You are on page 1of 18

NURSING THEORY

PRACTICE THEORY

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Dasar 1

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Lutvia Puspitasari 131411133018


Ervina Hanif A.A. 131411133021
Arfa Zikriani 131411133024
Annisaa’ Hanif 131411133027
YenisAnggi Prastiwi 131411133033
IkaLusdiana 131411133036
Rr. Ratri P. 131411133030

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah


melalui perkembangan dan memanfaatkan teori keperawatan. Kekuatan dari praktik
keperawatan terletak pada keragaman dari perawat itu sendiri, pengalaman,
komitmem, dan profesionalismenya (Levine,1995). keperawatan dikenal sebagai
bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan
alami untuk melayani dan melindungi keluarga(Donahue,1995). Keperawatan adalah
fungsi unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam melaksanakan
segala aktivitasnya untuk mencaapai kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan
tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan,
dan pengetahuan (Virginia Henderson, 1958). Perawat adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan
manusia (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1986). Praktik keperawatan berarti
membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status,
menentukan diagnosa, merencankan dan mengimplementasi strategi keperawatan
untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan
pengobatan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM


1.2.2 TUJUAN KHUSUS

1. memberi arahan untuk melakukan penelitian dalam menetapkan dasar


pengetahuan empiris keperawatan
2. mengidentifikasi bidang untuk diteliti
3. mengidentifikasi teknik penelitian dan instrument yang akan digunakan untuk
memvalidasi interverensi keperawatan
4. mengidentifikasi bentuk kontribusi dimana pe
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MODEL KONSEPTUAL DAN TEORITIS PRAKTIK KEPERAWATAN

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok,


situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-
teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih
khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcett, 1992). Teori
mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn &
Jacobs, 1995). Pengembangan ilmu ini mencakup pengetahuan umum. Suatu metode
untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui
pengembangan dan memanfaatkan teori keperawatan.

Keragaman dari teori keperawatan memberikan pemahaman bagi peserta didik


dalam perawatan klien, membuka wawasan keperawatan yang baru. Levine (1995)
mendorong kebutuhan terhadap keragaman teori-teori keperawatan, karena tidak ada
teori global yang sesuai dalam setiap situasi. Kekuatan dari praktik keperawatan
terletak pada keragaman dari perawat itu sendiri, pengalaman, komitmen, dan
profesionalismenya (Levine, 1995).

Berdasarkan sejarah, teori-teori keperawatan dipelajari terpisah dari praktik


keperawatan. Akan tetapi terjadi perubahan kontemporer yang mengacu pada praktik
keperawatan berdasarkan ilmu pengetahuan (Donaldsori, 1995).

Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan


untuk meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan kurikulum, serta
mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktik keperawatan. Teori keperawatan
menuntun perawat dengan memberikan tujuan pengkajian, diagnosa keperawatan
dan intervensi, landasan dasar berkomunikasi dan autonomi serta akuntabilitas
profesional. Teori-teori tersebut juga digunakan sebgai arah dalam melakukan
penelitian, prkatik, pendidikan dan administrasi keperawatan (Meleis, 1985; Torres
1986; Parse 1987; Fawcett 1989; Marriner-Tomey, 1994; Chinn & Jacob, 1995).

Tinjauan sejarah menunjukkan bahwa keperawatan telah menyusun pengetahuan


perawatan yang sedang berkembang. Konsep dan teori keperawatan telah
berkembang sejak zaman Nightingale. Secara keseluruhan tujuan dari pengetahuan
keperawatan telah menerangkan praktik keperawatan adalah berbeda dan terpisah
dari praktik medis, psikologi, dan pekerja sosial (Torres, 1986; Fawcett, 1989; Chinn
& Jacobs, 1995).

Beberapa penemu teori keperawatan yang terkenal adalah lulusan dari institusi ini;
seperti Peplau, Henderson, Hall, Abdellah, King, Wiedenbach, dan Rongers.

