Professional Documents
Culture Documents
PRACTICE THEORY
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
Beberapa penemu teori keperawatan yang terkenal adalah lulusan dari institusi ini;
seperti Peplau, Henderson, Hall, Abdellah, King, Wiedenbach, dan Rongers.
1. Teori Nightingale
Nightingale tidak memandang oerawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan,tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara,lampu,kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yag adekuat
(Nightingale,1860; Torres,1986). Nightingale menghubungkan anatara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil ,yang menimbulkan
perbaikan kondisi higine dan sanitasi selama perang crimean.
2. Teori Peplau
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan,kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.
4. Teori Abdellah
Teori Abdellah meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk
memenuhi kebutuhan fisik,emosi, intelektual,sosial dan spiritual baik klien maupun
keluarga. Perawat adalah pemberi jalan damalmmenyelesaikan masalah dan juga
sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien
secara individual, yang mungkin terjadi dalam nidang-bidang berikut ini:
5. Teori Orlando
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut terpenuhi maka stres akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal(Chinn dan Jocobs, 1995). Teori Orlando
secara radikal mengubah fakus keperawatan dari diagnosa medis klien dan kegiatan-
kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan
ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
(Schmieding,1995). Tiga elemen perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan
keperawatan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994).
6. Teori Levine
Teori Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegerasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa
intervensi keperawatan merupakan aktivitas konverasi. Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai
empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
8. Teori Orem
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus pada
interaksi tiga sistem : sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial.
Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan
perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi
oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.
Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari
konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka (Marriner-Tomey, 1994). Bagi
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasikompleks dinamis dari
fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sitem
terbuka. Model Neuman mencakup stresor intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal (Neuman, 1982, 1995; Marriner-Tomey, 1994).
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan
dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga, dan kelompok dalam
mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal (Neuman dan Young,
1972). Tindakan keperawatan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stresor tertentu.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak.
Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap
stresor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah
terjadinya masalah yang sama (Neuman, 1982; Marrine-Tomey, 1994; Chin dan
Jacobs, 1995).
Teori adaptasi Suster Callista Roy (Roy dan Obloy, 1979; Roy, 1980,1984, 1989)
memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan
dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama
sehat dan sakit (Marriner-Tomey, 1994). Kebutuhan asuhan keperawatanmuncul,
ketika klien tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan
eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :
Teori Watson tentang asuha keperawatan (1979, 1985, 1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan.
Model Watson dibentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan
bagi klien dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian
yang damai. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun yang potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana berenspons terhadap orang lain dan memahami
kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu perawat, juga memberika kenyamanan da perhatian serta empati
pada klien dan keluarganya.
Pada tahun 1995, ANA menerbitkan definisi resmi tentang praktik keperawatan, yaitu :
Tiga komponen penting dalam profesi keperawatan adalah perawatan, pengobatan, dan
koordinasi. Aspek perawatan lebih dari sekedar ”merawat” tetapi juga “menjaga”.
Keperawatan memberikan rasa nyaman dan memberikan dukungan bila terjadi
kecemasan, kesepian, dan ketidakberdayaan. Keperawatan adalah mendengarkan,
mengevaluasi, dan mengintervensi sesuai kebutuhan.
Tahun 1980 Committe of Chairperson dari ANA menetapkan bahwa Kongres Praktik
Keperawatan harus mendefinisikan bentuk dan ruang lingkup praktik keperawatan.
Kongres ini merupakan bagian dari ANA yang memperhatikan aspek legal dari praktik
keperawatan, pemahaman publik tentang pentingnya praktik keperawatan pada
perawatan kesehatan serta implikasinya bagi praktik keperawatan.
Dalam tahun 1980 kongres tersebut mendefinisikan keperawatan sebagai diagnosa dan
tindakan terhadap respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial. Perawat mengidentifikasi berbagai respon klien melalui pengkajian status
kesehatan dan melengkapi data.
Pada tahun 1986, keperawatan didefinisikan oleh Definition of Nursing and Standarts
for Nursing Practic. Praktik keperawatan dapat didefinisikan secara umum sebagai
hubungan yang dinamik, penuh perhatian dan pertolongan dimana perawat membantu
klien untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan optimalnya. CNA yang didirikan
tahun 1908 memberikan arahan untuk praktik keperawatan di Kanada. Melalui tindakan
dan aktivitas yang dilakukan oleh CNA, perawat dapat memenuhi kebutuhan asuhan
kesehatan dalam masyarakat Kanada yang berubah-ubah.
