You are on page 1of 138

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

KERJA PENYULUH PERINDUSTRIAN PADA KANTOR DINAS


PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN
 

TESIS
 

Oleh
RAIKA GUSTISYAH
067019113/IM
 

 
K O L A
E  
H
S

 
PA

 
N

C
A S A R JA
S

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
KERJA PENYULUH PERINDUSTRIAN PADA KANTOR DINAS
PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN
 

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains


dalam Program Studi Ilmu Manajemen
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
 
 
 

Oleh
RAIKA GUSTISYAH
067019113/IM
 

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA
PENYULUH PERINDUSTRIAN PADA KANTOR
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Raika Gustisyah
Nomor Pokok : 067019113
Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si) (Dra. Nisrul Irawati, MBA)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Rismayani, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

Tanggal lulus: 11 Pebruari 2009

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal 11 Pebruari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si
Anggota : 1. Dra. Nisrul Irawati, MBA
2. Prof. Dr. Rismayani, SE,. MS
3. Drs. Syahyunan, M,Si
4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

KERJA PENYULUH PERINDUSTRIAN PADA KANTOR DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MEDAN”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, 11 Pebruari 2009


Yang membuat pernyataan,

RAIKA GUSTISYAH

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK

Keberadaan penyuluh perindustrian adalah untuk menciptakan tenaga kerja


trampil, peningkatan investasi dan nilai tambah di bidang industri serta perluasan
lapangan kerja, dengan sasaran yang akan dicapai adalah modernisasi dan
optimalisasi industri yang ada, perluasan usaha dan diversifikasi produk serta
pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga baru. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja, status dan tanggung
jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, keinginan dan harapan pribadi
terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota Medan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja, status
dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, keinginan dan
harapan pribadi berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian pada
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.
Metode pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh (sensus) terhadap
seluruh penyuluh perindustrian yang berjumlah 45 orang. Pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan uji serempak (uji F) dan secara
parsial (uji t) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan kerja, status dan tanggung jawab,
kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, keinginan dan harapan pribadi secara
simultan mempunyai pengaruh yan signifikan terhadap motivasi kerja penyuluh
perindustrian dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Koefisien determinasi (R2)
variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 92% dan sisanya (8%)
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Hasil uji t (secara parsial) yaitu kepuasan kerja, status dan tanggung jawab,
kompensasi yang memadai, lingkungan kerja berpengaruh kepada motivasi kerja
dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (5%) variabel kepuasan kerja
dan variabel lingkungan kerja merupakan variabel yang dominan berpengaruh,
sedangkan variabel keinginan dan harapan pribadi dengan nilai signifikan 0,238 atau
23,8 % tidak berpengaruh pada motivasi kerja penyuluh perindustrian.

Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja, Status dan Tanggung Jawab,
Kompensasi yang Memadai, Motivasi Kerja.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRACT

The existence of industrial reconnoitering is to conceive skillful manpower,


increasing investment and additional values in industry sector and the enlargement of
job opportunities, with objective toward current modernization and industry
optimalization, business extension and product diversification also the establishment
of industry country and becoming new trading country. The purpose of this research
is to find out and analyze the influence of working satisfaction, status and
responsibility, sufficient compensation, working environment, desire and personal
expectation toward the working motivation of industry counselors in the Department
of Industry and Commerce Medan. The hypothesis in this research are the working
satisfaction, status and responsibility, sufficient compensation, working environment,
desire and personal expectation which influece the working motivation of industry
counselors in the Department of Industry and Commerce Medan.
The method to take sample used saturated sampling (census) toward all industry
counselors in total 45 people. The hypothesis examination use multiple linear
regression analysis whith concurrent test (test F) and partially (test t) which aim to
find out the influence of independent variable toward dependent variable on 95%
credibility rate or α = 0,05.
The analysis result suggest that working satisfaction, status and responsibility,
sufficient compensation, working environment, desire and personal expectation
simultaneously have significant impact toward working motivation of industry
counselors with significant rate approximately 0,000. Determination coefficient (R2)
of independent variable toward dependent variable about 92% and the remaining
(8%) were influenced by other variable which did not included in this research.
The t test result (partially) which are working satisfaction, status and
responsibility, sufficient compensation, working environment have impact toward
working satisfaction with less significance lower than 0,05 (5%) working satisfaction
and working environment variable is the most dominant variable, whereas desire and
personal expectation variable whith significant rate 0,238 or 23,8% do not influence
the working motivation of industry counselors.

Keywords: Job Satisfaction, Working Environment, Status and Responsibility,


Sufficient Compensation, Job Motivation.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Penulis pertama-tama memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis telah dapat

merampungkan studi dan menyelesaikan sebuah penelitian karya akhir yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian

pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan”. Selama dalam

penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak memperoleh bantuan moril dan

material dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Rismayani, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

dan juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing

yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan tesis.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

6. Ibu Prof. Dr.  Arnita Zainoeddin, M.Si/Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si selaku

Ketua/Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

8. Pimpinan dan seluruh jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

9. Pimpinan dan seluruh pegawai Balai Diklat Industri Regional I Medan, yang telah

memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi.

10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XI Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang selama ini telah bersama-sama

dalam menyelesaikan tugas-tugas pada masa perkuliahan.

11. Khususnya kepada Isteri dan anak-anakku tercinta: Asbudiati, Dika Budiarti,

Pandu Prabudika, Murqan Prabudika dan Muharizki Prabudika yang telah

memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan studi.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, kepada semua

pihak yang telah membantu. Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna,

terlepas dari itu semua mudah-mudahan tesis ini dapat berguna bagi banyak pihak,

khususnya bagi peneliti di bidang sumber daya manusia.

Medan, 11 Pebruari 2009

Raika Gustisyah

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP

Raika Gustisyah lahir pada tanggal 14 Agustus 1961 di Medan, anak pertama

dari satu orang bersaudara dari pasangan orang tua yang bernama H.NA. Karnata dan

Hj. Rahima, menikah dengan Asbudiati dan telah dikaruniai empat orang putra dan

putri yaitu Dika Budiarti, Pandu Prabudika, Murqan Prabudika dan Muharizki

Prabudika.

Penulis mulai menuntut ilmu tahun 1966 di Taman Kanak-Kanak Perguruan

Taman Siswa Medan. Sekolah Dasar pada tahun 1967 – 1973 di Perguruan Taman

Siswa Medan. Sekolah Menengah Pertama tahun 1973 – 1976 di SMP

Muhammadiyah I Medan. Tahun 1976 – 1980 di SMA Negeri VIII Medan. Pada

tahun 1987 melanjutkan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI) Banda

Aceh Jurusan Manajemen Keuangan dan Perbankan, lulus tahun 1992. Tahun 2006

melanjutkan ke strata-2 Program Studi Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara,

Medan. Saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Balai Diklat Industri

Regional I Departemen Perindustrian, Jl. Raya Tanjung Morawa km. 10/Jl. Damai

No. 32 Medan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

I.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 5

I.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 5

I.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6

I.5 Kerangka Pemikiran................................................................................... 6

I.6 Hipotesis..................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9

II.1 Penelitian Terdahulu............................................................... .................. 9

II.2 Pengertian Motivasi .................................................................................. 10

II.3 Teori Motivasi........................................................................................... 14

II.3.1 Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg ...................................... 14

II.3.2 Teori Motivasi David Mc Clelland.................................................. 15

II.3.3 Teori Kepuasan................................................................................ 16

II.3.3.1 Teori Keseimbangan (Equity Theory) ................................ 19

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
II.3.3.2 Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fullfillment Theory) . 20

II.3.3.3 Teori Pandangan Kelompok Sosial (Sosial Reference


Group Theory)..................................................................... 20

II.3.3.4 Teori Existence, Relatedness, Growth (ERG)


dari Alderfer ..................................................................... 20

II.3.4 Teori Motivasi Proses ...................................................................... 21

II.3.4.1 Teori Valensi ..................................................................... 22

II.3.4.2 Teori Pengharapan (Expectancy)........................................ 23

II.3.4.3 Teori Keadilan (Equity Theory).......................................... 25

II.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ......................................... 26

II.4.1 Faktor Internal ................................................................................ 26

II.4.2 Faktor Eksternal .............................................................................. 28

II.5 Tujuan Pemberian Motivasi ..................................................................... 31

II.6 Pengukuran Motivasi Kerja ...................................................................... 32

II.7 Penyuluh Perindustrian ............................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 37

III.2 Metode Penelitian .................................................................................... 37

III.3 Populasi dan Sampel................................................................................ 38

III.4 Metode Pengumpulan Data...................................................................... 38

III.5 Jenis dan Sumber Data............................................................................. 39

III.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel....................................... 39

III.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.................................................. 41

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
III.7.1 Uji Validitas .................................................................................. 41

III.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................................. 41

III.8 Metode Analisis Data............................................................................... 42

III.9 Pengujian Asumsi Klasik......................................................................... 45

III.9.1 Uji Normalitas............................................................................... 45

III.9.2 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 46

III.9.3 Uji Heterokedastisitas ................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 48

IV.1 Hasil Penelitian........................................................................................ 48

IV.1.1 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kota Medan................................................................................... 48

IV.1.2 Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kota Medan .................................................................................. 49

IV.1.3 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kota Medan................................................................................... 49

IV.2 Karakteristik Responden.......................................................................... 55

IV.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......... 55

IV.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 56

IV.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.................................. 56

IV.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja .................. 57

IV.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ........... 58

IV.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................... 58

IV.3.1 Uji Validitas Instrumen................................................................. 59

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
IV.3.1.1 Uji Validitas Instrumen Kepuasan .................................. 59

IV.3.1.2 Uji Validitas Instrumen Status dan Tanggung Jawab ..... 59

IV.3.1.3 Uji Validitas Instrumen Kompensasi .............................. 60

IV.3.1.4 Uji Validitas Instrumen Lingkungan Kerja..................... 60

IV.3.1.5 Uji Validitas Instrumen Harapan dan Keinginan


Pribadi ............................................................................. 61

IV.3.1.6 Uji Validitas Instrumen Motivasi.................................... 62

IV.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 62

IV.4 Penjelasan Jawaban Responden............................................................... 63

IV.4.1 Variabel Kepuasan Kerja .............................................................. 63

IV.4.2 Variabel Status dan Tanggung Jawab ........................................... 64

IV.4.3 Variabel Kompensasi yang Memadai ........................................... 66

IV.4.4 Variabel Kondisi Lingkungan Kerja............................................. 67

IV.4.5 Variabel Keinginan dan Harapan Pribadi .................................... 68

IV.4.6 Variabel Motivasi Kerja................................................................ 70

IV.5 Pengujian Asumsi Klasik......................................................................... 71

IV.5.1 Uji Normalitas............................................................................... 71

IV.5.2 Uji Multikolinearitas..................................................................... 72

IV.5.3 Uji Heterokedastisitas ................................................................... 74

IV.6 Uji Hipotesis ............................................................................................ 75

IV.6.1 Pengujian Hipotesis Secara Serempak.......................................... 76

IV.6.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial............................................... 77

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
IV.7 Pembahasan ............................................................................................. 80

IV.7.1 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja..................... 80

IV.7.2 Pengaruh Status dan Tanggung Jawab terhadap Motivasi Kerja.. 81

IV.7.3 Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi Kerja .......................... 82

IV.7.4 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja ................ 83

IV.7.5 Pengaruh Keinginan dan Harapan Pribadi


terhadap Motivasi Kerja................................................................ 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 86

V.1 Kesimpulan ............................................................................................ 86

V.2 Saran ...................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 88

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................................. 40

IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................... 55

IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 56

IV.3 Karakteristik Usia Responden........................................................................ 56

IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja.................................... 57

IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............................. 58

IV.6 Uji Validitas Instrumen Kepuasan ................................................................. 59

IV.7 Uji Validitas Instrumen Status dan Tanggung Jawab ................................... 60

IV.8 Uji Validitas Instrumen Kompensasi ............................................................. 60

IV.9 Uji Validitas Instrumen Lingkungan Kerja.................................................... 61

IV.10 Uji Validitas Instrumen Harapan dan Keinginan Pribadi .............................. 61

IV.11 Uji Validitas Instrumen Motivasi................................................................... 62

IV.12 Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................................. 63

IV.13 Distribusi Kuesioner Kepuasan Kerja............................................................ 63

IV.14 Distribusi Kuesioner Status dan Tanggung Jawab......................................... 64

IV.15 Distribusi Kuesioner Kompensasi yang Memadai......................................... 66

IV.16 Distribusi Kuesioner Kondisi Lingkungan Kerja........................................... 67

IV.17 Distribusi Kuesioner Keinginan dan Harapan Pribadi ................................... 68

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
IV.18 Distribusi Kuesioner Motivasi Kerja ............................................................. 70

IV.19 Hasil Pengujian Multikolinearitas.................................................................. 73

IV.20 Hasil Pengujian Serempak ............................................................................ 76

IV.21 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial....................................................... 78

IV.22 Nilai Koefisien Determinasi........................................................................... 79

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 8

IV.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan....... 54

IV.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 72

IV.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................................ 75

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Kuesioner Penelitian ........................................................................... 91

II Hasil Validitas dan Reliabilitas........................................................... 103

III Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................... 108

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Motivasi kerja pegawai merupakan kerelaan untuk mengarahkan segenap

upaya guna mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha

untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu atau suatu proses psikologi yang

berlangsung dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda beda untuk memenuhi

kebutuhan sebagai manusia. Proses ini menghasilkan dorongan (motif) berupa

kehendak kemauan dan keinginan untuk berbuat melalui keputusan.

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki visi dan misi

yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor yang paling penting

dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang sesuai dengan aktivitas dan

kegiatan organisasi yang dijalankan.

Sebuah organisasi yang memiliki banyak tugas yang berbeda memerlukan

sumber daya manusia dengan latar belakang yang berbeda baik pendidikan,

kemampuan, jenis kelamin, maupun tingkat usia. Perbedaan latar belakang

pendidikan dan kemampuan dibutuhkan komunikasi yang terbuka untuk dapat

mempersamakan persepsi terhadap organisasi atau lembaga di mana mereka bekerja.

Organisasi dalam menghadapi era keterbukaan dan perubahan arus teknologi

informasi yang demikian cepat memerlukan langkah-langkah proaktif dalam

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
melakukan antisipasi tingkat pelayanan yang konvensional ke dalam bentuk

pelayanan yang profesional terutama lembaga-lembaga pelayanan publik.

Kondisi ini akan membawa implikasi yang luas terhadap penyelenggara

pemerintahan, sadar atau tidak sadar penyelenggara pemerintahan harus

meninggalkan paradigma lama dan menggantikan dengan paradigma baru yang lebih

menekankan efisiensi, kecepatan dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan. Strategi pembangunan di sektor industri adalah meningkatkan

efisiensi, produktivitas dan peran serta masyarakat yang didorong oleh terwujudnya

koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara sinergi dalam memanfaatkan

sumber daya.

Kebijakan pembangunan dalam bidang industri difokuskan untuk

mengembangkan industri yang efisien dengan wawasan ke masa depan dengan

kualitas produk yang semakin baik sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri

maupun luar negeri dengan nilai tambah yang semakin tinggi sehingga berdampak

luas terhadap perekonomian nasional. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah

dalam memberikan arahan dan kebijakan secara tepat serta meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi dengan disertai

dukungan sarana dan prasarana yang memadai dapat membantu mempercepat sasaran

organisasi.

Departemen Perindustrian telah mempersiapkan sumber daya manusia dalam

mengatasi tantangan dengan cara mengembangkan tenaga-tenaga profesional lewat

jalur jabatan fungsional penyuluh perindustrian yang diharapkan mampu

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk mengantisipasi permasalahan-

permasalahan yang timbul pada sektor industri khususnya industri kecil. Sektor

industri kecil memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan, juga memiliki

karakteristik yang berbeda dengan usaha menengah maupun besar dilihat dari skala

usaha, jumlah karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki

ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya.

Kondisi tersebut dapat ditunjukkan ketika perekonomian Indonesia dihadapkan

kepada krisis yang multi dimensi, industri kecil dan usaha kecil tetap bertahan dan

mampu berperan untuk melaksanakan fungsinya baik dalam memproduksi barang dan

jasa ditengah kondisi usaha besar (konglomerat) tidak mampu mempertahankan

eksistensinya, sehingga dikenal ketika itu industri kecil dan usaha kecil “tahan

banting”.

Penyuluhan bidang industri adalah kegiatan penyuluhan dalam rangka

pembinaan dan pengembangan industri yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan

evaluasi hasil industri. Penyuluhan bidang industri merupakan suatu kegiatan

terencana, yang dilakukan oleh para penyuluh perindustrian yang ditujukan untuk

membantu pengusaha termasuk perajin industri. Tujuan penyuluh di bidang industri

adalah untuk menciptakan tenaga kerja trampil, peningkatan investasi dan nilai

tambah bidang industri serta perluasan lapangan kerja, dengan sasaran yang akan

dicapai adalah modernisasi dan optimalisasi industri yang ada, perluasan usaha dan

diversifikasi produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga

baru.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Keberadaan tenaga penyuluh perindustrian begitu strategis, sehingga sudah

seharusnya tenaga penyuluh perindustrian mendapatkan perhatian secara lebih khusus

lagi dari aparatur pembina yang ada dipusat maupun di daerah baik dari segi

kemampuan maupun dari segi kesejahteraan sehingga para tenaga penyuluh

perindustrian akan lebih termotivasi lagi di dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya sebagai aparatur terdepan di dalam memajukan sektor industri sesuai

dengan tujuan dan sasaran organisasi.

Jumlah tenaga penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan yang ada dirasakan masih sangat terbatas dan cenderung

jumlahnya semakin lama semakin berkurang. Tenaga penyuluh perindustrian yang

ada di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pada tahun 2001

berjumlah 64 orang, dengan industri binaan berjumlah 391 unit usaha.

