You are on page 1of 13

BAB 3

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. DEFINISI KELUARGA
Keluarga merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia
yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil
dan biasanya tidak selalu ada hubungan darah, ikatan Perkawinan, atau
ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah, dibawah asuhan
seorang kepala keluarga dan makan dari satu periuk (Sub Dit Kes. Mas
Dep. Kes RI, 1983).
Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih
individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki
atau tidak memiliki hubungan darah atau hukum yang mencirikan orang
tersebut ke dalam satu keluarga (Whall, 1986).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep. Kes
RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan Perkawinan, atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di
dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan (Silvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan,
ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu
sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan atau
mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga
(Suprajitna, 2004).

B. TIPE-TIPE KELUARGA
Tipe atau bentuk keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional
dan keluarga non tradisional.
1. Type Keluarga Tradisional terdiri dari:
a. The Nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang
disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family
disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum
pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
j. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

2. Type Keluarga Non-Tradisional terdiri dari:


a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan
anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yan
ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual
dan membesarkan anak.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.

C. STRUKTUR KELUARGA
Menurut Friedcman (1998), struktur keluarga terdiri dari :
1. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur,
terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta
adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan
akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan
pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi
umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya,
seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan
baik jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan
dapat memvalidasi pesan yang diterima.
2. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari
legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian),
reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan
yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan
norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu.
D. PERAN DAN FUNGSI KELUARGA
1. PERAN KELUARGA
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu didasari dalam
keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran yang terdapat
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran- peran formal
Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap
kandungan struktur peran kelurga. Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-
anaknya, berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari
kelompok sosial serta dari anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu
mempunyai peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

b. Peran Informal
Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan- kebutuhan emosional individu dan atau untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga.misalnya: pendorong, penguat,
pendamai, pengharmonis.

2. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
b. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care
function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan


menjadi :
a. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi
dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
b. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat
dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda
disekitarnya.
c. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan
tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya
untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga
diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip
dengan luar rumah.
e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan
pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh
keluarga.
f. Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran agama.
g. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat
berada di luar rumah.
h. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan
tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara
menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat
pendidikan seks bagi anak-anak.
i. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga
berada di luar rumah.

Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok


keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu
memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu
menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah,
yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

E. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA SESUAI TAHAP-TAHAP


PERKEMBANGAN
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga
berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang
insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada
tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan
dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina
hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan
merencanakan anak atau KB.
2. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi
peran dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual,
pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orangtua dan kakek dan nenek.
3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak
pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai
tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan,
merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
dengan anggota keluarga yang lain,
4. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia
13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama
dalam menyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota
keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah
menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan
keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
6. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama,
meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu
menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar
anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan
mendapatkan menantu.
7. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir
meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas
perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan,
bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina
keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
8. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai
dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas
perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat,
memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan
masyarakat.

F. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN


Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para
anggotanya dan saling memelihara (Friedman, 1981). Friedman Membagi
5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, diantaranya yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
yang tidak membantu dirinya karena cacat / usia yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembaga-
lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada (Menggunakan pelayanan kesehatan).

G. PRINSIP KESEHATAN KELUARGA


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, antara lain adalah:
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
prefentif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan prefentif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan
proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

H. HAMBATAN DALAM KELUARGA


Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memecahkan
Masalah Kesehatan Keluarga.
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan
asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah:
1. Hambatan dari keluarga
a. pendidikan keluarga yang rendah
b. keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan
prasarana)
c. kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. sosial budaya yang menunjang

2. Hambatan dari perawat


a. sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti:
PHN Kit, transportasi
b. kondisi alam (geografi yang sulit)
c. kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
d. keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4 Ed.).
Norwalk CT : Alpleton & Lange.

Tabode, Masitha.2013. Makalah Kperawatan Keluarga.


http://masithatabode.blogspot.com/2013/10/makalah-keperawatan-
keluarga.html. Diakses pada 06 September 2018

Abaencoolen, Rafless.2011. Keperawatan Keluarga.


http://raflessbencoolen.blogspot.com/2011/03/08/keperawatan-
keluarga.html . diakses pada tanggal 06 September 2018

You might also like