You are on page 1of 21

- Perawat berpengalaman bidang perawatan intensif, yaitu perawat yang sekurang

kurangnya selama 6 bulan telah mendapat pelatihan dan pendidikan bidang perawatan/
terapi intensif atau yang telah membantu pelayanan di ruang perawatan intensif (ICU) di
rumah sakit minimal 1 tahun.
- Untuk jabatan kepala perawat ruang perawatan/ terapi intensif adalah perawat terlatih
atau perawat berpengalaman bidang anestesiologi atau perawatan/ terapi intensif.
- Sebaiknya kepala perawat ruang perawatan/ terapi intensif adalah kelulusan lulusan
akademi keperawatan atau sederajat.
- Untuk perawatan bidang penanggulangan nyeri dan bidang terapi inhalasi masih belum
diberikan batasan.

B. Tugas dan tanggung jawab, meliputi tenaga:


1. Dokter spesialis anestesiologi
2. Dokter umum
3. Perawat terlatih perawat berpengalaman

1. Dokter spesialis anestesiologi


- Melakukan evaluasi dan pelayanan pra anestesi
- Memberikan pelayanan spesialistik anestesi dan supervisi training anestesiologi
- Baringkan supervisi perawatan pasca anastesi di kamar pulih
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan pasca bedah
- Mengelola unit perawatan/ terapi intensif
- Berpartisipasi pada pelayanan kasus gawat ikut memberikan pelayanan pada kasus nyeri
membandel
- Memberikan konsultasi dan pelayanan terapi inhalasi.
- Pelayanan anestesiologi di bawah tanggung jawab SpAn/ SpAnK
2. Dokter umum
- Membantu SpAn dalam pelayanan anestesi dan perawatan/ terapi sebagai anggota tim
dokter
- Ikut dalam pelayanan perawatan/ terapi intensif
- Di rumah sakit yang belum ada SpAn, iya dapat melakukan tugas dan bertanggung jawab
atas pelayanan anestesi anestesiologi (kesepakatan dengan dokter ahli bedah/ operator)
3. Perawat terlatih dan perawat berpengalaman
- membantu SpAn dalam pelayanan anestesiologi, ruang pulih dan perawatan intensif
- Perawat bertanggung jawab atas kebersihan sterilitas perawatan dan kelengkapan alat
- melaksanakan asuhan pada pasien yang dilakukan tindakan pelayanan anastesiologi

Tugas dan tanggung jawab


- Pelayanan anestesi dilakukan oleh perawat anestesi merupakan pelimpahan wewenang
dari dokter yang melakukan tindakan pembedahan atau tindakan medis
- Dokter memberikan pelimpahan wewenang bertanggung jawab atas pelayanan anestesi
yang dilakukan oleh perawat anestesi
- dokter yang memberikan pelimpahan wewenang harus memberikan instruksi tertulis
teknik anestesi umum yang harus dipilih obat dan cairan yang akan digunakan selama
anastesi,
- Perawat anestesi yang melakukan pelayanan anastesi harus melaporkan keadaan/
perubahan fisiologis yang terjadi.

Hak
- Tenaga dalam pelayanan anestesiologi berhak mendapat jaminan pencegahan dari bahaya
keselamatan kerja
- Tenaga dalam pelayanan anestesiologi berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang iptek anestesiologi yang baru.
- Tenaga dalam pelayanan anestesiologi berhak mendapat imbalan kesejahteraan yang
layak.
- Span dan Spank berhak mendapat jasa medis pelayanan anestesiologi sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati oleh IDSAI
- Perawat anestesi berhak mendapat imbalan Asuhan Keperawatan anestesiologi yang
layak, yang ditentukan oleh ketua staf medis fungsional anestesiologi atau direktur rumah
sakit.