ANA dalam makalahnya tahun 1965 mendefinisikan keperawatan dan


menyimpulkan bahwa tujuan yang paing penting bagi keperawatan adalah
mengembangkan teori keperawatan. ANA mendukung dan melakukan pendekatan
untuk memenuhi kebutuhan membentuk kerangka ilmu keperawatan (ANA,1965;
MELEIS,1985)

Pengembangan teori keperawatan ditekankan dari pertengahan tahun 1960-an


sampai 1970.

1. Teori Nightingale

Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale sebagai


sesuatu yang mempunyai potensi mennjadi teori dan model konseptual dari
keperawatan (Meleis,1985; Torres, 1986; Marriner-Tomey,1994; Chinn and
jacob,1995). Meleis (1985) mencatat bahwa konsep Nightingale menemoatkan
lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak
perlu memahami seluruh proses penyakit untuk memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran.

Nightingale tidak memandang oerawat secara sempit yang hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan,tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara,lampu,kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yag adekuat
(Nightingale,1860; Torres,1986). Nightingale menghubungkan anatara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil ,yang menimbulkan
perbaikan kondisi higine dan sanitasi selama perang crimean.

Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep untuk menjalankan


praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir
tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungannya (Torres 1986). Hal yang paling penting adalah konsep dan prinsip
yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan. Nightingale berfikir dan
menggunakan proses keperawatan. Ia mencabut bahwa observas (pengkajian) bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan,tetapi demi penyelamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.

2. Teori Peplau

Teori Hildegrad Peplau (1952)berfokus pada individu,perawat, dan proses interaktif


(Peplau,1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dengan klien
(Tores,1986;Marriner-Tomey,1994). Berdasarkan teori ini klien adalah individu
dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn dan
Jacobs,1995) . Oleh sebab itu perawat berupaya mengemangkan hubungan antara
perawat dengan klien di mana perawat bertugas sebagai narasumber,konselor,dan
wali.

Pada saat klien mencari bantuan,pertama perawat mendiskusikan masalah dan


menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara
perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan mesalah dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan nya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi
kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat-klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini:
orientasi, identifikasi, penjelasan, dan refolusi (Chinn dan Jacobs,1995).

Teori dengan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik


keperawatan psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan,empati, instrumen
perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konsepsual Peplau (Marriner-Tomey, 1994)
3. Teori Henderson

Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan henderson, 1955) mencakup


seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.Henderson(1964) mendefinisikan
keperawatan sebagai :

Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya, dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan,kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Kebutuhan yang seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson, memberikan


kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan(Henderson, 1966):

1. Bernafas secara normal


2. Makan dan minup cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikanprestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk reaksi
14. Belajar, mengenali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal.

4. Teori Abdellah

Teori Abdellah meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk
memenuhi kebutuhan fisik,emosi, intelektual,sosial dan spiritual baik klien maupun
keluarga. Perawat adalah pemberi jalan damalmmenyelesaikan masalah dan juga
sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien
secara individual, yang mungkin terjadi dalam nidang-bidang berikut ini:

1. Kenyamanan,kebersihan dan keamanan


2. Keseimbangan fisiologi
3. Faktor-faktor psikologi dan sosial
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunikasi.
Dalam keempat bidang diatasa Abdellah (1960) mengidentifikasi kebutuhan klien
secara spesifikasi yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperwatan Abdellah:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.


2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah
meluasnya infeksi.
4. Memperhatikan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruh sel tubuh.
6. mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Memperhatikan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengiddentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan
penyakin organik.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan/atau memperhatikan lingkungan terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-
fisik dan emosional.
20. Mengguankan sumber-sumber dikomunitas sebagai sumber bantuan dalam
mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai sosial sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.

