You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN


DI RUANG NAKULA 3, RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

Disusun Oleh :
DEVI LAILIN NAJAH
P1337420617068

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
I. JUDUL : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.

II. KONSEP DASAR GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

1. Definisi Oksigenasi
A. Pengertian :
1. Oksigenisasi
Oksigenasi merupakan kebuthan dasar manusia yang paling mendasar.
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghrup O2 setiap kali bernapas dari
atmosfer. Kemudian O2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. (Andarmoyo, Sulistyo,
2012)
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih
mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen. Selain
itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme
sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut
dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan
CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru
dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga
alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan
tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

2. Etiologi Oksigenasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan
Wartonah antara lain:
A. FAKTOR FISIOLOGI
a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan
darah menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
B. FAKTOR PERKEMBANGAN
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres.
e. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun.
C. FAKTOR PERILAKU
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
D. FAKTOR LINGKUNGAN
a. Tempat kerja ( polusi ).
b. Suhu lingkungan.
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut.

3. Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi


1. Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut
mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian
menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi dan
penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.
Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada
tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana oksigen juga turun.
Implikasinya, apabila seseorang berada pada tempat yang tinggi, misalnya pada
ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli
berkurang. Ini menindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit. Dengan
demikian, pada tempat yang tinggi kandungan oksigennya berkurang. Semakin tinggi
suatu tempat maka makin sedikit kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang
berada pada tempat yang tinggi akan mengalami kekurangan oksigen.
Selain itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang
dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya
rendah. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi
secara optimal. Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara diantaranya mata
perih, sakit kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik.
2. Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung
dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi
3. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat.
4. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab
merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri.
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah perifer dan pembuluh darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke
jaringan menurun.
5. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi
dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat.
Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan
dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

5. Masalah Kebutuhan Oksigenasi


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu
ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk efektif.
b. Pola nafas tidak efektif
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan
ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernafasan.
c. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan
jalannya gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan
sistem vaskuler
6. Masalah Kebutuhan Oksigen
a. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen.
b. Perubahan Pola Nafas
1) Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24x/ menit karena paru-
paru terjadi emboli.
2) Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ± 10x/ menit.
3) Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme yang terlalu tinggi
dengan pernafasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2
dalam paru-paru.
4) Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
5) Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup, serta
tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan O2.
6) Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
7) Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri.
8) Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
nafas
c. Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami ancaman,
terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret
yang kental atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak efektif karena
penyakit persarafan.
d. Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas baik O2 maupun
CO2 antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.
III. PATHWAYS

Sirkulasi darah+ suplai O2 sistem pernapasan

Beban tekanan berlebihan Pengaturan CO2+H++O2 energi

Transport O2
Beban tekanan berlebihan

Hambatan pengosongan Difusi O2 dan CO2


ventrikel

Beban sistole berlebihan Pertukaran gas

Preload(meregang)

meningkat

CO2 + O2
Beban jantung meningkat

Gangguan suplai O2
IV. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Tanggal masuk :
g. Diagnosa medis :
h. Nomor register :

Biodata Penanggung jawab


a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Hubungan dengan klien :

2. Catatan Masuk
Keluhan utama saat pasien masuk ke Rumah Sakit.
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Mengkaji tentang sejak kapan pasien merasakan gejala dan apa yang
pertama kali dilakukan untuk mengatasinya.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Mengkaji apakah pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
dan kapan itu terjadi.
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Mengkaji apakah pasien memiliki keluarga yang mempunyai penyakit
serupa.
4. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi, melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan
metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien.
 Palpasi, menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua
pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah
diperoleh melalui inspeksi sebelumnya.
 Perkusi, pengetukan tubuh dengan ujung2 jari guna mengevaluasi ukuran,
batasan dan konsistensi organ2 tubuh dan menemukan adanya cairan di
dalam rongga tubuh
 Auskultasi, ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru,
jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Mengkaji status pernapasan, fungsi, dan oksigenasi yang terdiri dari
pemeriksaan spesimen sputum, spesimen darah vena dan arteri, atau uji fungsi paru
(mengukur volume dan kapasitas paru).
6. Program Terapi yang Diberikan

V. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengandisfungsi neomuskular.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mokus dalam
jumlah berlebih.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus-kapiler.

VI. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi
neomuskular.

B. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi
neomuskular.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas klien
jadi efektif.
Hasil yang diharapkan :
a. Pasien tidak merasa tercekik
b. Pasien tidak ada dyspneu.
c. Pasien mampu bernafas dengan mudah.
d. Respirasy rate dalam rentang normal

C. Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi neomuskular.
Intervensi :
a. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Monitor status O2
c. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
d. Monitor aliran oksigen
e. Monitor respirasy rate pasien
f. Monitor pola pernafasan abnormal
g. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen
Daftar Pustaka

Perry, Potter . 2005 . Fundamental Of Nursing . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Blackwell Wiley 2015. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gordon Marjory.1991. Manual of Nursing Diagnosis, United States of America :year Book,
Inc

Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma.2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Mediaction
Jogja

Asmidi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba medik

Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


Kozier Fundamental of Nursing

You might also like