You are on page 1of 6

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.5.
PENYULUHAN MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS ( HIPERTENSI, DM,
RADANG SENDI ) PADA LANSIA DI DESA NGANDONG
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Dokter Internsip
Di Puskesmas Patuk I

Disusun Oleh :
dr. Luhur Anggoro Sulistio

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA


PUSKESMAS PATUK I, KABUPATEN GUNUNG KIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
FEBRUARI – MEI 2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.5.
PENYULUHAN MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS ( HIPERTENSI, DM,
RADANG SENDI ) PADA LANSIA DI DESA NGANDONG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Dokter Internsip
Di Puskesmas Patuk I

Disusun Oleh :
dr. Luhur Anggoro Sulistio
Telah diperiksa dan disetujui pada Mei 2016
Pendamping Dokter Intersip

dr. Muromi Nurillah


NIP. 1968100520021220034
A. LATAR BELAKANG
Penyakit kronis pada lansia sangat sering ditemukan. Beberapa penyakit
yang di derita lansia antara lain, penyakit Alzheimer, ateroskoliosis, kanker, gagal
jantung kongestif, penyakit arteri koroner, diabetes glukoma, hipertensi,
osteoarthritis, stroke.
Dari penelitian bersama badan kesehatan dunia (WHO: World Health
Organization) dan 4 negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia pada tahun 1990
para lansia (usia 60 tahun ke atas) penyakit arthritis/rematik menempati peringkat
pertama yaitu 49,0%. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkepanjangan
dan jarang sembuh sempurna. Walau tidak semua penyakit kronis mengancam jiwa,
tetapi akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan komunitas secara
keseluruhan.
Penyakit kronis akan menyebabkan masalah medis, sosial dan psikologis
yang akan membatasi aktifitas dari lansia sehingga akan menyebabkan penurunan
quality of life (QOL) lansia. QOL merupakan pengukuran yang banyak dipakai
untuk mengevaluasi hasil studi klinis yang dilakukan pada pasien-pasien
denganpenyakit kronis.
Sejauh ini belum ada definisi yang universal mengenai kualitas hidup.
Kualitas hidup seringkali ini digambarkan sebagai kesejahteraan fisik, fungsional,
emosional dan faktor sosial. Penyakit kronis mempengaruhi QOL pada lansia dan
berperanan pada ketidakmampuan lansia untuk hidup mandiri.
Perawatan dan rehabilitasi jangka panjang diperlukan pada penyakit kronis,
karena itu diperlukan informasi tentang penyebaran penyakit kronis pada lansia
guna mendapatkan data yang terbaru untuk merencanakan pelayanan kesehatan
pada lansia.
B. PERMASALAHAN
Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang mengalami peningkatan
jumlah penduduk lansia (60 tahun keatas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu
sekitar 50 tahun peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9% dari
jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 naik menjadi sekitar 6,7%, pada
tahun 2000 naik menjadi 7,6%. Pada tahun 2020 diperkirakan lansia menjapai
11,4% dari total jumlah penduduk atau sekitar 22 juta jiwa.
Menurut data dari Profil Kesehatan DIY, bahwa pola penyakit pada semua
golongan umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif,
terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler
dan Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP)
Puskesmas di DIY pada tahun 2012 didapatkan angka kejadian penyakit hipetensi
(29.546 kasus) dan Diabetes Melitus (7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan
kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas.
Sementara, pada cakupan wilayah Puskesmas Patuk I ternyata masih banyak
kasus penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, dan osteoarthritis. Banyak
pasien lansia yang mengeluhkan nyeri pada sendi. Nyeri sendi yang sering
dikeluhkan adalah sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi di tangan maupun kaki.
Beberapa pasien mau untuk kontrol rutin ke Puskesmas, namun beberapa ada yang
tidak mau periksa ataupun kontrol.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Hal paling penting dalam menurunkan resiko terkenya penyakit degenratif
adalah dengan pola/gaya hidup yang sehat. Gaya hidup ini termasuk pola diet yang
seimbang dan sikap hidup yang tidak mudah stress. Diet yang banyak mengandung
antioksidan akan mengurangi resiko terkena penyakit degeneratif. Pola hidup sehat
amat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agak kita dapat menua dengan
sehat. Untuk mencapai hal ini sehingga akan dilakukan penyuluhan dengan target
masyarakat dengan usia lanjut (lansia). Diharapkan masyarakat dapat lebih
mengerti dan memahami terkait apa itu penuaan dan bagaimana agar bisa menua
dengan sehat. Juga disampaikan terkait keluhan yang sering dirasakan oleh lansia.

D. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan tentang penyakit sendi pada lansia dilakukan pada hari
Selasa tanggal 18 Maret 2016 di Dusun Ngandong, Patuk, Wonosoari, Gunung
Kidul DIY. Penyuluhan dilakukan saat kegiatan arisan warga yang dilakukan rutin
di desa ngandong tiap bulannya. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh Ibu-ibu lansia
yaitu sekitar 35 orang. Penyuluhan bertujuan memberikan informasi mengenai
proses penuaan secara umum, lalu manajemen terhadap penyakit-peyakit kronis
seperti hipertensi, DM, radang sendi, Bagi lansia yang memang sudah memiliki
penyakit atau mempunyai keluhan dimohon untuk lebih peduli dan mau untuk
kontrol kesehatan rutin. Dan lansia yang tidak memiliki keluhan disarankan untuk
menjaga selalu menjaga stamina dengan pola makan yang sehat, tetap melakukan
aktivitas fisik dan merilekskan pikiran untuk menghindari stres.

E. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dilakukan dengan berdiskusi dan tanya jawab mengenai materi
yang telah disampikan. Antusias warga nampaknya cukup baik yaitu dengan adanya
beberapa pertanyaan dan pernyataan yang disampikan. Ternyata masih banyak
warga masyarakat yang belum begitu memahami terkait penyakit kronis pada
lansia, serta manajemennya. Masyarakat juga banyak yang menyampaikan
keluhannya seperti rasa nyeri pada lutut dan panggul, betis terasa pegal, kaki kaku
bila digerakkan, tangan sering kesemutan dan lain sebagainya. Kemudian dilakukan
diskusi terkait keluhan yang disampaikan yang memang ada arah kepada penyakit
degeneratif. Masyarakat diharapkan agar lebih peduli dan menjaga kesehatan
dengan mengikuti program PROLANIS di Puskesmas Patuk I.

Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip Pelaksana Kegiatan

dr. Muromi Nurillah dr. Luhur Anggoro Sulistio


DOKUMENTASI

You might also like