5. Teori Orlando

Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut terpenuhi maka stres akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal(Chinn dan Jocobs, 1995). Teori Orlando
secara radikal mengubah fakus keperawatan dari diagnosa medis klien dan kegiatan-
kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan
ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
(Schmieding,1995). Tiga elemen perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan
keperawatan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994).

6. Teori Levine
Teori Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegerasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa
intervensi keperawatan merupakan aktivitas konverasi. Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai
empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

1. Konservasi energi klien.


2. Konservasi struktur integritas.
3. Konservasi integritas personal.
4. Konservasi integritas sosial.
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang
ditunjukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.
7. Teori Rogers

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970) mempertimbangkan manusia sebagai sumber


energi yang menyatu dengan alam semesta. Selain itu manusia merupakan satu
kesatuan utuh, memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristrik yang lebih dari
sekedar gabungan beberapa bagiaan.
Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan mendukung adanya
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan
dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk
mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya
dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil
penemuan terbaru dari mengenai keperawatan. Keperawatan merupakan ilmu tentang
humanistik.

8. Teori Orem

Dorothea Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada


kebutuhan klien tentang keperawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang keperawatan dengan cara sebagai berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan
perawatan dirinya sendiri.dan kondisi serta menatalaksanakan secara terus-menerus
dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit
atau cideradan mengatasi bahaya yang ditimbulkan. Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan, akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan kadang-kadang
berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan perawatan diri secara terus-
menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi
lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan kebutuhan perawatan
diridengan melakukan sebagian tetapi tidak seluruh prosedur, melaui pengawasan
pada orang yang membantu klien dan dengan memberikn instruksi dan pengarahan
secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu klien melakukan perawatan diri sendiri.
Menurut Orem, asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial. Perawat menilai mengapa
klien tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya dan menilai
seberapa jauh klien mampu memenuhinya sendiri.
9. Teori King

Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus pada
interaksi tiga sistem : sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial.
Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan
perawat dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi
oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk
membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.

10. Teori Neuman

Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari
konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka (Marriner-Tomey, 1994). Bagi
Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasikompleks dinamis dari
fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sitem
terbuka. Model Neuman mencakup stresor intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal (Neuman, 1982, 1995; Marriner-Tomey, 1994).
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan
dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga, dan kelompok dalam
mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal (Neuman dan Young,
1972). Tindakan keperawatan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi
faktor-faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stresor tertentu.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal
melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak.
Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap
stresor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah
terjadinya masalah yang sama (Neuman, 1982; Marrine-Tomey, 1994; Chin dan
Jacobs, 1995).

11. Teori Roy

Teori adaptasi Suster Callista Roy (Roy dan Obloy, 1979; Roy, 1980,1984, 1989)
memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan
dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama
sehat dan sakit (Marriner-Tomey, 1994). Kebutuhan asuhan keperawatanmuncul,
ketika klien tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan
eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar


2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

Perawat menentukan apakah kebutuhan di atas menyebabkan timbul masalah bagi


klien dan mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap hal tersebut. Kemudian
asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk membantu klien beradaptasi.

12. Teori Watson

Teori Watson tentang asuha keperawatan (1979, 1985, 1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan.
Model Watson dibentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan
bagi klien dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian
yang damai. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun yang potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana berenspons terhadap orang lain dan memahami
kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu perawat, juga memberika kenyamanan da perhatian serta empati
pada klien dan keluarganya.

2.2 DEFINISI PRAKTIK KEPERAWATAN MENURUT AMERICAN NURSES


ASSOCIATION (ANA)

Pada tahun 1995, ANA menerbitkan definisi resmi tentang praktik keperawatan, yaitu :

Praktik keperawatan profesional diartikan sebagai bentuk penampilan dari hasil


tindakan observasi, asuhan, dan konseling dari kondisi sakit, cidera atau
ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan kesehatan atau mencegah
terjadinya penularan penyakit, atau upaya dalam pengawasan dan pengajaran terhadap
staf atau dalam pemberian medikasi atau pengobatan sesuai yang diresepkan oleh
dokter.
Tahun 1965, Committe on Education ANA mengeluarkan surat pernyataan yang
menegaskan definisi keperawatan yang menitikberatkan pada peran mandiri
keperawatan sebagai profesi

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang


berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.

