You are on page 1of 3

NAMA : NURHADIYANTI

NIS : 9862
KELAS : XI MIPA 2

BIOGRAFI ABU HASAN AL ASY'ARI

Nama Beliau
Beliau bernama 'Ali bin Isma'il bin Abi Bisyr Ishaq bin Salim bin Isma'il bin Abdullah
bin Musa bin Bilal bin Burdah bin Musa Al Asy'ary, lebih dikenal dengan Abu Al Hasan
Al Asy'ary.

Kelahiran Beliau
Dilahirkan pada tahun 260 Hijriyah atau 875 Masehi, pada akhir masa daulah Abbasiyah
yang waktu itu berkembang pesat berbagai aliran ilmu kalam, seperti : al Jahmiyah, al
Qadariyah, al Khawarij, al Karamiyah, ar Rafidhah, al Mu'tazilah, al Qaramithah dan lain
sebagainya.

Riwayat Hidup Beliau


Sejak kecil Abul Hasan telah yatim. Kemudian ibunya menikah dengan seorang tokoh
Mu'tazilah bernama Abu 'Ali Al Jubba'i. Beliau (Abul Hasan) seorang yang cerdas, hafal Al
Qur'an pada usia belasan tahun dan banyak pula belajar hadits. Pada akhirnya beliau
berjumpa dengan ulama salaf bernama al Barbahari (wafat 329 H). inilah yang akhirnya
merubah jalan hidupnya sampai beliau wafat pada tahun 324 H atau 939 M dalam usia 64
tahun.

Guru-gurunya
Beliau Rahimahullah mengambil ilmu kalam dari ayah tirinya, Abu Ali al-Jubai, seorang
imam kelompok Mu’tazilah.
Ketika beliau keluar dari pemikiran Mu’tazilah, beliau Rahimahullah memasuki kota
Baghdad dan mengambil hadits dari muhaddits Baghdad Zakariya bin Yahya as-Saji.
Demikian juga, beliau belajar kepada Abul Khalifah al-Jumahi, Sahl bin Nuh, Muhammad
bin Ya’qub al-Muqri, Abdurrahman bin Khalaf al-Bashri, dan para ulama thabaqah mereka.

Taubatnya dari aqidah Mu’tazilah


Al-Hafizh Ibnu Asakir berkata di dalam kitabnya Tabyin Kadzibil Muftari fima Nusiba ila
Abil Hasan al-Asy’ari, ”Abu Bakr Ismail bin Abu Muhammad al-Qairawani berkata,
‘Sesungguhnya Abul Hasan al-Asy’ari awalnya mengikuti pemikiran Mu’tazilah selama 40
tahun dan jadilah beliau seorang imam mereka. Suatu saat beliau menyepi dari manusia
selama 15 hari, sesudah itu beliau kembali ke Bashrah dan shalat di masjid Jami’ Bashrah.
Seusai shalat Jum’at beliau naik ke mimbar seraya mengatakan:
Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kalian pada hari-hari yang lalu karena
aku melihat suatu permasalahan yang dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak bisa aku
tentukan mana yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku tuliskan
dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari semua yang sebelumnya aku
yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.
Beliau pun melepas baju beliau dan beliau serahkan kitab-kitab tersebut kepada manusia.
Ketika ahlul hadits dan fiqh membaca kitab-kitab tersebut mereka mengambil apa yang ada
di dalamnya dan mereka mengakui kedudukan yang agung dari Abul Hasan al-Asy’ari dan
menjadikannya sebagai imam.’”

Para ulama menyebutkan bahwa Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari memiliki tiga fase
pemikiran:
Pertama mengikuti pemikiran Mu’tazilah yang kemudian beliau keluar darinya,
Kedua menetapkan tujuh sifat aqliyyah, yaitu; Hayat, Ilmu, Qudrah, Iradah, Sama’, Bashar,
dan Kalam, dan beliau menakwil sifat-sifat khabariyyah seperti wajah, dua tangan, telapak
kaki, betis, dan yang semisalnya.
Ketiga adalah menetapkan semua sifat Allah tanpa takyif dan tasybih sesuai manhaj para
sahabat yang merupakan metode beliau dalam kitabnya al-Ibanah yang beliau tulis
belakangan.’”

Murid-muridnya
Di antara murid-muridnya adalah Abul Hasan al-Bahili, Abul Hasan al-Karmani, Abu Zaid
al-Marwazi, Abu Abdillah bin Mujahid al-Bashri, Bindar bin Husain asy-Syairazi, Abu
Muhammad al-Iraqi, Zahir bin Ahmad as-Sarakhsyi, Abu Sahl Ash-Shu’luki, Abu Nashr al-
Kawwaz Asy-Syairazi, dan yang lainnya.

Tulisan-tulisannya
Di antara tulisan-tulisan beliau adalah: al-Ibanah an Ushuli Diyanah, Maqalatul Islamiyyin,
Risalah Ila Ahli Tsaghr, al-Luma’ fi Raddi ala Ahlil Bida’, al-Mujaz, al-Umad fi Ru’yah,
Fushul fi Raddi alal Mulhidin, Khalqul A’mal, Kitabush Shifat, Kitabur Ruyah bil Abshar, al-
Khash wal ‘Am, Raddu Alal Mujassimah, Idhahul Burhan, asy-Syarh wa Tafshil, an-Naqdhu
alal Jubai, an-naqdhu alal Balkhi, Jumlatu Maqalatil Mulhidin, Raddu ala lbni Ruwandi, al-
Qami’ fi Raddi alal Khalidi, Adabul Jadal, Jawabul Khurasaniyyah, Jawabus Sirafiyyin,
Jawabul Jurjaniyyin, Masail Mantsurah Baghdadiyyah, al- Funun fi Raddi alal Mulhidin,
Nawadir fi Daqaiqil Kalam, Kasyful Asrar wa Hatkul Atsar, Tafsirul Qur’an al-Mukhtazin,
dan yang lainnya.
al-Imam Ibnu Hazm Rohimahullah berkata, “al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari memiliki 55
tulisan.

Di antara perkataan-perkataannya
al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari Rohimahullah berkata dalam kitabnya al-Ibanah an Ushuli
Diyanah hal. 17: Apabila seseorang bertanya, “Kamu mengingkari perkataan Mu’tazilah,
Qadariyyah, Jahmiyyah, Haruriyyah, Rafidhah, dan Murji’ah. Maka terangkan kepada kami
pendapatmu dan keyakinanmu yang engkau beribadah kepada Allah dengannya!” Jawablah,
“Pendapat dan keyakinan yang kami pegangi adalah berpegang teguh dengan kitab Rabb kita,
sunnah Nabi kita Shalallahu ‘alaihi wasallam dan apa yang diriwayatkan dari para sahabat,
tabi’in, dan para ahli hadits. Kami berpegang teguh dengannya. Dan berpendapat dengan apa
yang dikatakan oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.”

You might also like