You are on page 1of 7

1. Teknik-teknik sampling.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatika sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

representative (Margono,2004).

Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik antara lain :

a. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)

Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga simple random sampling.

Teknik penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang

sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara

pengambilannya menggunakan nomor undian. Kelebihan metode ini yaitu dapat

mengurangi bias dan dapat mengetahui standar eror penelitian. Sementara

kekurangannya yaitu tidak ada jaminan bahwa sampel yang terpili benar-benar

dapat mempresentasikan populasi yang dimaksud

b. Pengambilan sampel acak sistematis (sistematik random sampling)

Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam

memilih sampel penelitian. Misalnya, sebuah penelitian membutuhkan 10

sampel dalam 100 orang maka jumlah kelompok intervalnya 100/10 = 10.

Selanjutnya responden dibagi dalam masing-masing kelompok lalu diambil

secara acak tiap kelompok.

c. Pengambilan sampel acak berstrata (stratifiet random sampling)

Metode pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasarkan

tingkat tertentu. Misalnya, penelitian menegnai motifasi kerja pada manajer


tingkat atas, menengah, dan tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari

masing-masing kelompok tersebut.

d. Pengambilan sampel acak berdasarkan area (cluster random sampling)

Cluster sampling adalah tekhnik sampel secara berkelompok. Pengambilan

sampel dilakukan berdasarkan kelompok atau area tertentu. Tujuan metode

cluster random sampling antara lain untuk meneliti suatu hal pada bagian-

bagian yang berbeda dalam suatu instansi.

e. Teknik pengambilan sampel acak bertingkat (multi stage sampling)

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat baik itu

bertingkat dua, tiga atau lebih. Misalnya, kecamatan > gugus > desa > RT/RW.

2. Cara penentuan sampel yang diketahui populasi dan tidak diketahui populasinya
menrut para ahli.
Rumus Sampel Penelitian Cross-sectional

Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan proporsi binomunal
(binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan
menggunakan rumus berikut:

Rumus Sampel Cross Sectional

Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel
secara acak).Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka
besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rumus Lemeshow Besar Sampel Penelitian

1. Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
z = derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-
kadang diubah menjadi:

Penyederhanaan Rumus Lemeshow Atau Disebut Rumus Slovin

a. Ukuran sampel dengan teori slovin (1960)


Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel
menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini ternyata sampai
saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi perdebatan mengenai
tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan
Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia
mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut;
Rumus sampel : Rumus slovin

n=N1+Ne2

n= besar sampel yang di ketahui

N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;

e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya dalam penelitian
tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Contoh penentuan ukuran sampel dengan rumus slovin

Misalkan satu populasi berukuran Rp1.000 elemen/anggota, akan dilakukan survei dengan
mengambil beberapa sampel menggunakan rumus slovin. Mata perhitungan sederhana
dalam menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut;

Diketahui;

N= 1,000 orang

e= dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05

Maka;

n=1.0001+1000×0.052=285.714≈286

n ≈ 286

Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan pembulatan
mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita bulatkan ke atas dan
sebaliknya.

b. Ukuran sampel penelitian penurut Gay, LR dan Diehl, PL (1992)

Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian “Research Methods
for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel penelitian haruslah
sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin
besar sampel yang diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter populasi
serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang akan
diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap.

Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;

1. Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian deskriptif, maka ukuran
sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total elemen populasi.
2. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi atau
berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 30 subjek (
unit sampel).
3. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat perbandingan, maka
ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan adalah sebesar 30 subjek.
4. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental berkelompok, maka
ukuran sampel yang direkomendasikan adalah sebesar 15 sampel perkelompok.

c. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Wiratna Sujarweni (2008).

Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk skripsi, tesis,
desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang syaratkan. Sujarweni
berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah
keseluruhan anggota populasi itu sendiri.

Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa hampir tidak
mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel. Untuk itu
dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling, menentukan jumlah sampel, dan
perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.

Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka penelitiannya
dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel boleh menggunakan
rumus slovin.

d. Ukuran sampel penelitian menurut Jacob Cohen (dalam Suharsimi Arikunto,


2010:179)

Formula sampel Jacob Cohen

N=LF²+u+1
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
e. Ukuran Sampel Penelitian berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac dan Michael)

Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael sedikit lebih
mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel
ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah
populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

f. Menentukan ukuran sampel dengan formula Cochran, W. G. (1977)

Cochran, W. G. (1977), dalam bukunya berjudul “Sampling techniques” edisi ke 3 menjelaskan


suatu formula sampling yang dapat anda jadikan referensi. Cochran membagi 2 teknik
menentukan sampel berdasarkan data populasi yang bersifat kontinu dan bersifat kategori.

Formula Cochran untuk data kategori

n=z2(p)(q)e2

dimana:

n = ukuran sampel yang akan kita cari

z = nilai tabel z ( tabel distribusi normal) pada tingkat kepercayaan tertentu. p = proporsi
kategori dari total seluruh kategori. Nilainya berupa nilai desimal antara 0-1, misal 0.5, 0.2,
dst.

q = proporsi kategori lain selain p yang juga dituliskan sebagai (1-p)

e = margin error

Contoh :

Sebagai contoh, katakan kita ingin mengevaluasi program penyuluhan yang mengajak petani
untuk menggunakan metode baru. Anggaplah populasinya besar tetapi kita tidak tahu
persentase dari penerimaan metode baru tersebut. Oleh karena itu, kita berasumsi tingkat
penerimaannya 50:50 atau p = 0,5. Selanjutnya kita pilih α = 0,05 dan keakuratan 5% .
Jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut:
n=z2pqe2=(1,96)2(0,5)(0,5)(0,05)2=385 petani.

Formula Cochran untuk data kontinyu

n=z2s2e2
dimana,
n = ukuran sampel yang akan dicari
z = nilai z berdasarkan pada alpha tertentu, lihat tabel z
s = standard deviasi dari populasi, dan
e = margin error

g. Menentukan ukuran sampel penelitian dengan Formula Lemeshow Untuk Populasi


tidak diketahui

Formula Limeshow ini memang mirip dengan formula penentuan sampel kategori Cochran.

n=z2P(1−P)d2

dimana
n = jumlah sampel yang dicari

z = nilai tabel normal dengan alpha tertentu

p = fokus kasus

d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum digunakan dalam
penelitian-penelitian.

You might also like