Keperawatan merupakan konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan;


profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang keluarga
atau kelompok di komunitas.

Tiga komponen penting dalam profesi keperawatan adalah perawatan, pengobatan, dan
koordinasi. Aspek perawatan lebih dari sekedar ”merawat” tetapi juga “menjaga”.
Keperawatan memberikan rasa nyaman dan memberikan dukungan bila terjadi
kecemasan, kesepian, dan ketidakberdayaan. Keperawatan adalah mendengarkan,
mengevaluasi, dan mengintervensi sesuai kebutuhan.

Tahun 1980 Committe of Chairperson dari ANA menetapkan bahwa Kongres Praktik
Keperawatan harus mendefinisikan bentuk dan ruang lingkup praktik keperawatan.
Kongres ini merupakan bagian dari ANA yang memperhatikan aspek legal dari praktik
keperawatan, pemahaman publik tentang pentingnya praktik keperawatan pada
perawatan kesehatan serta implikasinya bagi praktik keperawatan.

Dalam tahun 1980 kongres tersebut mendefinisikan keperawatan sebagai diagnosa dan
tindakan terhadap respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial. Perawat mengidentifikasi berbagai respon klien melalui pengkajian status
kesehatan dan melengkapi data.

2.3 DEFINISI PRAKTIK KEPERAWATAN MENURUT CANADIAN NURSES


ASSOCIATION (CNA)

Pada tahun 1986, keperawatan didefinisikan oleh Definition of Nursing and Standarts
for Nursing Practic. Praktik keperawatan dapat didefinisikan secara umum sebagai
hubungan yang dinamik, penuh perhatian dan pertolongan dimana perawat membantu
klien untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan optimalnya. CNA yang didirikan
tahun 1908 memberikan arahan untuk praktik keperawatan di Kanada. Melalui tindakan
dan aktivitas yang dilakukan oleh CNA, perawat dapat memenuhi kebutuhan asuhan
kesehatan dalam masyarakat Kanada yang berubah-ubah.

2.3.1 PERSIAPAN PENDIDIKAN

2.3.1.1 Pendidikan Perawat Terdaftar

Sejalan dengan berkembangnya profesi keperawatan, berbagai jenis pendidikan yang


menawarkan untuk menjadi registered nurse (RN) juga ikut berkembang. Pada
awalnya sekolah-sekolah keperawatan milik rumah sakit dikembangkan untuk
mendidik perawat yang ingin bekerja di rumah sakit tersebut.
Karena keperawatan secara terus-menerus mengembangkan keilmuannya, proses
pendidikan formal dikembangkan untuk meyakinkan konsistensi dari tingkat
pendidikan dalam institusi. Konsisten tersebut juga dibutuhkan untuk mendapat
sertifikat RN.

2.3.1.2 Pendidikan setingkat associate

Program pendidikan setingkat associate di Amerika Serikat merupakan program 2


tahun yang biasanya ditawarkan oleh sekolah kejuruan. Program ini berfokus pada
ilmu-ilmu dasar, teori serta klinis yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Lulusan
dari program tipe ini dapat mengikuti ujian yang diadakan oleh badan keperawatan
wilayah untuk mendapat sertifikat RN.

2.3.1.3 Pendidikan Diploma

Program pendidikan tingkat sarjana biasanya memiliki masa belajar selama 4 tahun di
akademi atau iniversitas. Program ini berfokus pada ilmu-ilmu dasar, teori, dan klinis,
juga pada ilmu-ilmu sosial, seni, dan kemanusiaan untuk menunjang teori keperawatan.

