Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
Cedera kepala(terbuka dan tertutup) adalah terdiri dari : fraktur tengkorak, komusio,
(gegar) serebri, kontusio (memar) / laserasi, dan perdarahan serebral
(subharaknoid,epidural,intraserebral,batang otak).trauma primer terjadi karena
benturan langsung atau tak langsung (akselerasi/deselerasi otak).trauma sekunder
adalah akibat dari trauma saraf (melalui akson)yang meluas,hipertensi
intracranial,hipoksia,hiperkapnea, atau hipotensi sistemik (rencana asuhan
keperawatan,Marilyn E.doengoes,mary france moorhouse,alice c.geissler edisi ketiga
penerbit buku kedokteran EGC)
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecatatan utama usia
produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan (kapita selektakedokteran jilid
ketiga edisi ketiga)
Cedera kulit
Cedera jaringan tulang
Kerusakan otak dpat terjadi bila tulang tengkorak mauk ke dalam jaringan otak dan
melukai:
Saraf otak
Jaringan otak
Battle sign
Hemotympanum
Periorbital echymosis
Rhinorrhoe
Orthorrhoe
Brill hematom
2. Trauma kepala tertutup
1. Komosio
Disorientasi sementara.
2. Kontosio
Gejala :
3. Hematom epidural
Perdarahan antara tulang tengkorak dan durameter.
4. Hematom subdural
Akut :
Gejala 24 – 48 jam
PTIK meningkat
Sub akut
Kronis :
Chyne stokes
Hiperventilasi
Apneu
c. Berdasarkan morfologi :
1. Fraktur
C. Etiologi
Patologi trauma kepala sangat bergantung pada bagian anatomis yang kepala yang
mengalami trauma ;
a. Laserasi pada kulit kepala, dapat menimbulkan perdarahan hebat karena di kepala
terdapat banyak pembuluh darah
b. Fraktur tengkorak ;
Fraktur linier, ringan atau hebat. Fraktur linear yang melibatkan rongga udara
perinasal dapat menimbulkan rhinore atau othore ari cairan cerebro spinalis
sedangkan faktur linear yang terbuka lebar dapat menimbulkan herniasi. Fraktur
linear dapat merobek pembuluh darah yang melewati tulang tengkorak sehingga
dapat terjadi perdarahan epidural atau subdural
Fraktur depresi ; depresi lebih dari 3mm dapat menimbulkan kerusakan otak
disamping sebagai akibat tekanan perdarahan
Trauma kepala dengan atau tanpa fraktur dapat menimbulkan robekan pembuluh
darah yang terdapat pada duramater. Jenis perdarahan tersebut adalah ;
E. Patofisiologis
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya
konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi)
terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma
akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera
perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak
bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara
bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang
terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi
dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan
dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada
permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai
akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral
dikurangi atau tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi
(peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta
vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya
peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.
· Memar otak
· Laserasi
· Hipotensi sistemik
· Hipoksia
· Hiperkapnea
· Udema otak
· Komplikai pernapasan
F. Manifestasi Klinis
2. Kebungungan
3. Iritabel
4. Pucat
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
10. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
G. Komplikasi
Hemorrhagie
Infeksi
Edema Herniasi
H. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)
Rotgen Foto
CT Scan
MRI
I. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah
sebagai berikut:
1. Observasi 24 jam
2. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.
3. Berikan terapi intravena bila ada indikasi.
4. Anak diistirahatkan atau tirah baring.
5. Profilaksis diberikan bila ada indikasi.
6. Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi.
7. Pemberian obat-obat analgetik.
8. Pembedahan bila ada indikasi.
Aktifitas /istrihat
Hemiparase,quadrepralgia
Integritas ego
Eliminasi
Makanan/cairan
Neurosensori
Apasia,hemiparase, quadrepplegia
Postur (dekortikasi,desebrasi)kejang
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda biasanya lama
Pernapasan
Keamanan
Gangguan penglihatan
Gangguan kognitif
Interaksi social
Tanda afasia motorik atau sensorik,bicra tanpa arti,bicara berulang-
ulang,distratsia,anomia
Penyuluhan pembelajaran
Rencana pemulangan
Prioritas keperawatan
Tujuan pemulangan
1. Fungsi serebrakl meningkat defist neurologi dapatb diperbaiki atau distabilkan (tidak
berkembang lagi)
4. Keluarga memahami keadaan yang sebenarnya dan dapat terlibat dalam proses pemulihan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mendemonstrasi tanda vital stabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK
TINDAKAN RAISONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
6. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk mencerna (penurunan tingkat kesdaran),kelemahan otot yang
diperlukan untuk mengunyah
aspirasi
2. Timbang BB sesuai indikasi
4. Tingkatkan kenyamanan,lingkungan
3. Dapat meningkatkan pemasukan
yang santai termasuk sosialisasi saat
dan menormalkan fungsi makan
makan.
penyakit sekarang.
