You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia

(SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan

bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga

berencana (KB) yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga

berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil

pembangunan tidak akan berarti.

Pendapat Malthus – yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan

mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan

perkembangan laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak

mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan

pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan jumlah

keluarga yang diinginkan.

Pengaturan kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap

peningkatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah

diakui secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program safe

motherhood and child survival.

Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak

1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran

dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama : a)

Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”) dan b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak

ingin lagi menambah anak (“limiting”). Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir

semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu metode KB
yaitu Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal

terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan.

Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah kontrasepsi implan.

Kontrasepsi implan disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena insersinya

pada bagian subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah,

yang mempunyai masa kerja panjang.

Tujuan akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa

mengenai pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi

pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan

dan kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain

storming dan penugasan.

Pada dasarnya setiap orang termasuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk

menstransformasikan dirinya sendiri. Untuk memperbaiki kemampuan ini merupakan

salah satu aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan, berguna dan

menyenangkan. Oleh karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan kemampuan diri

ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

a. Memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana mengenai KB Implant;

b. Mendiskripsikan mengena KB implant pada masyarakat umum.

2. Tujuan Khusus :

a. Memberi info kepada ibu tentang KB Implant;

b. Mendiskripsikan jenis KB Implant;

c. Mendiskripsikan efek samping KB Implant;

d. Mendiskripsikan tata laksana KB Implant.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kontrasepsi dan Cara Kerja Kontrasepsi Implant

1. Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian

subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis

rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).

b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel

yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic,

masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa

kerja lima tahun (Varney, 1997).

2. Cara Kerja Kontrasepsi Implant

a. Lendir serviks menjadi kental

Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap

terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun,

yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik

endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi.

Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi;

meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi

pada pengguna implan.

c. Mengurangi transportasi sperma


Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga

menghambat pergerakan sperma.

d. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing

hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk

ovulasi.

B. Indikasi dan Kontraindikasi

1. Indikasi

a. Pemakaian KB yang jangka waktu lama;

b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu

dekat;

c. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain.

2. Kontra Indikasi

a. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab;

b. Wanita dalam usia reproduksi;

c. Telah atau belum memiliki anak;

d. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena);

e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi;

f. Pasca persalinan dan tidak menyusui;

g. Pasca keguguran;

h. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap;

i. Riwayat kehamilan ektopik;

j. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia

bulan sabit (sickle cell);

k. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen;


l. Sering lupa menggunakan pil;

m. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya;

n. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara;

o. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi;

p. Miom uterus dan kanker payudara;

q. Gangguan toleransi glukosa.

C. Jenis-jenis Impant

1. Norplant.

Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel

dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85

mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per

hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

2. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang

dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-

kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate)

yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya

kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun

menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

3. Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja

3 tahun.
4. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38

mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama

kerja 1 tahun.

5. Capronor

Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan

progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam

jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada

norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin

dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan

menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini

mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton.

Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm

mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung

26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel

dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.

D. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implant

1. Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

a. Daya guna tinggi.

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan

yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat

mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100

perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa

kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh :

uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.

c. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk

dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar

wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama

setelah pengangkatan.

Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama

dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang

kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan

terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.

Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena

kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.

d.Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

e. Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung

hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon

estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.

f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena

diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.


g. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui.

Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh

secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga

bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.

h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat

j. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

k. Mengurangi / memperbaiki anemia

Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari

perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para

pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata

darah haid yang hilang.

2. Kerugian Kontrasepsi Implant, meliputi :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid,

serta amenorea.

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan,

kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar

perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak

perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari

10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya

terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua,

masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.


Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

a. Nyeri kepala

Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri

kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.

b. Peningkatan berat badan

Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan

peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.

Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan

dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun

peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik

levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis

apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang

menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan

dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang

tidak teratur dengan berat badan).

c. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan

keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat

disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu

dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin

pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan

peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal

ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung

levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)

menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi


umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene

kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan

pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau

reitromisin topikal).

Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk

terus menggunakan implan.

d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi

sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun,

wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta

kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan

merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya

dialami tidak separah yang dibayangkan.

Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan

dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus

diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah

sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena

lokasi dan ukurannya.

e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur

pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat

memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden

pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden

yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan

pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.


f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit

menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore

atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual

harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom)

guna mencegah infeksi.

g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau

obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,

penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko

kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan

adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan.

Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan

implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus

dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan

merupakan kehamilan ektopik.

E. Efek Samping

1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi

pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.

2. Yang paling sering terjadi:

a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid.


b. Perdarahan bercak (spotting).

c. Berkurangnya panjang siklus haid.

d. Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau

perdarahan bercak.Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak

mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi

perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak

berubah.

3. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya

waktu.

4. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).

5. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.

Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan,

1999).
BAB III

STUDI KASUS

“ PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KB IMPLANT DI PUSKESMAS

TAPUNGGAYA 2019 “

I. IDENTITAS

Identitas pasien Identitas suami

Nama : Ny. P Nama : Tn. R

Umur : 33 Tahun Umur : 38 Tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Alamat :

II. SUBYEKTIF

Tanggal 5 Juni 2012 Jam : 10.00 WIB Oleh : Elis Sa’diyah

1. Alasan datang

Ibu mengatakan datang ingin mengikuti pemasangan gratis KB Implant/susuk

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa

3. Riwayat Obstetri

a. Riwayat haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 hari

Lama haid : 3 hari

Warna : merah
Bau : amis

Banyaknya : 1xGanti Pembalut/hari

Fluor albus : kadang sebelum menstruasi

Dismenorhea :-

4. Riwayat KB yang Lalu

Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan KB Pil dan KB Suntik

5. Kebutuhan sehari-hari

Ibu mengatakan kebutuhan sehari-harinya dalam keadaan normal

III. OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. KU : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. TD : 100/70 mmHg

d. N : 84x/menit

e. RR : 20x/menit

f. BB : 45 kg

2. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik, klien dalam keadaan normal

IV. ASSESMENT

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. “E” usia 33 tahun dengan akseptor baru KB Implant

b. Masalah

-
V. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 5 Juni 2012 Jam : 10.15 WIB

1. Melakukan pemeriksaan pada ibu dan memberitahukan hasilnya

a. KU : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. TD : 100/70 mmHg

d. N : 84x/menit

e. RR : 20x/menit

f. BB : 45 kg

g. Pemeriksaan fisik dalam keadaan normal

2. Menjelaskan pada Klien tentang efek samping KB Implant

- Sering terjadi sakit kepala/pusing

- Sering terjadi penambahan BB

- Haid tidak teratur

3. Melakukan Pemasangan Implan

Melakukan pemasangan implant (susuk) 2 kapsul secara subkutan di lengan kiri :

 Meletakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan

 Menentukan tempat pemasangan

 Memastikan peralatan dan menyiapkan lidokoin

 Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik

 Melakukan penyuntikan anestesi 1-2cc lidokoin dan tunggu 2-3 menit

 Membuat insisi dangkal di kulit sebar ± 2 mm

 Memasukkan ujung trokar sampai batas tanda pertama

 Mengeluarkan pendorong dan masukan kapsul

 Masukkan kembali pendorong dan dorong sampai terasa ada tahanan


 Menarik trokan dan pendorong bersama-sama sampai batas kedua dan belokkan ke sisi lain

 Lakukan cara yang sama hingga kapsul kedua terpasang

 Meraba kapsul dan menutup luka dengan plester dan kasa

RSIA BUNGA JEPARA No.RM : 1006305


Nama Pasien : Ny. E
CATATAN PERKEMBANGAN Nama Bidan : Elis Sa’diyah
Tanggal & Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Nama & Paraf
05 Juni 2012 S : Klien mengatakan mengerti
Jam 10.15 WIB dan paham dengan penjelasan
bidan
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
B : 45 kg
Pemeriksaan fisik dalam
keadaan normal
A : Ny. E Umur 33 tahun P3 A0
aseptor baru KB Implant
P : Anjurkan ibu kontrol di bidan
setelah 5 hari pemasangan atau
jika ibu mengalami demam atau
kapsul mencuat keluar.
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”P” umur 24 tahun dengan akseptor

baru KB implant. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien

tidak mengalami kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan

konsep asuhan kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan

kesenjangan. Analisa ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat

pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan

kasus.

Pada tahap penatalaksanaan pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus

tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi

interaksi saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan

keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori

dan tinjauan kasus. Dan didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan

memungkinkan untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.

Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant,

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada

hal-hal yang perlu dikhawatirkan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin

dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang.

2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir

serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi

transportasi sperma dan menekan ovulasi.

3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant,

uniplant dan capronor.

4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi,

metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah

pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan

implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80%

pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan.

B. Saran

a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi

pekerja kesehatan yang memasangnya atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot

sendiri di rumah.

b. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan kontrasepsi lebih

Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi pasien.

c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan dan memahami asuhan kebidanan pada ibu
dengan KB Implant.
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Aris. 2011. Pelayanan Keluarga Bencana. Salemba Medika : Jakarta.

Noviawati, Dyah.2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha Medika : Jogjakarta.

Bari, Abdul, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.

Affandi, Biran. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Departemen Kesehatan RI. 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk
Pendidik Bidan. Jakarta : ECG..
Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG..

You might also like