Penyuluh perindustrian yang ada pada tahun 2007 berjumlah 45 orang,

sedangkan jumlah industri binaan meningkat menjadi 547 unit usaha atau terjadi

peningkatan jumlah industri binaan sebesar 72 persen. Namun seiring dengan

berkembangnya sektor industri kecil tersebut, tidak diimbangi hal yang sama dengan

peningkatan jumlah tenaga penyuluh perindustrian. Hal ini terjadi karena sebagian

dari tenaga penyuluh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lebih

memilih untuk menjadi pegawai struktural. Pengurangan jumlah penyuluh ini dapat

diartikan sebagai tidak adanya motivasi kerja pegawai di dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya sebagai tenaga penyuluh di Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang

untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan pribadi dan organisasi dalam

rangka memenuhi keinginan atau kebutuhannya, baik yang dipengaruhi oleh faktor

internal yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kepuasan kerja, dan keinginan

dan harapan pribadi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri seseorang

(environment factors), seperti status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai,

dan kondisi lingkungan kerja.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Sejauhmana kepuasan kerja, status dan

tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, keinginan dan

harapan pribadi berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian pada

Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai,

lingkungan kerja, keinginan dan harapan pribadi terhadap motivasi kerja penyuluh

perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, sebagai bahan masukan

dalam hal perumusan kebijakan terutama dalam meningkatkan motivasi kerja

penyuluh perindustrian.

2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara, sebagai referensi untuk memperkaya bahan-bahan yang dipergunakan

untuk keperluan proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti sendiri, sebagai menambah wawasan dalam melatih diri berpikir

secara ilmiah pada bidang sumber daya manusia, yang berkaitan dengan motivasi

kerja dan sebagai suatu bekal dalam melakukan penelitian di masa yang akan

datang.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat sebagai menambah referensi dan

informasi yang berkaitan dengan penyuluh perindustrian.

I.5. Kerangka Pemikiran

Menurut Robbins dalam (Sayuti, 2006)  kepuasan kerja (job satisfaction)

adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi

pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja mempunyai korelasi yang sangat kuat

kepada tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang. Jika seorang karyawan puas

terhadap pekerjaannya maka karyawan tersebut akan mempunyai motivasi kerja yang

tinggi dan comitted terhadap pekerjaannya.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Status dan tanggung jawab dalam jabatan tertentu merupakan dambaan dan

harapan setiap orang dalam bekerja. Seseorang akan berharap pada suatu saat akan

memperoleh kesempatan untuk menduduki jabatan yang ada dalam perusahaan atau

instansi ditempatnya bekerja.

Seseorang akan merasa dirinya dipercayai dengan menduduki jabatan, diberi

tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar untuk melakukan kegiatan-

kegiatannya. Oleh karena itu, status dan tanggung jawab dapat merupakan stimulus

untuk memotivasi diri dalam tugas sehari-hari.

Kompensasi yang memadai merupakan salah satu alat motivasi yang paling

ampuh bagi perusahaan dalam memberikan dorongan kepada para karyawan untuk

bekerja secara optimal, karena kompensasi yang memadai akan dapat membuat

karyawan hidup dengan layak dan akan dapat lebih mencurahkan pemikiran serta

tenaganya untuk bekerja lebih baik lagi.

Wahjosumidjo, (1997) menyebutkan bahwa  Kondisi lingkungan kerja

merupakan gambaran secara keseluruhan sarana dan prasarana kerja karyawan yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan pekerjaan

meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan,

ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat

tersebut. Keinginan dan harapan pribadi seseorang dapat menjadikan orang untuk

mau bekerja keras bila hendak diwujudkan menjadi kenyataan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Berdasarkan dari uraian yang telah disebutkan dan untuk menjawab rumusan

masalah maka penulis membuat kerangka pemikiran seperti yang dapat dilihat pada

Gambar I.1.

1. Kepuasan kerja
2. Status dan
tanggung jawab
3. Kompensasi
yang memadai MOTIVASI KERJA
4. Kondisi
lingkungan kerja
5. Keinginan dan
harapan pribadi

Gambar I.1. Kerangka Pemikiran 

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu:

kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, kondisi

lingkungan kerja, keinginan dan harapan pribadi berpengaruh terhadap motivasi kerja

penyuluh perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan motivasi kerja. Purnomo

(2004), melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Di Surakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel dominan yang mempengaruhi kinerja

karyawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, daftar

pertanyaan, dan studi dukumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis

regresi linier berganda (multiple linier regression). Pengukuran variabel dalam

penelitian ini menggunakan skala Likert.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan (serempak) terdapat

pengaruh yang signifikan variabel bebas yaitu gaji, kepemimpinan dan lingkungan

kerja terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan. Berdasarkan pengujian secara

parsial terhadap variabel bebas, gaji merupakan variabel yang dominan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pusat pendidikan komputer akuntansi IMKA di Surakarta

dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95% atau α = 0,05.

Kusumawati (2006), dengan judul “Pengaruh Faktor Motivasi terhadap

Prestasi Kerja Karyawan pada Perusahaan Wajik Klenik di Bungkus Klobot – Blitar.

Metode pengunpulan data yang digunakan adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
studi dukumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda

dengan uji-t dan uji-F. Pengukuran variabel menggunakan skala Likert.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yaitu

tanggung jawab, sikap rekan sekerja dan kebutuhan secara simultan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja karyawan.

Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap variabel bebas, tanggung jawab dan

kebutuhan merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap prestasi kerja.

II.2. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari motive atau dengan bahasa latinnya, yaitu movere, yang

berarti “mengerahkan”. Seperti yang dikatakan Liang Gie dalam bukunya Martoyo

(2000) motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang

melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang

melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan

kerjanya, dan organisasi di mana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya

memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Dengan demikian motivasi atau

motivation berarti pemberian motiv, penimbulan motiv atau hal yang menimbulkan

dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa

motivation adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu

(Martoyo, 2000).

Motivasi menurut Ara (1998), adalah perilaku kuat yang diarahkan menuju ke

suatu tujuan tertentu, dibalik perilaku kuat ini diduga terdapat sejenis kebutuhan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
keinginan atau hasrat. Istilah “butuh” atau “ingin” menunjukkan adanya suatu

kekurangan (atau kelebihan) akan sesuatu, di mana dengan tercapainya tujuan tadi hal

tersebut dapat dipuaskan Lebih lanjut mengatakan istilah “hasrat” menunjukkan

perasaan yang kuat, dengan cara ini dapat dilihat motivasi sebagai suatu proses, mula-

mula impuls atau isyarat (panggilan) datang atau timbul dari dalam diri seseorang dan

kemudian menuntunnya untuk bertindak dalam cara-cara yang memungkinkan

terpuaskannya isyarat (panggilan) tersebut yang dipikirkan sebagai kebutuhan,

keinginan dan hasrat.

Uchjana dalam Rismayani (2007), menyatakan bahwa “motivasi berhubungan

erat dengan kebutuhan. Satu atau lebih kebutuhan harus terpenuhi untuk dapat

termotivasi”. Pernyataan ini memberi arti bahwa seseorang akan mau melakukan

sesuatu apabila ada yang ingin diperolehnya. Motivasi mengandung tiga unsur pokok

yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Motivasi dapat bersifat positif ataupun negatif. Motivasi positif, bertujuan

“mengurangi perasaan cemas” (Anxiety Reducing Motivation) dimana orang ditawari

sesuatu yang bernilai (misalnya imbalan berupa uang, pujian, kemungkinan untuk

menjadi karyawan tetap) apabila kinerjanya memenuhi standar yang ditetapkan.

Sebaliknya motivasi negatif atau yang sering disebut orang “pendekatan tongkat

pemukul” (The Stick Approach) menggunakan ancaman hukuman (teguran-teguran,

ancaman akan di PHK, ancaman akan diturunkan pangkat dan sebagainya) andaikata

kinerja orang yang bersangkutan di bawah standar.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Wahjosumidjo (1997), motivasi merupakan suatu proses psikologis

yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang

terjadi dalam diri sendiri. Hal yang hampir bersamaan juga dikemukakan oleh

Nawawi (2005), bahwa motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung

dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan

sebagai manusia. Proses ini menghasilkan dorongan (motif) berupa kehendak,

kemauan dan keinginan untuk bertindak atau berbuat melalui pengambilan keputusan.

Motivasi menurut Mangkuprawira (2007), merupakan dorongan yang

membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan

tertentu, motivasi itu timbul tidak saja karena ada unsur di dalam dirinya, tetapi juga

karena adanya stimulus dari luar, seberapapun tingkat kemampuan yang dimiliki

seseorang, pasti butuh motivasi, dengan perkataan lain potensi sumber daya manusia

adalah sesuatu yang terbatas, dengan demikian kinerja seseorang merupakan fungsi

dari faktor-faktor kemampuan dan motivasi dirinya.

Pengertian motivasi kerja menurut Hasibuan (1996), adalah sejumlah aktivitas

fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut

dapat dilihat bahwa tingkat motivasi hanya bisa diukur secara kualitatif. Ia hanya bisa

dilihat dari perilaku yang ditampilkan oleh para karyawan. Bila seorang sering absen,

apatis, agresif, tidak loyal, frustasi, berpikir reaktif atau berperilaku negatif lainnya,

maka sering ia disebut sebagai karyawan bermotivasi rendah. Secara kuantitatif, sulit

menentukan apakah seorang karyawan mempunyai motivasi rendah atau tinggi, tetapi

dari konstruk perilakunya orang akan gampang menilai.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Ara (1998), menyatakan terlepas dari kepentingannya yang nyata motivasi

sulit untuk didefinisikan dan dianalisis dengan satu definisi, motivasi berkaitan

dengan arah dari perilaku, kekuatan tanggapan, yaitu upaya pada saat seorang pekerja

memilih suatu arah tindakan dan keteguhan perilaku atau berapa lama seseorang terus

menerus berperilaku tertentu. Pandangan lain menyarankan bahwa analisis motivasi

harus memusatkan diri pada faktor-faktor yang membangkitkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang. Pendapat seorang ahli teori menekankan aspek kelangsungan

arah dan tujuan dari motivasi, ahli teori lain menyatakan bahwa motivasi

berhubungan dengan bagaimana perilaku dimulai, digiatkan, dipertahankan,

diarahkan dan dihentikan, serta reaksi subjektif yang ada pada saat semua ini terjadi.

Ernest dalam Mangkunegara (2001), mengemukakan bahwa “Work

motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction, and

maintenance of behaviors relevant in work setting”. Motivasi kerja didefinisikan

sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Secara operasional motivasi kerja dapat dirumuskan adalah suatu dorongan

yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan guna

mencapai tujuan pribadi dan organisasi dalam rangka memenuhi keinginan atau

kebutuhannya, baik yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor ekternal.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
II.3. Teori Motivasi

II.3.1. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg

Frederick Herzberg dalam Mangkuprawira (2007), memperkenalkan suatu

teori motivasi yang disebut teori Two-Factor, faktor yang pertama, yaitu apa yang

disediakan oleh manajemen yang mampu membuat karyawan senang, nyaman dan

tenang, ini disebut sebagai faktor satisfiers. Herzberg lebih lanjut mengidentifikasi

bahwa yang termasuk dalam satisfiers adalah; Achievement, recognition,

advancement, growth, working condition dan work itself, faktor kedua, disebut

sebagai dissatisfiers yang terdiri atas; gaji, kebijakan perusahaan, supervisi, status

relasi antar pekerja dan personal life.

Kedua faktor yang disebutkan oleh Herzberg ini tidak bisa saling

menggantikan dan bukan merupakan suplemen terhadap satu dengan yang lain. Bila

dissatisfiers terpenuhi, belum tentu menyebabkan timbulnya kepuasan bagi

karyawan. Agar kepuasan bisa muncul dan ketidakpuasan bisa dihilangkan, maka

yang harus dilakukan oleh para manajer adalah dissatisfiers dan satisfiers harus

dijaga dan ditingkatkan keberadaannya secara bersama-sama. Kedua faktor ini adalah

syarat minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi agar memiliki karyawan

yang mempunyai motivasi tinggi. Manajemen dan organisasi tidak akan efektif tanpa

mempunyai karyawan yang bermotivasi.

Susbandono (2006), mengemukakan bahwa dengan menyediakan fasilitas-

fasilitas yang sederhana, tapi mengena, mampu menyenangkan dan menyamankan

karyawan dan ternyata bisa memacu motivasi kerja dan dapat mendongkrak kinerja

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
perusahaan. Salah satu motivator yang diperkenalkan Hersberg dalam

Mangkuprawira (2007), adalah recognition, banyak manajer dan atasan lupa bahwa

sedikit sapaan yang sifatnya pengakuan atas dirinya, mempunyai efek ganda yang

sering tidak diduga. Karyawan menjadi lebih merasa memiliki pekerjaan dan pada

akhirnya menguntungkan perusahaan.

II.3.2. Teori Motivasi David Mc Clelland

Mc. Clelland dalam Mangkuprawira (2007), mengemukakan bahwa

produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya.

Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai

prestasinya secara maksimal, virus mental dimaksud terdiri dari tiga dorongan

kebutuhan, yaitu Need for Achievement (kebutuhan untuk berprestasi), Need for

Affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan) dan Need for Power (kebutuhan

untuk menguasai sesuatu), yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Need for Achievement,

Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri

seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan

sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

Karakteristik Motivasi menurut Mc. Cleland dalam Mangkuprawira (2007)

menyebutkan ada 6 karakteristik, yaitu:

(a) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

(b) Berani mengambil dan memikul resiko.

(c) Memiliki tujuan yang realistik.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
(d) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan

tujuan.

(e) Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.

(f) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2. Need for Affiliation

Merupakan kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk

berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melalukan

sesuatu yang merugikan orang lain.

3. Need for Power

Merupakan kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari

dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.

II.3.3. Teori Kepuasan

Kepuasan merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai

pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi

kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan

kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepuasan

kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja,

penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik.

Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih

mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.

Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar seperti Taylor yang

mana teorinya dikenal sebagai Teori Motivasi Klasik. Teori secara garis besar

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
berbicara bahwa motivasi kerja hanya dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja

baik secara biologis maupun psikologis. Yaitu bagaimana mempertahankan hidupnya.

Selain itu juga Teori Hirarki Kebutuhan (Need Hirarchi) dari Abraham Maslow yang

menyatakan bahwa motivasi kerja ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasan kerja baik secara biologis maupun psikologis, baik yang berupa materi

maupun non-materi.

Secara garis besar teori jenjang kebutuhan dari Maslow dari yang rendah ke

yang paling tinggi yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah merasa puas,

karena kepuasannya bersifat sangat relatif maka disusunlah hirarki kebutuhan sebagai

berikut:

1. Kebutuhan pokok manusia sehari-hari misalnya kebutuhan untuk makan, minum,

pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya (physical need). Kebutuhan

ini merupakan kebutuhan tingkat terendah, apabila sudah terpenuhi maka diikuti

oleh hirarki kebutuhan yang lainnya.

2. Kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keselamatan, keamanan, jaminan

atau perlindungan dari yang membayangkan kelangsungan hidup dan kehidupan

dengan segala aspeknya (safety need).

3. Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, disenangi dan menyenangi, dicintai dan

mencintai, kebutuhan untuk bergaul, berkelompok, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, menjadi anggota kelompok pergaulan yang lebih besar (esteem

needs).

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
4. Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan, keagungan, kekaguman, dan

kemasyuran sebagai seorang yang mampu dan berhasil mewujudkan potensi

bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa (the need for self actualization).

Kebutuhan tersebut sering terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari melalui

bentuk sikap dan prilaku bagaimana menjalankan aktivitas kehidupannya

(Zainun, 1997).

5. Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, pujian, penghargaan, dan pengakuan

(esteem need).

Pengertian lain dikemukakan oleh Locke dalam Wahyuddin (2000), kepuasan

kerja adalah suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau positif, sebagai

akibat dari pengalaman atau penilaian kerja seseorang. Kemudian dilanjutkannya

dengan mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu akibat dari persepsi tentang

bagaimana baiknya pekerjaan memberikan sesuatu yang berarti.

Feldman dalam Wahyuddin (2000), yang mengetengahkan lima dimensi

kepuasan kerja yang penting, yaitu:

1. Kompensasi;

2. Karir atau kesempatan untuk promosi jabatan;

3. Pekerjaan itu sendiri;

4. Penyelia atau supervisor; dan

5. Rekan kerja atau the work group.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
II.3.3.1. Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini adalah

input, outcome, comparison person, dan equity-in-equity. Wexley dan Yukl dalam

Mangkunegara (2001), menyatakan bahwa “input is anything of value that an

employee perceivess that he contributes to his job”. Input adalah semua nilai yang

diterima karyawan yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, seperti pendidikan,

pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja “outcome is anything of

value that the employee perceives he obtains from the job”. Outcome adalah semua

nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, seperti upah, keuntungan tambahan,

status simbol, pengenalan kembali (recognition), kesempatan untuk berkembang,

berprestasi dan mengekspresikan diri. Sedangkan “comparison person may be

someone in the same organization, someone in a different organization, or even the

person himself in a previous job”. Comparisaon person adalah seorang karyawan

dalam organisasi yang sama, seorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau

dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.

Menurut teori ini puas atau tidak puasnya karyawan merupakan hasil dari

membandingkan antara input-out come dirinya dengan perbandingan input-out come

karyawan lain (comparison person). Jadi jika perbandingan tersebut dirasakan

seimbang (equity) maka karyawan tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi

over compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya) dan,

sebaliknya under compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
karyawan lain yang menjadi pembanding), maka karyawan tersebut tidak akan

merasa puas.

II.3.3.2. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fullfillment Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja karyawan bergantung pada terpenuhi atau

tidaknya kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas apabila ia mendapatkan

apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, makin puas

pula karyawan tersebut, begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan tidak terpenuhi,

karyawan itu akan merasa tidak puas.

II.3.3.3. Teori Pandangan Kelompok Sosial (Sosial Reference Group Theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja karyawan bukanlah bergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan pendapat

kelompok yang oleh para karyawan dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok

acuan tersebut oleh karyawan dijadikan tolok ukur untuk menilai dirinya ataupun

lingkungannya. Jadi karyawan akan merasa puas, apabila hasil kerjanya sesuai

dengan kelompok acuan.

