Professional Documents
Culture Documents
A. DEFINISI KELUARGA
Keluarga merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia
yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil
dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan Perkawinan, atau
ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah, dibawah asuhan
seorang kepala keluarga dan makan dari satu periuk (Sub Dit Kes. Mas
Dep. Kes RI, 1983).
Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih
individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki
atau tidak memiliki hubungan darah atau hukum yang mencirikan orang
tersebut ke dalam satu keluarga (Whall, 1986).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep. Kes
RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan Perkawinan, atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di
dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan (Silvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan,
ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu
sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau
mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga
(Suprajitna, 2004).
B. TIPE-TIPE KELUARGA
Tipe atau bentuk keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional
dan keluarga non tradisional.
1. Type Keluarga Tradisional terdiri dari:
a. The Nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family
disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum
pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
j. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
C. STRUKTUR KELUARGA
Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :
1. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur,
terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta
adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan
akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan
pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi
umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya,
seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan
baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan
dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari
legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian),
reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan
yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan
norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu.
D. PERAN DAN FUNGSI KELUARGA
1. PERAN KELUARGA
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam
keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran- peran formal
Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap
kandungan struktur peran kelurga. Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-
anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari
kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu
mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.
b. Peran Informal
Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan- kebutuhan emosional individu dan atau untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga.misalnya: pendorong, penguat,
pendamai, pengharmonis.
2. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care
function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4 Ed.).
Norwalk CT : Alpleton & Lange.