You are on page 1of 2

FEBRUARY 2, 2011 - UNCATEGORIZED

J&C Cookies Berawal dari Hobi


Sang Istri
By fadli

Bisnis kue kering menjelang hari raya keagamaan seperti Lebaran menjadi
primadona. Karakter kue yang tahan lama membuat kue kering selalu dicari
orang. Kisah sukses berbisnis kue kering dialami oleh Dedi Hidayat dan istrinya
Diah Susilawati, dengan bermodal Rp 2 juta pada saat memulai bisnis di tahun
1996 lalu, kini omsetnya mencapai Rp 15 miliar per tahun.
Melalui bendera J & C yang merupakan kependekan kata dari 2 nama putra-
putrinya yaitu Jody dan Cindy (J & C), Dedi dan Diah meretas bisnis kue kering.
Kepiawaian sang istri yang pintar membuat kue menjadi titik cerah usahanya,
meskipun dia mengakui keterampilan sang istri tidak muncul begitu saja,
melainkan muncul setelah rajin mengikuti kursus dan rajin melakukan
eksperimen membuat kue.

“Waktu krismon 1997 lalu jenis-jenis roti kurang diminati, saya melihat ada
peluang di kue kering,” kata Dedi. Hingga sampai saat ini setidaknya 54 jenis
kue kering roombutter yang telah dipasarkan di dalam negeri maupun di ekspor
ke Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

“Produk kita sudah masuk ke Singapura, sejak setahun lalu karena ikut
pameran,” ucapnya.
Dibantu oleh kurang lebih 400 karyawannya bisnisnya semakin menggeliat
terutama memasuki bulan-bulan puasa dan lebaran. Bahkan ia memperkirakan
bisnisnya pada tahun ini akan mengalami kenaikan hingga 35% dari tahun
sebelumnya.

Untuk menghadapi lebaran tahun ini saja, ia mengatakan modal kerja yang
diperlukan mencapai Rp 8 miliar, khusus untuk memenuhi pasokan Bandung
dan Jakarta, sehingga ia memperkirakan omset per tahunnya mencapai sekitar
Rp13-15 miliar. “Jadi laba bersih sekitar Rp 3 miliar, atau brutonya Rp 4 miliar,”
imbuhnya.Dikatakannya tantangan bisnisnya sampai sekarang ini adalah
masalah pengemasan atau packaging, khususnya untuk kue kering yang akan
diekspor ke luar negeri. Pengemasan sangat penting dalam menjaga kualitas
produknya.
Sementara itu Jodi Janitra, salah seorang putra Dedi mengatakan tantangan
bisnis kedua orang tuanya ke depan antara lain mengembangkan usaha ini
menjadi waralaba meski untuk mencapainya tidak lah mudah terutama dalam
menjaga kualitas adonan kue kering dan kualitas kontrol.
Saat ini saja, lanjut Jodi, permintaan kue kering J & C sangat tinggi khususnya
memasuki masa lebaran yang bisa mencapai 4000 toples per hari sedangkan
kalau hari biasa hanya mencapai 100-200 toples per hari.

Meski belum masuk dalam status usaha waralaba, J & C tawarkan konsep
keangenan sebagai distribusi produk-produk J & C. Dimana para calon agen
terbagi menjadi dua yaitu agen biasa dan agen khusus. Menurut Dedi, sampai
saat ini J & C telah mengantongi 7 keagenan khusus diantaranya 1 di Batam
dan 6 agen di Jakarta, sedangkan untuk agen biasa sudah mencapai 1000 lebih
yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kalau mau jadi agen biasa itu minimal pembelain 30 lusin (toples) atau Rp 13
juta, untuk agen khusus Rp 400 juta sebanyak 1000 lusin,” imbuhnya.

Previous ArticlePameranJ&C Cookies di Mal Gandaria City


Share This
Next ArticleResep Green Tea Cookies

You might also like