II.3.3.4. Teori Existence, Relatedness, Growth (ERG) dari Alderfer

Teori ERG, merupakan refleksi dari tiga dasar kebutuhan, yaitu:

1. Existence needs, kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi

karyawan, seperti makan, minum, pakaian, bernafas, gaji, keamanan, kondisi

kerja.

2. Relatedness needs, kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi

dalam lingkungan kerja.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
3. Growth needs, kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi, hal

ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan karyawan.

Daftar dari kebutuhan menurut Alderfer dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Teori ERG kurang menekankan pada susunan hierarki. Karyawan dapat

memuaskan lebih dari satu kebutuhan dalam waktu yang bersamaan.

Kepuasan terhadap suatu kebutuhan dapat menggambarkan peningkatan

kepada kebutuhan yang lebih tinggi.

b. Perubahan orientasi merupakan kegagalan dari kebutuhan yang lebih tinggi

dapat menunjukkan regresi dengan penambahan pada tingkat kebutuhan yang

lebih rendah.

II.3.4. Teori Motivasi Proses

Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi

perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal

ini teori motivasi proses yang dikenal seperti:

a. Teori Valensi (daya tarik), hal ini didasarkan pada masing-masing individu dan

valensi untuk satu orang tidak sama dengan valensi untuk orang lain.

b. Teori Harapan (Expectancy Theory), komponennya adalah: Harapan, Nilai

(Value), dan Pertautan (Instrumentality).

c. Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan di seluruh

lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
II.3.4.1. Teori Valensi

Setiap hasil kerja memiliki valensi (daya tarik) terhadap masing-masing

individu dan valensi untuk satu orang tidak sama dengan valensi untuk orang lain.

Hal ini terjadi karena valensi berasal dari kebutuhan dan persepsi individu yang juga

berbeda antara satu individu dengan individu lainnya karena kebutuhan dan persepsi

juga merupakan refleksi dari faktor-faktor lain dalam hidup seseorang.

Valensi lebih menguatkan pilihan seorang karyawan untuk suatu hasil. Jika

seorang karyawan mempunyai keinginan yang kuat untuk suatu kemajuan, maka

berarti valensi karyawan tersebut tinggi untuk suatu kemajuan. Valensi timbul dari

internal karyawan yang dikondisikan dengan pengalaman.

Dalam teori ini, masukan (inputs) meliputi faktor-faktor seperti tingkat

pendidikannya, keahlian, upaya, masa kerja, kepangkatan dan produktivitas.

Sedangkan hasil (outcomes) adalah semua imbalan yang dihasilkan dari pekerjaan.

Teori ini menggambarkan tentang dua hal keinginan dan kebutuhan dasar karyawan

pada saat ini yang sangat bernilai untuk dapat meningkatkan motivasi kerja mereka.

1. Hasil langsung atau primer dari pelaksanaan tugas, seperti uang, promosi,

pengucilan dari kelompok teman kerja, dan perasaan mampu.

2. Hasil-hasil sekunder yang dapat timbul dari hasil primer, misalnya kendaraan

yang dapat diperoleh dari uang, kedudukan yang lebih tinggi berkat promosi,

makan siang sendiri karena dimusuhi oleh teman-teman sekerja, dan rasa bangga

berkat adanya keyakinan akan kemampuan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Hasil-hasil sekunder ini sangat erat kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan

yang diidentifikasikan dalam hierarki Maslow sebagaimana dihipotesiskan dalam

hirarki itu, seseorang tidak akan merasakan nilai dari kebutuhan yang mempunyai

prioritas lebih rendah sebelum kebutuhan yang mempunyai prioritas yang lebih tinggi

dipuaskan secara layak.

II.3.4.2. Teori Pengharapan (Expectancy)

Mangkunegara (2001), dalam bukunya menyebutkan teori pengharapan

dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian teori ini diperluas oleh Porter dan

Lawler. Keith Davis mengemukakan bahwa ”Vroom explains that motivation is a

product of how much one whants something and one’s estimate of the probability that

a certain will lead to it”. Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu

produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang

memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.

Selanjutnya Davis dalam Mangkunegara (2001), menyatakan bahwa

pengharapan merupakan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil

khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan karyawan yang memungkinkan

mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya. Pengharapan merupakan suatu

aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range 0-1. Jika karyawan merasa tidak

mungkin mendapatkan hasil maka harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan

dengan hasil tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan karyawan secara normal

adalah diantara 0-1.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Teori pengharapan tentang motivasi pada dasarnya adalah suatu model yang

rasional. Teori ini menganggap bahwa manusia dapat menentukan hasil-hasil yang

lebih mereka sukai dari kekuatan relatifnya. Dengan kata lain tentang keyakinan

seseorang berkaitan dengan kemungkinan atau kemungkinan subyektif bahwa suatu

perilaku tertentu akan diikuti oleh hasil tertentu pula, harapan merupakan peluang

tertentu yang terjadi karena suatu perilaku.

Menurut Mathis (2006), dalam teori harapan ada tiga aspek sangat penting

dari hubungan perilaku – hasil sebagai berikut:

1. Harapan Usaha – Kinerja, merujuk pada keyakinan para karyawan bahwa bekerja

lebih keras akan menghasilkan kinerja, apabila orang tidak percaya bahwa bekerja

lebih keras menghasilkan kinerja, usaha mereka mungkin berkurang.

2. Hubungan Kinerja – Penghargaan, mempertimbangkan harapan individu bahwa

kinerja yang tinggi benar-benar akan menghasilkan penghargaan, hubungan

kinerja – penghargaan mengindikasikan bagaimana kinerja efektif yang

instrumental atau penting membuahkan hasil yang diinginkan.

3. Nilai Penghargaan, merujuk pada seberapa bernilainya penghargaan bagi

karyawan untuk mengerahkan usahanya, adalah tingkat sampai mana mereka

menilai penghargaan yang diberikan oleh organisasi.

Model motivasi ini mengusulkan bahwa tingkat usaha individu bukan hanya

merupakan fungsi dari penghargaan, para karyawan harus berharap bahwa memiliki

kemampuan untuk mengerjakan tugas dengan baik, dan harus merasa bahwa kinerja

tinggi akan menghasilkan penghargaan dan mereka harus menghargai penghargaan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
tersebut. Apabila ketiga kondisi tersebut dipenuhi, para karyawan akan termotivasi

untuk mencurahkan usaha yang lebih baik.

II.3.4.3. Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori keadilan merupakan sebuah model tentang motivasi, yang menerangkan

bagaimana orang-orang berupaya mendapatkan kelayakan (fairness) dan keadilan

(justice) dalam pertukaran-pertukaran sosial atau hubungan-hubungan memberi dan

menerima.

Esensi dari teori ini adalah bahwa karyawan membandingkan upaya dan

imbalan mereka dengan karyawan lain dalam situasi kerja yang sama. Teori motivasi

ini didasarkan pada asumsi bahwa individu, yang bekerja dalam rangka memperoleh

tukaran imbalan dari organisasi, dimotivasi oleh suatu keinginan untuk diperlakukan

adil di pekerjaan. Empat ukuran penting dalam teori ini adalah:

1. Orang atau individu yang merasakan diperlakukan adil atau tidak.

2. Perbandingan dengan orang lain, setiap individu atau kelompok yang

digunakan oleh seseorang sebagai suatu pembanding rasio masukan dan hasil.

3. Masukan, karakteristik individu yang dibawa seseorang ke dalam pekerjaan.

Hal ini mungkin untuk diraih (seperti ketrampilan, pengalaman,

pembelajaran) atau bawaan (seperti umur, jenis kelamin, ras).

4. Hasil apa yang diterima seseorang dari pekerjaan (seperti pengakuan,

tunjangan dan gaji).

Winardi (2001), menyatakan bahwa: keadilan dikatakan ada kalau karyawan

menganggap bahwa rasio masukan mereka (upaya) terhadap hasil (imbalan) sepadan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
dengan rasio dari karyawan lain. Ketidakadilan dikatakan apabila rasio tidak

ekivalen; rasio antara masukan individu dengan hasil bisa lebih besar atau lebih kecil

dibanding dengan yang lainnya.

II.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Saydan dalam Sayuti (2007), menyebutkan motivasi kerja seseorang di dalam

melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal

yang berasal dari proses psikologis dalam diri seseorang, dan faktor eksternal yang

berasal dari luar diri (environment factors).

II.4.1. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari:

1. Kematangan Pribadi

Orang yang bersifat egois dan kemanja-manjaan biasanya akan kurang peka

dalam menerima motivasi yang diberikan sehingga agak sulit untuk dapat

bekerjasama dalam membuat motivasi kerja. Oleh sebab itu kebiasaan yang

dibawanya sejak kecil, nilai yang dianut dan sikap bawaan seseorang sangat

mempengaruhi motivasinya.

2. Tingkat Pendidikan

Seorang pegawai yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi

biasanya akan lebih termotivasi karena sudah mempunyai wawasan yang lebih luas

dibandingkan dengan karyawan yang lebih rendah tingkat pendidikannya, demikian

juga sebaliknya jika tingkat pendidikan yang dimilikinya tidak digunakan secara

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
maksimal ataupun tidak dihargai sebagaimana layaknya oleh manajer maka hal ini

akan membuat karyawan tersebut mempunyai motivasi yang rendah di dalam bekerja.

3. Keinginan dan Harapan Pribadi

Seseorang mau bekerja keras bila ada harapan pribadi yang hendak

diwujudkan menjadi kenyataan.

4. Kebutuhan

Kebutuhan biasanya berbanding sejajar dengan motivasi, semakin besar

kebutuhan seseorang untuk dipenuhi, maka semakin besar pula motivasi yang

karyawan tersebut untuk bekerja keras.

5. Kelelahan dan Kebosanan

Faktor kelelahan dan kebosanan mempengaruhi gairah dan semangat kerja

yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi motivasi kerjanya.

6. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai korelasi yang sangat kuat kepada tinggi

rendahnya motivasi kerja seseorang. Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya

akan mempunyai motivasi yang tinggi dan comitted terhadap pekerjaannya.

Tinggi rendahnya kepuasan karyawan dapat tercermin dari produktivitas

kerjanya yang tinggi, jarang absen, sanggup bekerja ekstra, tingkat turn over yang

rendah dan sejumlah indikator positif lainnya yang bermuara pada peningkatan

kinerja perusahaan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Mathis dan Jackson (2006), menyatakan bahwa banyak karyawan masih

menginginkan keamanan dan stabilitas, pekerjaan yang menarik, seorang supervisor

yang baik dan mereka hormati, serta gaji dan tunjangan yang kompetitif. Ketika

organisasi melakukan merger, mengeluarkan banyak karyawan, mengontrakkan

pekerjaan keluar (outsource), serta banyak menggunakan pekerja temporer, maka

karyawan nyaris tidak menemukan alasan mengapa mereka harus loyal kepada para

pemberi kerja sebagai imbas atas hilangnya kenyamanan kerja.

II.4.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari:

1. Kondisi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada

di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan pekerjaan meliputi tempat bekerja,

fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk

juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut.

2. Kompensasi yang Memadai

"Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi

perusahaan untuk memberikan dorongan kepada para karyawan untuk bekerja secara

baik. Menurut Mathis dan Jackson (2006), penghargaan nyata yang diterima

karyawan karena bekerja adalah dalam bentuk gaji, insentif, dan tunjangan. Satu hal

yang penting terhadap retensi karyawan adalah mempunyai “kompensasi kompetitif”

artinya harus dekat dengan apa yang diberikan oleh perusahaan yang lain dan apa

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
yang diyakini oleh karyawan sesuai dengan kapabilitas, pengalaman dan kinerjanya,

apabila tidak dekat perputaran akan lebih tinggi.

Raymond (2001), menyatakan bahwa perusahaan menerima keuntungan dari

pekerja ketika ada perbedaan antara gaji dan insentif yang diterima. Bagaimanapun

kondisi maksimum jarang diraih dengan gaji dan insentif yang rendah. Upah yang

rendah tidak akan membangkitkan motivasi para pekerja dan pengalaman

mengindikasikan bahwa motivasi meningkat ketika upah naik.

3. Supervisi yang Baik

Mathis dan Jackson (2006), menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan

oleh seseorang supervisor dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan

kepada orang lain (pegawai) untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian

dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang-orang atau pegawai agar

mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang

tersebut. Oleh karena itu seorang supervisor dituntut pengenalan atau pemahaman

akan sifat dan karateristik bawahannya, suatu kebutuhan yang dilandasi oleh motiv

dengan penguasaan supervisor terhadap perilaku dan tindakan yang dibatasi oleh

motiv, maka supervisor dapat mempengaruhi bawahannya untuk bertindak sesuai

dengan keinginan organisasi.

Mathis dan Jackson (2006), banyak individu yang membangun hubungan

yang akrab dengan rekan kerja, dalam survei yang dilakukannya terhadap individu

dengan berbagai usia dan yang bekerja diberbagai industri, faktor yang disebutkan

dengan sangat positif tentang bekerja adalah hubungan dengan para rekan kerja.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Seorang supervisor membangun hubungan positif dan membantu motivasi karyawan

dengan berlaku adil dan tidak diskriminatif, yang memungkinkan adanya fleksibilitas

kerja dan keseimbangan bekerja memberi karyawan umpan balik yang mengakui

usaha dan kinerja karyawan dan mendukung perencanaan dan pengembangan karier

untuk para karyawan.

4. Ada Jaminan Karir (penghargaan atas prestasi)

Karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati

seseorang sepanjang hidupnya. Para karyawan mengejar karir untuk dapat memenuhi

kebutuhan individual secara mendalam.

Setiap orang akan bersedia untuk bekerja secara keras dengan mengorbankan

apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada

jaminan karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat terwujud bila

perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan, baik berupa promosi

jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan dan penempatan untuk

dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri karyawan tersebut.

5. Status dan Tanggung Jawab

Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan dan

harapan setiap karyawan dalam bekerja. Karyawan bukan hanya mengharapkan

kompensasi semata, tetapi pada suatu saat mereka berharap akan dapat kesempatan

untuk menduduki jabatan yang ada dalam perusahaan atau instansi ditempatnya

bekerja.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Seseorang dengan menduduki jabatan akan merasa dirinya dipercayai, diberi

tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar untuk melakukan kegiatan-

kegiatannya. Jadi status dan kedudukan ini merupakan stimulus atau dorongan untuk

memenuhi kebutuhan sence of achievement dalam tugas sehari-hari.

6. Peraturan yang Fleksibel

Faktor lain yang diketahui dapat mempengaruhi motivasi adalah didasarkan

pada hubungan yang dimiliki para karyawan dalam organisasi. Bidang-bidang seperti

kelayakan dari kebijakan manajemen, keadilan dari tindakan disipliner, cara yang

digunakan untuk memutuskan hubungan kerja dan peluang kerja semua akan

mempengaruhi retensi karyawan, apabila karyawan merasakan bahwa kebijakan itu

terlalu kaku atau diterapkan secara tidak konsisten, mereka akan cenderung untuk

mempunyai motivasi kerja yang rendah.

Wahjosumidjo (1997), berpendapat bahwa sistem dan peraturan yang ada

pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, suatu peraturan

yang bersifat melindungi (protective) dan diinformasikan secara jelas akan lebih

memicu motivasi karyawan di dalam bekerja. Lebih jauh disebutkan bahwa suatu

motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja dalam organisasi yang

terdiri dari faktor pimpinan dengan bawahan.

II.5. Tujuan Pemberian Motivasi

Lindner (2000), mengemukakan bahwa: pemberian motivasi adalah sesuatu

yang sangat penting yang dilakukan oleh para manajer untuk dapat bertahan.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Karyawan yang termotivasi dibutuhkan untuk merubah lingkungan kerja secara cepat.

Karyawan yang termotivasi membantu organisasi untuk bertahan. Karyawan yang

termotivasi akan lebih produktif, kreatif dan inisiatif. Untuk itu manajer perlu

memahami apa yang memotivasi karyawan berkaitan dengan peran yang ditampilkan.

Pemberian motivasi pada dasarnya adalah memberi kepuasan kerja kepada

karyawan dengan harapan karyawan akan bekerja dan mempunyai produktivitas yang

lebih baik lagi di dalam bekerja yang pada akhirnya kinerja organisasi juga akan

semakin baik.

Wahjosumidjo (1996), menyatakan delapan sasaran dapat dicapai bila

karyawan diberi motivasi, yaitu:

1. Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan;

2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja;

3. Meningkatkan disiplin kerja;

4. Meningkatkan prestasi kerja;

5. Mempertinggi moral kerja karyawan;

6. Meningkatkan rasa tanggung jawab;

7. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi;

8. Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.

II.6. Pengukuran Motivasi Kerja

Pengukuran motivasi kerja dapat diketahui dengan melakukan survei dalam

mendiagnosis bidang masalah tertentu kepada karyawan, sebagai contoh, kuesioner

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
diberikan guna mengumpulkan ide untuk memperbaiki sistem penghargaan kinerja

atau untuk menentukan seberapa puas para karyawan dengan program tunjangan

mereka. Mathis (2006), menyatakan bahwa: salah satu jenis survei yang sering

dilakukan oleh banyak organisasi adalah survei sikap (attitude survey) yang berfokus

pada perasaan dan keyakinan para karyawan tentang pekerjaannya dan organisasi.

Dengan berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan data tentang cara para karyawan

memandang pekerjaan, supervisor mereka, rekan kerja mereka, kebijakan dan praktik

organisasional, pengembangan dan jaminan terhadap karyawan serta lingkungan

pekerjaan mereka. Survei ini dapat menjadi awal mula untuk meningkatkan motivasi

kerja untuk periode waktu yang lebih lama.