INTERVENSI RASIONAL
1. Berika kembali 1. Membantu dalam menciptakan harapan yang
informasi yang realistis dan meningkatkan pemahaman pada
berhubungandengan eadaan saat ini dan kebutuhan
proses trauma dan
pengaruh sesudahnya 2. Aktivitas,pembatasan,pengobatan,/kebutuhan
terapi yang diberikan/disusun atas dasar
2. Berikan kembali pendekatan antar disiplin dan evaluasi amat
pengutan terhadap penting untuk perkembangn
pengobatan yang pemulihan/pencegahan komplikasi
diberikan sekarang
3. Kerja keras akhirnya menunjkkan hasil deficit
3. Tegaskan kembali neurologis dan memampuka pasien untuk
pentingnya untuk memulai gaya hidup baru
melakukan evaluasi
dengan tim rehabilitasi
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny.S
2. Umur : 78 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Agama : Islam
7. Alamat : Kebun cengkeh
8. Tanggal Masuk RS : 11-10-2015 Pkl. 18.45 WIT
9. Tanggal Pengkajian : 12-10-2015 Pkl. 09.15 WIT
10. No. Register : 884557
11. Diagnose Medis : Trauma Kapitis ( CKR)
12. Ruangan : Kelas 1 Melati
13. Nama Penangguang Jawab : Ny.H
14. Hubungan dengan pasien : Anak
15. Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama masuk RS : CKR
2. Keluhan saat pengkajian : Nyeri kepala
3. Keluhan yang menyertai : Pusing, KU Lemah
4. Riwayat kesehatan utama :
P : Terjatuh
Q : Hilang timbul
R : Pada daerah kepala terutama kepala bagian kiri atas
S : tidak menetap
T : Hilang timbul
Catatan Kronologi
Pada tgl 11 oktober 2015 pukul 17:00 wit pasien dengan buru-buru
pergi ke wc untuk BAB, namun ketika smpai pasien terpeleset dan
jatuh sehingga pasien tak sadarkan diri. Akhirnya pukul 17:45 wit
keluarga puyn membawa pasien ke RS Al-fatah ambon. Setiba di
RS pasien diberikan terapi oleh dokter jaga :
IVFD RL 20 tpm
Biocom 1 amp
Ranitidine 2x1/iv
Ceftriaxon 2x1/iv
Ketorolak 3x1/iv
Citicolin 2x1/iv
Amlodipin 1x10 gr
Genogram 3 Generasi
x x
: Laki-laki
: perempuan
: garis perkawinan
: garis keturunan
X : meninggal
: pasien
: tinggal serumah
Pola Makan
7 – 8 gls / hr
Pola Minum Air putih, teh gula
Kuning
Lembek
BAB :
a. Frekuensi BAB dalam sehari 1 -2 x/hari
b. Warna
c. Konsistensi Kuning
d. Komentar
Lembek Tidak ada keluhan
1 Mandi 0 -
2 Berpakaian 0 2
4 Ambulasi 0 2
5 Makan 0 1
6 Minum 0 1
7 Naik tangga 0 -
8 Belanja 0 -
9 Masak 0 -
10 Merapikan rumah 0 -
11 Berjalan 0 2
12 Duduk 0 2
13 Olah raga - -
Keterangan :
0 = mandiri
1 = di Bantu sebagian
4 = ketergantungan
F. Pemeriksaan Fisik
a. Pengamatan Umum
Keadaan umum : Lemah
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda – tanda Vital
TD :150/70mmhg
Nadi : 20 x/m
Pernapasan : 72 x/m
Suhu pada aksila : 36,5 ‘case
c. Kepala
Bentuk : Simetris
Luka : Ada, pada bagian kepala Kiri atas
Perdarahan : Tidak ada
Rambut :
o Warna : putih
o Distribusi :Tidak merata
d. Mata
Ukuran pupil : Normal
Reaksi terhadap cahaya : Ya, ada reaksi
Akomodasi : Baik
Konjungtiva : Normal
Fungsi penglihatan : Kurang
Menggunakan alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
e. Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada reaksi
Bentuk : Simetris
Fungsi penciuman : Baik
Peradangan : Tidak ada peradangan
Perdarahan : Tidak ada perdarahan
Menggunakan alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
f. System pencernaan
Mukosa mulut : bersih
Gigi : gigi tidak karies
Lidah : merah muda
Masalah menelan : tidak ada
Gangguan bicara : tidak
Fungsi mengunyah : baik
Terpasang NGT : tidak
Nafsu makan :
Muntah : tidak
g. System pendengaran
Telinga : simetris
Cairan : tidak ada
Fungsi pendengaran : normal
Pemakaian alat bantu : tidak
h. Leher
Vena jugularis : teraba
Arteri karotis : teraba
