1

PENGEMBANGAN SOAL BERBASIS BERPIKIR KREATIF PADA MATERI PERUBAHAN

LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SMA NEGERI 3 PALEMBANG

Siti Rohani1*, Fajri Ismail2, Erie Agusta3

1,3
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang. Jl.
Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No 1A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia
2
Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang.
Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No 1A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia

* E-mail: sitirohani307@gmail.com
Telp: +62-858-4027-4790

Abstract
This research is motivated by the lack of use of questions that can train students' ability to think
creatively in problem solving. The problem used when evaluating learning, especially material for
environmental change, is only in the C1-C3 cognitive realm. This is caused by (1) the absence of teacher
knowledge about the problem of creative thinking (2) the teacher is only oriented towards the achievement
of material (3) lack of interest of the teacher in making creative thinking questions and knowing more
about the problem of creative thinking in the learning process. Based on these problems, the purpose of this
study is (1) to find out the characteristics of creative thinking questions (2) to develop a creative thinking
based problem that is feasible to use in Senior High School number 3 of Palembang by producing a product
in the form of a manual test. This research was conducted on 2 to 10 October 2018. This research is a
research and development that uses the development model of McIntire and Miller. Research methodology
(1) defining the test universe, audience and puprose; (2) developing a test plan; (3) compose the test items;
(4) write administration instruction; (5) conduct piloting test; (6) conduct item analysis; (7) revise the test;
(8) validation the test; (9) developing a norms; (10) complete manual test. The creative thinking indicators
used include fluency, flexibility, originality and elaboration in the form of 15 questions. The data analysis
technique uses Rasch modeling. The results obtained (1) the reliability value of the limited categorized trial
is quite good with a value of 0.79 (person reliability) and 0.68 (item reliability) with the Cronbach Alpha
value of 0.98 categorized good (2) large-scale trial for the categorized person reliability value ( 0.67) and
the item reliability is categorized as excellent (0.93). The results of the trials carried out twice eliminated
the questions as much as 4 items of questions (3) as a whole the research research instruments showed that
they were unidimensional and worthy of use.

Keywords: Creative thinking, Research and Development, Rasch, Essay

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penggunaan soal yang dapat melatih kemampuan
peserta didik untuk berpikir kreatif dalam pemecahan masalah. Soal yang digunakan saat evaluasi
pembelajaran khususnya materi perubahan lingkungan hanya berada pada ranah kognitif C1-C3. Hal ini
disebabkan oleh (1) belum adanya pengetahuan guru mengenai soal berpikir kreatif (2) guru hanya
berorientasi pada pencapaian materi (3) kurangnya minat guru dalam pembuatan soal berpikir kreatif dan
mengetahui lebih lanjut mengenai soal berpikir kreatif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui karakteristik soal berpikir
kreatif (2) untuk mengembangkan soal berbasis berpikir kreatif yang layak digunakan di SMA Negeri 3
Palembang dengan menghasilkan produk berupa manual test. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 sampai
dengan 10 Oktober 2018. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang menggunakan model
pengembangan McIntire dan Miller. Metodologi penelitian (1) defining the test universe, audience and
puprose; (2) developing a test plan; (3) compose the test items; (4) write the administration instruction; (5)
conduct piloting test; (6) conduct item analysis; (7) revise the test; (8) validation the test; (9) developing a
norms; (10) complete test manual. Indikator berpikir kreatif yang digunakan meliputi kelancaran, kelenturan,
keaslian dan kerincian dalam bentuk soal uraian sebanyak 15 soal. Teknik analisis data menggunakan
 2

permodelan Rasch. Hasil penelitian yang diperoleh (1) nilai reliabilitas uji coba terbatas terkategori cukup
baik dengan nilai 0.79 (person reliability) dan 0.68 (item reliability) dengan nilai Alpha Cronbach 0.98
terkategori bagus (2) uji coba skala besar untuk nilai person reliability terkategori cukup baik (0.67) dan
item reliability terkategori bagus sekali (0.93). Hasil uji coba yang dilakukan dua kali mengeliminasi soal
sebanyak 4 buah item soal (3) secara keseluruhan instrumen riset penelitian ini menunjukkan telah bersifat
unidimensional dan layak digunakan.

