Professional Documents
Culture Documents
STABILITAS STRUKTUR
OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
MANADO
2018
A. Stabilitas Struktur Secara umum
Pada struktur stabil, deformasi yang diakibatkan beban pada umumnya kecil dan gaya
dakhil (internal) yang timbul dalam struktur mempunyai kecenderugan mengembalikan
bentuk semula apabila bebannya dihilangkan. Pada struktur tidak stabil, deformasi yang
diakibatkan oleh beban pada umumnya mempunyai kecenderungan untuk terus
bertambah selama struktur dibebani. Struktur yang tidak stabil mudah mengalami
keruntuhan secara menyeluruh dan seketika begitu dibebani. Sebagai contoh, bayangkan
tiga buah balok disusun membentuk rangka segiempat. Berikan gaya horizontal diujung
rangka atas balok tersebut. Maka lama kelamaan rangka itu roboh. Salah satu cara untuk
membuatnya lebih stabil dengan bracing atau mengisinya dengan dinding. Selain dengan
yang disebutkan tadi, ketidakstabilitas struktur bisa diakibatkan juga oleh kelemahan
kolom yang diakibatkan tekuk maupun efek P-Delta.
Salah satu syarat agar sebuah bangunan memenuhi syarat dan layak dipakai adalah
kestabilan struktur yang bagus. Kestabilan memiliki arti bangunan tidak akan runtuh
(collapse) jika mendapat pengaruh gaya-gaya dari luar. Lihat gambar di bawah ini
sebagai contoh memahami kestabilan sebuah struktur.
Pada gambar yang berada di sebelah kiri, struktur yang sangat sederhana akan
mengalami perpindahan (deformasi) yang cukup besar jika diberi beban luar. Struktur ini
akan jatuh (collapse) dan dikatakan tidak stabil terhadap perubahan gaya dari luar. Kondisi
ini berbeda jika kita melihat gambar yang berada di sebelah kanan, struktur yang diberi
pengaku (bracing) dikatakan stabil ketika menerima beban-beban dari luar.
Setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk membuat struktur yang stabil:
Pemasangan pengaku, selain untuk membuat struktur stabil, biasanya dilakukan untuk
membantu mencegah struktur mengalami deformasi yang besar pada arah horizontal.
Pengaku biasanya banyak dipasang pada strukur yang terbuat dari kayu atau baja. Pada
struktur bangunan tinggi (lebih dari 300 meter), pemasangan pengaku biasanya lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan struktur yang
rendah masih sangat rigid (deformasinya kecil) dan tidak membutuhkan bantuan bracing.
Bidang rangka kaku atau biasa disebut diaphragm adalah sistem di mana dinding atau pelat
lantai dipasang sangat kaku pada rangka struktur. Hal ini menyebabkan sambungan (joint)
tidak lagi berperilaku sebagai sendi, namun sambungan ini akan kaku dan berubah fungsi
sebagai jepit. Contoh yang bisa kita lihat adalah pelat lantai yang terbuat dari beton yang
disambung dengan balok-balok di sekelilingnya.
Jika pada sistem diaphragm kita memasang bidang yang akan mengubah perilaku
sambungan, maka pada cara yang ketiga ini, sambungan secara langsung dipasang dengan
kaku tanpa perlu bantuan dinding atau pelat. Biasanya sistem seperti ini bisa dilakukan pada
sambungan las baja atau sambungan balok kolom pada beton bertulang.
J
Gambar Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk kestabilan struktur
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak diperlukan sejumlah elemen-
elemen minimum yang dipasang pada struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan
pengaku diagonal hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur pada
kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada arah tegak lurus bracing,
struktur akanmengalami torsi yang cukup besar akibat pemasangan struktur yang tidak
simetris. Untuk itulah diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada struktur.
Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk kestabilan struktur
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak diperlukan sejumlah elemen-
elemen minimum yang dipasang pada struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan
pengaku diagonal hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur pada
kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada arah tegak lurus bracing,
struktur akanmengalami torsi yang cukup besar akibat pemasangan struktur yang tidak
simetris. Untuk itulah diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada
struktur.
Struktur dengan pengaku yang simetris
Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat, diharapkan struktur tidak akan
mengalami jatuh (collapse), memenuhi syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu
memberikan kuat layan yang baik untuk dipakai para penggunanya.
Gambar 2.1 Konsep stabilitas digambarkan bola di atas bidang lengkung : (a)Keseimbangan
stabil, (b)Keseimbangan netral, dan (c)Keseimbangan tidak stabil .