Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomi telinga luar dapat dibagi menjadi aurikula (pinna) dan
telinga dalam oleh membran timpani. aurikula dan 1/3 lateral liang telinga tediri
dari kartilago elastis yang secara embrional berasal dari mesoderm dan sejumlah
kecil jaringan subkutan yang ditutupi oleh kulit dan adneksanya. Hanya lobulus
pinna yang tidak memiliki kartilago dan terdapat lemak (Bailey et al., 2006).
Gambar 1
Sumber: (Dictio, 2010)
2.2 Serumen
3
4
Keadaan ini akan terus berlanjut dan menyebabkan hilangnya pertahanan terhadap
infeksi dan kemudian dapat pula mengakibatkan sumbatan oleh serumen, yang
Serumen adalah suatu campuran dari material sebasea dan sekresi apokrin
dari kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut. Kata
pendapat yang mengatakan bahwa secara teknis kedua kata ini berbeda (Rinaldo
2007).
Serumen ditujukan hanya pada hasil sekresi dari kelenjar seruminosa pada
kanalis akustikus eksternus, dan ini merupakan salah satu unsur yang membentuk
skuamosa (sel-sel mati, penumpukan sel pada lapisan luar kulit), keringat, sebum
dan bermacam-macam substansi asing. Subtansi asing ini dapat berupa zat-zat
rambut (hair spray) sampo, krim untuk mencukur janggut, bath oil, kosmetik,
kotoran dan sejenisnya. Komponen utama earwax adalah keratin (Rinaldo 2007;
Earwax, 2008).
Namun, karena perbedaan serumen dan keratin tidak merupakan suatu hal
2002).
4
5
besar dalam jumlah dan kecepatan migrasi serumen. Pada beberapa orang
massa serumen yang secara periodik menyumbat liang telinga (John, 2008).
Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering
dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras (Hawkw&Michael, 2002).
dengan orang ras non-Oriental. Serumen pada ras Oriental, dan hanya pada ras
dan berkeratin skuamosa yang disebut rice-brawn wax. Serumen pada ras non-
Oriental berwarna coklat dan basah, dan juga dapat menjadi lunak ataupun keras.
kering bersifat resesif terhadap alel serumen basah. Yang cukup menjadi perhatian
payudara. Namun, ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar
(Hawkw&Michael, 2002).
5
6
Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras lebih
Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan
bersisik.
Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling
Warna serumen bervariasi dari kuning emas, putih, sampai hitam, dan
konsistensinya dapat tipis dan berminyak sampai hitam dan keras. Serumen yang
berwarna hitam biasanya tidak ditemukan pada anak-anak, namun bila dijumpai
kanalis akustikus eksternus dengan barier proteksi yang akan melapisi dan
mambasahi kanalis. Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap benda asing,
dan serangga. Serumen juga mepunyai pH asam (sekitar 4-5). pH ini tidak dapat
6
7
Greener&Robinson,2008).
dari kulit pada tempat lain. Pada tempat lain, sel epitel yang sudah mati dan
keratin dilepaskan dengan gesekan. Karena hal ini tidak mugkin terjadi dalam
kanalis akustikus eksternus migrasi epitel squamosa merupakan cara utama untuk
kulit mati dan debris dilepaskan dari dalam. Sel stratum korneum dalam membran
timpani bergerak secara radial dari arah area anular membran timpani secara
akhirnya dilepaskan, ketiadaan rete pegs dan kelenjar sub epitelial serta
Greener&Robinson,2008).
Greener&Robinson,2008) :
Membersihkan
yang disebut “conveyor belt” process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan
timpani yang bermigrasi kearah luar dari umbo ke dinding kanalis akustikus
7
8
eksternus dan bergerak keluar dari kanalis akustikus eksternus. Serumen pada
yang dapat ikut keluar. Jaw movement membantu proses ini dengan menempatkan
Lubrikasi
Lubrikasi mensegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit
kanalis akustikus eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari
kandungan lipid yang tinggi dari produksi sebum oleh kelenjar sebasea. Pada
serumen tipe basah, lipid ini juga mengandung kolesterol, skualan, dan asam
Fungsi antibacterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak studi
8
9
(Hawkw&Michael, 2002).
alat. Irigasi yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis
akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani pernah
air yang terlalu keras kearah membran timpani yang atrofi dapat menyebakan
perforasi. Liang telinga dapat diirigasi dengan alat suntik atau yang lebih mudah
dengan botol irigasi yang diberi tekanan. Liang telinga diluruskan dengan menarik
daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus air diarahkan
sepanjang dinding superior kanalis akustikus ekstenus sehingga arus yang kembali
mendorong serumen dari belakang. Air yang keluar ditampung dalam wadah yang
dipegang erat dibawah telinga dengan bantuan seorang asisten sangat membantu
waktu singkat. Tetes telinga yang dapat digunakan antara lain minyak mineral,
jangkan panjang atau tidak tepat dapat menimbulkan iritasi kulit atau bahkan
9
10
sebelum dikeluarkan. Proses ini digantikan oleh zat serumenolisis dan keadaan ini
(Hawkw&Michael, 2002).