Murray dalam Mangkunegara (2001), menyatakan bahwa: pengukuran

motivasi dapat dilakukan dengan melihat karakter orang sebagai berikut:

1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya;

2. Kreatif dan inovatif;

3. Melakukan sesuatu untuk mencapai kesuksesan;

4. Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan ketrampilan;

5. Selalu mencari sesuatu yang baru;

6. Berkeinginan menjadi orang terkenal atau menguasai bidang tertentu;

7. Melakukan pekerjaan yang sukar dengan hasil yang memuaskan;

8. Inisiatif kerja tinggi;

9. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Robbins dalam Sayuti (2006), menyebutkan bahwa pengukuran motivasi

kerja dapat dilakukan dengan melihat pada beberapa aspek antara lain sebagai

berikut:

1. Mempunyai sifat agresif;

2. Kreatif di dalam melaksanakan pekerjaan;

3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari;

4. Mematuhi jam kerja;

5. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan sesuai dengan kemampuan;

6. Inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong prestasi kerja;

7. Kesetiaan dan kejujuran;

8. Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan pimpinan;

9. Tercapai tujuan perorangan dan tujuan organisasi;

10. Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat.

II.7. Penyuluh Perindustrian

Penyuluhan bidang industri menurut Departemen Perindustrian dan

Perdagangan (2004) adalah kegiatan penyuluhan dalam rangka pembinaan dan

pengembangan industri yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil

industri. Penyuluhan bidang industri merupakan suatu kegiatan terencana, yang

dilakukan oleh para penyuluh perindustrian yang ditujukan untuk membantu

pengusaha termasuk perajin industri, artinya adalah:

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Penyuluhan terdiri dari serangkaian kegiatan yang direncanakan, berarti bahwa

kegiatan-kegiatan yang ditampilkan bukanlah kegiatan yang bersifat improvisasi;

2. Kegiatan penyuluhan dilakukan demi tercapainya suatu tujuan;

3. Tugas penyuluhan bukanlah menjelaskan secara satu arah, melainkan membantu

para pengusaha termasuk perajin industri untuk menemukan sendiri permasalahan

yang dihadapi serta mencarikan solusi dari permasalahan tersebut sesuai dengan

tujuan penyuluhan. Tugas ini dapat dilakukan dengan mengarahkan kegiatan yang

akan memperbesar kemungkinan munculnya fakta-fakta yang dibutuhkan agar

dapat diambil kesimpulan tertentu.

Tujuan penyuluhan bidang industri sesuai dengan tujuan pembangunan

nasional pada umumnya dan pembangunan industri pada khususnya. Tujuan tersebut

antara lain untuk menciptakan tenaga kerja trampil, peningkatan investasi dan nilai

tambah bidang industri serta perluasan lapangan kerja, dan sasaran yang akan dicapai

adalah modernisasi dan optimalisasi industri, perluasan usaha dan diversifikasi

produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga baru.

Efektivitas penyuluhan tidak hanya tergantung semata-mata pada pengetahuan

dan ketrampilan penyuluh perindustrian, tetapi hal yang lebih penting lagi adalah

kemampuannya untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara

penyuluh perindustrian dengan pengusaha/kliennya, penyuluh perindustrian adalah

seorang pembawa perubahan, perlu memiliki pemahaman yang mendalam akan

peranannya di dalam mempengaruhi orang, membantu pengusaha termasuk perajin

industri dan/atau pedagang kecil untuk mencari, menyadari dan menerapkan cara

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
yang lebih baik. Suatu cara yang telah teruji untuk menciptakan hubungan yang baik

adalah dengan jalan kedua belah pihak saling mengemukakan harapan-harapannya,

yaitu apa yang diharapkan oleh penyuluh perindustrian serta apa yang diharapkan

oleh pengusaha termasuk perajin industri dan/atau pedagang kecil.

Proses penyuluhan melibatkan penerapan teknik dan ketrampilan yang

disampaikan oleh penyuluh perindustrian yang sifatnya harus bilateral yaitu disatu

pihak timbul keinginan untuk menolong, dan dilain pihak kesediaan untuk ditolong,

sehingga klien akan menjadi berkembang yang pada saatnya mampu memberikan

sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada penyuluh perindustrian di Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan, yang beralamat jalan Jenderal A.H Nasution Medan,

Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Pebruari 2009.

III.2. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah sensus. Singarimbun dan

Effendy (1995), menyatakan bahwa: sensus merupakan penelitian yang mengambil

seluruh populasi menjadi sampel karena populasinya kecil dengan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum

menggunakan metode statistik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Nazir (2005), menyatakan

bahwa: penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Sedangkan Arikunto (2006), menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif

memiliki kejelasan unsur yang dirinci sejak awal, langkah penelitian yang sistematis,

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki

hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan

hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data serta analisis data yang

dilakukan setelah semua data terkumpul.

Penelitian ini besifat deskriptif eksplanatori. Sugiono (2004), menyatakan

bahwa: penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan

yang lain.

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh perindustrian yang ada

pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan yang berjumlah 45 orang.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling

jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (2004) sampling jenuh adalah teknik pengambilan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah

populasi kecil.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang

diperlukan adalah sebagai berikut:

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Wawancara (interview) dilakukan langsung kepada penyuluh perindustrian dan

pejabat struktural yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan penyuluh

perindustrian.

2. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan langsung kepada seluruh

penyuluh perindustrian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Medan.

3. Studi dokumentasi, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data

yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan berupa

dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian.

III.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) dan daftar

pertanyaan (questionaire).

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi.

III.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian adalah motivasi kerja

(Y), dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah kepuasan kerja (X1),

status dan tanggung jawab (X2), kompensasi yang memadai (X3), kondisi lingkungan

kerja (X4), serta keinginan dan harapan pribadi (X5).

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel III.1 sebagai berikut: 

Tabel III.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Pengukuran


Kepuasan Kepuasan kerja adalah hasrat 1. Puas terhadap pekerjaan selama ini Skala Likert
kerja untuk memenuhi kebutuhan 2. Puas terhadap prestasi yang dicapai
(X1) yang belum terpuaskan yang selama ini
mempengaruhi perilaku 3. Bertanggung jawab pada setiap pekerjaan
penyuluh. 4. Puas terhadap penghargaan yang
diberikan atas prestasi selama ini
5. Puas atas perhatian pimpinan terhadap
prestasi kerja
Tanggung Status dan tanggung jawab 1. Mendapatkan hak secara wajar Skala Likert
Jawab merupakan dambaan setiap 2. Mendapatkan bimbingan,
(X2) penyuluh dalam bekerja untuk 3. Mendapatkan penghargaan atas prestasi
memenuhi sence of achievement 4. Mendapatkan hak untuk mengambil
dalam tugas sehari-hari. kebijakan
5. Mendapatkan kewenangan penuh pada
setiap tugas yang telah menjadi tanggung
jawab
Kompen- Kompensasi merupakan alat 1. Insentif yang diperoleh sesuai dengan Skala Likert
sasi yang motivasi yang baik dalam beban kerja
memadai memberikan dorongan kepada 2. Mampu memberikan dorongan kearah
(X3) para penyuluh agar bekerja yang lebih positif dalam melayani
secara baik. masyarakat
3. Mendapatkan honor sesuai dengan
pekerjaan
4. Biaya perjalanan dinas sesuai dengan
jumlah hari
5. Pemberian tunjangan khusus karena
prestasi
Lingku- Lingkungan kerja adalah 1. Kondisi di lapangan menuntut agar Skala Likert
ngan keseluruhan sarana dan bekerja lebih baik lagi
Kerja prasarana kerja yang ada di 2. Fasilitas kerja yang mendukung
(X4) sekitar penyuluh dalam 3. Tersedianya alat bantu pekerjaan
melaksanakan pekerjaannya. 4. Lingkungan kerja yang cukup nyaman
5. Keamanan saat bekerja
Keinginan Seseorang mau bekerja keras 1. Kesempatan untuk mendapatkan diklat Skala Likert
dan bila ada harapan pribadi yang 2. Pimpinan terbuka terhadap saran dari
Harapan hendak diwujudkan menjadi penyuluh
(X5) kenyataan. 3. Memberikan kesempatan dalam setiap
kebijakan
4. Bersifat terbuka dan menghargai setiap
prestasi kerja
5. Memberikan kesempatan untuk
mengambil inisiatif

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel III.1
Motivasi Motivasi kerja adalah suatu 1. Mempunyai sifat agresif terhadap Skala Likert
Kerja dorongan yang muncul dari pekerjaan, kreatif, dan inisiatif
(Y) dalam diri untuk melakukan 2. Adanya peningkatan mutu pekerjaan
suatu guna mencapai tujuan 3. Memenuhi jam kerja yang telah
dalam rangka memenuhi ditentukan
keinginannya. 4. Setia dan jujur serta terjalin hubungan
antar karyawan dan pimpinan

III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum kuesioner diberikan kepada responden yang dijadikan sampel

penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas

dan reliabilitas dilakukan pada 30 (tiga puluh) orang yang tidak dijadikan responden

dalam penelitian. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan kepada penyuluh

perindustrian di Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Medan.

III.7.1. Uji Validitas

Gozali (2005), menyatakan bahwa: uji validitas dipergunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur

(one shot method), di mana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

Sugiyono (2004), menyatakan bahwa: “apabila validitas setiap pernyataan lebih besar

dari 0,30 atau > 0,30 maka butir pertanyaan dianggap valid”.

III.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabel menurut Kerlinger dalam Margono (2000), lebih mudah dimengerti

dengan memperhatikan 3 aspek dari suatu alat ukur, yaitu:

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Kemantapan

Di dalam pengertian mantap reliabilitas mengandung makna juga bisa

“diandalkan”. Suatu instrumen dikatakan mantap, apabila dalam mengukur sesuatu

dalam berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah,

instrumen tersebut memberikan hasil yang sama.

2. Ketepatan

Ketepatan, menunjuk kepada instrumen yang tepat/benar dalam mengukur

dari sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen di mana

pernyataannya jelas, mudah dimengerti dan rinci. Pertanyaan yang tepat menjamin

juga interpretasi tetap sama dari responden yang lain.

3. Homogenitas.

Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai kaitan erat satu

sama lain dalam unsur-unsur dasarnya. Ghozali, (2005). Lebih lanjut menjelaskan uji

reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach’s Alpha dengan mensyaratkan

suatu instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,60

atau > 0,60.

III.8. Metode Analisis Data

  Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis dalam

penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) untuk

menguji variabel bebas (kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang

memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi) terhadap variabel

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
terikat (motivasi kerja penyuluh perindustrian). Analisis regresi linier berganda

dipergunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi

oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.

1. Uji F (Uji secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada

pengaruh dari variabel bebas (kepuasan kerja, status dan tanggung jawab,

kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi)

terhadap variabel terikat (motivasi kerja penyuluh perindustrian).

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

H0: b1,b2,b3,b4,b5 = 0 (artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab,

kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan

dan harapan pribadi secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian)

Ha: b1,b2,b3,b4,b5 ≠ 0 (artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab,

kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta

keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama ber-

pengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian)

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0: diterima jika Fhitung < Ftabel dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95%

atau α = 0,05.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
H0: ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > F tabel dengan tingkat kepercayaan (confidence

interval) 95% atau α = 0,05.  

  Sugiono (2004) menyatakan bahwa: nilai Fhitung dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

R2 /k

F hitung ________________

( 1-R2 ) / ( n – k – 1 )

Di mana : R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel 

2. Uji t (Uji secara Parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari

Variabel bebas yaitu kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang

memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel

terikat yaitu motivasi kerja penyuluh perindustrian.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

H0: b1 = 0 (artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang

memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi secara

parsial tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh

perindustrian)

H0: b1 ≠ 0 (artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi

yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
pribadi secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh

perindustrian)

  Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0: diterima jika thitung < ttabel pada α = 0,05.

H0: ditolak (Ha diterima) jika thitung > ttabel pada α = 0,05.

Sugiono (2004) menyatakan bahwa: nilai thitung dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

rp √n-2

t=

1 - rp2

Di mana : t = nilai thitung

rp = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

III.9. Pengujian Asumsi Klasik

III.9.1. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2002), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Pada penelitian ini, untuk menganalisis apakah residual berdistribusi normal atau

tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Analisis Grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

pengambilan keputusan pada analisis grafik menurut Santoso (2002). Jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

III.9.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005), multikolinearitas adalah keadaan di mana variabel-

variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang

erat satu sama lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi bebas (independen). Model yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi satu sama lain.

Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis

matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat pada nilai

tolerance serta nilai variance inflation factor (VIF). Berdasarkan matriks korelasi

antar variabel-variabel bebas menunjukkan koefisien antar variabel yang paling

rendah, korelasi tertinggi. Indikasi adanya multikolinearitas jika terjadi korelasi antar

variabel bebas yang cukup tinggi, umumnya di atas 0,90 (Ghozali, 2005).

III.9.3. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Uji

ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Salah satu asumsi dalam regresi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians

dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola

tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu

varians dari residual, yang disebut dengan heterokedastisitas, sedangkan adanya

gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut

dengan homokedastisitas.

Menurut Gujarati dalam Ghozali (2005), bahwa salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heterokedasititas adalah dengan melakukan uji Glesjer

yaitu dengan meregress nilai absolut residual terhadap variabel independen. Uji

Glesjer dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut UT (Abs Ut), maka ada

indikasi terjadi heterokedastisitas.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan sesuai

dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas di Lingkungan Kota Medan, maka Dinas

Perindustrian dan Perdagangan adalah salah satu dari unit kerja pemerintahan Kota

Medan yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pelaksanaan pembangunan

pada sektor perdagangan, jasa, dan industri yang ada di Kota Medan. Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan terdiri dari gabungan eks Kantor

Departemen Perindustrian dan Kantor Departemen Perdagangan Kota Medan pada

tahun 1996.

Suatu perusahaan baik instansi pemerintah maupun swasta membutuhkan

adanya suatu struktur organisasi serta pembagian tugas yang jelas sehingga dalam

melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien dan akan mengurangi terjadinya

penyimpangan terhadap tujuan perusahaan atau kebijakan yang telah ditentukan oleh

kantor tersebut.

Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
IV.1.2. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan di dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sebagai aparatur pemerintahan daerah di dalam membina

dan mengembangkan sektor industri perdagangan dan jasa mempunyai visi sebagai

berikut: “Mewujudkan Kota Medan sebagai pusat industri perdagangan dan jasa yang

berdaya saing dan berwawasan lingkungan serta pemberdayaan ekonomi rakyat yang

menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Kota Medan menuju kota

metropolitan”.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan mempunyai misi untuk

mendukung agar visi tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah.

2. Meningkatkan peran pasar dalam negeri.

3. Terciptanya iklim usaha industri perdagangan yang kondusif.

4. Pengembangan pasar luar negeri melalui peningkatan ekspor non migas.

IV.1.3. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota


Medan

Suatu perusahaan baik instansi pemerintah maupun swasta membutuhkan

adanya struktur organisasi untuk dapat bekerja secara efektif. Struktur organisasi

adalah pola formal aktivitas dan hubungan antara berbagai sub-unit organisasi yang

secara jelas dapat terlihat konfigurasi posisi, penjabaran tugas, dan garis wewenang

diantara bagian suatu organisasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

91
92

didukung oleh 239 orang pegawai, 45 orang diantaranya adalah penyuluh

perindustrian mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Tugas dan fungsi dari setiap bagian dalam struktur organisasi pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas, di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 6 orang pegawai

eselon III dan 24 orang pegawai eselon IV bertanggung jawab untuk

melangsungkan pelaksanaan pembangunan pada sektor perdagangan, jasa, dan

industri yang ada di Kota Medan.

2. Bagian Tata Usaha, yang membawahi Sub bagian Kepegawaian, Sub Bagian

Keuangan, Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Perlengkapan.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas

di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya, adapun

fungsi dari pada Bagian Tata Usaha adalah, menyusun rencana kegiatan kerja.

Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.

Mengelola urusan administrasi kepegawaian. Mengelola urusan keuangan dan

perbendaharaan serta penyusunan laporan keuangan. Melaksanakan pengelolaan

urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya, serta melaksanakan tugas-tugas

lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Sub Dinas Perencanaan, yang membawahi Seksi Penyusunan Program

Perindustrian, Seksi Penyusunan Program Perdagangan, Seksi Data dan Informasi

serta Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

92
93

Sub Dinas Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di

bidang perencanaan, adapun fungsinya adalah Menyusun rencana kegiatan kerja.

Mempersiapkan dan merumuskan rencana program kerja serta

mengkoordinasikan dengan unit terkait. Mengumpulkan, merumuskan kebijakan

dan menyajikan data di bidang perindustrian dan perdagangan. Mengevaluasi,

menganalisis dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan program kerja dinas

serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepada dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Sub Dinas Perindustrian, yang membawahi Seksi Agro dan Hasil Hutan, Seksi

Industri Tekstil, Kimia dan Tambang, Seksi Logam, Elektrik, dan perekayasaan

serta Seksi Pengembangan dan Pembinaan, dengan tugas melaksanakan sebagian

tugas dinas di bidang perindustrian yang meliputi pembinaan dan pengembangan

sarana usaha serta peningkatan mutu hasil produksi. Sub Dinas Perindustrian

mempunyai fungsi: Menyusun rencana kegiatan kerja. Memberikan bimbingan

teknis untuk peningkatan usaha, produksi dan melaksanakan penerapan standar

dan penerapan teknologi serta melaksanakan pengawasan diversifikasi dan mutu

di bidang agro dan hasil hutan, industri kimia, tekstil dan tambang, logam,

elektronika, mesin dan perekayasaan. Membina dan mengembangkan usaha dan

produksi serta melaksanakan hubungan kerjasama dengan mitra usaha industri.

Memberikan pelayanan penerbitan izin di bidang industri sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, memantau, mengevaluasi dan melaporkan

kegiatan di bidang perindustrian.

93
94

5. Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah, yang membawahi Seksi Industri Kecil

dan Menengah, Seksi Dagang Kecil dan Menengah, Seksi Iklim Usaha dan Seksi

Industri dan Dagang Informal, adapun fungsinya adalah Menyusun rencana

kegiatan. Menyusun petunjuk teknis pembinaan kegiatan di bidang usaha industri

kecil dan menengah, dagang kecil dan menengah serta industri dan dagang

informal. Mempersiapkan bahan pembinaan di bidang iklim usaha. Melaksanakan

bimbingan dalam pengembangan sarana, usaha, produksi di bidang usaha kecil

dan menengah, dagang kecil dan menengah serta industri dan dagang informal.

