You are on page 1of 3

Ajaran Keselamatan

1. Yudaisme (You wish)


Keselamatan manusia dalam pandangan Yudaisme, bergantung pada prilaku-prilaku dan
moral manusia itu sendiri. Manusia dapat mengupayakan sendiri keselamatannya, bahkan
ketika manusia jatuh ke dalam dosa, manusia dapat melakukan upaya-upaya pemulihan
dengan jalan pertobatan, yang biasanya ditandai dengan pengakuan dosa dan kurban. Bagi
Yudaisme, manusia dapat langsung berhubungan dengan TUHAN, tanpa perantara siapapun,
konsep keselamatan dikembangkan dalam upaya menjadikan dunia ini sebagai dunia yang
sesuai dengan kehendak TUHAN. Karenanya, ketika berbicara tentang keselamatan dalam
Yudaisme, kita tidak akan menjumpai pembahasan tentang surga dan neraka. Melainkan,
melulu berbicara tentang upaya-upaya membenahi kehidupan di dunia. Jadi keselamatan
menurut tradisi Yahudi tidak terutama sebagai suatu gagasan teologis, yang sering
dihubungkan dengan pemahaman teologis yang jelas buatan manusia. Keselamatan bukan
terutama sebagai pembebasan dari dosa atau dari keberdosaan dunia yang jatuh ini, atau
sebagai obat melawan dosa asal. Bukan juga sebagai upaya lari atau berjuang menuju "Yang
Mengatasi" semuanya itu. Keselamatan berarti menjadi manusia yang dibebaskan untuk
terlibat dalam dunia ini karena tidak ada tempat yang lain; hanya bumi inilah sebagai
kediaman kita yang Tuhan ciptakan. Dalam tradisi Yahudi keselamatan tergantung pada
pertobatan ciptanya di dalam hidup semua manusia kebenaran dan kedamaian.
2. Kristen
Dalam kepercayaan umat kristiani, tidak ada keselamatan di luar diri Yesus Kristus.
Bahwasanya keselamatan hanya mampu diraih jika seseorang percaya atau mengimani
penyaliban dan juga kebangkitan kristus. Yesus adalah penghubung atau perantara yang
mengantarkan manusia pada jalan lurus atau keselamatan menuju kepada Keagungan Bapa.
Tanpa Dia manusia tidak akan mampu mencapai keselamatan yang diinginkanya.
2.2.2 Konsep Keselamatan dalam Perjanjian Lama
Dalam perjanjian lama, dalamnya terdapat lima konsep keselamatan yang memiliki
makna yang sangat luas dan dalam-cukup untuk menanggulangi 9semua akibat dosa
dalam alam semesta ciptaan Tuhan. Penyelamatan itu yakni bersifat:
- Pribadi dan social
- Rohani dan jasmani
- Politis dan ekonomis
- Manusiawi dan ekologis
- Lokal dan Kosmik
- Sekarang dan Esok.
Keselamatan dalam Perjanjian Lama, mempunyai unsur-unsur baik yang tertuju kepada
manusia maupun yang tertuju kepada Allah. Keselamatan bukan hanya semata mengenai
kehidupan kekal setelah kematian melainkan juga keselamatan secara fisik. Intinya dalam
Perjanjian Lama-secara keseluruhan menunjukkan akan betapa dalam dan besarnya
kebutuhan dan dosa manusia.
2.2.3 Konsep Keselamatan dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru tema keselamatan merupakan salah satu yang menonjol terutama
dalam tulisan-tulisan Paulus. Yesus dalam pengajarannya mengecam terhadap seseorang
yang membenarkan dirinya sendiri.
Yesus sangat menginginkan agar manusia dapat mencari kebenaran namun tidak dengan
usaha sendiri. Pembenaran itu hanya bisa dicapai melalui pertobatan di dalam kerendahan
hati.
Dari sisi manusia dikaiousune ialah tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak
Allah. Sedangkan dari sisi Allah ialah tindakan Allah yang membenarkan manusia.
Menurut Paulus kebenaran Allah merupakan cara Allah untuk menilai manusia.
Kebenaran itu seharusnya merupakan “status pribadi”.
3. Islam

