interactions With Proposed Harbor Relationship of the Spinner Dolphin
Modification Activities. OSI at Fernando de Noronha Archipelago,
Technical Report 2001-1. Hawaii SW Atlantic. Scientia Marina 71(3).
Institute of Marine Biology. Barcelona Spain:506-511.
Kailua.34 p.

21

You might also like