Prosedur pelayanan anestesiologi


Pelaksanaan dan evaluasi pra anestesi
- Evaluasi oleh spesialis anestesiologi penting untuk penilaian medis pasien sebelum
anastesi untuk pembedahan atau prosedur lain. Tujuannya adalah untuk mengusahakan
agar pasien berada dalam keadaan optimal untuk anastesi dan pembedahan.
Prinsip umum
- Evaluasi pra anestesi ndak nya dilakukan oleh SpAn yang memberikan obat anestetik
- Terapi atau pemeriksaan yang diperlukan dapat dilaksanakan, hendaknya diberikan waktu
yang cukup untuk evaluasi tersebut
- Meskipun evaluasi dini tidak selalu dapat dilakukan misalnya pembedahan darurat,
penilaian diperlukan sebelum memulai anastesi dan pembedahan
Evaluasi pra anestesi hendaknya mencakup
- Identifikasi pasien
- Pemahaman prosedur bedah atau medik yang akan dilaksanakan
- Riwayat medis dan pemeriksaan klinis pasien yang mencakup pemeriksaan pengobatan
sekarang dan hasil pemeriksaan khusus
- Konsultasi dengan dokter spesialis
- Memberikan penjelasan tentang anestesi dan memastikan informed konsen
- Pengaturan terapi dan pemeriksaan lebih lanjut
Penatalaksanaan anestesi
Prinsip umum
1. Setiap pelayanan anastesi harus dilakukan dilaksanakan menjadi tanggung jawab SpAn
2. pasien yang diberi anastesi oleh bukan SpAn tetapi anggota staf SpAn yang bertugas
jawab SpAn yang bertugas
3. Pada saat yang sama seorang SpAn hendaknya membatasi diri bertanggung jawab atas
maksimal 3 pelayanan anastesi
4. semua pasien akan dipantau Sesuai dengan standar pemantauan dasar intraoperative

Keamanan pasien selama anestesi


1. Mesin anestesi harus diperiksa, dicoba dan dipastikan berfungsi sebelum digunakan
2. bila digunakan electrocauter, elektrokoagulator atau peralatan listrik lain yang
menimbulkan bunga api selama prosedur tindakan, maka Hanya zat yang tidak bisa
terbakar lah yang boleh dipakai untuk anastesi.
3. Bila digunakan zat yang mudah terbakar di perhatikan hal-hal berikut
- Lantai bersifat non conductive
- Semua peralatan dan perabot di kamar operasi hendaknya dibumikan grounding dengan
baik
- Semua orang masuk kamar operasi harus mengenakan alas kaki non conductive
- Bahan yang terbuat dari wol, sutera, nilon tidak boleh berada dalam kamar operasi.
4. Laringoskop pipa jalan nafas, kantong nafas, sungkup, pipa trakea, dan semua alat
anastesi yang berhubungan langsung dengan pasien hendaknya dicuci disucihamakan
setiap prosedur selesai.

Bantuan tenaga yang diperlukan untuk pelaksanaan anastesi yang aman


Untuk pelaksanaan anastesi SpAn dibantu minimal oleh tenaga perawat terlatih
Penatalaksanaan pasien pulih dari anastesi
1. Setelah pengaturan anastesi pasien dikirim ke kamar pulih untuk pemantauan semua
parameter fisiologis yang diperlukan oleh tenaga yang terlatih
2. Keputusan untuk memindahkan pasien dari kamar poli dibuat ter yang bertugas
3. Bila dianggap perlu pasien dapat langsung dikirim ke ruangan khusus
4. Penatalaksanaan terapi nyeri dan terapi inhalasi masih dalam pengembangan