Melaksanakan pemantauan di bidang industri dagang kecil dan menengah serta

menciptakan kerjasama dengan dunia usaha di bidang industri kecil dan

menengah.

6. Sub Dinas Perdagangan, yang membawahi Seksi Usaha Perdagangan, Seksi

Pendaftaran Perusahaan, Seksi Metrologi, Seksi Pembinaan dan Pengembangan.

Tugas dari pada Sub Dinas Perdagangan adalah melaksanakan tugas dinas

di bidang perdagangan yang meliputi pembinaan pengembangan kegiatan usaha

perdagangan baik ekspor maupun impor, adapun fungsinya adalah Menyusun

rencana kegiatan kerja. Menyusun petunjuk teknis di bidang kegiatan usaha

perdagangan. Memberikan pelayanan penerbitan izin usaha perdagangan.

Menerbitkan tanda daftar perusahaan dan penyajian data informasi perusahaan

serta melakukan penyidikan terhadap pelanggaran tindak pidana wajib daftar

perusahaan. Melaksanakan pemantauan penyaluran barang serta fasilitas

distribusi bahan kebutuhan pokok. Melaksanakan pengelolaan standar alat ukur,

94
95

7. Sub Dinas Pengawasan, yang membawahi Seksi Perlindungan Konsumen, Seksi

Pengawasan Perindustrian, Seksi Pengawasan Perdagangan, Seksi Penyuluhan

dan Promosi. Sub Dinas Pengawasan mempunyai fungsi Menyusun rencana

kegiatan kerja. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan perindustrian dan

perdagangan. Melaksanakan pengawasan terhadap pencemaran usaha

perindustrian dan perdagangan. Melaksanakan kegiatan pameran dan promosi

hasil hasil perindustrian dan perdagangan didalam negeri dan luar negeri.

Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan peraturan perundang-undangan

perindustrian dan perdagangan serta penerbitan izin gangguan.

95
96

Struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat

dilihat pada Gambar IV.1 sebagai berikut.

  KEPALA
DINAS

  BAGIAN
TATA
USAHA
 
SUBBAG SUBBAG SUBBAG SUBBAG
  UMUM KEPEG KEU PERLENG

 
SUBDIS SUBDIS
   SUBDIS        SUBDIS SUBDIS PERDAGANG PENGAWAS
PERENCANAAN PERINDUSTRIAN IDKM
  AN AN

  KASI.
KASI
KASI PENY. KASI. AGRO & PERLINDUNG.
HSL HUTAN KASI. IKM USAHA KONSUMEN
PROG.DAG PERDAG
  IND

  KASI. TEX, KASI. DAG. KASI PENDF. KASI WAS


KASI PENY. KIMIA, TAMB K.M PERUSH IND
PROG.DAG
 
KASI. LOG, KASI IKLIM KASI KASI WAS.
  KASI. DATA ELEKT, MESIN, USAHA METROLOGI DAG
INFORMASI PEREKAYASAAN

 
KASI. IND & KASI.
KASI, KASI. PEMB
DAG PENYULU &
KASI. PEMB & & PENGEMB
  EVALLAP PENGEMB INFORMAL PROMO

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, 2008

 
Gambar IV.1. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

96
97

IV.2. Karakteristik Responden

Pada sub-bagian ini akan dijelaskan secara deskriptif mengenai karakteristik

responden yang diperoleh melalui survei yang dilakukan. Kegunaan sub-bagian ini

adalah untuk melihat sebaran dan kondisi responden penelitian ini sehingga dapat

diperlihatkan keberadaan responden yang mengikuti penelitian ini.

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Deskripsi tentang tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel

IV.1 di bawah ini.

Tabel IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) %


1. SMU 4 8,89
2. Diploma III 5 11,11
3. Strata – 1 34 75,56
4. Strata – 2 2 4,44
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.1 dapat dilihat bahwa 4 orang (8,89%) responden memiliki

berpendidikan SMU, 5 orang (11,11%) responden memiliki pendidikan D3, 34 orang

(75,56%) responden memiliki pendidikan S-1 dan hanya 2 orang (4%) responden

yang memiliki pendidikan S-2. Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa

yang memiliki latar belakang pendidikan strata-1 lebih dominan hal ini akan sangat

berpengaruh pada kemampuannya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pada

daftar pertanyaan yang diajukan. Dari data pada Tabel IV.1 menunjukkan bahwa

kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dapat

dipertanggungjawabkan.

97
98

IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi tentang jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel IV.2

di bawah ini.

Tabel IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) %


1. Perempuan 17 37,78
2. Laki-Laki 28 62,22
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.2 dapat dilihat bahwa 17 orang (37,78%) responden memiliki

jenis kelamin wanita, dan 28 orang (62,22%) responden memiliki jenis kelamin laki-

laki. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa jumlah penyuluh lebih banyak laki-laki

dibandingkan dengan perempuan.

IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi tentang usia (umur) responden dapat dilihat pada Tabel IV.3

di bawah ini.

Tabel IV.3. Karakteristik Usia Responden

No. Usia (Tahun) Jumlah (orang) %


1. < 30 4 8,89
2. 30 – 40 13 28,89
3. 40 – 50 24 53,33
4. > 50 4 8,89
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.3 dapat dilihat bahwa 4 orang (8,89%) responden memiliki

usia yang lebih kecil dari 30 tahun, 13 orang (28,89%) responden memiliki usia

98
99

antara 30 hingga 40 tahun, 24 orang (53,33%) responden memiliki usia antara 40

hingga 50 tahun dan hanya 4 orang (8,89%) responden yang memiliki usia di atas 50

tahun. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa tingkat usia responden berada pada

tingkat usia 40 – 50 tahun. Tingkat usia rata-rata responden ini akan sangat

menentukan pada kematangannya dalam memberikan penyuluhan kepada dunia

usaha.

IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Deskripsi tentang lama bekerja responden dapat dilihat pada Tabel IV.4

di bawah ini.

Tabel IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No. Lama Bekerja (Tahun) Jumlah (orang) %


1. 0 – 10 14 31,11
2. 10 – 20 15 33,33
3. > 20 16 35,55
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.4 dapat dilihat bahwa 14 orang (31,11%) responden telah

bekerja selama kurang dari 10 tahun, 15 orang (33,33%) responden telah memiliki

pengalaman bekerja antara 10 – 20 tahun, dan 16 orang (35,55%) responden telah

memiliki pengalaman bekerja lebih dari 20 tahun. Secara rata-rata dapat dikatakan

bahwa tingkat pengalaman bekerja responden merata pada setiap kelompok. Semakin

tinggi pengalaman bekerja penyuluh akan lebih memberikan pemecahan masalah

yang baik bagi industri kecil maupun usaha dagang kecil yang berada di bawah

pembinaan mereka.

99
100

IV.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Deskripsi tentang status pernikahan responden dapat dilihat pada Tabel IV.5

di bawah ini.

Tabel IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No. Status Pernikahan Jumlah (orang) %


1. Belum Menikah 6 13,33
2. Sudah Menikah 39 86,67
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.5 dapat dilihat bahwa 6 orang (13,33%) responden belum

menikah, dan 39 orang (86,67%) responden telah menikah. Secara rata-rata dapat

dikatakan bahwa para penyuluh telah menikah. Data ini menunjukkan bahwa

pernikahan tidak menghalangi responden untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan

yang dilaksanakan demi meningkatkan kemampuan dan pembinaan mereka terhadap

dunia usaha maupun dunia industri.

IV.3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan dengan mencoba

daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada responden terhadap responden lainnya

diluar sampel yang telah ditentukan, dalam penelitian ini dilakukan kepada penyuluh

perindustrian yang ada pada Balai Riset dan Standardisasi Medan sebanyak 30 orang

penyuluh.

100
101

IV.3.1. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid mempunyai arti bahwa alat ukur yang digunakan dalam

bentuk pertanyaan untuk memperoleh data (mengukur) juga dinyatakan valid. Item

yang memiliki korelasi positip tinggi dapat dianggap memiliki validitas yang tinggi

pula. Masrun dan Sugiyono (2006) menuliskan dalam bukunya bahwa suatu

instrument valid apabila nilai r > 0,3.

IV.3.1.1.Uji Validitas Instrumen Kepuasan

Pada Tabel IV.6 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan responden. Nilai rhitung keseluruhannya >

0,3 yang berarti bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kepuasan adalah valid.

Tabel IV.6. Uji Validitas Instrumen Kepuasan

No. Pertanyaan rhitung Keterangan

1 Kepuasan terhadap hasil pekerjaan 0,711 Valid


2 Kepuasan terhadap prestasi kerja 0,663 Valid
3 Bertanggungjawab terhadap pekerjaan 0,328 Valid
4 Puas terhadap penghargaan 0,662 Valid
5 Puas terhadap perhatian pimpinan 0,664 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.3.1.2. Uji Validitas Instrumen Status dan Tanggung Jawab

Pada Tabel IV.7 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat status dan tanggung jawab responden. Nilai rhitung

keseluruhannya > 0,3 yang menandakan bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat

status dan tanggung jawab adalah valid.

101
102

Tabel IV.7. Uji Validitas Instrumen Status dan Tanggung Jawab

No. Pertanyaan rhitung Keterangan


1. Memperoleh hak penuh dalam melaksanakan 0,715 Valid
pekerjaan
2. Mendapat bimbingan dalam kewenangan yang 0,756 Valid
dimiliki
3. Dihargai sesuai dengan beban pekerjaan 0,427 Valid
4. Diberi hak sesuai dengan tanggung jawab yang 0,749 Valid
diberikan
5. Diberikan wewenang penuh pada tugas yang 0,580 Valid
telah menjadi tanggung jawabnya.
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.3.1.3. Uji Validitas Instrumen Kompensasi

Pada Tabel IV.8 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat kompensasi responden. Nilai rhitung keseluruhannya

> 0,3 yang menandakan bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kompensasi adalah

valid.

Tabel IV.8. Uji Validitas Instrumen Kompensasi

No. Pertanyaan rhitung Keterangan


1. Penghasilan yang sesuai 0,693 Valid
2. Penghasilan mendorong pekerjaan 0,586 Valid
3. Honor sesuai dengan pekerjaan 0,667 Valid
4. Biaya perjalanan dinas yang sesuai 0,748 Valid
5. Insentif yang diterima 0,633 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.3.1.4. Uji Validitas Instrumen Lingkungan Kerja

Pada Tabel IV.9 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur lingkungan kerja responden. Nilai rhitung keseluruhannya >

102
103

0,3 yang menandakan bahwa setiap butir pertanyaan dari lingkungan kerja adalah

valid.

Tabel IV.9. Uji Validitas Instrumen Lingkungan Kerja

No. Pertanyaan rhitung Keterangan


1. Kondisi di lapangan 0,632 Valid
2. Fasilitas kerja 0,801 Valid
3. Alat bantu pekerjaan 0,757 Valid
4. Kenyamanan kantor 0,779 Valid
5. Terjalinnya hubungan yang harmonis 0,810 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.3.1.5. Uji Validitas Instrumen Harapan dan Keinginan Pribadi

Pada Tabel IV.10 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur harapan dan keinginan pribadi responden. Nilai rhitung

keseluruhannya > 0,3 yang menandakan bahwa setiap butir pertanyaan dari harapan

dan keinginan pribadi adalah valid.

Tabel IV.10. Uji Validitas Instrumen Harapan dan Keinginan Pribadi

No. Pertanyaan rhitung Keterangan


1. Kesempatan untuk mengikuti diklat 0,475 Valid
2. Memperoleh kesempatan dalam promosi jabatan 0,741 Valid
3. Pemberian kesempatan dalam kebijakan 0,713 Valid
4. Sikap pimpinan yang terbuka dan menghargai 0,637 Valid
bawahan
5. Pimpinan memberikan kesempatan untuk 0,755 Valid
melakukan inisiatif
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

103
104

IV.3.1.6 Uji Validitas Instrumen Motivasi

Pada Tabel IV.11 dapat dilihat nilai rhitung untuk setiap butir pertanyaan untuk

mengukur tingkat motivasi responden. Nilai rhitung keseluruhannya > 0,3 yang

menandakan bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat motivasi adalah valid.

Tabel IV.11. Uji Validitas Instrumen Motivasi

No. Pertanyaan rhitung Keterangan


1. Memiliki sifat agresif terhadap pekerjaan 0,642 Valid
2. Selalu kreatif dalam melaksanakan pekerjaan 0,645 Valid
3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari 0,712 Valid
4. Selalu mematuhi jam kerja yang telah ditentukan 0,504 Valid
5. Setiap tugas yang diberikan sesuai dengan 0,590 Valid
kemampuan karyawan
6. Insentif kerja dapat mendorong prestasi 0,661 Valid
7. Kesetiaan dan kejujuran perlu diperhatikan 0,602 Valid
karyawan
8. Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan 0,663 Valid
pimpinan secara baik
9. Tercapainya tujuan perorangan dan tujuan 0,627 Valid
organisasi
10. Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat 0,503 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan

untuk pertanyaan yang diulang adalah sama atau jawabannya sama. Uji ini digunakan

untuk melihat konsistensi jawaban. Pengujian reliabilitas (tingkat kehandalan) dari

suatu variabel dapat dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Ghozali (2002)

menuliskan dalam bukunya bahwa suatu instrument dikatakan handal apabila nilai

Cronbach Alphanya > 0,60.

104
105

Pada Tabel IV.12 di atas dapat dilihat nilai Cronbach_alpha untuk setiap

variabel yang digunakan. Nilai Cronbach-Alpha keseluruhannya > 0,6 yang

menandakan bahwa setiap butir variabel adalah handal (reliable).

Tabel IV.12. Uji Reliabilitas Instrumen

No. Instrumen Nilai Cronbach Alpha Keterangan


1. Motivasi 0,954 Reliabel
2. Kepuasan 0,814 Reliabel
3. Status dan Tanggungjawab 0,843 Reliabel
4. Kompensasi 0,919 Reliabel
5. Lingkungan Kerja 0,911 Reliabel
6. Harapan dan Keinginan Pribadi 0,934 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

IV.4. Penjelasan Jawaban Responden

IV.4.1. Variabel Kepuasan Kerja

Tanggapan responden tentang kepuasan kerja sebagai penyuluh perindustrian

pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat dilihat pada

Tabel IV.13 berikut ini.

Tabel IV.13. Distribusi Kuesioner Kepuasan Kerja

KEPUASAN KERJA TOTAL


TANGGAPAN Sgt
RESPONDEN Tdk Krg SGT
Tdk % % % STJ % % JLH %
STJ STJ STJ
STJ

Merasa sangat puas terhadap


0 0 0 0 7 15,56 27 60,00 11 24,44 45 100
pekerjaan
Merasa sangat puas terhadap
0 0 0 0 6 13,33 27 60,00 12 26,67 45 100
prestasi selama ini
Bertanggung jawab terhadap
0 0 0 0 0 0,00 20 44,44 25 55,56 45 100
pekerjaan
Puas terhadap penghargaan
0 0 0 0 0 0,00 17 37,78 28 62,22 45 100
yang diberikan selama ini

105
106

Lanjutan Tabel IV.13

Puas terhadap perhatian


0 0 0 0 0 0,00 17 37,78 28 62,22 45 100
pimpinan
TOTAL 0 0 0 0 13 28,89 108 240,00 104 231,11 225 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.13 terlihat bahwa tanggapan responden tentang kepuasan kerja

sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Medan sebanyak 7 orang (15,56%) mengatakan kurang setuju terhadap

pernyataan merasa sangat puas terhadap pekerjaan sebagai penyuluh dan sebanyak 6

orang atau (13,33%) mengatakan kurang setuju terhadap pernyataan merasa puas

terhadap prestasi yang dicapai selama ini. Dapat dibuat kesimpulan bahwa jawaban

responden sebagian besar setuju dan sangat setuju dengan pernyataan pada variabel

kepuasan kerja.

IV.4.2. Variabel Status dan Tanggung Jawab

Tanggapan responden tentang status dan tanggung jawab sebagai penyuluh

perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat

dilihat pada Tabel IV.14 berikut ini.

Tabel IV.14 Distribusi Kuesioner Status dan Tanggung Jawab

STATUS DAN TANGGUNG JAWAB TOTAL


TANGGAPAN RESPONDEN Sgt
Tdk Krg SGT
Tdk % STJ
% STJ
% STJ % STJ
% JLH %
STJ

Anda mendapatkan hak scr penuh


dari pimpinan dlm melaksanakan 0 0 1 2,22 14 31,11 27 60,00 3 6,67 45 100
tugas kedinasan
Anda mendapatkan bimbingan ttg
kewenangan yang diberikan 0 0 0 0,00 12 26,67 27 60,00 6 13,33 45 100
pimpinan

106
107

Lanjutan Tabel IV.14 

Pekerjaan anda dihargai sesuai


0 0 0 0,00 8 17,78 18 40,00 19 42,22 45 100
dengan jabatan yang diberikan
Anda selalu diberikan hak untuk
mengambil kebijakan sesuai 0 0 0 0,00 1 2,22 26 57,78 18 40,00 45 100
dengan tugas dan tanggung jawab
Pimpinan memberikan wewenang
penuh pada setiap tugas yg 1 2,22 0 0,00 0 0,00 22 48,89 22 48,89 45 100
diberikan
TOTAL 1 2,22 1 2,22 35 77,78 120 266,67 68 151,11 225 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.14 terlihat bahwa tanggapan responden tentang status dan

tanggung jawab sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan sebanyak 14 orang (31,11%) mengatakan kurang setuju

terhadap pernyataan mendapatkan hak secara penuh dari pimpinan dalam

melaksanakan tugas kedinasan dan sebanyak 12 orang (26,67%) mengatakan kurang

setuju terhadap pernyataan telah mendapatkan bimbingan tentang kewenangan yang

diberikan oleh pimpinan, sebanyak 8 orang (17,78%) mengatakan kurang setuju

terhadap pernyataan pekerjaan telah dihargai sesuai dengan jabatan yang telah

dilimpahkan dan sebanyak 1 orang (2,22%) menyatakan kurang setuju terhadap

pernyataan selalu diberikan hak untuk mengambil kebijakan sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban responden

sebagian besar setuju dan sangat setuju dengan pernyataan pada variabel status dan

tanggung jawab.

107
108

IV.4.3. Variabel Kompensasi yang memadai

Tanggapan responden tentang kompensasi yang memadai sebagai penyuluh

perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat

dilihat pada Tabel IV.15 berikut ini.

Tabel IV.15 Distribusi Kuesioner Kompensasi yang Memadai

KOMPENSASI YANG MEMADAI TOTAL


TANGGAPAN
Sgt
RESPONDEN Tdk Krg SGT
Tdk % % % STJ % % JLH %
STJ STJ STJ
STJ
Penghasilan sesuai dgn beban
1 2,22 0 0,00 15 33,33 21 46,67 8 17,78 45 100
kerja
Penghasilan selama ini tlh
mendorong kearah yang lbh 0 0,00 0 0,00 13 28,89 21 46,67 11 24,44 45 100
positif
Pemberian honor sesuai
0 0,00 0 0,00 7 15,56 20 44,44 18 40,00 45 100
dengan beban kerja
Pemberian biaya perjalanan
0 0,00 0 0,00 2 4,44 19 42,22 24 53,33 45 100
dinas sesuai dengan jlh hari
Pemberian insentif krn
0 0,00 0 0,00 4 8,89 14 31,11 27 60,00 45 100
prestasi kerja

TOTAL 1 2,22 0 0,00 41 91,11 95 211,11 88 195,56 225 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.15 terlihat bahwa tanggapan responden tentang kompensasi

yang memadai sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan sebanyak 15 orang atau (33,33%) mengatakan kurang

setuju terhadap pernyataan penghasilan yang diperoleh sesuai dengan beban kerja

yang diberikan dan sebanyak 13 orang atau (28,89%) menyatakan kurang setuju

terhadap pernyataan penghasilan yang diperoleh selama ini telah mendorong kearah

yang lebih positif untuk melayani masyarakat, sebanyak 7 orang atau (15,56%)

menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan karyawan selalu mendapatkan honor

108
109

sesuai dengan beban pekerjaan dan sebanyak 2 orang atau (4,44%) menyatakan

kurang setuju terhadap pernyataan biaya perjalanan dinas sesuai dengan hari kerja

yang dilaksanakan dan 4 orang atau (8,89%) menyatakan kurang setuju terhadap

pernyataan insentif selalu diperhatikan karena prestasi kerja meningkat. Secara umum

dapat disimpulkan bahwa jawaban responden sebagian besar setuju dan sangat setuju

dengan pernyataan pada variabel kompensasi yang memadai.

IV.4.4. Variabel Kondisi Lingkungan Kerja

Tanggapan responden tentang kompensasi yang memadai sebagai penyuluh

perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Medan dapat

dilihat pada Tabel IV.16 berikut ini.

Tabel IV.16. Distribusi Kuesioner Kondisi Lingkungan Kerja

KONDISI LINGKUNGAN KERJA TOTAL


TANGGAPAN Sgt
RESPONDEN Tdk Krg SGT
Tdk % % % STJ % % JLH %
STJ STJ STJ
STJ
Kondisi di lapangan
menuntut untuk bekerja 0 0 1 2,22 11 24,44 20 44,44 13 28,89 45 100
lebih baik lagi
Fasilitas kerja
mendukukung ketenangan 0 0 0 0,00 8 17,78 24 53,33 13 28,89 45 100
bekerja
Ketersediaan alat bantu
0 0 0 0,00 5 11,11 20 44,44 20 44,44 45 100
pekerjaan
Lingkungan kerja cukup
0 0 0 0,00 1 2,22 20 44,44 24 53,33 45 100
nyaman
Hubungan yang harmonis
0 0 0 0,00 0 0,00 12 26,67 33 73,33 45 100
dengan pimpinan

TOTAL 0 0 1 2,22 25 55,56 96 213,33 103 228,89 225 100


Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.16 terlihat bahwa tanggapan responden tentang kompensasi

yang memadai sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan sebanyak 11 orang (24,44%) mengatakan kurang setuju

109
110

terhadap pernyataan kondisi di lapangan menuntut untuk selalu bekerja lebih baik

lagi, dan sebanyak 8 orang (17,78%) mengatakan kurang setuju terhadap pernyataan

pengaturan fasilitas kerja mendukung bagi ketenangan kerja, sebanyak 5 orang atau

(11,11%) mengatakan kurang setuju terhadap pernyataan tersedianya alat bantu

pekerjaan mendorong untuk bekerja lebih efisien dan sebanyak 1 orang (2,22%)

mengatakan kurang setuju terhadap pernyataan lingkungan kerja cukup nyaman dan

menyenangkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, secara umum dapat terlihat

bahwa jawaban responden sebagian besar setuju dan sangat setuju dengan pernyataan

pada variabel kondisi lingkungan kerja.

IV.4.5. Variabel Keinginan dan Harapan Pribadi

Tanggapan responden tentang variabel keinginan dan harapan pribadi sebagai

penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Medan dapat dilihat pada Tabel IV.17 berikut ini.

Tabel IV.17. Distribusi Kuesioner Keinginan dan Harapan Pribadi

KEINGINAN DAN HARAPAN PRIBADI TOTAL


TANGGAPAN Sgt
RESPONDEN Tdk Krg SGT
Tdk % % % STJ % % JLH %
STJ STJ STJ
STJ
Pimpinan memberikan
kesempatan untuk
1 2,22 0 0,00 12 26,67 20 44,44 12 26,67 45 100
mengikuti pendidikan dan
pelatihan
Proses dalam mendapatkan
kesempatan dalam
promosi jabatan sesuai 0 0,00 1 2,22 12 26,67 18 40,00 14 31,11 45 100
dengan aturan dan prestasi
kerja
Pimpinan selalu pemberian
kesempatan kepada
0 0,00 0 0,00 1 2,22 30 66,67 14 31,11 45 100
karyawan dalam membuat
setiap kebijakan

110
111

Lanjutan Tabel IV.17. 


Pimpinan bersikap terbuka
dan menghargai setiap 0 0,00 0 0,00 0 0,00 20 44,44 25 55,56 45 100
karya dari bawahan
Pimpinan memberi
kesempatan kepada
karyawan untuk 0 0,00 0 0,00 0 0,00 19 42,22 26 57,78 45 100
mengambil inisiatif dalam
pelaksanaan tugas
TOTAL 1 2,22 1 2,22 25 55,56 107 237,78 91 202,22 225 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.17 terlihat bahwa tanggapan responden tentang variabel

keinginan dan harapan pribadi sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan sebanyak 12 orang (26,67%)

menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan pimpinan selalu memberikan

kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan sebanyak 1 orang atau

(2,22%) memberikan pernyataan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut.

Sebanyak 12 orang (26,67%) mengatakan kurang setuju terhadap pernyataan bahwa

proses dalam mendapatkan kesempatan untuk promosi jabatan berjalan sesuai dengan

aturan dan prestasi kerja karyawan. Sebanyak 1 orang atau (2,22%) menyatakan

kurang setuju terhadap pernyataan pimpinan selalu memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk memberikan masukan di dalam setiap membuat kebijakan.

Sedangkan untuk pernyataan pimpinan bersikap terbuka dan menghargai setiap karya

dari karyawan dan pernyataan pemberian kesempatan kepada karyawan untuk

mengambil inisiatif didalam melaksanakan tugas tidak ada responden yang

menyatakan kurang setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju.

111
112

IV.4.6. Variabel Motivasi Kerja

Tanggapan responden tentang kompensasi yang memadai sebagai penyuluh

perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat

dilihat pada Tabel IV.18 berikut ini.

Tabel IV.18. Distribusi Kuesioner Motivasi Kerja

MOTIVASI KERJA TOTAL


TANGGAPAN Sgt
RESPONDEN Tdk Krg SGT
Tdk % % % STJ % % JLH %
STJ STJ STJ
STJ
Sifat agresif thdp pekerjaan
0 0,00 0 0,00 0 0,00 28 62,22 17 37,78 45 100
mencerminkan motivasi
Kreatif mencerminkan
0 0,00 0 0,00 0 0,00 27 60,00 18 40,00 45 100
motivasi
Mutu pekerjaan meningkat
0 0,00 0 0,00 1 2,22 27 60,00 17 37,78 45 100
mencerminkan motivasi
Mematuhi jam kerja
1 2,22 0 0,00 1 2,22 27 60,00 16 35,56 45 100
mencerminkan motivasi
Pemberian tugas sesuai
0 0,00 0 0,00 1 2,22 24 53,33 20 44,44 45 100
kemampuan karyawan
Insentif dapat mendorong
0 0,00 0 0,00 0 0,00 16 35,56 29 64,44 45 100
prestasi kerja
Sifat kesetiaan dan
kejujuran perlu 0 0,00 0 0,00 0 0,00 24 53,33 21 46,67 45 100
diperhatikan
Hubungan yang harmonis
dapat meningkatkan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 22 48,89 23 51,11 45 100
motivasi
Motivasi kerja dapat
0 0,00 0 0,00 0 0,00 14 31,11 31 68,89 45 100
mencapai tujuan organisasi
Informasi yang tepat dan
akurat mencerminkan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 15 33,33 30 66,67 45 100
motivasi
TOTAL 1 2,22 0 0,00 3 6,67 133 295,56 88 195,56 225 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.18 terlihat bahwa tanggapan responden tentang kompensasi

yang memadai sebagai penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Medan sebanyak 1 orang (2,22%) mengatakan kurang setuju

terhadap pernyataan mutu pekerjaan meningkat mencerminkan motivasi kerja dan

sebanyak 1 orang atau (2,22%) menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan selalu

mematuhi jam kerja mencerminkan terjadinya motivasi kerja dan sebanyak 1 orang

112
113

atau (2,22%) menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak

1 orang atau (2,22%) menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan intensif dapat

mendorong sifat kesetiaan dan kejujuran perlu mendapat perhatian, hubungan yang

harmonis dapat meningkatkan motivasi kerja, motivasi kerja dapat mencapai tujuan

organisasi dan penghasilan informasi yang tepat dan akurat mencerminkan adanya

motivasi kerja tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju atau

sangat tidak setuju, secara umum dapat terlihat bahwa jawaban responden sebagian

besar setuju dan sangat setuju dengan pernyataan pada variabel motivasi kerja.

IV.5. Pengujian Asumsi Klasik

IV.5.1. Uji Normalitas

Peneliti dalam melakukan regresi berganda atau yang lainnya, yang pertama

kali dilakukan adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk

melihat apakah model regresi yang digunakan memiliki residual yang terdistribusi

secara normal. Suatu regresi apabila didapatkan residual yang tidak tersebar secara

normal maka akan menghasilkan regresi yang tidak baik atau tidak konsisten dan

efisien.

Pada pengujian ini, akan dilakukan hanya dengan pengujian grafis atau kurva

untuk melihat apakah residualnya tersebar secara normal atau tidak. Uji dengan

analisis grafis dilakukan dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan antara kemungkinan kumulatif dari pengamatan (observed

cumulative probability) dengan kemungkinan pengamatan yang diharapkan (expected

113
114

cumulative probability). Hal ini dilakukan hanya dengan melihat perilaku dari titik-

titik yang tergambar. Apabila titik-titik menyebar mengikuti arah garis diagonal atau

sepanjang garis diagonal dan tidak ada penyebaran yang ekstrim, maka dapat

dinyatakan bahwa model regresi tersebut mengikuti atau telah memenuhi asumsi

normalitas.

Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar IV.1 berikut ini.

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Gambar IV.1. Hasil Uji Normalitas

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa sebaran titik berada

sepanjang garis diagonal yang ditunjukkan pada gambar di atas. Ini menunjukkan

bahwa model regresi ini telah memenuhi asumsi kenormalan dari data sehingga

diharapkan hasilnya akan baik atau akan sesuai dengan asumsi klasik dari suatu

regresi.

IV.5.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat

antar variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Keberadaan

114
115

multikolinearitas dalam suatu regresi akan mengganggu hasil regresi tersebut

sehingga tidak menghasilkan parameter yang efisien dan efektif sehingga akan

membuat kesalahan dalam parameter yang dihasilkan. Regresi yang baik adalah suatu

regresi yang tidak memiliki multikolinearitas di dalamnya sehingga tidak ada

gangguan yang diharapkan akan terjadi pada regresi tersebut.

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan metode yang agak rumit atau

dengan metode yang terdapat dalam program SPSS. Melalui program yang

digunakan, keberadaan multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat tabel

korelasi antar variabel bebas dan melihat angka koefisien korelasinya. Ghozali (2005)

dalam bukunya menuliskan bahwa keberadaan multikolinearitas dapat dilihat melalui

nilai VIF (Variance Inflation Factors) atau nilai toleransinya. Keberadaan

multikolinearitas dapat dilihat apabila nilai VIF < 10 atau secara kebalikannya

dengan melihat nilai toleransinya yang > 0,1 dan sebaliknya.

Hasil perhitungan nilai VIF atau toleransi yang dilakukan untuk regresi yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel IV.19 di bawah ini.

Tabel IV.19. Hasil Pengujian Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Kepuasan Kerja (X1) .285 3.506
Status dan Tanggung jawab (X2) .262 3.810
Kompensasi yang Memadai (X3) .299 3.344
Kondisi Lingkungan Kerja (X4) .148 6.757
Keinginan dan Harapan Pribadi (X5) .103 9.756
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

115
116

Pada hasil perhitungan yang terdapat pada Tabel IV.19 dapat dilihat bahwa

semua variabel memiliki nilai VIF yang < 10 dan nilai toleransinya yang > 0,1. Ini

menunjukkan bahwa indikasi keberadaan multikolinearitas pada persamaan yang

dilakukan tidak terbukti. Dengan kata lain, tidak terdapat multikolinearitas dalam

persamaan yang dilakukan atau hubungan yang terjadi antar variabel bebas dapat

ditoleransi sehingga tidak akan mengganggu hasi regresi.

IV.5.3. Uji Heterokedastisitas

Salah satu uji yang sangat penting dilakukan untuk data kerat lintang (cross-

sectional data) adalah keberadaan varians dari data tersebut atau yang sering disebut

dengan uji heterokedastisitas. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah pengambilan

sampel dilakukan dengan benar pada populasi yang tepat atau dengan perkataan lain

apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual regresi tersebut. Suatu model

regresi yang mengandung heterokedastisitas akan menghasilkan parameter yang bias

sehingga akan menyebabkan kesalahan dalam perlakuannya. Suatu model yang baik

apabila di dalamnya tidak diperoleh hetereokedastisitas melainkan homokedastisitas.

Dengan menggunakan Program SPSS, dapat dilihat plot grafik atau hubungan

antara variabel terikatnya dengan nilai residualnya. Heterokedastisitas akan muncul

apabila terdapat pola tertentu antar keduanya, seperti pola bergelombang dan

kontinyu atau menyempit atau melebar yang teratur. Homokedastisitas akan muncul

apabila tidak diperoleh pola yang jelas atau titik-titik yang diperoleh menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

116
117

Hasil perhitungan dan grafik dari plot data tersebut dapat dilihat pada Gambar

IV.3. Hasil Uji Heterokedastisitas di bawah ini.

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Gambar IV.2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Pada Gambar IV.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di antara titik nol

dan berada menyebar di atas dan di bawah garis nol tersebut secara acak. Ini

mengindikasikan atau dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak

mengindikasikan adanya heterokedastisitas.

IV.6. Uji Hipotesis

Pada bagian sebelumnya telah diuji asumsi klasik pada suatu persamaan atau

regresi dan telah diperoleh hasil di mana regresi berganda yang telah diestimasi telah

memenuhi asumsi-asumsi klasik. Pada bagian selanjutnya akan dilakukan pengujian

117
118

terhadap hasil regresi yang diperoleh baik secara serempak dengan menggunakan Uji-

F dan melakukan pengujian parsial dengan menggunakan Uji-t.

IV.6.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak

Dari hasil Program SPSS yang dilakukan mengestimasi data, telah diperoleh

beberapa hasil pengujian, salah satunya adalah hasil pengujian serempak atau Uji F.

Pengujian secara serempak pengaruh antara semua variabel bebas (kepuasan, status,

kompensasi, lingkungan dan harapan) terhadap variabel terikatnya (motivasi) dapat

dilihat dengan nilai Fhitung-nya. Hipotesis Nol diterima apabila Fhitung < Ftabel dan

hipotesis nol ditolak apabila Fhitung > Ftabel pada selang kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan (α = 5%).

Hasil pengujian secara serempak (F-hitung) dapat dilihat pada Tabel IV. 20

di bawah ini.

Tabel IV.20. Hasil Pengujian Serempak

Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 291.060 5 58.212 89.909 .000a
Residual 25.251 39 .647
Total 316.311 44
a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, Status dan tanggung jawab, Kompensasi
yang memadai, Kondisi Lingkungan kerja, Keinginan dan harapan pribadi.
b. Dependent Variabel: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.20 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah

89,909 sedangkan Ftabel pada selang kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan (α =

5%). Adalah sebesar 4,081 dengan tingkat signifikasi 0,000. Ini menunjukkan bahwa

118
119

nilai Fhitung > Ftabel atau berpengaruh signifikan pada tingkat alpha yang kecil sekali

(0%). Dengan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat atau dengan perkataan lain, tolak H0 atau

terima Ha. Secara empiris dapat dinyatakan bahwa variabel bebas (kepuasan kerja,

status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, kondisi lingkungan kerja

serta keinginan dan harapan pribadi) berpengaruh terhadap variabel terikat (motivasi).

IV.6.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Berdasarkan hasil Program SPSS yang dilakukan mengestimasi data, telah

diperoleh beberapa hasil pengujian, salah satunya adalah hasil pengujian parsial atau

Uji-t. Pengujian secara parsial melihat pengaruh antara semua variabel bebas

(kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, kondisi

lingkungan kerja serta keinginan dan harapan pribadi) secara individu (parsial)

terhadap variabel terikatnya (motivasi).

