Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengenalan
Telah banyak penelitian tentang teknologi PEM fuel cell penghasil energi
yang telah dilaporkan. Penelitian meliputi pengaruh suhu, tekanan parsial hidrogen
dan oksigen, serta efisiensi. Sampai saat ini, didapatkan performa PEM fuel cell
yang terbaik pada suhu 80 0C, dengan tekanan 3 bar dan 100% kelembaban relatif
[1]. Untuk menghasilkan energi listrik dari PEM fuel cell, dapat digunakan
hidrogen yang berasal dari PEM elektrolizer.
Menurut hasil studi di PUSPIPTEK, didapatkan bahwa jika hidrogen
digunakan sebagai sumber bahan bakar penghasil listrik dengan menggunakan fuel
cell sebagai generator pengubahnya akan membutuhkan hidrogen rata-rata 10
liter/min untuk menghasilkan 1 kW listrik.
Pada beberapa tahun terakhir, telah dikembangkan penelitian PEM fuel cell
dan PEM elektrolizer. PEM fuel cell adalah perangkat pembangkit tenaga listrik
dengan cara kimia yang menggunakan hidrogen dan oksigen. PEM fuel cell terdiri
dari lapisan difusi gas, lapisan elektrokatalis, membran, dan bipolar plate.
Himpunan dari komponen-komponen disebut stack fuel cell yang
pengoperasiannya menghasilkan listrik, panas, dan air pada suhu rendah
25℃ hingga suhu tinggi sekitar 200℃.
Pada suhu rendah yaitu 25℃ dan 1 atm, performa PEM fuel cell memiliki
tegangan 1,182 V dan densitas arus sebesar 0,4 A/cm2 [2]. Pada kondisi yang sama
fuel cell stabil pada tegangan 0,7 V dan densitas arus sebesar 0,622 A/cm2, tetapi
pada suhu 60℃ stabil pada tegangan 0,6 V dengan densitas arus sekitar 0,3928
A/cm2 [3], [4]. Selanjutnya karakteristik yang stabil didapatkan densitas arus
sekitar 0,37 - 1,25 A/cm2 untuk suhu 55℃ sampai dengan 67℃. Untuk kondisi
suhu 253-353 K dan tekanan 2,5 - 4 atm, performa karakteristik PEM fuel cell
menunjukan densitas arus 1 A/cm2 [1], [5], [6]. Jadi, dalam penelitian tersebut
diatas pada kondisi stabil yaitu 0,6 V sampai dengan 0,7 V diperoleh densitas arus
0,37 – 1,25 A/cm2.
Pada suhu tinggi yaitu 160-200℃ dengan tekanan 101,3-200 kPa, performa
dari PEM fuel cell yang menggunakan PBI MEA, TPS MEA untuk konsentrasi
hidrogen yang digunakan 30-100%, didapatkan karakteristik fuel cell pada
tegangan 1 V dan densitas arus sebesar 0,8 A/cm2 [7]. Pada kondisi yang sama
didapatkan 0,65 V dan 0,12 A/cm2, sedangkan performa dari PEM fuel cell pada
suhu 160℃ dengan tekanan 1 atm untuk konsentrasi yang digunakan 30% V/V
oksigen didapatkan karakteristik fuel cell pada tegangan 0,7 V dan densitas arus 0,3
A/cm2 [8], [9]. Jadi, dalam penelitian tersebut diatas pada suhu tinggi didapatkan
tegangan 0,65 V sampai dengan 1 V diperoleh densitas arus 0,12 – 0,8 A/cm2.
PEM elektrolizer adalah suatu perangkat yang terdiri dari Komponen
membran elektrolit dan elektroda untuk mengubah air menjadi hidrogen. Membran
pada alat ini memiliki tujuan ganda, sebagai perangkat pemisahan gas dan
konduktor ion (proton).
Performa dari PEM elektrolizer pada suhu 353 K (80℃) dan tekanan 1-13,6
atm, menunjukkan karakteristik pada tegangan 1,7 V dengan densitas arus 1,5
A/cm2 [10]. Pada kondisi yang sama, PEM elektrolizer menunjukkan karakteristik
dengan 10,5 V didapat 2,4 A/cm2 tetapi pada 0,03 V didapat 0,5 A/cm2 [11], [12].
Pada kondisi suhu 75℃ dapat menghasilkan H2 90 liter/jam pada tegangan 2,8 V
dan densitas arus 0,6 A/cm2 [13]. Performa PEM elektrolizer pada tekanan 1-130
bar umumnya tegangan 1,7 V dan densitas arus 1 A/cm2 [14]. Pada kondisi yang
sama untuk memproduksi hidrogen, performa yang paling rendah adalah 0,12 V
dengan arus listrik sebesar 0,075 A/cm2 [15]. Jadi, berdasarkan penelitian-
penelitian tersebut diatas performa PEM elektrolizer pada tegangan 0,03 – 10,5 V
dengan densitas arus 0,075 – 2,4 A/cm2.
