You are on page 1of 6

TUGAS 1

STABILITAS STRUKTUR

OLEH :

FRINSILIA JAGLIEN LIANDO


16021101158

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

MANADO

2018
A. Stabilitas Struktur Secara umum

Pada struktur stabil, deformasi yang diakibatkan beban pada umumnya kecil dan gaya
dakhil (internal) yang timbul dalam struktur mempunyai kecenderugan mengembalikan
bentuk semula apabila bebannya dihilangkan. Pada struktur tidak stabil, deformasi yang
diakibatkan oleh beban pada umumnya mempunyai kecenderungan untuk terus
bertambah selama struktur dibebani. Struktur yang tidak stabil mudah mengalami
keruntuhan secara menyeluruh dan seketika begitu dibebani. Sebagai contoh, bayangkan
tiga buah balok disusun membentuk rangka segiempat. Berikan gaya horizontal diujung
rangka atas balok tersebut. Maka lama kelamaan rangka itu roboh. Salah satu cara untuk
membuatnya lebih stabil dengan bracing atau mengisinya dengan dinding. Selain dengan
yang disebutkan tadi, ketidakstabilitas struktur bisa diakibatkan juga oleh kelemahan
kolom yang diakibatkan tekuk maupun efek P-Delta.

Salah satu syarat agar sebuah bangunan memenuhi syarat dan layak dipakai adalah
kestabilan struktur yang bagus. Kestabilan memiliki arti bangunan tidak akan runtuh
(collapse) jika mendapat pengaruh gaya-gaya dari luar. Lihat gambar di bawah ini
sebagai contoh memahami kestabilan sebuah struktur.

Gambar Kestabilan struktur jika diberi gaya luar

Pada gambar yang berada di sebelah kiri, struktur yang sangat sederhana akan
mengalami perpindahan (deformasi) yang cukup besar jika diberi beban luar. Struktur ini
akan jatuh (collapse) dan dikatakan tidak stabil terhadap perubahan gaya dari luar. Kondisi
ini berbeda jika kita melihat gambar yang berada di sebelah kanan, struktur yang diberi
pengaku (bracing) dikatakan stabil ketika menerima beban-beban dari luar.
Setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk membuat struktur yang stabil:

 Pemasangan pengaku (diagonal bracing) pada struktur.


 Pembuatan bidang rangka yang kaku (diaphragm)
 Pemasangan sambungan yang kaku (rigid)

Ketiga cara di atas diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Gambar Tiga cara untuk membuat struktur stabil

Pemasangan pengaku, selain untuk membuat struktur stabil, biasanya dilakukan untuk
membantu mencegah struktur mengalami deformasi yang besar pada arah horizontal.
Pengaku biasanya banyak dipasang pada strukur yang terbuat dari kayu atau baja. Pada
struktur bangunan tinggi (lebih dari 300 meter), pemasangan pengaku biasanya lebih sering
dilakukan dibandingkan dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan struktur yang
rendah masih sangat rigid (deformasinya kecil) dan tidak membutuhkan bantuan bracing.

Bidang rangka kaku atau biasa disebut diaphragm adalah sistem di mana dinding atau pelat
lantai dipasang sangat kaku pada rangka struktur. Hal ini menyebabkan sambungan (joint)
tidak lagi berperilaku sebagai sendi, namun sambungan ini akan kaku dan berubah fungsi
sebagai jepit. Contoh yang bisa kita lihat adalah pelat lantai yang terbuat dari beton yang
disambung dengan balok-balok di sekelilingnya.

Jika pada sistem diaphragm kita memasang bidang yang akan mengubah perilaku
sambungan, maka pada cara yang ketiga ini, sambungan secara langsung dipasang dengan
kaku tanpa perlu bantuan dinding atau pelat. Biasanya sistem seperti ini bisa dilakukan pada
sambungan las baja atau sambungan balok kolom pada beton bertulang.
J
Gambar Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk kestabilan struktur

Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak diperlukan sejumlah elemen-
elemen minimum yang dipasang pada struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan
pengaku diagonal hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur pada
kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada arah tegak lurus bracing,
struktur akanmengalami torsi yang cukup besar akibat pemasangan struktur yang tidak
simetris. Untuk itulah diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada struktur.

Gambar Struktur dengan pengaku yang simetris


Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat, diharapkan struktur tidak akan mengalami
jatuh (collapse), memenuhi syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu memberikan kuat
layan yang baik untuk dipakai para penggunanya

 Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk kestabilan struktur
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak diperlukan sejumlah elemen-
elemen minimum yang dipasang pada struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan
pengaku diagonal hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur pada
kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada arah tegak lurus bracing,
struktur akanmengalami torsi yang cukup besar akibat pemasangan struktur yang tidak
simetris. Untuk itulah diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada
struktur.
 Struktur dengan pengaku yang simetris
Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat, diharapkan struktur tidak akan
mengalami jatuh (collapse), memenuhi syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu
memberikan kuat layan yang baik untuk dipakai para penggunanya.

B. Konsep Stabilitas Struktur


Instabilitas merupakan keadaan dimana perubahan geometri pada struktur atau komponen
struktur di bawah gaya tekan mengakibatkan kehilangan kemampuan untuk menahan beban
(Chen, W.F. dan Lui, E.M., 1987). Konsep stabilitas struktur dapat digambarkan dengan
tiga cara, yaitu sebagai berikut :

1. Stabilitas berdasarkan posisi keseimbangan.


Sebuah bola dalam posisi keseimbangan di atas permukaan cekung bila diberi gangguan
beban yang dapat mengakibatkan sedikit perpindahan struktur akan kembali pada
semula (Gambar 2.1a). Posisi ini disebut posisi keseimbangan stabil (stable
equilibrium). Jika gangguan beban diberikan terhadap bola pada posisi permukaan
cembung (Gambar 2.1c), bola akan berpindah seterusnya dan tidak kembali ke posisi
semula. Posisi bola ini disebut keseimbangan tidak stabil (unstable equilibrium). Jika
gangguan beban diberikan terhadap bola pada posisi permukaan rata (Gambar 2.1b),
bola akan berada pada keadaan keseimbangan pada posisi baru. Posisi ini disebut
keseimbangan netral (neutral equilibrium).

2. Stabilitas berdasarkan sistem kekakuan.


Sistem struktur berderajat kebebasan tertentu, hubungam gaya dan perpindahan sistem
dinyatakan dalam fungsi matriks kekakuan. Jika fungsi matriks kekakuan positive
definite, sistem dikatakan stabil. Transisi antara sistem dari keadaan keseimbangan
stabil ke netral maupun tidak stabil ditandai oleh titik batas stabilitas (stability limit
point), dimana kekakuan tangen pada titik ini hilang atau sangat kecil mendekati nol.
3. Stabilitas berdasarkan prinsip energi potensial total nol.
Pada sistem elastis selalu menunjukkan tendensi keadaan dimana energi potensial total
pada keadaan minimum. Sistem dalam keseimbangan stabil jika deviasi dari
keseimbangan keadaan semula meningkatkan total energi potensial, dan sebaliknya
keadaan tidak stabil jika deviasi dari keseimbangan semula mengurangi total energi
potensial sistem. Sistem dalam kondisi netral jika deviasi dari keseimbangan semula
tidak menghasilkan peningkatan atau pengurangan energi potensial total sistem.

Gambar 2.1 Konsep stabilitas digambarkan bola di atas bidang lengkung : (a)Keseimbangan
stabil, (b)Keseimbangan netral, dan (c)Keseimbangan tidak stabil .

You might also like