Standar pemantauan dasar intraoperative


- Standar ini berlaku untuk setiap pemberian anastesi analgesi yang dilakukan di dalam
ruangan yang telah disediakan untuk itu, dengan tujuan untuk meningkatkan balittas
penatalaksanaan pasien. Meskipun demikian standar ini tidak menjamin hasil akhir
keadaan pasien.
- Dalam keadaan darurat, bantuan kehidupan live support lebih diutamakan.
- Dalam keadaan tertentu beberapa cara pemantauan Dalam standar ini mungkin Secara
klinis tidak praktis dan mungkin juga gagal di dalam menemukan perubahan klinis yang
tidak menguntungkan.
- Standar ini bisa dilampaui bergantung pada pertimbangan dan tanggung jawab SpAn
- Standar ini dapat diubah dari waktu ke waktu Sesuai dengan perkembangan teknologi
praktek anestesi atau analgesi
Standar 1
Tenaga anastesi yang terlatih harus berada di dalam kamar bedah selama pemberian anestesi atau
analgesi
Tujuan
Karena keadaan pasien selama anastesi atau analgesi dapat berubah dengan cepat, maka tenaga
anastesi yang terlatih harus ada untuk memantau pasien dan memberikan antisipasi segera
terhadap perubahan upnormal yang terjadi. Keadaan dimana terdapat bahaya langsung terhadap
tenaga anastesi misalnya radiasi, dan pasien perlu diawasi dari jarak jauh, maka beberapa cara
pemantauan tertentu harus dilakukan.
Standar 2
Selama pemberian anestesi atau analgesi jalan nafas, oksigenasi, ventilasi sirkulasi pasien harus
dievaluasi secara teratur.
1. Jalan nafas
Tujuan : mempertahankan jalan nafas tetap bebas
2. Oksigenasi
Tujuan : agar kadar oksigen di dalam darah pada setiap pemberian anestesi analgesi
cukup
3. Ventilasi
Tujuan : untuk memantau ventilasi pasien yang cukup selama pemberian anastesi
analgesi
4. Sirkulasi
Tujuan : untuk memantau fungsi anastesi dan analgesi
5. Suhu tubuh
Tujuan : untuk membantu mempertahankan suhu tubuh dalam batas batas fisiologis
selama pemberian anastesi analgesi

Macam tindakan anestesi dan analgesi


1. Memeriksa Dan atau mempersiapkan peralatan dan obat yang akan digunakan untuk
tindakan anestesi analgesi
2. Melakukan pemasangan kateter atau jarum ke intravaskuler
- Vena perifer pemberian obat cairan infus atas transfusi
- Vena Sentral untuk pemantauan tekanan Vena Sentral atau pemberian nutrisi parenteral
- Arteri perifer untuk mengambil contoh darah arteri dan atau pemberian tekanan darah
invasif
3. Mempertahankan jalan nafas atas agar tetap bebas.
- Menggunakan sungkup muka pada pasien bernafas spontan maupun pada waktu
pernapasan buatan
- Melakukan Intubasi endotrakea, secara oro trakea, naso trakea, retrograde, atau secara
blind
- Mempertahankan jalan nafas dalam berbagai posisi operasi, miring, tengkurap, knee
chest dan lain-lain
4. Mempertahankan anastesi analgesi selama operasi berlangsung
- Melakukan pemberian obat yang di perlukan untuk mencapai anestesi yang adekuat
secara intravena, inhalasi atau penambahan obat analgesi regional
- Mempertahankan anestesi pada pasien dengan nafas spontan
- Mempertahankan anestesi pada pasien dengan nafas kendali
- Melakukan tindakan bila terjadi gangguan fungsi vital, baik yang diakibatkan oleh
anastesi maupun pembedahan
5. Melakukan pengakhiran anastesi atau analgesi
- Menghentikan pemberian obat anestetik
- Memberikan obat penawar tertentu pada akhir anastesi bila diperlukan
- Melakukan tindakan ekstubasi
- Melakukan tindakan segera bila terjadi kegawatan pasca anestesi
6. Melakukan anastesi atau analgesi pada operasi mendadak
- Melakukan tindakan untuk memperbaiki keadaan umum pasien, keadaan kardiovaskular,
pernafasan, cairan dan lain-lain sebelum dilakukan tindakan anestesi analgesi
- Melakukan persiapan teknik dan obat anestetik yang tidak memperberat keadaan pasien,
termasuk upaya mencegah aspirasi Pneumonia
7. Melakukan anestesi dengan teknik khusus
- Teknik hipotensi kendali untuk mengurangi perdarahan
- teknik hiperventilasi untuk mengurangi edema otak
- Kombinasi anastesi untuk pasien operasi berencana fisik buruk, klasifikasi Asa III, IV
8. Melakukan tindakan analgesi regional
- Penyuntikan obat ke dalam ruang subarachnoid
- Penyuntikan obat ke dalam ruang epidural
- Penyuntikan obat untuk blok saraf atau plexus
- Melakukan tindakan terhadap komplikasi yang timbul akibat analgesi regional
9. Melakukan tindakan resusitasi jantung
- Melakukan pernapasan buatan mulut ke mulut, memakai sungkup muka, atau pipa
endotrakeal dengan resusitator
- Melakukan kompresi jantung luar
- Memberikan obat untuk RJP
- Melakukan pemeriksaan EKG dan lakukan defibrilasi bila perlu