The American Association of Colleges of Nursing (AACN) menerbitkan the Essentials


of College and University Education for Professional Nursing (1986). Dokumen ini
menggarisbawahi pentingnya pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, kualitas diri, dan
perilaku profesional bagi calon sarjana keperawatan. Tujuan dari dokumen ini adalah
untuk memberikan standar dimana “fakultas dapat mengukur isi kurikulum dan kinerja
dari lulusannya”.

2.3.1.4 Akreditasi dan Lisensi

Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuan, program perawatan harus memenuhi


sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh the National League for Nursing (NLN).
Akreditasi yang tersedia adalah untukprogram pendidikan dasar dan program master
(National Commission on Nursing, 1983).

Di Amerika Serikat dan provinsi di Kanada, sertifikat RN bagi perawat yang mau
melakukan praktik keperawatan dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa pemegang
sertifikat sudah menyelesaikan sejumlah topik dari program yang diakui.

2.3.1.5 Pendidikan Keperawatan Tingkat Lanjut

Tujuan dari tingkat lanjut dalam keperawatan adalah untuk menyiapkan perawat klinis
mampu meningkatkan asuhan keperawatan melalui perluasan ilmu-ilmu dan teori
keperawatan.seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan ini dapat menerima gelar,
Master of Arts (MA), atau Master of Science in Nursing (MSN).

Tingkat master dalam keperawatan penting untuk perawat dalam mencari peran
pendidik perawat, spesialis perawat klinis, administrator perawat, praktisi. Peran ini di
gambarkan kemudian dalam bab ini.
Program doktor keperawatan yang pertama di buka pada tahun 1953 di University of
Pittsburg. Kebutuhan terhadap perawat dengan jam-jam doktor sedang menngkat.
Program doktor profesional dalam keperawatan (DSN atau DNSc) menekakankan
penerapan penemuan riset pada keperawatan klinis. Program lain menekankan lebih
banyak riset dasar dan teori serta penghargaan doctor of pilosophy (PhD) dalam
keperawatan.

2.3.1.6 Pendidikan dalam Pelayanan

Pendidikan dalam pelayanan merupakan suatu instruksi atau pelatihan yang diberikan
oleh lembaga perawatan kesehatan atau institusi. Program pelatihan dilakukan dalam
institusi dan disusun untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
perawat dan pemberi perawatan kesehatan profesional lainnya yang bekerja di institusi
tersebut. Program-program ini membantu perawat-perawat yang praktik dalam
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru yang diperlukan dalam sistem pemberi
pelayanan kesehatan berteknologi tinggi dan cept berubah.

2.3.1.7 Pendidikan Perawat Praktis Berlisensi

Perawat praktis berlisensi atau perawat kejuruan dilatih dalam teknik-teknik


keperawatan dan perawatan klien langsung. Perawat praktis berlisensi ( licensed
practical nurse [ LPN ] dan perawat kejuruan berlisensi (licenced vocational nurse
[LVN]) bekerja di bawah pengawasan seorang perawat terdaftar baik di lingkungan
rumah sakit maupun di komunitas. Perawat –perawat lulusan pendidikan ini di Amerika
Serikat ataupun di kanada disebut asisten perawat terdaftar (registerd nurses’ assistant
[RNA]).

2.3.1.8 Jenjang Karier dan Tahapan Karier Klinis

Pendidikan berkelanjutan menjadi penting ketika perawat mulai bekerja di lingkungan


manapun, baik bekerja di lingkungan dewasa, anak-anak, penyakit-penyakit kronik atau
akut, dirumah, ataupun di rumah sakit. Tahapan karier klinis merupakan suatu metode
untukpeningkatan karier melalui suatu program yang dapat mendorong dan
memotivasi perawat untuk bertahan dalam lingkungan perawatan kesehatan. Konseling
karier merupakan cara lain untuk mempertahankan dan meningkatkan perawat dalam
suatu lingkungan.

2.3.2 PRAKTIK KEPERAWATAN

Perawat bekerja diberbagai tempat, dalam berbagai peran dan dengan berbagai pemberi
pelayanan yang berkaitan dengan profesi kesehatan. Prakti keperawatan diatur sebagian
oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan, dan institusi lainnya. Perawat
pembuat kebijakan di wilayah dan provinsi menetapkan regulasi legal yang spesifik
untuk praktik keperawatan dan organisasi profesional menetapkan standar kerja sebagai
kriteria untuk asuhan keperawatan.

2.3.2.1 Standar Praktik Keperawatan

Karena keperawatan telah menigkat kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlah


standar praktik keperawatan telah ditetapkan. Standar untuk praktik sangat penting
sebagai petunjuk yang objektif untuk perawat memberikan perawatan dan sebagai
kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan. Ketika standar telah didefinisikan secara
jelas, klien dapat diyakinkan bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan yang
berkualitas tinggi, perawat mengetahui secara pasti apakah yang penting dalam
pemberian asuhan keperawatan dan staf administrasi dapat menentukan apakah asuhan
yang diberikan memenuhi standar yang berlaku.

2.3.2.2 Undang- Undang Praktik Keperawatan

Definisi tentang praktik keperawatan dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955
mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan praktik keperawatan sebagian
besar negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir, beberapa
negara bagian merevisi undang-undang praktik keperawatan mereka untuk
menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam
praktik keperawatan. Tahun 1955 laranan ANA terhadap diagnosis dan pengobatan ,
misalnya telah dihapuskan dari undang-undang praktik keperawatan di beberapa negara
bagian atau disusun kembali untuk memisahkan antara diagnosis dan terapi
keperawatan dengan diagnosis dan pengobatan medis.

2.3.2.3 Lingkungan Praktik

Lingkungan praktik keperawatan luas karena adanya perubahan sistem pemberian


perawatan kesehatan. Perawat membutuhkan dasar pendidikan untuk menyiapkan
mereka menjawab tantangan perubahan kebutuhan perawatan kesehatan klien-klien
mereka, mengembangkan ketrampilan meneliti untuk memantau hasil yang ditampilkan
klien, serta meningkatkan ketrampilan psikomotor dan pengetahuan kognitif sejalan
dengan peningkatan teknologi (NLN, 1992; AACN, 1993). Adanya takanan yang lebih
besar pada praktik di komunitas dan pengetahuan dasar untuk praktik tersebut
berkembang dari metode tradisional dan non tradisio. nal.

2.3.3 RUMAH SAKIT, KEPERAWATAN TERAMPIL, DAN LINGKUNGAN


RESTORATIF

Kelompok terbesar dari perawat pelaksana bekerja dirumah sakit. Praktik


reimbursemen terbaru dari kelompok asuransi swasta dan federal atau negara bgian
telah mengakibatkan menurunnya waktu perawatan dirumah sakit. Oleh sebab itu klien
menjadi lebih cepat dipulangkan dari rumah sakit, dan sering kali membutuhkan asuhan
keperawatan lanjutan di rumah. Saat ini perawat profesional di rumah sakit tidak hanya
ahli dalam pemberian asuhan keperawatan tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan
perawatan kliennya dirumah,melalui perencanaan pasien pulang dan tindakan
kolaborasi. (McEwen, 1994)

Praktek keperawatan di rumah sakit dan fasilitas keperawatan terampil menjadi lebih
kompleks mengingat meningkatnya populasi manusia, penyakit akut, dan temuan-
temuan baru terapi suportif. Penyakit infeksi yang berhubungan dengan acquired
immonudeficiency syndrome (AIDS), transplantasi organ, dan instrumen teknologi
tinggi yang digunakan di unit keperawatan intensif merupakan sebagian faktor yang
berkontribusi pada meningkatnya presentasi klien dengan penyakit kritis di rumah sakit.
(Pruitt dan campbell,1994)

Selin meningkatnya angka keakutan, telah terjadi peningkatan biaya perawatan


kesehatan yang tajam. Untuk beradaptasi dengan peningkatan ini, beberapa rumah sakit
menurunkan jumlah pekerjanya tanpa menurunkan beban kerja. Dalam hal ini profesi
keperawatan menghadapi dilema. (McClure,1991)

Klien di rumah sakit secara umum membutuhkan 24jam asuhan keperawatan. Massa
sekarang klien biasanya menjadi lebih tergantung dan kondisinya lebih serius daripada
klien di massa lalu karena pendeknya massa perawatan di rumah sakit. Akibatnya,
praktik keperawatan di ruang perawatan akut menjadi lebih khusus dan kompleks.

Fasilitas perawatan restoratif secar umum memperkerjakan berbagai tipe profesional


perawatan kesehatan. Tujuan dari institusi ini adalah mengajarkan klien dengan
hendaya untuk mecapai fungsi tubuh secara maksimal dan mengajarkan kluarga untuk
membantu mereka mencapai tingkat fungsi tersbut.

2.3.3.1 Linkungan Praktik Di Komunitas

Perawatan di komunitas di fokuskan untuk meningkatkan dan mempertahankan


kesehatan, pendidikan, dan managemen serta mengkoordinasikan dan melanjutkan
perawatan restoratif di dalam lingkungan komunitas klien. Perawatan komunitas
mengkaji kebutuhan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas serta membantu klien
berupaya melawan penyakit dan masalah kesehatan. Komunitas dapat berupa suatu
lokasi khusus misalnya area urban atau area pelosok atau area sekelompok orang di
suatu tempat kerja, sekolah, atau kelompok lain yang memiliki minat dan karakteristik
tertentu sehingga tampak perwat komunitas memiliki tempat kerja yang bervariasi,
meliputi wilayah komunitas, pusat pusat kesehatan okupasi, sekolah, lembaga
pelayanan kesehatan rumah, klinik kesehatan, dan tempat praktik swasta.

1. Pusat Kesehatan Komunitas


Pusat kesehatan komunitas kerja menawarkan program yang komprehnsif yang
berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mempertahankan, kesehatan,
pendidikan, dan managemen, serta koordinasi asuhan keperawatan dalam
komunitas.
2. Sekolah
Pelayanan kesehatan di komunitas umum diselenggarakan di sekolah dan kampus.
Pelayanan keperawatan meliputi pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, dan pendidikan seks.

3. Lingkungan Kesehatan Kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya di


pusat kesehatan okupasi yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini melingkupi 5 bidang. Salah satunya perawat
mengembangkan program yang bertujjuan untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja, menurunkan resiko penyakit akibat kerja atau mengurangi
transmisi penyakit menular antar pekerja. Perawat juga memberikan program
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pendidikan kesehatan

4. Lembaga Perawatan Kesehatan dirumah


Perawat dalam lembaga ini memberikan asuhan keperawatan dirumah ada klien
yang pulang dari perawatan di institusi tertentu. Lembaga pemberi keperawatan
lain yang memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya, ikatan perawat
yang melakukan kunjungan rumah, lembaga perawat komunitas, houspice dan
lembaga perawatan rumah swasta.

5. Lingkungan Kerja Lain


Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat dapat bekerja dan mereka memiliki
peran dan tanggung jawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat bekerja di
tempat praktik dokter, praktik mandiri atau bekerjasama dengan perawat lain dan
pemberi perawatan kesehatan profesional yang memberikan asuhan keperawatan
secara mandiri pada kelompok klien tertentu. Perawat juga dapat bekerja di bidang
pendidikan atau penelitian.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan


untuk meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasi
bidang dan tujuan dari praktik keperawatan. Praktik keperawatn diartikan dengan pemberian
asuhan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan atau mencegah penularan
penyakit, cedera.

You might also like