Kata kunci: Berpikir kreatif, Pengembangan, Rasch, uraian

PENDAHULUAN Soal berpikir kreatif sangat penting dilatihkan

Pendidikan di sekolah memiliki tujuan yang
sejalan lurus dengan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 menargetkan kreativitas peserta
didik dapat ditingkatkan seoptimal mungkin
sehingga mampu berinovasi untuk menjawab
tantangan masa depan yang semakin rumit
(Nuriyanah, 2015). Dalam menghadapi masa
depan yang penuh tantangan, tidak hanya bisa
mengandalkan sikap sadar dan pengetahuan akan
teknologi melainkan juga kemampuan dalam
berpikir. Oleh karena itu, peningkatan mutu dunia
pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi berkualitas serta mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapi (Sari, dkk., 2013).
Kemampuan berpikir kreatif siswa sangat
dibutuhkan agar mampu berinovasi untuk
menjawab tantangan masa depan. Namun
realitanya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
di Indonesia melalui hasil penelitian PISA dalam
bidang sains (Program for International Student
Assessment) tahun 2015 menunjukkan bahwa
Indonesia berada pada peringkat ke 62 dari 70
negara. Hal ini membuktikan bahwa siswa di
Indonesia hanya mampu dan terbiasa dengan soal
tingkat rendah.
Faktor yang berperan dalam perkembangan
potensi siswa dari suatu proses pembelajaran
adalah program evaluasi. Tujuan utama melakukan
evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat pencapaian oleh siswa sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya (Daryanto,
2012). Alat evaluasi yang sering digunakan dalam
proses belajar mengajar adalah tes. Tes merupakan
alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara
dan aturan yang sudah ditentukan yang berfungsi
untuk mengukur siswa dan untuk mengukur tingkat
keberhasilan siswa (Arikunto, 2016). Instrumen
penilaian yang dirancang dengan baik dan sesuai
dengan tingkatan kemampuan berpikir dapat
meningkatkan daya berpikir siswa (Amalia &
Susilaningsih, 2014).
karena dapat melatih siswa dalam berpikir untuk
memecahkan masalah yang ada. Pada hakikatnya,
manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif
dan akan lebih baik jika kemampuan tersebut turut
dilibatkan baik secara formal ataupun nonformal
(Novitasari, dkk., 2015). Kreativitas seseorang
dapat dibentuk dalam lingkungan hidupnya, tetapi
pendidikan memegang peranan penting dalam
pengembangan kreativitas.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya (Suparman
& Husen, 2015). Berpikir kreatif adalah suatu
proses berpikir yang meliputi kemampuan
seseorang untuk melahirkan atau menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang relatif berbeda dengan yang telah
ada sebelumnya. Kemampuan berpikir kreatif
sangat diperlukan untuk menunjang kemampuan
pemecahan masalah serta meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran Biologi.
Dalam pendidikan di Sekolah Menengah Atas,
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam secara sistematis
sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip tetapi merupakan
suatu proses penemuan, sehingga dituntut untuk
berpikir secara kreatif (Nursilawati, 2017).
Menurut Munandar (2014) menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kreatif meliputi empat kriteria
antara lain kelancaran (fluency), kelenturan
(flexibility), keaslian dalam berpikir (originality)
dan kerincian (elaboration) dalam mengembangkan
gagasan.
Suatu tes pada prinsipnya ingin menaksir
besarnya kemampuan seseorang dengan tingkat
kesalahan yang sekecil mungkin. Untuk itu
dibutuhkan tes yang memiliki butir-butir yang baik
yaitu melalui analisis butir. Analisis butir pada
prinsipnya menaksir besarnya parameter butir.
Sejalan dengan hal ini Mardapi (1998) menyatakan

