You are on page 1of 6

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.4.
PEMBERIAN MPASI YANG BAIK DAN BENAR PADA ANAK BALITA
DI POSYANDU DESA GEDALI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Dokter Internsip
Di Puskesmas Patuk I

Disusun Oleh :
dr. Luhur Anggoro Sulistio

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA


PUSKESMAS PATUK I, KABUPATEN GUNUNG KIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
FEBRUARI – MEI 2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.4
PEMBERIAN MPASI YANG BAIK DAN BENAR PADA ANAK BALITA
DI POSYANDU DESA GEDALI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Dokter Internsip
Di Puskesmas Patuk I

Disusun Oleh :
dr. Luhur Anggoro Sulistio

Telah diperiksa dan disetujui pada Mei 2016


Pendamping Dokter Internsip

dr. Muromi Nurillah


NIP. 1968100520021220034
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyebutkan bahwa “pemerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya serta perlindungan demi
kepentingan terbaik anak” rencana pembangunan jangka menengah nasional (
RPJMN ) 2005-2009, dua tujuan yang berkaitan dengan balita adalah menurunkan
kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan
prevalensi gizi kurang dari 25,8% menjadi 20 . rencana pembangunan jangka
menengah nasional ( RPJMN ) 2005-2009, dua tujuan yang berkaitan dengan balita
adalah menurunkan kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup dan
menurunkan prevalensi gizi kurang dari 25,8% menjadi 20%. Program perbaikan
gizi tahun 2010-2014.
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minum yang mengandung
gizi, diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya
B. PERMASALAHAN
Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012 adalah masih
tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah menurun
dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi
buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun 2011 sebesar 0,68%
(menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%). Meskipun angka gizi kurang di DIY
telah jauh melampaui target nasional (persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun
2015) namun penderita gizi buruk masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008
sampai 2012 terdapat penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun
demikian perlu dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah
Kabupaten/kota dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah
sesuai harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga
meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh
Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%.).
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Metode intervensi yang dipilih adalah dengan melakukan penyuluhan di
Posyandu Gedali dengan memberikan contoh pemberian MPASI yang baik tepat
dan benar, hal terebut dilakukan bertepat dengan pengukuran berat badan balita.
D. PELAKSANAAN
Kegiatan kunjungan dilakukan hari kamis tanggal 12 Mei 2016 di Posyandu
Gedali. Kunjungan kurang-lebih 35 peserta dengan 25 balita dilakukan bersama
pegawai puskesmas serta Ibu Dukuh dan Ibu-ibu Kader PKK.

E. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan berdiskusi dan tanya jawab
masyarakat cukup antusias dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang cukup
baik, dari segi pemahanan masyarakat posyandu gedali belum semuanya paham
tentang MPASI dan komposisi makanan yang baik dan benar dan diharapkan
dengan penyuluhan ini keluarga maupun pengasuh dapat paham tentang pemberian
MPASI dan dapat memperbaiki status gizi balita wilayah gedali

Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan

dr. Muromi Nurillah dr. Luhur Anggoro Sulistio


DOKUMENTASI
MATERI PENYULUHAN

You might also like