ICU dan perawatan/ terapi intensif


- Icu adalah suatu atau unit tersendiri didalam rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan
khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, gawat karena
trauma atau komplikasi.
- Staff khusus adalah dokter umum dan perawat yang terlatih dan berpengalaman dalam
intensive care dan yang mampu memberikan pelayanan 24 jam, kepala ICU adalah SpAn
atau SpAnK. Peralatan khusus untuk ICU adalah alat pemantauan, alat untuk menopang
fungsi vital, alat untuk prosedur diagnostik.

Kemampuan minimal
Sebuah ICU hendaknya memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:
- Resusitasi jantung
- Pengelolaan jalan nafas, termasuk intubasi trakea dan penggunaan ventilator
- Terapi oksigen
- Pemantauan EKG, pulse oximeter terus menerus
- Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
- Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
- Pemakaian pompa infus atau semprit untuk terapi secara titrasi
- Kemampuan melakukan tindakan dengan teknik khusus sesuai dengan keadaan pasien
- Memberikan support fungsi vital dengan alat portable selama transportasi pasien gawat

Klasifikasi pelayanan ICU


- Pelayanan ICU primer (standar minimal)
- Pelayanan ICU sekunder (menengah)
- Pelayanan ICU tersier (tertinggi)

Pelayanan ICU primer standar minimal


Mampu melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi bantu kurang dari 24 jam serta mampu
melakukan pemantauan jantung. Kekhususan yang harus dimiliki:
- Memiliki Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit
- Memiliki kebijaksanaan atau kriteria penderita masuk, keluar serta rujukan
- Memiliki SpAn yang dapat menanggulangi kasus setiap saat bila diperlukan
- Memiliki satu tim dalam pendekatan khusus
- Ada dokter jaga 24 jam
- Konsulen yang membantu harus selalu siap dipanggil
- Memiliki jumlah perawat yang cukup terlatih
- Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, ronsen, kemudahan diagnostik dan
fisioterapi
- Rumah sakit yang dapat mempunyai ICU primer adalah
- Rumah Sakit Umum kelas C
- Rumah Sakit Umum kelas B1 RS umum kelas b non pendidikan
Pelayanan ICU sekunder (menengah)
Mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak
terlalu kompleks. Kekhususan yang harus dimiliki:
- Memiliki ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang gawat darurat dan
ruangan perawat lain
- Kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan
- Memiliki SpAn yang dapat menanggulangi kasus setiap saat diperlukan
- Memiliki seorang kepala ICU yang berkualifikasi SpAn dan bertanggung jawab secara
keseluruhan
- Mampu mengadakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien: Perawat = 1:1 setiap
jika diperlukan
- Mampu memberikan bantuan ventilasi mekanik beberapa lama dan dalam batas tertentu
melakukan pemantauan invasif dan usaha bantuan hidup lain
- Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen, kemudahan diagnostik dan
fisioterapi selama 24 jam
- Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi Rumah Sakit Umum kelas
b2 RS umum kelas b pendidikan

Pelayanan ICU tersier (tertinggi)


Mampu melaksanakan semua aspek perawatan atau terapi intensif. Kekhususan yang harus
dimiliki:
- Memiliki Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit
- Memiliki kriteria penderita masuk, keluar dan rujukan
- Memiliki staf dokter dan paramedik terlatih jaga 24 jam
- Memiliki seorang kepala Icu yang berkualifikasi SpAnK
- Mampu menyediakan staff perawat, perbandingan perawat: Pasien lebih dari 1 : 1 setiap
shift untuk kasus berat dan tidak stabil
- Mampu melakukan semua bentuk Pemantauan dan perawatan/ terapi intensif
- Mampu Melayani laboratorium, rontgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24
jam
- Memiliki isolasi dan mampu melakukan semua prosedur isolasi
- Memiliki paling sedikit seorang ahli dalam mendidik staff perawat dan dokter muda agar
dapat bekerja sama dalam pelayanan pasien
- Memiliki staf tambahan lainnya seperti administrasi, tenaga rekam medis, tenaga untuk
pengembangan ilmiah dan penelitian
- Memiliki alat Untuk pemantauan khusus, prosedur diagnostik dan terapi khusus
- Mampu melayani transportasi pasien gawat di luar rumah sakit