Hasil pengujiannya dapat dilihat melalui nilai t-hitungnya. Hipotesis Nol

diterima apabila thitung < ttabel dan hipotesis nol ditolak apabila thitung > ttabel pada selang

kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan (α = 5%).

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel IV.21 berikut

ini.

119
120

Tabel IV.21. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 10.612 2.288 4.639 .000
Kepuasan Kerja (X1) .410 .170 .205 2.418 .020
Status dan Tanggung jawab (X2) .308 .151 .181 2.045 .048
Kompensasi yang memadai (X3) .262 .095 .229 2.766 .009
Kondisi Lingkungan Kerja (X4) .387 .168 .272 2.311 .026
Keinginan dan Harapan Pribadi (X5) .228 .190 .170 1.199 .238
a. Dependent Variabel:Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV. 21 dapat dilihat nilai thitung untuk setiap variabel bebas. Untuk

mengetahui apakah setiap variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel

terikat dapat dilihat melalui kolom terakhir tabel di atas dengan melihat tingkat

signifikannya.

Pada Tabel IV.21 dapat dilihat bahwa variabel kepuasan, status, kompensasi

dan lingkungan memiliki tingkat signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 (5%). Ini

menyatakan bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap motivasi. Dengan

perkataan lain, untuk keempat variabel tersebut tolak H0 dan terima Ha. Variabel

harapan tidak berpengaruh pada motivasi karena nilai tingkat signifikasinya (0,238

atau 23,8%) lebih besar dibandingkan dengan 0,05 (5%). Pada variabel harapan,

maka harus menerima H0 dan menolak Ha.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari kelima variabel yang

diteliti, ternyata variabel kompensasi yang memadai mempunyai pengaruh dominan

dalam meningkatkan motivasi kerja penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas

120
121

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, karena diperoleh tingkat signifikasi

yang paling kecil mendekati 0,000 yaitu sebesar 0,009.

Di samping pengujian serempak dan parsial, maka ada satu koefisien lagi

yang mempunyai makna penting bagi regresi, yaitu koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi menerangkan seberapa besar pengaruh dari seluruh variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Perolehan nilai R2 dapat dilihat pada Tabel IV. 22.

di bawah ini.

Tabel IV.22. Nilai Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

1 .959a .920 .910


b. Dependent Variabel: Motivasi
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Pada Tabel IV.22 dapat dilihat bahwa perolehan R2 adalah sebesar 0,920 atau

92%. Angka ini menyatakan bahwa variabel bebas (kepuasan kerja, status dan

tanggung jawab, kompensasi yang memadai, kondisi lingkungan kerja serta

keinginan dan harapan pribadi) mempengaruhi variabel terikat (motivasi) sebesar

92% dan sisanya (8%) dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti kematangan pribadi,

tingkat pendidikan, kebutuhan, supervisi yang baik, peraturan yang fleksibel dan

adanya jaminan karir yang tidak dimasukkan dalam persamaan penelitian ini.

121
122

IV.7. Pembahasan

Peneliti dalam membahas faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi,

membedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-

faktor yang berada dalam diri karyawan yang akan mempengaruhi motivasi kerja

karyawan. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar diri

dari karyawan tersebut dalam mempengaruhi motivasi kerjanya. Dalam penelitian ini,

faktor internalnya adalah kepuasan kerja dan keinginan dan harapan pribadi

karyawan, sedangkan faktor eksternalnya adalah kompensasi yang memadai, kondisi

lingkungan kerja dan status dan tanggung jawab.

IV.7.1. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja

Dalam teori motivasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat

ditelusuri bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi secara signifikan tingkat

motivasi adalah tingkat kepuasan peserta. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai

penyuluh, tingkat kepuasan yang diperoleh penyuluh, baik dari segi materi, pelayanan

dan penghargaan yang diterima, sangat mempengaruhi motivasi seseorang untuk

melakukan pekerjaan sebagai penyuluh. Dengan perkataan lain, kepuasan penyuluh

memiliki korelasi yang positip terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas yang

diharuskan oleh atasan kepada mereka. Hal ini sesuai dengan apa yang dituliskan oleh

Keith Davis dalam Mankunegara (2005), yang menyatakan bahwa kepuasan bekerja

datangnya dari kesukaan atau ketidaksukaan karyawan terhadap pekerjaan yang

dilakukannya. Kepuasan seorang penyuluh akan terjadi apabila aspek-aspek

122
123

pekerjaan yang dilakukannya dan aspek-aspek yang ada dalam dirinya saling

menyokong.

Kepuasan merupakan suatu sikap emosional yang dicerminkan oleh moral

kerja, kedisplinan dan prestasi kerja. Kepuasan dalam bekerja dan bertindak sebagai

penyuluh perindustrian dapat berasal dari pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi

keduanya. Kepuasan yang diperoleh seorang penyuluh dalam penelitian ini diukur

berdasarkan beberapa indikator seperti kepuasan terhadap hasil pekerjaan, kepuasan

terhadap prestasi kerja, bertanggung jawab terhadap pekerjaan, puas terhadap

penghargaan dan puas terhadap perhatian pimpinan.

IV.7.2. Pengaruh Status dan Tanggung Jawab terhadap Motivasi Kerja

Seorang penyuluh dalam melaksanakan tugasnya akan termotivasi apabila

diberikan kebebasan penuh akan tetapi terarah dalam melakukan kebijakan terhadap

tugasnya. Hal ini menunjukkan status yang jelas bagi seorang penyuluh dalan

melakukan pekerjaannya dan memberikan kebebasan bagi penyuluh untuk

mengambil keputusan sesuai yang dirasakan dan dibutuhkannya. Seorang penyuluh

akan merasa terhalang melakukan pekerjaannya apabila tidak memiliki kewenangan

yang penuh dalam melaksanakan tugasnya atau harus menunggu keputusan yang

berasal dari orang lain. Kondisi yang terakhir, akan menurunkan motivasi penyuluih

dalam melakukan tugas yang diembannya sehingga akan menghasilkan produktifitas

kerja yang rendah.

Pada penelitian ini, status dan tanggungjawab penyuluh dinilai dengan

indikator, seperti memperoleh hak penuh dalam melaksanakan pekerjaan, mendapat

123
124

bimbingan dalam kewenangan yang dimiliki, dihargai sesuai dengan beban pekerjaan,

diberi hak sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dan diberikan wewenang

penuh pada tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya. Dengan indikator-indikator

ini diharapkan penilaian terhadap status dan tanggungjawab penyuluh dapat

digambarkan dengan jelas sehingga akan dapat menerangkan hubungannya dengan

motivasi bekerjanya.

IV.7.3. Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi Kerja

Hubungan antara motivasi melakukan pekerjaan yang pada akhirnya akan

digambarkan dengan hasil pekerjaan dan kompensasi sangat erat. Di satu sisi,

penyuluh akan termotivasi dengan baik apabila kompensasi yang diperolehnya dapat

mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain pimpinan

menghargai pekerjaan dengan baik sesuai dengan kompensasi yang diterimanya. Ini

menandakan pekerjaan yang dilakukannya dihargai dengan pantas. Di sisi yang lain,

kompensasi yang mencukupi akan menyebabkan motivasi dalam melakukan

pekerjaan menjadi lebih tinggi.

Teori kompensasi menyatakan bahwa kompensasi yang baik adalah

kompenasi yang mencukupi kebutuhan hidup, selaras dengan beban pekerjaan yang

dilakukan, seimbang, efektif, dapat memotivasi dan dapat dipahami. Dengan telah

dipenuhinya indikator-indikator kompensasi seperti penghasilan yang sesuai,

penghasilan mendorong pekerjaan, honor sesuai dengan pekerjaan, biaya perjalanan

dinas yang sesuai dan insentif yang diterima. Dengan indikator-indikator ini

124
125

diharapkan penilaian terhadap kompensasi penyuluh dapat digambarkan dengan jelas

sehingga akan dapat menerangkan hubungannya dengan motivasi bekerjanya.

IV.7.4. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja

Salah satu variabel yang mempengaruhi motivasi bekerja adalah lingkungan

pekerjaan. Lingkungan pekerjaan yang disukai oleh seorang pekerja, baik dari segi

tempat, sarana dan prasarana, keberadaan karyawan lain, kenyamanan tempat bekerja

dan yang lainnya, akan sangat berpengaruh terhadap motivasi bekerja. Lingkungan

pekerjaan yang mendukung akan berbanding lurus dengan motivasi kerja.

Masih banyak lembaga atau perusahaan yang kurang tanggap terhadap

variabel ini dalam menunjang motivasi kerja seseorang karyawan sehingga

penanganannya belum maksimum. Hal ini dirasakan dengan belum adanya fasilitas

lingkungan kerja yang memadai sehingga seorang karyawan merasa betah berada

di ruang kerjanya untuk melaksanakan tugasnya. Faktor lingkungan kerja merupakan

faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja sehingga akan terasa agak sulit

bagi seorang karyawan untuk mengontrolnya. Keberadaan lingkungan kerja

merupakan hal yang harus diterima dan sangat tidak mudah untuk dirubah atau

disesuaikan dengan keinginan karyawan. Apalagi perusahaan tidak mengijinkan

adanya perubahan terjadi dalam ruangan kerja karyawan.

Adapun indikator lingkungan kerja penjuluh, seperti kondisi di lapangan,

fasilitas kerja, alat bantu pekerjaan, kenyamanan kantor dan terjalinnya hubungan

yang harmonis. Dengan indikator-indikator ini diharapkan penilaian terhadap

125
126

lingkungan kerja penyuluh dapat digambarkan dengan jelas sehingga akan dapat

menerangkan hubungannya dengan motivasi bekerjanya.

IV.7.5. Pengaruh Keinginan dan Harapan Pribadi terhadap Motivasi Kerja

Keinginan dan Harapan pribadi merupakan variabel yang tidak berpengaruh

terhadap motivasi kerja. Ini menunjukkan bahwa harapan dan keinginan pribadi

penyuluh belum terpenuhi sehingga tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja.

Dalam bekerja, seorang pekerja akan memiliki harapan-harapan yang ingin

diwujudkannya dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan manapun dia

bekerja. Kesenjangan yang terjadi antara harapan dan kenyataan yang diperolehnya

akan mempengaruhi perilaku karyawan tersebut dan yang pada akhirnya akan

mempengaruhi motivasi kerjanya.

Teori pengharapan mengatakan bahwa pengharapan merupakan keyakinan

pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Pemenuhan harapan seorang

karyawan pada satu pekerjaan akan mempengaruhi motivasi kerja pada pekerjaan

selanjutnya. Seorang penyuluh juga memiliki keinginan dan pengharapan pribadi

dalam bekerja. Dengan kata lain, seorang pekerja memiliki cita-cita dalam bekerja.

Penyimpangan yang terjadi pada keyakinan, keinginan dan harapan pribadi akan

mempengaruhi motivasi kerjanya.

Keinginan dan harapan pribadi penyuluh dinilai dengan indikator, seperti

kesempatan untuk mengikuti diklat, memperoleh kesempatan dalam promosi jabatan,

pemberian kesempatan dalam kebijakan, sikap pimpinan yang terbuka dan

menghargai bawahan dan pimpinan memberikan kesempatan untuk melakukan

126
127

inisiatif. Dengan indikator-indikator ini diharapkan penilaian terhadap keinginan dan

harapan penyuluh dapat digambarkan dengan jelas sehingga akan dapat menerangkan

hubungannya dengan motivasi bekerja.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

127
128

 
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh bahwa kepuasan kerja, status dan

tanggung Jawab, kompensasi yang memadai, kondisi lingkungan kerja serta

keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama berpengaruh terhadap

peningkatan motivasi kerja penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Medan. Berdasarkan pengujian variabel independen secara

parsial, variabel keinginan dan harapan pribadi tidak terdapat adanya pengaruh dalam

peningkatan motivasi kerja. Sedangkan variabel kompensasi yang memadai adalah

merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja

penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Medan.

V.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan sebagai berikut:

Kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, kondisi

lingkungan kerja serta keinginan dan harapan pribadi secara simultan berpengaruh

128
129

terhadap peningkatan motivasi kerja penyuluh perindustrian, sehingga disarankan

agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dapat tetap mempertahankan

kebijakan selama ini yang telah diberlakukan kepada penyuluh perindustrian bahkan

jika mungkin lebih meningkatkan perhatiannya lagi terutama kepada variabel yang

dominan di dalam meningkatkan motivasi kerja seperti pemberian insentif, fasilitas

kerja, alat bantu pekerjaan, kenyamanan kantor serta terjalinnya hubungan kerja yang

harmonis antar sesama penyuluh maupun antara penyuluh dengan pimpinan. Dengan

demikian tujuan dari perusahaan atau kebijakan yang telah ditentukan oleh organisasi

secara umum akan dapat dicapai.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

129
130

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi


Revisi, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Dewi, Ikejanita, 2006, Maximum Motivation : Konsep dan Implikasi Manajerial


dalam Memotivasi Karyawan, Penerbit Santusta, Yogyakarta.

Fathoni, H. Abdurrahmat, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Rineka


Cipta, Jakarta.

Flippo, Edwin dan Moh Masud, 1995, Manajemen Personalia, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 1996, Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses,
Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,


Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harianja, Marihot Tua Efendi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
PT. Grasindo, Jakarta.

Hasibuan, H. Malayu SP, 1996, Organisasi dan Motivasi, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.

Mangkuprawira, TB Sjafri dan Aida Vitayala Hubeis, 2007, Manajemen Mutu


Sumber Daya Manusia, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Mangkunegara, A. Anwar Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Margono, S, 2000, Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Mathis, Robert L dan John H. Jackson, 2006, Human Resource Management,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

130
131

Nawawi, H. Hadari, 2004, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Penerbit Gajah


Mada University Press, Yogyakarta.

_______, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif,
Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia, Jakarta.

Ranto, Basuki, 2007, Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entrepreneurship dan


Independensi dan the Entrepreneur’s Performance, Penerbit Lembaga
Management FEUI, Jakarta.

Rampersad, Hubert K, 2005, Total Peformance Scorecard, Konsep Manajemen Baru


Mencapai Kinerja dengan Integritas, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Rismayani, 2007, Usahatani dan Pemasaran Hasil Pertanian, Cetakan I, Penerbit


USU Press, Medan.

Saleh, Azhary Irsan, 1996, Industri Kecil, Sebuah Tinjauan dan Perbandingan,
Penerbit Kincir Buana, Jakarta.

Sayuti, 2006, Motivasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Ghalia


Indonesia, Jakarta.

Santosa Budi, Purbayu dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel &
SPSS, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Senge, Peter M, 2000, Disiplin Kelima, Seni dan Praktek Organisasi Pembelajaran,
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Singarimbun dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, Cetakan Kedua, Penerbit
PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Susbandono, 2006, Motivasi: Bagaimana Cara Meningkatkannya, Penerbit HC,


Jakarta.

Parwanto, Wahyuddin, 2002, Pengaruh Faktor Faktor Kepuasan Kerja terhadap


Kinerja Karyawan, Penerbit Pabelan, Surakarta.

131
132

Wahyosumidjo, 1997, Kepemimpinan dan Motivasi, Cetakan III, Penerbit Ghalia


Indonesia, Ciawi-Bogor.

Wijaya, AW, 1996, Peranan Motivasi dalam Kepemimpinan, Penerbit Akademika,


Jakarta.

Winardi, J, 2001, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Penerbit PT.


RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Wungu, Jiwo dan Hartanto Brotoharsojo, 2003, Merit System, Penerbit PT


RajaGrafindo Persada, Jakarta.

B. Bukan Buku

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2004, Pedoman Pembinaan Jabatan


Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 1997, Kriteria Industri Kecil dan


Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, Jakarta.

Gagne, Marylene. 2005. Self – Determination Theory and Work Motivation. Journal
of Organizational Behavior. Departement of Management John Molson
School of Business Concordia University 26, 331-362.

Linder, James R, 2000, Research and Extension Associate, The Ohio State
University, Piketon Research and Extension Center Piketon, Ohio A85-
95.htm.

Raymond W.Y. Kao dan Tan Wee Liang, 2001, Entrepreneurship and Entreprice
Development in Asia, Journal Pearson Education Asia Pte Ltd 317 Alexandra
Road # 04-01 IKEA Building, Singapore 159965.

R.Ara, Nadirsyah, 1998, Achievement Motivation, Departemen Perindustrian


Jakarta.

Watkin, chris. 2003. Leadership Motivation Expertise Leader Assessment Service,


Haygroup, London, UK.Leadership & Organization Development Journal, pg
380.

 
 

132
133

Lampiran I: Kuesioner Penelitian

KUISIONER TENTANG MOTIVASI KERJA

No. Responden …………

Daftar Pertanyaan Umum :

Nama :................................................................

Pendidikan Terakhir :................................................................

Jenis Kelamin :................................................................

Masa Kerja :................................................................

Usia :................................................................

Status Perkawinan :................................................................

Pernyataan dibawah ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh Bapak/Ibu


setuju atau tidak setuju terhadap masing-masing pernyataan yang diajukan.
Mohon Bapak/Ibu memilih jawaban yang paling tepat dengan menyilang atau
melingkari nomor yang tersedia di bawah ini.