bahwa alat ukur yang baik harus memiliki bukti
kesahihan dan kehandalan. Untuk itu setiap alat
ukur yang baku harus melalui proses validasi
sebelum digunakan.
Berdasarkan uraian diatas mengenai
pentingnya soal yang melatih peserta didik untuk
berpikir kreatif akan tetapi fakta dilapangan terjadi
kurangnya penggunaan soal yang dapat melatih
kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif
dalam pemecahan masalah yang ada. Untuk itu
dalam penelitian ini, peneliti bermaksud
mengembangkan soal berpikir kreatif pada materi
perubahan lingkungan di SMA Negeri 3
Palembang.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2
sampai dengan 10 Oktober 2018 di SMA Negeri 3
Palembang.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (Research and Development)
menggunakan model pengembangan menurut
McIntire dan Miller.
Populasi dan Sampel
Peserta didik kelas yang akan diujikan dalam
penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI MIPA.
Untuk populasi peserta didik kelas XI MIPA SMA
Negeri 3 Palembang yakni sebanyak 295 peserta
didik. Metode pengambilan sampel menggunakan
metode cluster random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan (Yusuf,
2014). Adapun jumlah sampel dari penelitian ini
ditentukan dengan tabel Krejcie dan Morgan
dengan tingkat ketelitian sebesar 95%.
Berdasarkan tabel Krejcie dan Morgan tersebut
maka jumlah responden dalam penelitian ini
adalah 167 peserta didik.
Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan
dua tahap, tahap pertama dilakukan dengan
menganalisis hasil dari kelayakan soal yang telah
dinilai oleh validator (judgement) sebelum diuji
cobakan. Sedangkan analisis pada tahap kedua
dilakukan terhadap jawaban tes tertulis siswa
setelah mengisi soal pada materi perubahan
lingkungan mata pelajaran Biologi Kelas X tahun
ajaran 2017/2018 menggunakan model Rasch
dengan bantuan software winstep.
3
Prosedur Penelitian
Prosedur pengembangan yang dilakukan
melalui tahap (1) defining the test universe,
audience and puprose; (2) developing a test plan;
(3) compose the test items; (4) write the
administration instruction; (5) conduct piloting
test; (6) conduct item analysis; (7) revise the test;
(8) validation the test; (9) developing a norms;
(10) complete test manual. Pada tahap
pengembangan dilakukan kegiatan validasi ahli
(expert judgement). Kegiatan validasi ahli
dilakukan oleh 4 dosen ahli yang bertujuan untuk
mendapatkan data mengenai kevalidan produk
yang dihasilkan. Pada uji pengembangan
dilakukan juga uji keterbacaan. Uji keterbacaan
dilakukan oleh 10 orang peserta didik secara acak
untuk mengetahui penilaian peserta didik terhadap
soal yang akan dikembangkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Tahapan pengembangan yang dilakukan pada
penelitian ini meliputi:
1. Defining the test universe, audience and
puprose
Mendefinisikan kompetensi yang
diharapkan dari peserta tes yakni peserta tes
dapat berpikir sesuai kemampuan berpikir
kreatif yang dimiliki peserta tes yang mengacu
pada keempat indikator berpikir kreatif yakni
kelancaran, kelenturan, keaslian dan kerincian
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
saat mengerjakan soal-soal.
Analisis karakteristik kemampuan peserta
tes. Soal yang yang digunakan guru pada
kegiatan evaluasi pembelajaran hanya pada tipe
soal C1-C3. Peserta didik kurang dilatih untuk
berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir
kreatif.
Tujuan dilaksanakannya tes yaitu untuk
melatih dan mengukur sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam berpikir
kreatif melalui uji coba soal berbasis berpikir
kreatif yang dikembangkan di SMA Negeri 3
Palembang.
2. Developing a test plan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan kisi-
kisi soal, format pertanyaan dan cara
penyekoran (rubrik penilaian soal). Sebelum
menyusun kisi-kisi, pengembang tes perlu
menentukan materi yang akan dijadikan soal
tes berpikir kreatif. Dalam hal ini, materi
 4