Jika PEM elektrolizer dan PEM fuel cell terintegrasi, performa sistem
terintegrasi pada kondisi suhu 65℃ yang mana karakteristik PEM elektrolizer pada
tegangan 1,5 V dan densitas arus 0,5 A/cm2, serta karakteristik PEM fuel cell pada
tegangan 0,6 V dan densitas arus 1 A/cm2 [16]. Pada kondisi yang sama, telah
diteliti PEM elektrolizer pada tegangan 1,55 V dan densitas arus 1 A/cm2 sedangkan
PEM fuel cell pada tegangan 0,6 V dan densitas arus 1 A/cm2 [17]. Jadi dalam
penelitian tersebut diatas pada suhu 65℃ sistem terintegrasi memiliki tegangan 0,6
- 1,55 V dengan densitas arus sebesar 0,5 – 1 A/cm2.
Dalam sistem terintegrasi yaitu PEM elektrolizer dan PEM fuel cell yang
terintegrasi belum dijelaskan tentang pengaruh tegangan dan waktu terhadap
performa sistem terintegrasi. Oleh karena hal tersebut, dilakukan penelitian pada
sistem terintegrasi untuk suhu rendah.
yang terbaik pada suhu rendah yaitu 80℃, dengan tekanan 3 bar dan kelembaban
relatif 100% [1], [3].
RT
dengan b =
2αF
adalah 0,5. R merupakan hambatan listrik di luar dan di dalam fuel cell. Hambatan
dalam fuel cell tergantung pada pembuatan lapisan MEA.
Nilai tegangan dalam persamaan (3), sangat tergantung pada reaksi kimia dan
hambatan dari luar atau dalam fuel cell. Semakin tinggi kerapatan arus atau laju
reaksi kimia, maka tegangan akan semakin turun. Semakin tinggi suhu fuel cell,
semakin berkurang nilai tegangan. Begitu juga ketika hambatan meningkat,
tegangan akan berkurang.
Untuk mengetahui peta performa PEM fuel cell ditunjukkan seperti gambar
2 [2], [4], [7], [9], [19]–[22]
0.9
0.8
Densitas Arus (A/cm2)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Tegangan (V)
Menurut hukum Faraday 2, massa zat yang dihasilkan = massa zat ekivalen.
Sehingga didapatkan persamaan :
̅T
R PH2 .PO 0,5
0 2
VNerst = Vrev + . [ln ( )] ..................................................................... (5)
nF PH2 O
Overpotential adalah fungsi dari bahan elektroda, baik untuk katoda maupun
untuk anoda juga tekstur permukaan elektroda, jenis dan konsentrasi elektrolit,
densitas arus (kekuatan arus perluas permukaan elektroda) dan suhu.
Semakin lama waktu berlangsungnya elektrolisis maka volume H2 yang
dihasilkan akan semakin banyak. Secara teoritis hal tersebut dapat di tinjau dari
Hukum Faraday 2.
I.t.Vm
VH₂teoritis = ............................................................................................. (6)
z.F
dengan I. t = n. z. F
V
dan n = Vm , di mana : I . t = Q
1.4
Densitas Arus (A/cm2)
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
Tegangan (V)
̅T
nR ̅T 0,5
nR
( V H2 V )O2
) (
̅T
R
0
VNerst = Vrev + ln
nF nR̅T
( V )
( H2 O )
̅T
R VH2 O (nR̅T)O 0,5
0 2
VNerst = Vrev + ln ( )
nF VH2 VO2
I.t.Vm
VH₂teoritis = .............................................................................................. (6)
z.F
i
V = Er − b log i ................................................................................................... (3)
0
̅T
R
dengan nilai b = 2αF
i ̅T
R VH2 O (nR̅T)O0,5
0 2
Er − b log = Vrev + ln ( )
i0 nF i. t. Vm 0,5
z. F VO2
̅T
R VH2 O (nR ̅T)O 0,5
0 2
Vrev + nF ln ( V. t. Vm )
0,5
i Er VO
log = − R. z. F 2
i0 b b
[ ]
̅T
R ̅ T) 0,5
VH2 O (nR O2
V0rev + ln( V.t.Vm )
nF
Er V 0,5
− R.z.F O2
b b
i
= 10 [ ]
i0
̅T VH O (n𝑅̅ T) 0,5
R 2 O2
V0
rev + ln( V.t.Vm )
nF
Er VO 0,5
− R.z.F 2
b b
i = i0 . 10 [ ]
Er V 0
̅ T) 0,5 )−ln(V.t.VmVO 0,5 )]
− [ rev + ln(VH2 O (nR O 2
i = i0 . 10 b b 2 R.z.F
V.t.Vm
V 0,5 )]
i = i0 . 10A − [B+C−ln( R.z.F O2
Er V0rev
dengan nilai A = ;B= ̅ T)O 0,5 )
; C = ln(VH2 O (nR
b b 2
V.t.Vm
V 0,5 )
i = i0 . 10A−B−C+ln( R.z.F O2
Performa integrasi PEM fuel cell dengan PEM elektrolizer. H2 + ½ O2 => H2O
i = i0 . 10D+ln(V)+ln(t) ........................................................................................... (8)
Vm
dengan nilai D = A – B – C + ln (R.z.F VO2 0,5 )
i = f(V, t)
Dari uraian diatas karakteristik sistem terintegrasi PEM Fuel Cell dengan
PEM Elektrolizer dapat ditunjukkan dengan gambar 7. Gambar 7(a,b) menunjukkan
karakteristik performa PEM fuel cell yaitu semakin besar tegangan, maka arus dan
power yang dihasilkan semakin kecil. Gambar 7(c,d) menunjukkan karakteristik
performa PEM elektrolizer yaitu semakin besar tegangan, maka arus dan power
yang diperlukan semakin besar. Gambar 7(e) menunjukkan garis operasi integrasi
PEM elektrolizer sebagai penghasil hidrogen dari air dengan PEM fuel cell sebagai
penghasil arus listrik dari yang ditunjukkan gambar 8.