133
Kepuasan Kerja ( X1 )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu kepuasan bekerja sebagai penyuluh


perindustrian?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

2. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan prestasi bekerja sebagai penyuluh


perindustrian?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

3. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang tanggung jawab yang diberikan


terhadap setiap pekerjaan?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

103
104

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan penghargaan yang diberikan atas


prestasi kerja selama ini?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

5. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan perhatian pimpinan terhadap prestasi


kerja selama ini?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

Status dan Tanggung Jawab ( X2 )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap kewenangan didalam melaksanakan


tugas kedinasan sebagai penyuluh?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

104
105

2. Bagaimana menurut bapak/ibu bimbingan yang diberikan pimpinan terhadap


kewenangan tugas sebagai penyuluh?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

3. Bagaimana menurut bapak/ibu, apakah penghargaan yang diberikan telah


sesuai dengan jabatan yang dilimpahkan kepada anda?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

4. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap pemberian hak untuk mengambil


kebijakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah dilimpahkan
kepada anda?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

105
106

5. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang pemberian wewenang pada setiap


tugas yang menjadi tanggung jawab anda?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

Kompensasi yang Memadai ( X3 )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap penghasilan yang diperoleh sesuai


dengan beban kerja yang telah diberikan?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

2. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan penghasilan yang diperoleh selama ini


telah mendorong kearah yang lebih positif untuk melayani dunia usaha?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

106
107

3. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap pemberian honor sesuai dengan


pekerjaan yang dibebankan?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

4. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap pemberian biaya perjalanan dinas


anda sesuai dengan jumlah hari kerja yang dilaksanakan?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

5. Bagaimana menurut bapak/ibu terhadap perhatian pemberian insentif karena


prestasi kerja meningkat?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

107
108

Kondisi Lingkungan Kerja ( X4 )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah kondisi dilapangan menuntut anda


untuk bekerja lebih baik lagi?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

2. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah pengaturan fasilitas kerja mendukung


bagi ketenangan kerja anda?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

3. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah tersedianya alat bantu pekerjaan


mendorong anda untuk bekerja lebih efisien?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

108
109

4. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah lingkungan kerja selama ini cukup


nyaman dan menyenangkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

5. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah hubungan yang harmonis dengan


pimpinan dapat meningkatkan produktivitas kerja ?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

Keinginan dan Harapan Pribadi ( X5 )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu perhatian pimpinan dalam memberikan


kesempatan kepada anda untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

109
110

2. Bagaimana menurut bapak/ibu perhatian pimpinan dalam memberikan


kesempatan untuk promosi jabatan berjalan sesuai dengan aturan dan prestasi
kerja?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

3. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang pemberian kesempatan kepada


bawahan dalam setiap kebijakan di kantor?
a. Sangat puas sekali
b. Sangat puas
c. Puas
d. Tidak puas
e. Sangat tidak puas

Motivasi Kerja ( Y )

1. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah sifat agresif terhadap pekerjaan


mencerminkan motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

110
111

2. Bagaimana menurut bapak/ibu selalu kreatif dalam melaksanakan pekerjaan


mencerminkan motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

3. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah jika mutu pekerjaan meningkat dari


hari kehari mencerminkan motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

4. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah jika selalu mematuhi jam kerja yang
telah ditentukan mencerminkan motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

111
112

5. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang pemberian tugas sesuai dengan


kemampuan karyawan?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

6. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah insentif dapat mendorong prestasi


kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

7. Bagaimana menurut bapak/ibu, apakah sifat kesetian dan kejujuran perlu


diperhatikan oleh penyuluh?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

112
113

8. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah jika terjalin hubungan antara pimpinan


dengan penyuluh akan meningkatkan motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

9. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah motivasi kerja itu dapat mencapai


tujuan organisasi?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

10. Bagaimana menurut bapak/ibu apakah jika tercapainya informasi yang tepat
dan akurat mencerminkan adanya motivasi kerja?
a. Sangat setuju sekali
b. Sangat setuju
c. Setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
 
 
 
 
 
 
 

113
114

Lampiran II: Hasil Validitas dan Reliabilitas

Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR


00002 00003 00004 00005 00006 00007

VAR Pearson 1 .514(**) .013 .238 .344(*) .711(**)


00002 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .931 .115 .021 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR0 Pearson .514(**) 1 .051 .143 .251 .663(**)


0003 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .739 .350 .096 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson .013 .051 1 .167 .014 .328(*)


00004 Correlation

Sig. (2-tailed) .931 .739 .272 .927 .028

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson .238 .143 .167 1 .387(**) .662(**)


00005 Correlation

Sig. (2-tailed) .115 .350 .272 .009 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson .344(*) .251 .014 .387(**) 1 .664(**)


00006 Correlation

Sig. (2-tailed) .021 .096 .927 .009 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson .711(**) .663(**) .328(*) .662(**) .664(**) 1


00007 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .028 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

114
Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR


00008 00009 00010 00011 00012 00013

VAR Pearson
1 .671(**) .116 .310(*) .239 .715(**)
00008 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .448 .038 .113 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.671(**) 1 .180 .382(**) .253 .756(**)
00009 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .237 .010 .094 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.116 .180 1 .311(*) -.144 .427(**)
00010 Correlation

Sig. (2-tailed) .448 .237 .038 .344 .003

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.310(*) .382(**) .311(*) 1 .400(**) .749(**)
00011 Correlation

Sig. (2-tailed) .038 .010 .038 .006 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.239 .253 -.144 .400(**) 1 .580(**)
00012 Correlation

Sig. (2-tailed) .113 .094 .344 .006 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.715(**) .756(**) .427(**) .749(**) .580(**) 1
00013 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

108
109

Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR


00014 00015 00016 00017 00018 00019

VAR Pearson
1 .508(**) .108 .425(**) .243 .693(**)
00014 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .481 .004 .108 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.508(**) 1 .307(*) .213 .105 .586(**)
00015 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .040 .160 .492 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.108 .307(*) 1 .443(**) .416(**) .667(**)
00016 Correlation

Sig. (2-tailed) .481 .040 .002 .005 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.425(**) .213 .443(**) 1 .301(*) .748(**)
00017 Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .160 .002 .045 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.243 .105 .416(**) .301(*) 1 .633(**)
00018 Correlation

Sig. (2-tailed) .108 .492 .005 .045 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.693(**) .586(**) .667(**) .748(**) .633(**) 1
00019 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

109
110

Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR


00020 00021 00022 00023 00024 00025

VAR Pearson
1 .367(*) .324(*) .422(**) .379(*) .632(**)
00020 Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .030 .004 .010 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.367(*) 1 .588(**) .479(**) .600(**) .801(**)
00021 Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .000 .001 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.324(*) .588(**) 1 .441(**) .517(**) .757(**)
00022 Correlation

Sig. (2-tailed) .030 .000 .002 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.422(**) .479(**) .441(**) 1 .539(**) .779(**)
00023 Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .001 .002 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.379(*) .600(**) .517(**) .539(**) 1 .810(**)
00024 Correlation

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.632(**) .801(**) .757(**) .779(**) .810(**) 1
00025 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

110
111

Correlations

VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR0 VAR
00032 00033 00034 00035 00036 00037 00038 00039 00040 0041 00042
VAR Pearson .511 .509 .397 .388 .385 .642
1 .385(**) .339(*) .148 -.018
00032 Correlation (**) (**) (**) (**) (**) (**)
Sig. (2-
.000 .000 .007 .009 .008 .023 .009 .332 .906 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .511 .721 .645
1 .071 .348(*) .338(*) .291 .265 .350(*) .221
00033 Correlation (**) (**) (**)
Sig. (2-
.000 .000 .644 .019 .023 .052 .078 .018 .145 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .509 .721 .503 .712
1 .291 .349(*) .287 .238 .295(*) .235
00034 Correlation (**) (**) (**) (**)
Sig. (2-
.000 .000 .053 .019 .056 .116 .000 .049 .120 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .397 .385 .504
.071 .291 1 .328(*) .199 .094 .087 .007
00035 Correlation (**) (**) (**)
Sig. (2-
.007 .644 .053 .028 .190 .538 .009 .571 .962 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .385 .348 .349 .488 .590
.328(*) 1 .275 .237 .329(*) -.049
00036 Correlation (**) (*) (*) (**) (**)
Sig. (2-
.009 .019 .019 .028 .001 .067 .117 .027 .749 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .388 .338 .327 .661
.287 .199 .488(**) 1 .418(**) .239 .468(**)
00037 Correlation (**) (*) (*) (**)
Sig. (2-
.008 .023 .056 .190 .001 .004 .113 .001 .028 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .339 .418 .440 .359 .602
.291 .238 .094 .275 1 .345(*)
00038 Correlation (*) (**) (**) (*) (**)
Sig. (2-
.023 .052 .116 .538 .067 .004 .002 .020 .016 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR00 Pearson .385 .503 .385 .329 .663
.265 .237 .239 .440(**) 1 .253
039 Correlation (**) (**) (**) (*) (**)
Sig. (2-
.009 .078 .000 .009 .117 .113 .002 .093 .027 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .350 .295 .468 .581 .627
.148 .087 .329(*) .345(*) .253 1
00040 Correlation (*) (*) (**) (**) (**)
Sig. (2-
.332 .018 .049 .571 .027 .001 .020 .093 .000 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .329 .503
-.018 .221 .235 .007 -.049 .327(*) .359(*) .581(**) 1
00041 Correlation (*) (**)
Sig. (2-
.906 .145 .120 .962 .749 .028 .016 .027 .000 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson .642 .645 .712 .504 .661 .663 .503
.590(**) .602(**) .627(**) 1
00042 Correlation (**) (**) (**) (**) (**) (**) (**)
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

• Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) 

111
112

Lampiran III: Hasil Regresi Linier Berganda

Regression
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Motivasi 44.7556 2.68121 45
Kepuasan 21.9778 1.33976 45
Status 20.6222 1.57088 45
Kompensasi 20.9778 2.34025 45
Lingkungan 21.6889 1.88079 45
Harapan 21.3556 1.99038 45

Correlations

Motivasi Kepuasan Status Kompensasi Lingkungan Harapan


Pearson Correlation Motivasi 1.000 .859 .836 .858 .890 .915
Kepuasan .859 1.000 .730 .717 .800 .830
Status .836 .730 1.000 .777 .698 .814
Kompensasi .858 .717 .777 1.000 .763 .792
Lingkungan .890 .800 .698 .763 1.000 .911
Harapan .915 .830 .814 .792 .911 1.000
Sig. (1-tailed) Motivasi . .000 .000 .000 .000 .000
Kepuasan .000 . .000 .000 .000 .000
Status .000 .000 . .000 .000 .000
Kompensasi .000 .000 .000 . .000 .000
Lingkungan .000 .000 .000 .000 . .000
Harapan .000 .000 .000 .000 .000 .
N Motivasi 45 45 45 45 45 45
Kepuasan 45 45 45 45 45 45
Status 45 45 45 45 45 45
Kompensasi 45 45 45 45 45 45
Lingkungan 45 45 45 45 45 45
Harapan 45 45 45 45 45 45

112
Variables Entered/Removedb

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Harapan,
Kompensasi,
. Enter
Kepuasan, Status,
Lingkungana

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Motivasi

Model Summaryb

Change Statistics
R Adjusted R Std. Error of R Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson

1 .959a .920 .910 .80465 .920 89.909 5 39 .000 1.434

a. Predictors: (Constant), Harapan, Kompensasi, Kepuasan, Status,


Lingkungan

b. Dependent Variable: Motivasi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 291.060 5 58.212 89.909 .000a

Residual 25.251 39 .647

Total 316.311 44

a. Predictors: (Constant), Harapan, Kompensasi, Kepuasan, Status, Lingkungan

b. Dependent Variable: Motivasi


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 10.612 2.288 4.639 .000
Kepuasan .410 .170 .205 2.418 .020 .859 .361 .109 .285 3.506
Status .308 .151 .181 2.045 .048 .836 .311 .093 .262 3.810
Kompensasi .262 .095 .229 2.766 .009 .858 .405 .125 .299 3.344
Lingkungan .387 .168 .272 2.311 .026 .890 .347 .105 .148 6.757
Harapan .228 .190 .170 1.199 .238 .915 .189 .054 .103 9.756
a. Dependent Variable:
Motivasi

Collinearity Diagnosticsa

Condition Variance Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Kepuasan Status Kompensasi Lingkungan Harapan

1 1 5.988 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .007 29.846 .23 .01 .00 .17 .00 .01

3 .003 47.106 .06 .01 .03 .50 .12 .06

4 .002 60.541 .12 .00 .57 .29 .08 .03

5 .001 85.588 .36 .97 .04 .00 .12 .01

6 .000 109.833 .24 .02 .35 .04 .68 .89

a. Dependent Variable: Motivasi

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 40.7764 50.2049 44.7556 2.57197 45
Residual -1.65490 1.63506 .00000 .75755 45
Std. Predicted Value -1.547 2.119 .000 1.000 45
Std. Residual -2.057 2.032 .000 .941 45
a. Dependent Variable: Motivasi

Correlations
VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR
00032 00033 00034 00035 00036 00037 00038 00039 00040 00041 00042
VAR Pearson Correlation 1 .511** .509** .397** .385** .388** .339* .385** .148 -.018 .642**
00032
Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .009 .008 .023 .009 .332 .906 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson Correlation .511** 1 .721** .071 .348* .338* .291 .265 .350* .221 .645**
00033 Sig. (2-tailed) .000 .000 .644 .019 .023 .052 .078 .018 .145 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson Correlation .509** .721** 1 .291 .349* .287 .238 .503** .295* .235 .712**
00034 Sig. (2-tailed) .000 .000 .053 .019 .056 .116 .000 .049 .120 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** * **
VAR Pearson Correlation .397 .071 .291 1 .328 .199 .094 .385 .087 .007 .504**
00035 Sig. (2-tailed) .007 .644 .053 .028 .190 .538 .009 .571 .962 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** * * * ** *
VAR Pearson Correlation .385 .348 .349 .328 1 .488 .275 .237 .329 -.049 .590**
00036 Sig. (2-tailed) .009 .019 .019 .028 .001 .067 .117 .027 .749 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** * ** ** **
VAR Pearson Correlation .388 .338 .287 .199 .488 1 .418 .239 .468 .327 .661**
*

00037 Sig. (2-tailed) .008 .023 .056 .190 .001 .004 .113 .001 .028 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson Correlation .339* .291 .238 .094 .275 .418** 1 .440** .345* .359* .602**
00038 Sig. (2-tailed) .023 .052 .116 .538 .067 .004 .002 .020 .016 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** ** **
VAR Pearson Correlation .385 .265 .503 .385 .237 .239 .440 1 .253 .329 .663**
*

00039 Sig. (2-tailed) .009 .078 .000 .009 .117 .113 .002 .093 .027 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* * * ** * **
VAR Pearson Correlation .148 .350 .295 .087 .329 .468 .345 .253 1 .581 .627**
00040 Sig. (2-tailed) .332 .018 .049 .571 .027 .001 .020 .093 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* * * **
VAR Pearson Correlation -.018 .221 .235 .007 -.049 .327 .359 .329 .581 1 .503**
00041 Sig. (2-tailed) .906 .145 .120 .962 .749 .028 .016 .027 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson Correlation .642** .645** .712** .504** .590** .661** .602** .663** .627** .503** 1
00042 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

Correlations
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031
VAR Pearson
1 .480** .108 .098 -.004 .475**
00026 Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .481 .520 .978 .001
N 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson
.480** 1 .290 .249 .379* .741**
00027 Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .053 .098 .010 .000
N 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson * **
.108 .290 1 .328 .546 .713**
00028 Correlation
Sig. (2-tailed) .481 .053 .028 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson
.098 .249 .328* 1 .574** .637**
00029 Correlation
Sig. (2-tailed) .520 .098 .028 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson
-.004 .379* .546** .574** 1 .755**
00030 Correlation
Sig. (2-tailed) .978 .010 .000 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45
VAR Pearson ** ** ** ** **
.475 .741 .713 .637 .755 1
00031 Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
Correlations

Correlations

VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025

VAR Pearson
1 .367* .324* .422** .379* .632**
00020 Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .030 .004 .010 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.367* 1 .588** .479** .600** .801**
00021 Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .000 .001 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.324* .588** 1 .441** .517** .757**
00022 Correlation

Sig. (2-tailed) .030 .000 .002 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.422** .479** .441** 1 .539** .779**
00023 Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .001 .002 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.379* .600** .517** .539** 1 .810**
00024 Correlation

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.632** .801** .757** .779** .810** 1
00025 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Correlations

Correlations

VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019

VAR Pearson
1 .508** .108 .425** .243 .693**
00014 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .481 .004 .108 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.508** 1 .307* .213 .105 .586**
00015 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .040 .160 .492 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.108 .307* 1 .443** .416** .667**
00016 Correlation

Sig. (2-tailed) .481 .040 .002 .005 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.425** .213 .443** 1 .301* .748**
00017 Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .160 .002 .045 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.243 .105 .416** .301* 1 .633**
00018 Correlation

Sig. (2-tailed) .108 .492 .005 .045 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.693** .586** .667** .748** .633** 1
00019 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

Correlations

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013

VAR Pearson
1 .671** .116 .310* .239 .715**
00008 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .448 .038 .113 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.671** 1 .180 .382** .253 .756**
00009 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .237 .010 .094 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.116 .180 1 .311* -.144 .427**
00010 Correlation

Sig. (2-tailed) .448 .237 .038 .344 .003

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.310* .382** .311* 1 .400** .749**
00011 Correlation

Sig. (2-tailed) .038 .010 .038 .006 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.239 .253 -.144 .400** 1 .580**
00012 Correlation

Sig. (2-tailed) .113 .094 .344 .006 .000

N 45 45 45 45 45 45

VAR Pearson
.715** .756** .427** .749** .580** 1
00013 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000

N 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

Correlations

VAR00007 VAR00006

VAR00007 Pearson Correlation 1 .664**

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

VAR00006 Pearson Correlation .664** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Correlations

VAR00007 VAR00005

VAR00007 Pearson Correlation 1 .662**

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

VAR00005 Pearson Correlation .662** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Correlations

Correlations

VAR00007 VAR00004

VAR00007 Pearson Correlation 1 .328*

Sig. (2-tailed) .028

N 45 45

VAR00004 Pearson Correlation .328* 1

Sig. (2-tailed) .028

N 45 45

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Correlations

VAR00007 VAR00003

VAR00007 Pearson Correlation 1 .663**

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

VAR00003 Pearson Correlation .663** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Correlations

Correlations

VAR00002 VAR00007

VAR00002 Pearson Correlation 1 .711**

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

VAR00007 Pearson Correlation .711** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Correlations

VAR00002 VAR00042

VAR00002 Pearson Correlation 1 .359*

Sig. (2-tailed) .016

N 45 45

VAR00042 Pearson Correlation .359* 1

Sig. (2-tailed) .016

N 45 45

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

You might also like