perubahan lingkungan dipilih sebagai materi Tabel 1. Nilai Validasi Kesesuaian Soal dan
yang akan dikembangkan dan diujikan kepada Indikator
peserta didik. Lalu menganalisis materi Nomor
Ahli Ahli Ahli Ahli
perubahan lingkungan pada silabus mata Butir V Kategori
1 2 3 4
Soal
pelajaran Biologi kelas X Kurikulum 2013.
Sangat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui 1. 4 5 4 4 0.813
Tinggi
kedudukan, keluasan dan kedalaman materi Sangat
2. 5 5 3 5 0.875
perubahan lingkungan yang akan dijadikan Tinggi
acuan dalam mengembangkan indikator soal 3. 5 4 3 4 0.75 Tinggi
berpikir kreatif. Indikator soal berpikir kreatif Sangat
4. 5 5 3 5 0.875
Tinggi
yang dikembangkan mengacu pada indikator 5. 4 4 4 3 0.686 Tinggi
soal berpikir kreatif menurut Munandar (2014) Sangat
yang meliputi indikator kelancaran, kelenturan, 6. 5 5 4 4 0.875
Tinggi
keaslian dan kerincian. Pada masing-masing 7. 4 5 4 4 0.813
Sangat
soal akan dinilai dari keempat aspek indikator Tinggi
berpikir kreatif tersebut. 8. 4 4 3 5 0.75 Tinggi
9. 4 4 3 4 0.686 Tinggi
Sangat
3. Compose the test items 10. 5 5 3 5 0.875
Tinggi
Pada tahap ini disusun butir-butir soal tes Sangat
11. 4 5 4 4 0.813
sesuai dengan format tes dan indikator Tinggi
pembelajaran yang telah dirancang. Soal Sangat
12. 3 5 4 5 0.813
berpikir kreatif yang akan divalidasi dan Tinggi
Sangat
diujikan pertama sebanyak 15 soal uraian yang 13. 4 5 4 5 0.875
Tinggi
akan mencakup 4 indikator berpikir kreatif Sangat
yakni kelancaran, kelenturan, keaslian dan 14. 5 4 4 5 0.875
Tinggi
kerincian. 15. 5 4 5 5 0.938
Sangat
Soal yang telah dirancang diuji cobakan Tinggi
terlebih dahulu dengan 4 dosen ahli (expert Berdasarkan validasi pakar dapat
judgement) yang menilai secara kualitatif dari disimpulkan bahwa 15 soal uraian tersebut
segi konstruk, materi dan bahasa. Selain itu terkategori valid.
expert judgement juga memvalidasi dari segi
konten isi antara indikator pembelajaran dan 4. Writing the administration instruction
soal yang dikembangkan. Dari keempat dosen Petunjuk penyelenggaraan tes yang telah
ahli menyatakan bahwa instrumen soal layak disusun untuk pengawas ujian dan petunjuk
dengan perbaikan. Adapun saran perbaikan yang untuk peserta tes (peserta didik) soal berbasis
diberikan yaitu penulisan dan penentuan standar berpikir kreatif.
minimal jawaban soal, kesesuaian indikator
pembelajaran dan soal, penulisan simbol-simbol, 5. Conduct piloting test
dan soal yang terlalu panjang dan pengunaan Perangkat tes atau soal tes berpikir kreatif
kata yang berulang-ulang dapat menimbulkan yang telah disusun dan divalidasi diuji coba
penafiran ganda sehingga dapat membuat skala terbatas untuk memperoleh data empiris
pembaca bingung. yang berguna pada pengujian validitas item serta
Selain menelaah soal dari segi konstruk, keterbacaan soal terhadap siswa. Uji coba
materi dan bahasa. Para ahli juga menelaah terbatas ini diujikan kepada 20 peserta didik
kesesuaian soal dengan indikator yang kelas XI MIPA sebelum dilakukannya uji coba
dirancang. Berikut adalah hasil validasi ahli lapangan. 20 peserta didik tersebut dibagi
berdasarkan kesesuai soal dan indikator, yang menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri
dianalisis dengan mengunakan rumus Aiken V. dari 10 peserta didik, diujikan untuk melihat
sejauh mana siswa dapat memahami soal yang
disajikan dengan cara siswa mengisi lembar
angket keterbacaan soal yang mencakup aspek
bahasa.