Islam mempercayai untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam kebahagiaan,
atau yang dikenal dengan surga, Ajaran islam juga mengharuskan umatnya mengikuti
perintah-perintah yang telah diperintahkan Allah SWT dan Nabi Muhammad saw. Secara
singkat, konsep keselamatan islam ada 2 hal yaitu:

a. Rukun Iman
Percaya keberadaan Allah
Percaya keberadaan Malaikat
Percaya Kitab-kitabnya
Percaya kepada para utusan-Nya
Percaya adanya hari kiamat
Percaya adanya Takdir

b. Rukun Islam
Kalimat Syahadat
Shalat 5 Waktu
Melaksanakan Zakat
Berpuasa di bulan Ramadhan
Naik Haji bila mampu
Menurut ajaran islam, dengan menaati kedua hal tersebut maka akan menuntun manusia
ke jalan yang benar.Menurut Agama Islam konsep keselamatan adalah beriman kepada
Allah dan mengerjakan amal sholeh.
Agama Islam memaknai keselamatan manusia merupakan hasil upaya manusia dalam
menghasilkan amalan-amalan yang diperbuat dari manusia itu sendiri yang pada akhirnya
ditentukan oleh Allah. Masing-masing hasil amalan sebagai upaya manusia melakukan
perintah (Pahala) dan menghindari larangan Allah (menghindari Dosa) inilah yang
menentukan keselamatannya yaitu Surga atau Neraka. Agar masuk surga, selain dengan
memeluk agama Islam, umat Muslim juga diharuskan menjalankan perintah agama, dan
melaksanakan rukun Islam. Ajaran islam meletakkan tatanan kehidupan negara dan
masyarakat yang berpijak pada kebenaran hakiki (hukum Allah dan Rasul-Nya).

4. Buddha

Menurut ajaran Buddha, “keselamatan” adalah kondisi di mana seorang manusia sudah
mencapai kondisi tak ada kemelekatan atau yang disebut nibbana. Kondisi ini tercapai
saat seseorang sudah terpisah dengan sifat-sifat keduniawian. Nibbana dapat dicapai
dengan mejalani Jalan Tengah beruas 8 yang dapat dikelompokkan jadi 3 yaitu
Sila(pantangan), Samadhi, & panna(bijaksana). Ketiga hal ini tidak bisa dijalankan secara
bertahap namun harus bersama-sama. Keadaan nibbana juga bukan dicapai setelah
manusia meninggal. Jadi jiwa manusia tidak akan hilang setelah meninggal, melainkan
akan terlahir di salah satu dari 31 alam yang dipercayai ajaran Buddha. Proses ini
berlangsung terus sampai seseorang sampai ke pada keadaan nibbana.
5. Hindu
Hindu meyakini bahwa dunia ini tidak bermakna karena dunia ini hanya sementara dan
satu-satunya realitas adalah sesuatu yang dapat ia lihat sekilas melalui disiplin dan
meditasi yang intensif. Mereka percaya bahwa jiwa mereka telah melalui lingkaran
kelahiran, kematian, kelahiran kembali yang panjang dan akan terus begitu sampai
menemukan kelepasan di nirwana (keabadian). Orang Hindu percaya bahwa Upanishad
memberi mereka hikmat yang mereka perlukan untuk menolak dunia agar jiwanya dapat
mencapai "paramatman" yang kekal.
6. Konghucu
Konghucu menganggap bahwa hanya orang suci dapat naik ke surga sebagai Dewa dan
Dewi. Mereka akan hidup kekal dan bersemayam di surga. Binatang juga bisa masuk
surga melalui bertapa dalam waktu yang lama, mereka percaya bahwa setelah meninggal
harus menghadap Yen Lo Wan (Yan Luo Wang) penguasa neraka. Di neraka diperiksa
umur serta perbuatannya selama hidup di dunia, ia akan menerima hukuman, dan siksaan
sesuai perbuatannya selama hidup di dunia.
Setelah dihukum sesuai perbuatannya di dunia, ia akan dikirim kembali ke bumi untuk
memperbaiki hidupnya (reinkrnsi), bisa lahir kembali sebagian manusia, bahkan bisa
lahir sebagai binatang (penitisan).

You might also like