You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme gen yang diwariskan kepada keturunan
suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika
organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer
gen antar populasi dan antar seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan
cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan
suatu kenyataan yang telah terjadi.
Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang
merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lalu dan sekarang.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih
umum atau langka dalam suatu populasi. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat
yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan.

1
Makhluk hidup di dunia ini mungkinkah sudah seperti ini atau bahkan
makhluk hidup yang sekarang merupakan perubahan dari jenis-jenis yang
terdahulu. Didalam makalah ini akan memberikan penjelasan tentang bukti-
bukti evolusi yang dijelaskan, dan yang mendasari penulisan ini adalah
keingintahuan kita, tentang apa-apa sajakah bukti-bukti yang memperkuat
pendapat adanya evolusi, sehingga pendapat tersebut dapat menjadi sebuah
fakta dan diakui.

1.2 Rumusan Masalah


1. 2. 1 Apa saja bukti-bukti evolusi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bukti-
bukti evolusi.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
manfaat mengetahui bukti-bukti evolusi bagi pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bukti-bukti Evolusi


Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para
pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang
perlu dibuktikan dalam teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku
Drawin ”The Origin of Species by Means Natural Selection”. Upaya untuk
mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya evolusi
daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus dilakukan
dengan pendekatan multidisipliner.
Evolusi dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan
cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah
dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan
oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak bisa
disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi
itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada.
Kenyataan-kenyataan yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan
dijadikan bahan bukti evolusi.
Berbagai teori evolusi yang dikemukan para ahli harus disertakan
dengan berbagai bukti yang mendukung teoi evolusi tersebut. Adapun bukti
evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur sisa,
embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.

2.1.1 Bukti Adanya Evolusi dari Segi Palaentologi


Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah
replika atau peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang
mengalami mineralisasi di dalam batuan (Campbell, 2003). Kita tahu
bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia paling tidak
sejak zaman Yunani kuno. Kecuali beberapa saja, fosil bukan
merupakan sisa-sisa organisasi yang masih hidup sekarang di bumi ini.
Fosil merupakan catatan sejarah penting sebagai petunjuk
adanya evolusi, dengan membandingkan struktur tubuh hewan masa

3
lampau yang telah menjadi fosil dengan hewan sekarang dapat
disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda
dengan sekarang. Tokoh yang mempelajari fosil dan hubungannya
dengan evolusi adalah:
a) Leonardo da Vinci (Italia 1452-1519). Orang yang pertama kali
berpendapat bahwa fosil merupakan bukti adanya makhluk hidup di
masa lampau.
b) George Cuvier (Perancis 1769-1832) merupakan ahli anatomi
perbandingan. Dimana Cuvier mengadakan studi perbandingan
antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi dan makhluk hidup yang
ada sekarang. Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah
diciptakan makhluk-makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa.
Setiap masa diakhiri kehancuran alam. Paham ini dikenal dengan
kataklisma.
c) Charles Darwin menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan
yang terus menerus secara evolutif. Perkembangan evolusi kuda
sering digunakan sebagai contoh perkembangan makhluk hidup dari
segi paleontologi.

Gambar 2.1 Evolusi Kuda

4
Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut
Hyracotherium, termasuk kelompok Eohippus, yang muncul dari
Eocene awal di Amerika Utara dan Eropa. Nenek moyang kuda ini
hanya sekitar 11 inci, berleher pendek dan mempunyai kaki depan yang
berbeda dengan kaki belakang, kaki depan jumlah jari kakinya empat
dan kaki belakang jumlah jarinya hanya tiga; jari keempat dan kelima
masih ada tapi kecil sekali. Pada oligocene muncul Mesohippus yang
lebih besar daripada Eohippus, yakni sekitar 24 inci. Kaki depan dan
kaki belakang semua berjari 3. Pada Miocene dijumpai adanya
Parahippus dan Merychippus, yang pertama adalah pemakan daun dan
yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru pada Pleiocene muncul
apa yang disebut Pliohippus yang jari sampingnya sudah mereduksi.
Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek moyang kuda yang
berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Fosil jarang ditemukan dalam keadaan lengkap (utuh),
umumnya merupakan suatu bagian atau beberapa bagian tubuh
makhluk hidup. Faktor-faktor yang menyebabkan jarang ditemukan
fosil dalam keadaan lengkap, yaitu:
1) Terjadinya lipatan batuan bumi
2) Pengaruh air, angin, dan bakteri pembusuk
3) Hewan pemakan bangkai
4) Jenis organisme, ada organisme yang tidak mungkin menjadi fosil,
misalnya amoeba

2.1.2 Petunjuk adanya Evolsi berupa Anatomi Komparatif


Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada
kemiripan anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam
kategori taksonomiyang sama. Dikenal adanya keadaan yang disebut
homologi dan analogi. Homologi adalah adanya fungsi yang berbeda
berbagai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata mempunyai
bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang
sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang
mengemban fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama.

5
Para ahli berpendapat bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan
proses perkembangan evolusi konvergen.
Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk
hidup dari beberapa bentuk berbeda namun berada dalam lingkungan
yang sama untuk jangka waktu yang sangat lama. Contoh yang biasa
dipakai petunjuk evolusi adalah homologi struktur ekstrimitas anterior
beberapa hewan vertebrata

Gambar 2.2 Homologi Ekstremitas Anterior Beberapa Binatang Vertebrata

2.2.3 Bukti dari Embriologi Perbandingan


Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat
akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya.
Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu
tahapan di mana mereka memiliki kantung insang dan rongga tulang
belakang. Pada tahapan perkembangan ini, ikan, salamander kura-kura,
ayam, babi, sapi, kelinci, manusia dan semua vertebrata lain lebih
banyak kesamaannya dari perbedaannya. Pada perkembangan

6
selanjutnya menjadi semakin bervariasi, akhirnya akan memiliki ciri
khas dari kelasnya.
Pada ikan misalnya, kantung insang berkembang menjadi
insang. Pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan
dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan sering kali membentuk homologi pada
beberapa struktur, seperti kantung insang, yang menjadi sedemikian
berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang
sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan dengan
bentuknya yang telah berkembang secara lengkap.