Tabel 2. Hasil Analisis Uji Keterbacaan
Peserta Didik
Data yang diperoleh dari siswa tersebut
kemudian dikonversikan kedalam skala 4
menurut Djemari Mardapi seperti dibawah ini:
Tabel 3. Interval Skor Skala 4 Djemari
Mardapi
Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan
perolehan uji keterbacaan soal terkatogeri baik.
Untuk kelompok kedua yang terdiri dari 10
peserta didik yang akan digunakan untuk
memperoleh data empiris sehingga hasil dari uji
coba pada 10 peserta didik kelompok kedua
akan diketahui kevalidan item, reliabilitas,
undimensionalitas item dan DIF (Differential
Item Functioning).
6. Conduct Item Analysis
Data yang dianalisis ialah data hasil uji coba
terbatas atau uji coba tahap awal dengan
menggunakan 10 orang peserta didik. Data
terlebih dahulu ditabulasi dalam software
Microsoft Excel yang kemudian dikonversikan
dan dianalisis dengan menggunakan program
aplikasi Winstep versi 3.73 dalam sistem operasi
Windows 7.
a. Reliabilitas
Analisis instrumen secara keseluruhan
ditampilkan ringkasan statistik dan fungsi
informasi pengukuran pada menu utama
Output Table dengan pilihan Summary
statistic sehingga akan terlihat tampilan
reliabilitas item (item reliability), reliabilitas
peserta didik (person reliability), dan nilai
Alpha Cronbach.
5
Tabel 4. Nilai Reliabilitas Uji Coba Terbatas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
nilai pada aspek reliabilitas, untuk peserta
didik sebesar terkategori cukup baik (0.79),
reliabilitas untuk item soal terkategori cukup
baik (0.68) dan nilai indeks Alpha Cronbach
sebesar 0,78 terkategori bagus. Dapat
disimpulkan bahwa kualitas instrumen
ataupun interaksi antara person dan butir
terkategori baik sehingga layak digunakan.
b. Item fit order (kesesuaian soal)
Item fit order digunakan untuk melihat
soal yang terkategori valid (fit) dan
terkategori tidak valid (misfit). Item fit
menjelaskan apakah butir soal berfungsi
normal melakukan pengukuran atau tidak
Jika didapati suatu soal tidak fit maka hal ini
dapat mengindikasi bahwa terjadi
miskonsepsi pada siswa terhadap butir soal
tersebut.
Tabel 5. Nilai Item fit order (Kesesuaian Soal)
Item yang tidak fit dapat dapat diketahui
dengan menjumlahkan nilai rata-rata infit
kuadrat tengah (mean infit MNSQ) 0.98
dengan nilai deviasi standarnya (Infit MNSQ
S.D) yaitu 0.30, sehingga nilainya adalah
0.98 + 0.30 = 1.28. Nilai Infit MNSQ dari
setiap item yang lebih besar dari 1.28
mengindikasi item tidak sesuai.
Selain itu, yang menjadi acuan dalam
penentuan fit suatu item ialah dengan

menggunakan 3 kriteria yaitu Outfit MNSQ,
Outfit ZSTD, dan Point Measure Correlation.
Nilai outfit MNSQ dari 15 item menunjukkan
item nomor 11, 13 dan 15 yang seharusnya
0.5 < MNSQ < 1.5 Sedangkan untuk nilai
logit outfit ZTSD dengan kriteria -2 < ZSTD
< +2.0 dari 15 item menunjukkan item nomor
13 tidak sesuai dengan kriteria. Dan untuk
kriteria point measure correlation 0.4 < Point
Measure Corr. < 0.85 dari 15 item nomor 12,
4, 5, dan 2 tidak fit. Suatu item dikatakan
tidak fit jika item tersebut tidak memenuhi 2
dari 3 kriteria tersebut dan juga melihat dari
penjumlahan nilai mean infit MNSQ dengan
infit MNSQ S.D yakni sebesar 1.28.
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh,
item yang tidak fit atau valid yaitu item soal
nomor 11, 12 dan 13. Item soal nomor 11
tidak memenuhi kriteria Outfit MNSQ dan
nilai infit MNSQ lebih besar dari 1.28. item
soal nomor 12 tidak memenuhi kriteria Point
Measure Correlation dan nilai infit MNSQ
lebih besar dari 1.28. sedangkan untuk item
soal nomor 13 tidak memenuhi 2 kriteria
yakni untuk kriteria Outfit MNSQ dan Outfit
ZSTD.
c. Unidimensionalitas
Unidimensionalitas adalah ukuran untuk
mengevaluasi apakah instrumen yang
dikembangkan mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur dalam hal ini adalah
kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Tabel 6. Unidimensionalitas Tes Berpikir
Kreatif
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil
pengukuran keragaman (raw variance
explained by measure) data adalah 41.3 %.
Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan
unidimensionatitas sebesar 20% dapat
terpenuhi. Selain itu, batas
unidimensionalitas dalam Rasch sebesar 40%
juga terpenuhi. Hal lain juga mendukung
adalah varians yang tidak dapat dijelaskan
oleh instrumen terkategori cukup baik.
6
d. DIF (Differential Item Functioning)
DIF (Differential Item Functioning)
digunakan untuk mendeteksi bias item
pengukuran. DIF dapat diketahui dengan
nilai probabilitas dibawah 5% (0.05)
(Sumintono dan Widhiarso, 2014).
Berdasarkan hasilnya diketahui bahwa nilai
probabilitas dari semua item soal tidak ada
yang berada dibawah 5 % (0.05). Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada soal yang
bias.
Tabel 7. Differential Item Functioning
7. Revising the test
Pengambilan keputusan terhadap butir-butir
yang perlu direvisi dilakukan dengan
menggunakan pertimbangan dari hasil analisis.
Hasil analisis butir untuk merevisi butir yang
kurang baik. Pengambilan keputusan terhadap
butir-butir yang perlu direvisi atau dieliminasi
dilakukan dengan menggunakan pertimbangan
hasil analisis yakni melalui analisis hasil pada
Item fit order. Berdasarkan analisis data pada
item fit order, soal yang terindikasi tidak valid
atau misfit adalah soal nomor 11, 12 dan 13
sehingga ketiga nomor item soal tersebut
dieliminasi. Uji coba yang kedua (uji coba
lapangan) akan diujikan tanpa soal nomor 11, 12
dan 13 sehingga soal yang diujikan pada uji
coba selanjutnya terdiri dari 12 item soal dari 15
item soal awal.
8. Validation test
Item soal yang telah valid hasil dari uji coba
terbatas selanjutnya diujikan pada uji coba
kedua yakni uji coba lapangan skala besar
dengan sampel sebanyak 167 peserta didik.
Subjek yang menjadi sasaran uji coba tes
meliputi kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI MPA
3, XI MIPA 4, dan XI MIPA 6.
a. Reliabilitas
Untuk analisis instrumen secara
keseluruhan akan ditampilkan ringkasan
statistik dan fungsi informasi pengukuran

