You are on page 1of 17

LAPORAN KELOMPOK MENENGEMENT KEPERAWATAN

DI RUANG IRNA 3B RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KOTA MATARAM

OLEH:
KELOMPOK 2

Gilang Aji Pratama (015.01.3182)


Hesti Mulyana ( 015.01.3185 )
I Putu Ari Wirasantika ( 015.01.3188 )
I Wayan Andika Hardinata (015.01.3189)
Indri Sawitry ( 015.01.3190 )
Khairul Ihsan (015.01.3194)
Linda Fuji Ramdiani (015.01.3198)
Dini Hermawati

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2019
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan(Umum, Khusus)
C. Waktu Pelaksanaan
D. Tempat Pelaksanaan
E. Pelaksanaan Kegiatan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Menegement Keperawatan
B. Prinsip pelayanan keperawatan
C. Lingkup pelayanan keperawatan
D. Peran perawat
BAB III HASIL KAJIAN
A. Profil Umum Ruang Keperawatan
B. Unsur Input
1. Man
2. Money
3. Material
4. Methode
5. Marketing
C. Unsur Proses
1. Proses Asuhan Keperawatan
2. Proses Manangemen Pelayanan
3. Proses Manangemen Bimbingan PKK
D. Unsur Out Put
1. Efisensi Ruang Rawat(BOR, LOS, BTO, TOI)
2. Hasil Evaluasi penerapan SAK(Instrumen ABC)
3. Hasil Evaluasi Bimbingan PKK
4. Kepuasan Kerja Karyawan
5. Kepuasan Mahasiswa Praktek
BAB IV PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. PERMASALAHAN
1. Intervensi Masalah
2. Prioritas Masalah
B. RENCANA KEGIATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor
pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan
yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2002).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat.
Karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga
perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan
bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-
alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional,
karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam
manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat
perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Dengan melihat kenyatan tersebut diatas maka mahasiswa perlu dibekali
keterampilan manajemen yang akan digunakan untuk pengelolaan pasien, tenaga
keperawatan, tenaga non keperawatan, dan lainnya. Mahasiswa di tekankan
untuk menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan pada asuhan
klien secara menyeluruh melalui manajemen layanan keperawatan dan upaya
yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa STIKES MATARAM yaitu dengan
mengimplekasikan secara langsung pengetahuan manajerialnya di IRNA 3B
RSUD KOTA MATARAM yaitu dengan arahan dari pembimbing akademik dan
pembimbing lahan. Pelaksanaan praktek tersebut memberikan masukan yang
positif, sehingga mahasiswa memiliki gambaran bagaimana cara mengelola
ruangan dengan pendekatan proses manajemen.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan praktik manajemen diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan prinsip prinsip manajemen keperawatan sederhana diruangan
IRNA 3B RSUD KOTA MATARAM
2. Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawata di IRNA 3B
RSUD KOTA MATARAM, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai kepala ruangan
b. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai ketua tim
c. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai anggota tim keperawatan
d. Melaksanakan kegiatan timbang terima secara rutin setiap pergantian
shift
e. Melaksanakan kegiatan supervisi
f. Melaksanakan ronde keperawatan
g. Merumuskan masalah yang terjadi di ruangan
h. Menyusun laporan
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktik stase manajemen keperawatan berlangsung
selama 13 hari mulai tanggal 21 Januari 2019 sampai 2 Februari 2019.
F. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksaan praktek stase manajemen keperawatan di laksanakan di
ruang IRNA 3B RSUD KOTA MATARAM
G. Pelaksanaan Kegiatan
Mahasiswa program studi keperawatan Stase Manajemen Keperawatan
kelompok 2:
1. Gilang Aji Pratama
2. Hesti Mulyana
3. I Putu Ari Wirasantika
4. I Wayan Andika Hardinata
5. Indri Sawitry
6. Khairul Ihsan
7. Linda Fuji Ramdiani
8. Dini Hermawati
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Menegement Keperawatan
1. Pengertian
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka
diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui
tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan
sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada
pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu
Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada
dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah
pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses
manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis
bagi semua kelompok.
2. Fungsi Manajemen
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama
yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Directing
(pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
a. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan
merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan
kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000)
mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai
proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan
di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang
sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi
wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi
dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
c. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual
yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk
tujuan perusahaan yang nyata.
d. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan
fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan
yang erat dengan fungsi yang lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah
terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi
yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan,
yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala
sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi
yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan
(Urwick, 1998).
B. Prinsip pelayanan keperawatan
Prinsip pelayanan keseperawatan ditentukan oleh standart asuhan
keperawatan yang diberikan. Standard merupakan suatu tingkat keungulan
yang ditentukan sebelumnya yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik.
Standard memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh
para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang terpengaruh
olehnya.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan
wewenang dan tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan
berupa standar yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres,
Peraturan Pemerintah.
Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari
kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan
yang tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi:
standard pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard
pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus
melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan
keperawatan di rumah sakit, yang meliputi:
1. Standard I: Pengkajian Keperawatan
2. Standard II : Diagnosa Keperawatan
3. Standard III: Perencanaan Keperawatan
4. Standard IV: Intervensi Keperawatan
5. Standard V :Evaluasi Keperawatan
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan
kriteria dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan
pasien. Standard membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan,
rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif, unit
pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan
standard-standard yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai
suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang perbandingan dari
nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai
suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau
keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan
kerja sama dengan perawat-perawat klinik, kriteria keperawatan klinik
dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan.
Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai
proses asuhan keperawatan.
1. Standard I : Pengkajian keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh,
dikomunikasikan, dan dicatat. Kriteria Pengkajian meliputi :
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi,
pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang
b. Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim
kesehatan, rekam medis dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
d. Status kesehatan pasien masa lalu
e. Status kesehatan pasien saat ini
f. Status biologis-psikologis-sosial-spritual
g. Respon terhadap terapi
h. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2. Standard II : Diagnosa keperawatan
Adapun kriteria proses :
a. Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi
masalah, perumusan diagnosa keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan
tanda/gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (P, E).
c. Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data
terbaru.
3. Standard III : Perencanaan keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
dan meningkatkan kesehatan pasien.
Kriteria proses, meliputi :
a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan
rencana tindakan keperawatan
b. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasien
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan
4. Standard IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
proses Asuhan Keperawatan.
Kriteria proses, meliputi :
a. Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien
memodifikasi lingkungan yang digunakan
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon pasien.
5. Standard V : Evaluasi keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Adapun kriteria prosesnya adalah:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus
b. Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah
pencapaian tujuan
c. Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat
d. Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi
perencanaan keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
f. Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka
pelayanan keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.
C. Lingkup pelayanan keperawatan
Lingkup pelayanan keperawatan menggunankan metode asuhan
keperawatan. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
Ada 5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan
akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai
meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi metode
tim-primer.
1. Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini
sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman. Kelemahan
dari metode ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis
intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan
kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.