Pembesaran tiroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
i. Dada/thoraks
Bentuk : simetris
Pergerakan nafas : normal
Frekuensi pernafasan : 26 x/m
Bunyi nafas tambahan : tidak ada
j. Jantung
Bunyi jantung (S1, S2) : terdengar
Bunyi jantung tambahan : tidak ada
Irama jantung : normal
k. Abdomen
Bentuk : normal
Bunyi usus : normal
Pembesaran hepar : tidak ada
Pembesaran ginjal : tidak ada
l. System integument
Warna kulit : tidak sianosis
Turgor kulit : baik
akral/suhu : 36,5’c
hidrasi : tidak
o. Muskuluskeletal
Tonus otot : kurang
Anggota gerak : terpasang IVFD pada ekstremitas
atas
Kekuatan otot : Lemah pada ekstremitas atas dan
bawah
GCS
o Sensorik :4
o Motorik :5
o Verbal :6
p. Pemeriksaan neurologis
Tingkat kesadaran : compos mentis
Koordinasi : kurang
Memori : baik
Orientasi : Baik
Kelumpuhan motorik : Tidak ada
Gangguan sensorik : Tidak ada gangguan sensorik
G. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 12-10-2015
Pemeriksaan darah Lengkap:
- HB :
- Leucosit :
- Cholesterol :
- GDS :
- Ureum :
- Creatinin :
- SGOT :
- SGPT :
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
Pasien mengatakan :
Pasien mengatakan nyeri kepala sebelah kiri bagian atas
Pasien mengatakan susah tidur jika sakit kepala
Pasien mengatakan takut jika luka cedera kepala saya tidak bisa sembuh
Badan lemas
Data Objektif
Keadaan umum : Lemah
TD : 150/70mmhg
Pernapasan : 72 x/m
Nadi : 20 x/m
Suhu : 36,5’c
Ada, luka pada bagian kepala sebelah kiri bagian atas
Pasien Nampak meringis akibat nyeri kepala
P : terjatuh
Q :
R : pada daerah kepala terutama kepala bagian kiri atas
S : 5 sedang
T : hilang timbul
Kekuatan otot : Lemah pada ekstremitas atas dan bawah
GCS
o Sensorik :4
o Motorik :5
o Verbal :6
Pasien Nampak cemas
Pasien bertanya tentang perkembangan penyakitnya sekarang
Tidur siang 1-2 jam
Tidur malam 4-5 jam
Terdapat luka pada bagian kiri atas kepala
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO :
Keadaan umum Lemah
Skala : 5 sedang
TD :
Pernapasan : 26 x/m
Nadi : 90 x/m
Suhu : 36,5‘c
Ada, luka pada kepala kirri atas.
Pasien Nampak meringis akibat nyeri
kepala
P : terjatuh
Q:
R : kepala bagian kiri atas
S : 5 sedang
T : hilang timbul
DS : pasien mengatakan
transmisi/integrasi akibat Perubahan persepsi-sensori
Pasien mengatakan kepala sebelah kiri trauma/deficit neurologis)
terasa sakit
DO :
Keadaan umum Lemah
Tingkat Kesadaran : compos mentis
GCS
o Sensorik :4
o Motorik :5
o Verbal :6
Kelumpuhan motorik : cukup, karna
pasien memerlukan bantuan orang lain
DS : pasien mengatakan
Nyeri trauma kepala
Susah tidur jika sakit kepala Gangguan pola tidur
Badan lemas
DO :
KU lemah
Tidur siang 1-2 jam
Tidur malam 4-5 jam
Pasien
membuka mata
dengan p
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d penghentian aliran darah oleh SOL
(hemoragi,hematoma),ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan kepala sebelah kiri bagian atas terasa sakit
DO
Keadaan umum : Lemah
Tingkat Kesadaran : compos mentis
TD : 150/70
Pernapasan : 20 x/m
Nadi : 72 x/m
Suhu : 36,5 ‘C
Ada luka pada bagian kepala sebelah kiri bagian atas.
Pasien Nampak meringis
P : terjatuh
Q:
R : kepala bagian kiri atas
S : 5 sedang
T : hilang timbul
Ditandai dengan
DS : pasien mengatakan
Pasien mengatakan kepala sebelah kiri bagian atas terasa sakit
DO :
DO :
KU lemah
Tidur siang 1-2 jam
Tidur malam 4-5 jam
4. Cemas b/d koping individu kurang efektif
Ditandai dengan
DS : pasien mengatakan
Pasien mengatakan takut jika luka cedera kepalanya tidak bisa sembuh
DO :
Pasien Nampak cemas
Pasien bertanya tentang perkembangan penyakitnya sekarang
PRIORITAS MASALAH