pada menu utama Output Table dengan
pilihan Summary statistic sehingga akan
terlihat tampilan reliabilitas item (item
reliability), reliabilitas peserta didik (person
reliability), dan nilai Alpha Cronbach hasil
dari uji coba skala besar.
Tabel 8. Reliabilitas Uji Coba Skala Besar
Nilai reliabilitas responden (person
reliability) sebesar 0.67 yang berarti bahwa
responden memiliki kemampuan berpikir
kreatif yang cukup. Sedangkan untuk nilai
reliabilitas item soal (Item Reliability) sebesar
0.93 yang berarti aspek reliabilitasnya
terkategori bagus sekali. Sumintono dan
Widhiarso (2014) menyatakan bahwa apabila
nilai item reliability dan person reliability
<0.67 terkategori lemah, 0.67-0.80
terkategori cukup, 0.8-0.9 terkategori bagus,
0.91-0.94 terkategori bagus sekali dan >0.94
terkategori istimewa. Nilai Cronbach Alpha
(KR-20) cukup bagus yaitu 0.70. Secara
keseluruhan menunjukkan bahwa data yang
dihasilkan dari penelitian ini mendapat hasil
yang bagus.
b. Item Fit Order (Kesesuaian Butir)
Tabel 9. Nilai Item Fit Order Uji Skala
Besar
7
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh,
item yang tidak fit yaitu item soal nomor 5.
Item soal nomor 5 tidak memenuhi kriteria
Point Measure Correlation dan nilai
penjumlahan infit MNSQ + infit MNSQ
S.D. lebih besar dari 1.17
c. Item Measure (Kesulitan Butir Soal)
Tabel 10. Nilai Item Measure Uji Skala
Besar
Berdasarkan butir soal berpikir kreatif
yang diujikan pada 167 peserta didik
diketahui bahwa item yang paling sukar
dijawab oleh peserta tes adalah item soal
nomor 10 (ditandai dengan warna merah)
dengan nilai logit item tertinggi yaitu sebesar
0.79 dibandingkan dengan nilai logit item
yang lain. Sedangkan item yang paling
mudah dijawab oleh peserta didik adalah item
nomor 8 dengan nilai logit item terendah
yakni -0.58.
d. DIF (Differential Item Functioning)
DIF dapat diketahui dengan nilai
probabilitas dibawah 5% (0.05).
Berdasarkan hasilnya diketahui bahwa nilai
probabilitas dari semua item soal tidak ada
yang berada dibawah 5 % (0.05).
Tabel 11. DIF Uji Skala Besar
e. Unidimensionalitas
Unidimensionalitas adalah ukuran untuk
mengevaluasi apakah instrumen yang
dikembangkan mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur.