2002) yaitu:
Solutio aqueos tersusun atas air yang dapat dengan baik memperbaiki
3% hidrogen peroksida
2% asam asetat
reaksi sensitivitas seperti dermatitis kontak. Dan pembersihan serumen yang tidak
10
11
adalah ototoksisitas yang dapat terjadi bila terdapat perforasi. Zat serumenolitik
ini biasanya digunakan 2-3 kali selama 3-5 hari sebelum pengangkatan serumen
(Hawkw&Michael, 2002).
Air suling adalah air yang berasal dari proses distilasi (penyulingan). Air
suling dengan tingkat kemurnian tinggi (ultrapure distilled water) dapat diperoleh
dengan melakukan penyulingan ulang air suling biasa. Proses penyulingan telah
dikenal dan digunakan selama ribuan tahun. Terutama telah digunakan sebagai
atau industri percetakan. Distilasi, mirip dengan reverse osmosis, menyediakan air
tujuan pencetakan, baik sebagai fungsi membutuhkan air bebas mineral. Ini akan
menghapus bahan logam berat seperti timbal, arsen, merkuri dan dari air dan
melalui air yang tinggi, karena kemampuan unik untuk menghilangkan bakteri
11
12
tabung yang digunakan. Air mineral juga dapat digunakan sebagai pengganti air
suling, namun hal ini akan membuat risiko rusaknya elektroda semakin tinggi. Hal
ini disebabkan kandungan logam dan mineral dalam air mineral masih cukup
untuk analisis laboratorium. Pada budidaya ikan cupang, kesadahan air tidak
digunakan air suling yang merupakan H2O murni sebagai salah satu alternatif
melarutkan zat hara. Air suling juga digunakan untuk membilas eksplan ketika
melakukan sterilisasi eksplan, namun air suling perlu disterilkan terlebih dahulu
Proses
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan
dengan titik didih lebih tinggi dari air. Dalam proses distilasi, air pertama
dipanaskan hingga mencapai titik didihnya dan mulai menguap. Suhu kemudian
12
13
kontaminan air dengan titik didih lebih tinggi dari penguapan. Berikutnya, air
menguap ditangkap dan dipandu melalui sistem tabung untuk wadah lain.
Akhirnya, dihapus dari sumber panas, uap mengembun kembali ke bentuk cair
lainnya. Air suling sudah terbukti dapat menjadi serumenolitik agen yang sama
2014).
menyebabkan komplikasi yang jauh lebih banyak dan juga rasa nyeri
saat menggunakan air suling sebagai serumenolitik, air suling tersebut terkumpul
di kanalis auricula externa dalam waktu yang lama, sehingga dapat menyebabkan
kulit b\menjadi lebih basah dan ini membuat daaerah sekitar itu menjadi lebih
13
14
telinga. Pemberian H2O2 sebagai tetes telinga telah lama dilakukan. Secara klinis
telinga, karena kemungkinan ada cairan yang tertinggal di dalam saluran telinga
perhidrol adalah dengan mencampur larutan air hangat dan hidrogen peroksida
Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara meneteskan terlebih dahulu campuran
larutan air hangat dan cairan perhidrol ke dalam lubang telinga, tunggu beberapa
saat, kemudian bersihkan dengan alat pembersih telinga yang ujungnya tidak
tajam, seperti cotton bud. Cairan perhidrol disimpan dalam wadah tertutup rapat,
di tempat kering, terlindung cahaya dan suhu tidak lebih dari 150C
(Handoko&Sumilat, 2014).
asam lemah. Senyawa ini berupa cairan yang tidak berwarna, lebih kental dari air.
Selain sebagai pemutih, hydrogen peroksida juga berfungsi sebagai antiseptic dan
14
15
sementara untuk fungsi yang lain, campuran hydrogen peroksida berkisar lebih
(Handoko&Sumilat, 2014) :
Sebagai obat oles untuk inflamasi pada saluran telinga luar, obat tetes telinga
Dapat digunakan sebagai produk pasta gigi, pemutih gigi dan obat kumur
Sebagai zat pemutih dalam produk kemasan makanan kering, kapas hingga
kain katun
apabila digunakan secara sembarangan dan tidak sesuai dosis yang dianjurkan.
iritasi atau tukak lambung, embolisme gas, reaksi alergi, iritasi pada mata, apabila
digunakan pada luka bakar dapat menimbulkan luka tersebut lebih luas
(Handoko&Sumilat, 2014).
telinga kering dan mengeras. Hal ini mengurangi kebutuhan akan lilin untuk
dibuang secara fisik, tetapi juga membuat irigasi telinga lebih mudah ketika
15
16
Cara Penggunaan
telinga.
Tetesi 3-4 tetes ke telinga pasien. jangan menyentuh bagian dalam telinga
dengan pipet saat melakukan ini. Jika tetes untuk anak-anak, hanya
Asam Asetat 2 %
Obat biasanya terlarut atau terbagi halus dalam air atau cairan lain.
Kebanyakan mengandung obat anti nyeri atau anti bakteri terhadap infeksi kuman
dan peradangan dari liang telinga. Peradangan dari telinga tengah kebanyakan
diobati dengan antibiotika melalui mulut karena tidak dapat dicapai oleh obat
16
17
dan Aspergillus. Tidak ada mikroorganisme yang resisten terhadap sediaan ini.
Larutan asam asetat pada telinga luar biasanya dapat ditoleransi dan
larutan asam asetat menginduksi lapisan keratin yang akan meningkatkan jaringan
mati dalam liang selnya. Hal ini akan mempengaruhi infeksi dan memperlambat
17