Jika hambatan (kipas) diberi pada gambar 8(7), maka kipas yang bergerak
menunjukkan bahwa sistem terintegrasi ini berjalan. Karakteristik keadaan ini
dinyatakan dengan persamaan (8) atau keadaan integrasi PEM elektrolizer dengan
PEM fuel cell seperti gambar 7.
II.3 Hipotesis
Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem integrasi dapat
dinyatakan dengan persamaan logaritmik. Didapatkan hubungan sebagai berikut:
1. Semakin besar tegangan, semakin kecil juga densitas arus pada PEM fuel
cell, sedangkap pada PEM elektrolizer semakin besar tegangan, semakin
kecil juga densitas arus.
2. Arus listrik yang dibutuhkan PEM elektrolizer lebih besar dari yang
dihasilkan oleh PEM fuel cell.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1.2 Alat
1. Seperangkat sistem pembangkit listrik terintegrasi.
2. Stopwatch.
4 7
Keterangan gambar 9:
1. Photovoltaic 5. Kabel penghubung.
2. Lampu 6. Voltmeter.
3. PEM Elektrolizer. 7. Kipas (load module).
4. PEM Fuel Cell.
Mengukur tegangan dan arus pada hambatan yang ada pada alat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Densitas Arus
No Tegangan (V)
(A/cm2)
1 0,8 0,6
2 1 0,4625
3 1,2 0,2875
4 1,3 0,175
5 1,4 0,125
6 1,5 0,05
7 1,55 0,025
8 1,6 0,0125
9 1,65 0
1.8
1.6
1.4
Tegangan (V)
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Densitas Arus (A/cm2)
Jika dilakukan pendekatan pada peta karakteristik PEM fuel cell dengan
metode trendline option logaritmik, didapatkan hubungan densitas arus dengan
tegangan yaitu semakin tinggi tegangan pengoperasian PEM fuel cell, maka
densitas arus semakin rendah. Untuk menyatakan perbandingan performa PEM fuel
cell dinyatakan seperti gambar 9 [2], [4], [7], [9], [19]–[22].
0.9
0.8
Current Density (A/cm2)
0.7
0.6
0.5
0.4 Reference Data
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2
Voltage (V)
Gambar 11. Perbandingan performa PEM fuel cell dari data jurnal dan penelitian.
1.8
1.6
1.4
Densitas Arus (A/cm2)
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
-0.2
Tegangan (V)
1.6
1.4
Current Density (A/cm2)
1.2
0.8
Reference Data
0.6 Experiment Data
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
Voltage (V)
Gambar 13. Perbandingan performa PEM elektrolizer dari data jurnal dan
penelitian.
0.12
0.1
dVH2/dt (ml/detik)
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
I (A)
1,55 0,470094191
1,6 0,505747311
1,65 0,542881749
hal ini sistem terintegrasi memerlukan kapasitas elektrolisa yang lebih tinggi,
sehingga kapasitas PEM Elektrolizer ditingkatkan.
1.2 0.007
1 0.006
0.005
0.8 Power Elektrolizer
Power (Watt)
Slope (V)
0.004 Power Fuel Cell
0.6
0.003 Slope
0.4 Linear (Power Elektrolizer)
0.002
Linear (Power Fuel Cell)
0.2 0.001 Linear (Slope)
0 0
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (oC)
1.4 1.4
1.2 1.2
Current Density (A/cm2)
1 1
Power (W)
0.8 0.8
0.6 0.6
0.4 0.4
0.2 0.2
0 0
1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7
Voltage (V)
Current Density PEMFC Current Density PEM Elektrolizer
Power PEMFC Power PEM Elektrolizer
Operating Line 95 oC Operating Line 28 oC
Operating Line 50 oC Operating Line 80 oC
Operating Line 100 oC
DAFTAR PUSTAKA