Tabel 12. Nilai Unidimensionalitas Uji
Skala Besar
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil
pengukuran keragaman (raw variance
explained by measure) data adalah 29.3%.
Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan
unidimensionalitas sebesar 20% dapat
terpenuhi. Selain itu, hal lain yang
mendukung adalah varians yang tidak dapat
dijelaskan oleh instrumen terkategori cukup
baik. Sehingga disimpulkan bahwa instrumen
tes berpikir kreatif telah benar-benar mampu
mengukur berpikir kreatif peserta didik di
SMA Negeri 3 Palembang.
9. Developing norms
Setelah validasi lengkap, norma acuan
penilaian yang ditetapkan adalah Penilaian
Acuan Kriteria (PAK) yang didasarkan pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA
Negeri 3 Palembang. Penetapan skor potong
menjadi batas skor kelulusan untuk
menetapkan keputusan seseorang termasuk
dalam kategori kelompok yang lulus atau gagal
adalah nilai KKM. Nilai KKM Biologi di SMA
Negeri 3 Palembang sebesar 65. Dari 167
peserta tes yang mendapat nilai mencapai
KKM hanya 1 orang dari 167 orang. berikut ini
grafik persentase kemampuan berpikir kreatif
peserta didik kelas XI MIPA di SMA Negeri 3
Palembang.
Grafik Kemampuan Berpikir
Kreatif
30 20,54 17,77
14,96 17,84
20
10
0 Persentase
Gambar 1. Persentase Kemampuan Berpikir
Kreatif
8
10. Complete Manual Test
Tahapan terakhir dari proses pengembangan
soal menurut McIntire dan Miller yaitu
disusunnya manual test.
Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 10 tahapan
penelitian pengembangan menurut McIntire dan
Miller. Pada tahapan ketiga yakni tahap
composing the test item, pada tahapan ini butir
soal berpikir kreatif yang akan dikembangkan
dirancang dengan mencakup 4 indikator berpikir
kreatif menurut Munandar (2014) yakni indikator
kelancaran, kelenturan, keaslian dan kerincian
yang selanjutnya divalidasi oleh 4 dosen ahli
(expert judgment).
Uji coba tahap awal dilakukan pada peserta
didik kelas XI MIPA di SMA Negeri 3 Palembang
sebanyak 20 peserta didik yang dibagi menjadi 2
kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 10
orang peserta didik untuk uji keterbacaan yang
mencakup aspek bahasa. Berdasarkan nilai rata-
rata perolehan pada uji keterbacaan yakni soal
terkategori baik (A) dengan nilai 15.1 yang
dikonversikan dalam skala 4 Djemari Mardapi.
Berikut secara rinci item soal yang dieliminasi:
1. Item soal nomor 5 dinyatakan tidak fit/valid
pada uji coba skala besar. Pada analisis item fit
order soal nomor 5 tidak memenuhi kriteria
point measure correlation dan penjumlahan
nilai mean infit MNSQ + infit MNSQ S.D.
Akan tetapi item soal tidak mengalami bias,
nilai probabilitasnya sebesar 0.4982 (nilai
diatas 0.05)
2. Item soal nomor 11 pada uji coba skala
terbatas. Karena item soal tidak memenuhi
kriteria Outfit MNSQ dan penjumlahan mean
infit MNSQ + infit MNSQ S.D akan tetapi
dalam pengujian DIF, item soal tidak
mengalami bias.
3. Item soal nomor 12 pada uji coba skala
terbatas. Karena item soal tidak memenuhi
kriteria point measure correlation MNSQ dan
penjumlahan mean infit MNSQ + infit MNSQ