Kepala Ruangan

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :

Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

Pasien/klien

Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional


2. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan
yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan
memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim
terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok
dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang
efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus
menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung
oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan
yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya
kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim
nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan,
mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan
tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun
dan memenuhi standard asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan
jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien,
keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak
terpenuhi.

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team nursing


3. Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung
gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan
keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat
primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat primer
mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana
keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara
perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang
kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu,
asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
4.
Dokter Sarana RS
Kepala Ruangan

Perawat Primer

Pasien / Klien
Perawat Perawat pelaksana
pelaksana jika diperlukan days
Perawat pelaksana
evening
night

Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing


4. Metode kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift,
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah
perawat lebih memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial
menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi
perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama.

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien


Skema 4. Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

5. Modifikasi : MAKP Tim-Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini
didasarkan pada beberapa alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer.
Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah
lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim
tentang asuhan keperawatan.
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat)
orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala
ruang rawat juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan
perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18
orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di
bawah.
Kepala Ruang

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam dan Libur/Cuti)


Skema 5. Sistem Asuhan Keperawatan Metode Primary Tim (Modifikasi)

D. Peran perawat
1. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
Seorang perawat professional yang diberi kewenangan dan tanggung
jawab dan mengelola kegiatan pelayanan disatu ruang rawat.
 Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawat serta tenaga
lain sesuai kebutuhan
2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru
atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat
4) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan dan
standart
5) Mengkoordinir seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat
6) Mengadakan pertemuan berkala dangan pelaksana keperawatan
dan tenaga lain yang berada dalam tanggung jawabnya
7) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
perawatan degan pelaksana perawatan antara lain melalui
pertemuan ilmiah
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang dan peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan optimal.
9) Menyususn perminaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan di rruang rawat
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai
11) Memepertangjawabkan pelaksanaan intervnsi peralatan
12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarganya, meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruangan, fasilitas yang ada acara penggunaannya serta kegiatan
rutin sehari-hari di ruangan.
13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling(visite dokter)
untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya
14) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan noninfeksi
untuk memudahan pemberian asuhan keperawatan
15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat
untuk mengetahui keadaannya dan menempung keluhannya
serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya
16) Menjaga perasaan pasien agar merasa nyaman , aman dan
terlindung selama pelaksanaan pelaynanan keperawatannya
berlangsung
17) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau
keluarga dalam batas kewenangannya
18) Mmenjaga perasaan petugas agar merasa nyaman , aman da
terlindungi selama memberikan pelayanan perawatan
berlangsung
19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan secara cepat dan benar. Untuk tindakan perawat
selanjutnya
20) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan
lainnya, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instansi
dan kepala unit di RS
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan.
22) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan
23) Memeriksan dan meneliti pengisian daftar permintaan
makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien,
kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai
dengan diitnya
24) Memlihara buku register dan berkas catatan medik
25) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang
rawat
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian,
meliputi:
1) Mengawasi dan menilai pelaknaan asuhan keperawatan yang
telah dtentukan
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan
3) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
keperawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien
4) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lainnya di
ruang rawat.
2. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Primer(PP)/Ketua
Tim(KaTim)
a. Meerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
b. Membuat tujuan dan rencana kegiatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila
diperlukan.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perwat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
f. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social di masyarakat
g. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Asosiasi(PA)
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada pasien.
Tugas Pokok
a. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih saying
1) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususn
2) Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon
pasien pada catatan perawatan
b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan pasien akan dioprasi
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental dan spiritual
dari pasien
1) Memelihara kebersihan pasien dan lingkungan
2) Mengurangi penderitaan pasien dengan memberi rasa aman,
nyaman dan ketenangan
3) Pendekatan dengan komunikasi terapeutik
d. Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostic
e. Melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
f. Memberi pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul maut
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administratif
1) Menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal
2) Sensus harian dan formulir
3) Rujukan atau PKMRS
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kemyamanan
dan keindahan ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian
k. Memberikan peyuluhan kesehatan kepada pasien sehubungan dengan
penyakitnya
l. Melaporkan segala sesuatu tentang keadaannya pasien baik lisan atau
tulisan
m. Membuat laporan harian

You might also like