Tenaga staff ICU


Untuk memperoleh hasil terapi yang baik, menghindarkan kerancuan terapi seyogyanya bila
dokter yang mengelola pasien ICU adalah seorang yang ahli dalam ilmu yang horizontal. Orang
tersebut setidaknya profesional setelah melalui pendidikan atau latihan tertentu dan atau yang
telah memiliki pengalaman tertentu. Pengelola pasien ICU bukan sekedar mengkoordinasikan
asupan asupan dari berbagai disiplin kedokteran klinis, tetapi merupakan dokter yang
bertanggung jawab dalam merawat dan memberi terapi.
Tenaga pengelola ICU terdiri atas:
- Dokter spesialis anestesiologi SpAn
- Dokter umum
- Perawat terlatih atau berpengalaman bidang perawatan terapi intensif
- Tenaga lain-lain

1. dokter spesialis anestesiologi ( SpAn )


a. Seorang SpAn anggap mampu mengelola isu karena 50% kurikulum program dokter
spesialis 1 anestesiologi, secara eksplisit telah mencantumkan pengetahuan perawatan
atau terapi intensif dan kedokteran gawat darurat atau critical care
b. Seorang SpAn dianggap mampu mengelola isu karena sudah berpengalaman dan terlatih
sejak diterapkan sK menkes no 134/ 1978 yang menyatakan bahwa upf anastesi dan
perawatan intensif berkewajiban wewenang mengelola ruang perawatan intensif atau ICU
di suatu rumah sakit. Dalam penyempurnaan SK tersebut upf akan dijadikan instalasi.
Berdasarkan surat Dirjen yanmed no. 601/ yanmed/ RSU UM dik/ ymu/vi/91, telah
disetujui bahwa kepala issue adalah seorang SpAn.
2. dokter umum
Sebagai Dokter pelaksana pelayanan dan jaga 24 jam di ICU (di RS Umum kelas B2 dan
a dilaksanakan oleh dokter peserta program dokter spesialis anestesiologi)
3. Perawat terlatih atau berpengalaman bidang perawatan atau terapi intensif
4. Tenaga lain-lain

Kepala ICU :
 Seharusnya seorang SpAn dan diutamakan yang pernah ikut mengelola ICU
 Bertanggung jawab kepada direksi rumah sakit

Prosedur pelayanan perawatan terapi intensif


Ruang lingkup pelayanan:
a. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik q takut yang mengancam nyawa dan dapat
menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari
b. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik masalah dasar
c. Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi
- Penyakit
- Penatalaksanaan spesifik
- Sistem bantuan tubuh
- Pemantauan itu tersendiri
d. Penatalaksanaan untuk mencegah komplikasi akibat koma yang dalam, imobilitas
berkepanjangan, stimulasi berlebihan, dan kehilangan sensori
e. Memberikan bantuan emosional terhadap pasien yang nyawanya pada saat itu bergantung
pada fungsi alat atau mesin dan orang lain.
 Prosedur medis yang menyangkut kriteria masuk dan keluar ICU pada kasus tertentu
disusun bersama antar disiplin terkait semacam tim yang terdiri atas dokter, perawat
dan tenaga administrasi rumah sakit. Pelayanan ICU meliputi Pemantauan dan terapi
intensif, itu secara umum prioritas utama ialah pasien yang memerlukan terapi
intensif.
 Prioritas berikutnya adalah pasien yang memerlukan pemantauan intensif prioritas
terakhir ada pasien dengan prognosis buruk untuk sembuh. Persyaratan masuk dan
keluar ICU hendaknya juga didasarkan pada manfaat pengobatan di ICU dan harapan
kesembuhan nya.
 Untuk memasukkan pasien ke ICU tanggung jawab dokter merawat dan bila telah
memenuhi kriteria keluar hendaknya dengan segera pula memindahkannya.

Indikasi masuk ICU


- Pasien Sakit kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif gagal nafas berat,
pasca bedah jantung
- Pasien yang memerlukan pemantauan intensif invasif atau non invasif sehingga
komplikasi berat dapat dihindarkan atau dikurangi
- Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi akut, sekalipun
manfaat cu ini sedikit. Contohnya dengan tumor ganas metastasis dengan komplikasi
infeksi, tamponade jantung, sumbatan jalan nafas.