Program pendidikan tingkat sarjana biasanya memiliki masa belajar selama 4 tahun di
akademi atau iniversitas. Program ini berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, dan klinis,
juga pada ilmu-ilmu sosial, seni, dan kemanusiaan untuk menunjang teori keperawatan.
Di Amerika Serikat dan provinsi di Kanada, sertifikat RN bagi perawat yang mau
melakukan praktik keperawatan dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa pemegang
sertifikat sudah menyelesaikan sejumlah topik dari program yang diakui.
Tujuan dari tingkat lanjut dalam keperawatan adalah untuk menyiapkan perawat klinis
mampu meningkatkan asuhan keperawatan melalui perluasan ilmu-ilmu dan teori
keperawatan.seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan ini dapat menerima gelar,
Master of Arts (MA), atau Master of Science in Nursing (MSN).
Tingkat master dalam keperawatan penting untuk perawat dalam mencari peran
pendidik perawat, spesialis perawat klinis, administrator perawat, praktisi. Peran ini di
gambarkan kemudian dalam bab ini.
Program doktor keperawatan yang pertama di buka pada tahun 1953 di University of
Pittsburg. Kebutuhan terhadap perawat dengan jam-jam doktor sedang menngkat.
Program doktor profesional dalam keperawatan (DSN atau DNSc) menekakankan
penerapan penemuan riset pada keperawatan klinis. Program lain menekankan lebih
banyak riset dasar dan teori serta penghargaan doctor of pilosophy (PhD) dalam
keperawatan.
Pendidikan dalam pelayanan merupakan suatu instruksi atau pelatihan yang diberikan
oleh lembaga perawatan kesehatan atau institusi. Program pelatihan dilakukan dalam
institusi dan disusun untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
perawat dan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya yang bekerja di institusi
tersebut. Program-program ini membantu perawat-perawat yang praktik dalam
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru yang diperlukan dalam sistem pemberi
pelayanan kesehatan berteknologi tinggi dan cept berubah.
Perawat bekerja diberbagai tempat, dalam berbagai peran dan dengan berbagai pemberi
pelayanan yang berkaitan dengan profesi kesehatan. Prakti keperawatan diatur sebagian
oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan, dan institusi lainnya. Perawat
pembuat kebijakan di wilayah dan provinsi menetapkan regulasi legal yang spesifik
untuk praktik keperawatan dan organisasi profesional menetapkan standar kerja sebagai
kriteria untuk asuhan keperawatan.
Definisi tentang praktik keperawatan dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955
mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan praktik keperawatan sebagian
besar negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir, beberapa
negara bagian merevisi undang-undang praktik keperawatan mereka untuk
menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam
praktik keperawatan. Tahun 1955 laranan ANA terhadap diagnosis dan pengobatan ,
misalnya telah dihapuskan dari undang-undang praktik keperawatan di beberapa negara
bagian atau disusun kembali untuk memisahkan antara diagnosis dan terapi
keperawatan dengan diagnosis dan pengobatan medis.
Praktek keperawatan di rumah sakit dan fasilitas keperawatan terampil menjadi lebih
kompleks mengingat meningkatnya populasi manusia, penyakit akut, dan temuan-
temuan baru terapi suportif. Penyakit infeksi yang berhubungan dengan acquired
immonudeficiency syndrome (AIDS), transplantasi organ, dan instrumen teknologi
tinggi yang digunakan di unit keperawatan intensif merupakan sebagian faktor yang
berkontribusi pada meningkatnya presentasi klien dengan penyakit kritis di rumah sakit.
(Pruitt dan campbell,1994)
Klien di rumah sakit secara umum membutuhkan 24jam asuhan keperawatan. Massa
sekarang klien biasanya menjadi lebih tergantung dan kondisinya lebih serius daripada
klien di massa lalu karena pendeknya massa perawatan di rumah sakit. Akibatnya,
praktik keperawatan di ruang perawatan akut menjadi lebih khusus dan kompleks.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN