You are on page 1of 11

A.

KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Anatomi dan Fisiologi

http://www.academia.edu/28046185/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PERNAFASAN

Peristiwa bernapas terdiri dari dua bagian:


a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi:
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

2. Definisi Penyakit
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc
tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel.
Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan
aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel). Terapi oksigen merupakan salah satu
terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen
adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.
Merokok

3. Pathway
Mengandungzat- Mengandung
zat berbahaya radikal bebas
Genetik: Defisiensi Faktorlingkungan
antitrypsin alfa-1
Induksi aktivasi Peningkatan
Polusi udara makrofag dan stress oksidatif
leukosit
Peningkatan
apoptosis dan
Penurunan Peningkatan Pelepasan factor Peningkatan
nekrosis dari sel
netralisasi elastase pelepasan elastase kemotaktik pelepasan oksidan
yang terpapar
neutrofil

Cedera sel Cedera sel


Peningkatan jumlah
neutrofil di daerah
yang terpapar

Respon inflamasi

Hipersekresi Lisis dinding alveoli Fibrosaparu


mukus
Kerusakan alveolar Obstruksiparu

Penumpukan lender Kolaps saluran Timbul nyeri yang


dan sekresi berlebih napas kecil saat berlangsung kronis
ekspirasi

Merangsang Obstruksi jalan Nyeri Kronis


reflex batuk napas
Obstruksi pada pertukaran
O2 dan CO2dari dan ke
KETIDAKEFEKTIFAN paru-paru
BERSIHAN JALAN
KETIDAKEFEKTIFAN
NAPAS
Penurunan asupan O2 POLA NAPAS

Hipoksemia
GANGGUAN Kompensasi tubuh
PERTUKARAN GAS dengan peningkatan RR

https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

5. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b) Pasien mengeluh batuk tertahan
c) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b) Terdapat bunyi nafas tambahan
c) Pasien tampak bernafas dengan mulut
d) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e) Pasien tampak susah untuk batuk
b. Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b) Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
a) Irama nafas pasien tidak teratur
b) Orthopnea
c) Pernafasan disritmik
d) Letargi
c. Gangguan pernafasan gas
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b) Pasien mengeluh susah tidur
c) Pasien merasa lelah
d) Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif
a) Pasien tampak pucat
b) Pasien tampak gelisah
c) Perubahan pada nadi
d) Pasien tampak lelah

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
1) Lemahnya otot pernafasan
2) Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
1) Perubahan suplai oksigen
2) Adanya penumpukan cairan dalam paru
3) Edema paru
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan
batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL
1 Setelah dilakukan 1. Auskultasi dada untuk karakter 1. Pernafasan rochi, wheezing
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. menunjukkan tertahannya secret
selama … x 24 jam obstruksi jalan nafas
diharapkan bersihan
jalan napas efektif 2. Berikan air minum hangat 2. Membantu mengencerkan
sesuai dengan kriteria: secret
1. Menunjukkan jalan
nafas bersih 3. Beri posisi yang nyaman seperti3. Memudahkan pasien untuk
2. Suara nafas normal posisi semi fowler bernafas
tanpa suara tambahan
3. Tidak ada 4. Sarankan keluarga agar tidak 4. Pakaian yang ketat
penggunaan otot bantu memakaikan pakaian ketat kepada menyulitkan pasien untuk
nafas pasien bernafas
4. Mampu melakukan
perbaikan bersihan 5. Kolaborasi penggunaan 5. Kelembapan mempermudah
jalan nafas nebulizer pengeluaran dan mencegah
pembentukan mucus tebal pada
bronkus dan membantu
pernafasan
2 Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi pernafasan pasien.1. Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan pernafasan paasien
selama….X24 jam
diharapkan pola napas2. Tinggikan kepala dan bantu
efektif dengan kriteria : mengubah posisi. 2. Duduk tinggi memungkinkan
1. Menunjukkkan pola ekpansi paru dan memudahkan
nafas efektif dengan pernafasan
frekuensi nafas 16-20 3. Ajarkan teknik bernafas dan
kali/menit dan irama relaksasi yang benar 3. HE dapat memberikan
teratur pengetahuan pada pasien tentang
2. Mampu 4. Kolaborasikan dalam pemberian teknik bernafas
menunjukkan perilaku obat 4. Pengobatan mempercepat
peningkatan fungsi penyembuhan dan memperbaiki
paru pola nafas

-
3 Setelah dilakukan 1. Auskultasi dada untuk karakter 1. Weezing atau mengiindikasi
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. akumulasi
selama ….X 24 jam sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran membersihkan jalan
gas dapat napas sehingga otot aksesori
dipertahankan dengan digunakan dan kerja pernapasan
kriteria : meningkat.
1. Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan2. Beri posisi yang nyaman seperti2. Memudahkan pasien untuk
oksigenasi jaringan posisi semi fowler bernafas
2. Tidak ada sianosis
3. Anjurkan untuk bedrest, batasi 3. Mengurangi konsumsi oksigen
- dan bantu aktivitas sesuai pada periode respirasi.
kebutuhan

4. HE dapat memberikan
4. Ajarkan teknik bernafas pengetahuan pada pasien tentang
dan relaksasi yang benar. teknik bernafas

5. Memaksimalkan sediaan
5. Kolaborasikan terapi oksigen oksigen khususnya ventilasi
menurun
REFERENCES

Brunner &Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (2013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan


Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://www.docstoc.com/docs/151842217/LAPORAN-PENDAHULUAN-OKSIGEN-
NOVA diakses tanggal 19 Agustus 2014

https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc

Clinical Teacher Clinical Instructure

(Zaqyyah Huzaifah Ns.,M.Kep) (NANA)

NIK: 0124121984059002001

You might also like