Jenis kelainan atau tindakan yang banyak dilakukan di ICU


- Observasi pasien pasca bedah mayor
- Pasien gagal nafas akut
- Pasien gagal sirkulasi akut
- Observasi pasien dengan kesadaran menurun, gagal otak dan kenaikan tekanan
intrakranial
- Observasi pasien sepsis
- Pasien gagal ginjal akut.
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Observasi Pasien Pasca Bedah Mayor No.998-998.0
Yaitu observasi pasien yang telah mengalami bedah mayor, misalnya bedak abdominal, toraks
yang memungkinkan.
 Kriteria diagnosis
Pasca bedah mayor, misalnya bedah abdomen, toraks, saraf dan lain-lain
 Diagnosis banding
Trauma berat
 Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan radiologi
- Laboratorium darah rutin
- Analisis gas darah
 Konsultasi
Bergantung kelainan yang ditemukan
 Perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi
- Medis
Cairan dan Nutrisi, oksigenasi dan ventilasi
- Bedah
Operasi tulang
 Inform concern
Perlu ditulis
 Lama perawatan
1-3 hari
 Masa pemulihan
Beberapa minggu
 Luaran
Tidak ada penyulit sembuh total
Ada penyulit bergantung berat atau ringan
Nama penyakit atau diagnosis
Pasien gagal nafas akut no. ICD 799.1
Adalah pasien yang mengalami kegagalan fungsi yang disebabkan oleh kelainan dalam paru atau
di luar paru, baik Sentral atau perifer.
 Kriteria diagnosis
- Klinis dispneu, takipnue, sianosis
- laboratorium AGD, PaO2 60 mmHg, Pa CO2 50 mmHg
 Diagnosis banding
- Emboli
- Gagal jantung
- Gagal nafas kronis
 Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium darah rutin
- AGD
- Pemeriksaan radiologi
 Konsultasi
Dokter spesialis paru
 Perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi atau tindakan
- Medis
Cairan dan nutrisi, medikamentosa
- Tindakan
Oksigenasi dan ventilasi mekanis, pungsi pleura, dan lain-lain
 Penyulit
- Infeksi
- Barotrauma
- Intoksikasi O2
- Ketergantungan alat bantu nafas
 Informed consent
Perlu tertulis
 Lama perawatan
Beberapa hari sampai dengan beberapa minggu
 Masa Pemulihan
Beberapa hari sampai dengan beberapa minggu
 Luaran
Sembuh total atau terdapat gejala sisa
Nama penyakit atau diagnosis
Pasien gagal sirkulasi akut no. ICD 78 5.5
Adalah pasien yang mengalami gangguan perfusi jaringan yang disebabkan oleh berbagai faktor.
 Kriteria diagnosis
Tekanan darah turun lebih dari 30 mmhg, perfusi jaringan vasokonstriksi perifer, oliguria
dan asidosis metabolik
 Diagnosis banding
keadaan terminal dari penyakit
 Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium darah rutin
- Analisa gas darah
- Pengukuran tekanan Vena Sentral
- Pengukuran tekanan Baji kapiler paru
 Konsultasi
-
 perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi atau tindakan
- Medis
Cairan, koreksi asam basa, oksigenasi dan ventilasi
- Bedah
Bila terjadi perdarahan
 Penyulit
- Ards
- Gagal ginjal
- Dic
 Informed consent
Perlu tertulis
 Lama perawatan
Beberapa hari
 Masa pemulihan
Beberapa hari
 Luaran
Tanpa penyulit baik
Dengan penyulit kurang baik
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Observasi Pasien Dengan Kesadaran Menurun, Gagal Otak Dan Tekanan
Intrakranial No. ICD 780. 0
 Kriteria diagnosis
Kesadaran sopor sebab yang belum jelas
 Diagnosis banding
o Intoksikasi
o Kelainan susunan saraf pusat
o Gangguan metabolik atau endokrin
 Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium darah rutin dan khusus
o AGD
o Ct scan
 Konsultasi
Dokter spesialis penyakit dalam
 Perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi atau tindakan
o Medis
Menjaga jalan nafas, oksigenasi dan ventilasi, cairan dan nutrisi
o Bedah
Sesuai dengan kelainan yang ada
 Penyulit
Infeksi
 Informed consent
Perlu tertulis
 Lama perawatan
Beberapa hari
 Masa pemulihan
Beberapa hari sampai beberapa minggu
 Luaran
Sesuai dengan penyakit utamanya
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Observasi Pasien Sepsis No. ICD 0.38
Adalah pasien yang mengalami infeksi dengan tanda-tanda toksis
 Kriteria diagnosis
Adanya infeksi dan gangguan cardio sirkulasi atau metabolik
 Diagnosis banding
Infeksi dengan dehidrasi
 Pemeriksaan penunjang
o Laboratorium darah rutin
o Analisa gas darah
o Kultur darah
o Sputum
o Urine dan pus
o Radiologi
 Konsultasi
Spesialis imunologi
 Perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi atau tindakan
Cairan, koreksi asam basa, antibiotik, inotropik, oksigenasi dan ventilasi serta
imunoterapi
Kalau perlu dilakukan terapi bedah
 Penyulit
o Syok
o Dic
 Informed consent
Perlu tertulis
 Lama perawatan
Beberapa hari
 Masa pemulihan
Beberapa hari
 Keluaran
Tanpa penyulit baik
Dengan penyulit sangat buruk
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Pasien Gagal Ginjal Akut No. ICD 584
Adalah pasien Yang mengalami kegagalan fungsi ginjal secara mendadak yang disebabkan
kelainan prerenal, renal atau pasca Renal
 Kriteria diagnosis
Oligouria disertai peningkatan kadar ureum dan Kreatinin pada pasien yang sebelumnya
tanpa kelainan ginjal
 Diagnosis banding
Gagal ginjal kronis
 Pemeriksaan penunjang
o Lab darah rutin
o Faal ginjal
o Elektrolit
o Pemeriksaan urine lengkap
 Konsultasi
Dokter spesialis penyakit dalam atau nefrolog
 Perawatan RS
Rawat inap, segera
 Terapi atau tindakan
Cairan, nutrisi, diuretik, ca vh, dialisis
 Penyulit
o Edema
o Gagal jantung
 Informed consent
Perlu tertulis
 lama perawatan
Beberapa hari
 Masa pemulihan
Beberapa hari
 Luaran
Baik untuk tanpa penyulit
Kurang baik dengan penyulit
STANDAR PELAYANAN
PENUNJANG