Gambar 2.3 Embriologi Komparatif Beberapa Hewan Vertebrata

7
2.1.4 Bukti dari Biokimia dan Serologi Perbandingan
Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi
anatomi, demikian pula studi biokimia dari macam-macam organisme
telah mengungkapkan homologi biokimia. Persamaan biokimia
organisme hidup adalah satu ciri yang mencolok dari kehidupan.
Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan
proteinnya (gen dan produk gen). Jika dua spesies memiliki pustaka gen
dan protein dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu
disalin pasti dari nenek moyang yang sama.

2.1.5 Petunjuk dari Alat Tubuh yang tersisa


Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ
yang berguna pada suatu makhluk hidup, pada makhluk hidup lain
mungkin kurang berfungsi. Contoh tulang ekor pada manusia kurang
berfungsi sehingga mengalami rudimenter.
Organ yang mengalami rudimenter akan membuang waktu saja
untuk terus-menerus menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan
bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. seleksi alam
cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk
tereduksi, dan dengan demikian cenderung akan menghilangkan
struktur yang tidak berfungsi lagi. Namun pada kelompok mamalia lain,
ekor sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada
kelompok Vertebrata lainnya.
Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Kenyataanya meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu
fungsi nyata tapi tetap dijumpai secara nyata dan jumlahnya boleh
dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi melihat adanya
kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat
tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu.
Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata
sebelah dalam, otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang
runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada laki-laki,
musculus piramidalis dan masih banyak lagi .Sisa-sisa organ tubuh

8
pada hewan yang masih ditemukan antara lain sisa kaki belakang pada
ular piton yang mirip benjolan kuku, dan sisa bangunan sayap pada
burung kiwi.

Gambar 2.4 Beberapa Bukti Struktur Sisa dari Manusia

2.1.6 Biogeografi
Penyebaran geografis spesies adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki
banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli,
tidak ditemukan di tempat lain) namunsangat erat hubungan
kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-
pulau sekitarnya.
Distribusi geografis dari organisme dipengaruhi oleh banyak
faktor termasuk hanyutan benua, pergerakan lambat benua di Bumi
seiring waktu. Sekitar 250 juta tahun yang lalu, gerakan-gerakan ini
menyatukan semua massa daratan bumi menjadi salah satu benua besar,
disebut Pangaea.

9
Gambar 2.5 Sejarah Hanyutan Benua

Sekitar 200 juta tahun lalu, Pangaea mulai terpecah-pecah; pada


20 juta tahun lalu, benua-benua yang kita kenal sekarang berada
beberapa ratus kilometer jauhnya dari posisi saat ini.
Kita bisa menggunakan pemahaman kita tentang evolui dan
hanyutan benua untuk memperkirakan letak fosil dari kelompok-
kelompok organisme yang berbeda dapat ditemukan. Misalnya ahli
biologi evolusi telah membangun pohon evolusi kuda berdasarkan dta
anatomis, berdasarkan pohon-pohon semcam itu dan umur fosil nenek
moyang kuda, para peneliti memperkirakan bahwa spesies kuda masa

10
kini bermula 5 juta tahun lalu di Amerika utara. Pada saat itu Amerika
Utara dan Amerika Selatan berada dekat dengan posisinya saat ini,
namun kedua benua itu belum terhubung satu sama lain, sehingga kuda
sulit berpindah dari Amerika Utara ke Amerika Selatan. Dengan
demikian, kita memperkirakan bahwa fosil kuda tertua hanya akan
ditemukan dibenua tempat kuda itu bermula yaitu Amerika Utara.
Kita juga dapat menggunakan pemahaman kita tentang evolusi
untuk menjelaskan data biogeografis. Misalnya, pulau-pulau biasanya
memiliki banyak spesies hewan dan tumbuhan endemic, yang artinya
tidak ditemukan ditempat lain didunia. Namun seperti yang dijabarkan
oleh Darwin dalam the origin of spesies, kebanyakan spesies yang
hidup didaratan utaman terdekat atau pulau terdekat. Ia menjelaskan
pengamatan ini dengan menyatakan baha pulau dikolonisasi oleh
spesies dari daratan terdekat.
para penghuni ini pada akhirnya memunculkan spesies baru
sewaktu beradaptasi dengan lingkungan baru. Proses semacam ini juga
menjelaskan mengapa dua pulau berbeda dihuni bukan oleh spesies
yang mirip dengan hidup didaratan utama terdekat, yang lingkungannya
seringkali cukup berbeda.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu
bukti evolusi merupakan sekumpulan penemuan atau hasil penelitian panjang
untuk membuktikan ataupun mendukung teori evolusi. Adapun beberapa
bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif, struktur
sisa, embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.

3.2 Saran
Melalui penyusunan makalah ini penulias berharap agar pembaca
diharapkan dapat mengembangkan dan menggali lebih dalam pengetahuan
tentang berbagai bukti-bukti evolusi dimuka bumi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan referensi tentang adanya
bukti-bukti evolusi.

12

You might also like