S.D dan dalam pengujian DIF, item soal tidak
mengalami bias.
4. Item soal nomor 13 pada uji coba skala
terbatas. Karena item soal tidak memenuhi
kriteria Outfit MNSQ dan Outfit ZSTD akan
tetapi dalam pengujian DIF, item soal tidak
mengalami bias.
Dalam konteks pengujian item, maka suatu
item yang tidak sesuai (misfit) adalah item yang
terlalu mudah (nilai logit terlalu negatif) ataupun
sangat sulit (nilai logit positif yang besar) dari
pola jawaban responden yang diberikan, ataupun
nilai dari tiga kriteria yang dihasilkan dari analisis
dengan perangkat lunak menunjukkan bahwa item
tidak memenuhi syarat, yang mengindikasikan
item tersebut tidak mengukur ciri-sifat yang
diinginkan.
Dan untuk pengujian nilai unidimensionalitas
diketahui bahwa hasil pengukuran keragaman (raw
variance explained by measure) sebesar 29.3%
yang menunjukkan bahwa persyaratan minimum
untuk unidimensionalitas sebesar 20% terpenuhi.
Hal lain yang mendukung, keragaman yang tidak
dapat dijelaskan (unexplained variance) berada
dibawah 10% yang menunjukkan tingkat
independensi item berada pada kategori baik.
Misbach dan Sumintono (2014) menyatakan bahwa
apabila persyaratan minimum unidimensionalitas
sebesar 20% terpenuhi maka soal tersebut mampu
mengukur apa yang semestinya diukur. Dalam hal
ini, soal yang dikembangkan mampu mengukur
kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMA
Negeri 3 Palembang.
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa soal berpikir kreatif yang dikembangkan
menggunakan indikator berpikir kreatif yang
diadopsi dari Munandar yaitu kelancaran,
kelenturan, keaslian dan kerincian. Soal yang
dikembangkan berupa soal uraian sebanyak 15
soal yang diujicoba sebanyak 2 kali didapatkan
sebanyak 11 soal yang valid/layak. Secara
keseluruhan instrumen penelitian menunjukkan
bahwa soal telah mengukur apa yang seharusnya
diukur karena telah memenuhi persyaratan
unidimensionalitasnya baik pada tahap uji coba
terbatas dan uji coba skala besar.
Saran
Produk soal ini baru dikembangkan dan diuji
kelayakannya di SMA Negeri 3 Palembang untuk
pengembangan lanjutan diharapkan agar
9
melakukan pengembangan soal ini pada beberapa
sekolah dengan tingkatan strata akreditasi yang
berbeda (akreditasi A, akreditasi B, dan akreditasi
C) baik pada tingkat sekolah swasta maupun
negeri. Bahkan bila perlu diuji coba pada setiap
sekolah yang ada di kota Palembang demi
menghasilkan produk yang lebih baik lagi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman
serta segenap pihak yang terlibat yang telah
memberikan motivasi, dan do’anya demi
keberhasilan dan kelancaran penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N. F., & Susilaningsih, E. (2014).
Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Asam
Basa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.8 No.2
Hal. 1380-1389.
Arikunto. (2016). Dasar-Dasar Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto, H. M. (2012). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mardapi, D. (1998). Analisis Butir dengan Teori
Tes Klasik dan Teori Respon Butir. Jurnal
Kependidikan Edisi Khusus Dies Natalis XXVIIII.
McIntire, S. A., & Miller, L. A. (2007).
Foundations of Psychological Testing: A Practical
Approach. California: Sage Publication.
Misbach, I. & Sumintono, B. (2014).
Pengembangan dan Validasi Instrumen Persepsi
Siswa terhadap Karakter Moral Guru di Indonesia
dengan Model Rasch. Seminar Nasional Psikometri
2014.
Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Novitasari, D., Rahman, A., & Alimuddin. (2015).
Profil Kreativitas Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematika Ditinjau dari Kecerdasan Visual
Spasial dan Logis Matematis pada Siswa SMAN 3
Makassar. Jurnal Daya Matematis, Vol. 3 No.1
Nuriyanah, S. (2015). Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Melalui Praktikum
Sederhana. Skripsi.
 10

Nursilawati, Y. (2017). Pengaruh Model

Pembelajaran Modified Free Inquiry terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Mateeri
Ekosistem pada Kelas X SMA PGRI Rancaekek.
Jurnal Skripsi Pendidikan Biologi, Hal. 1-8.

Sari, I. M., Sumiati, E., & Siahaan, P. (2013).

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
dalam Pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar
(PTD). Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.18 No.1
Hal.60-68.

Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2015). Aplikasi

Pemodelan Rasch pada Assessment Pendidikan.
Cimahi: Trim Komunikata.

Suparman, & Husen, D. N. (2015). Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning.
Bioedukasi, 367-372 Vol. 3 No.2 ISSN 2301-4678.

Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif,

Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenadamedia Group.