RADIOLOGI
DEFINISI RADIOLOGI ATAU ILMU SINAR
Radiologi atau ilmu sinar adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan
bentuk energi lainnya atau non pengion dalam bidang diagnostik imaging dan terapi, yang
meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif seperti antara lain:
Sinar rontgen, sinar gamma, pancaran partikel pengion( elektron, neutron, positron, dan Proton);
serta energi bukan pengion seperti antara lain: Gelombang ultrasonik, gelombang infrared,
gelombang magnetik, gelombang mikro, dan radio frekuensi.

A. Radio Diagnostic imaging


Adalah cabang dari ilmu radiologi dalam bidang diagnostik yang menggunakan alat-alat
yang memancarkan energi radiasi pengion maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh
generator radioaktif yang menghasilkan Citra atau image dari morfologi tubuh manusia
dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen, sinar
inframerah, radionuklir, gelombang ultrasonik, gelombang magnetik dan emisi positron.

B. Radioterapi
Adalah cabang dari ilmu radiologi bidang terapi yang menggunakan alat-alat yang
menghasilkan radiasi pengion dan bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan
bahan radioaktif mengeluarkan Sinar rontgen, sinar gamma, pancaran partikel mikro,
gelombang radio frekuensi dan gelombang ultrasonik.

BAGAN RADIODIAGNOSTIK
IMAJGING-ORIENTED

PEMERIKSA
AN IMAJING
LAINNYA
FOTO POLOS
MRI
X-RAY

PEMERIKSA CT SCAN
AN DENGAN
ZAT -STATIS
KONTRAS -DINAMIS
ORGAN
TUBUH
MANUSIA
TOMOGRAM
DAN USG
ZONOGRAM

ANGIOGRAFI
RADIOLOGII
-ARTERIOGRAFI
-VENOGRAFI KEDOKTERA NTERVENSI
-LIMFOGRAFI
N NUKLIR
DIAGNOSTIK
TERAPI
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Akut Abdomen
 Kriteria diagnosis
Klinis
Sakit perut, perut kembung, sesak napas, nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen.
Radiologis
o Dibuat foto polos abdomen 3 posisi, AP=LLD=1/2 duduk dan thorax foto
o Tampak pelebaran usus yang distended karena terisi udara, ada tidak air fluid
level dalam lumen, ada atau tidak udara bebas
o Dinding usus menebal, cairan atau perselubungan intraperitoneal peritoneal fat
 Diagnosis banding
o Ileus obstruktif
o Ileus paralysis
o Perforasi
o Peritonitis
o Meteorismus
 Pemeriksaan penunjang
USCI, colon in Loop
 Konsultasi
Dokter ahli bedah
 Perawatan RS
Dokter klinis atau ahli bedah
 Penyulit
Penderita tidak kooperatif
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Osteomyelitis Termasuk Mastoiditis Sinusitis
 Kriteria diagnosis
Klinis
Rasa sakit lokal, demam, fungsiolesa, dan kadang-kadang disertai tanda radang lainnya
Radiologis
o Foto tulang tersebut paling sedikit dua posisi
o Ap lateral dan posisi lain yang dianggap perlu. Tampak destruksi tulang ikatan
atau penurunan densitas, trabekulasi tulang kacau, reaksi periode dan deformitas.
 Diagnosis banding
- Penyembuhan pasca fraktur
- Tumor tulang
- Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Darah rutin
- Biopsi
 Konsultasi
Dokter ahli radiologi
 Terapi
Dokter klinis atau pengirim
 Perawatan RS
Oleh dokter klinis
 Standar RS
Minimal RS tipe D
 Penyulit
Posisi pemeriksaan tidak sempurna karena kesakitan
 Informed consent
Tertulis tidak perlu
 Standar tenaga
dokter umum
 Lama pemeriksaan
30 menit
Nama Penyakit Atau Diagnosis
Patah Tulang
 Kriteria diagnosis
Klinis
o Ada trauma
o Nyeri tulang
o Fungsiolesa dan deformitas
Radiologis
o Pemeriksaan radiologis organ tersebut minimal dua posisi
o Tampak garis fraktur pada gambaran tulang tersebut dengan berbagai tingkat
perubahan sumbu tulang
 Diagnosis banding
-
 Pemeriksaan penunjang
-
 Konsultasi
o Ahli radiologi
o Ahli bedah tulang
 Terapi
Dokter pengirim
 Perawatan RS
Dokter pengirim
 Standar RS
Minimal RS tipe D
 Penyulit
Oleh karena keadaan penderita, sukar membuat posisi foto yang diperlukan
 Informed consent
Tertulis tidak perlu
 Standar tenaga
Dokter umum
 Lama pemeriksaan
30 menit
 Masa pemulihan
-
 Luaran
Diagnosis atau diagnosis banding dikirim ke dokter yang merawat
Nama Penyakit Atau Diagnosis
TBC Paru
 Kriteria diagnosis
Klinis
Rasa lemah, demam, batuk yang kadang-kadang berdarah, anemia, kurus, ronki kasar,
dan halus di paru
Radiologis
o Thorax foto Pa dan lateral
o Bercak bercak inhomogen yang disertai Fibrosis dan perkapuran parenkim paru
terutama di lapangan paru atas dan Apex
o Dilanjut memberi gambaran kavitas, schwarte, dan cairan di rongga pleura
 Diagnostik banding
o Infeksi paru non spesifik
o Infeksi jamur
o Infeksi virus
o Keganasan
 Pemeriksaan penunjang
o Mantoux test
o BTA di sputum
 Konsultasi
Dokter radiologi, ahli penyakit jantung
 Terapi
Dokter pengirim
 Perawatan RS
Bila perlu dilakukan oleh dokter pengirim
 Standar RS
Minimal RS tipe D
 Penyulit
Penderita yang sesak, tidak dapat menahan nafas.

You might also like