Professional Documents
Culture Documents
INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Trichuriasis is an infectious disease due to nematode Trichuris trichiura. Trichuriasis
Received: 29 Jan. 2016 prevalence is the highest among infectious diseases due to other parasitic worms in
Revised: 31 May 2016 Indonesia. Elementary school-age children at high risk of this disease. This study aimed to
Accepted: 8 June 2016 determine the prevalence of trichuriasis in children of elementary school age in Tanah
Bumbu regency. This research was conducted in 2015 with cross sectional design, using
purposive sampling method. A total of 250 children from Harapan Maju Elementary
Keywords: School was selected as samples, their stools were examined with native method (direct).
Trichuriasis, The results showed the parasitic worms were T. trichiura, Ascaris lumbricoides,
school children hookworm and Enterobius vermicularis. The prevalence of T. trichiura was the highest,
prevalence as many as 32 children (12.8%) were infected from a total of 250 samples. T. trichiura
infection was found in the form of a single and mixed infection with other parasitic worms.
Trichuriasis more commonly found in girls and boys aged 10-12 years. Helminthic
treatment needs to be done selectively for infected children using the broad-spectrum
drugs. Behavioral and environmental factors of patients with intestinal helminths need to
be identified spesificly. Furthermore it would be analyzed to determine the factors
involved in the transmission of parasitic diseases. In order to prevent the transmission
within the school need the improvements of school infrastructure such as the provision of
public hand washing, covered trash bin, paving or cemented for the school yard.
Kata Kunci: Trichuriasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Trichuris
Trichuriasis, trichiura. Prevalensi trichuriasis termasuk yang tertinggi di Indonesia dibandingkan
anak sekolah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis cacing lainnya. Anak- anak usia sekolah
prevalensi dasar berisiko tinggi terinfeksi penyakit ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi trichuriasis pada anak-anak usia sekolah dasar di Kabupaten Tanah Bumbu.
Penelitian dengan desain cross sectional dilakukan pada tahun 2015, metode sampling
menggunakan purposive sampling. Sebanyak 250 anak-anak dari SDN Harapan Maju
yang terpilih sebagai sampel diperiksa fesesnya dengan metode natif (langsung). Jenis
cacing yang ditemukan pada pemeriksaan adalah T. trichiura, Ascaris lumbricoides,
Hookworm dan Enterobius vermicularis. Prevalensi infeksi T. trichiura merupakan yang
tertinggi yaitu sebanyak 32 anak (12,8%) yang terinfeksi dari total 250 sampel. Infeksi
T. trichiura ditemukan dalam bentuk infeksi tunggal dan infeksi campuran dengan
cacing jenis lain. Trichuriasis lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dan anak
umur 10-12 tahun. Perlu dilakukan pengobatan kecacingan secara selektif bagi anak-
anak yang menderita kecacingan dengan obat cacing yang berspektrum luas. Faktor
perilaku dan lingkungan dari penderita kecacingan perlu diketahui secara spesifik dan
dianalisa untuk menentukan faktor yang lebih berperan dalam penularan kecacingan.
Untuk mencegah terjadinya penularan di lingkungan sekolah perlu adanya perbaikan
infrastruktur sekolah seperti penyediaan tempat cuci tangan umum, penampungan
sampah tertutup, halaman sekolah yang masih berupa tanah sebaiknya
disemen/paving.
© 2016 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved
25
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 10 No. 1, 2016 : 25–32
26
Prevalensi Trichuriasis pada Anak.................... (Budi Hairani dan Liestiana Indriyati)
Tabel 2. Penderita Trichuriasis Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur pada
Siswa SDN Harapan Maju Kec. Karang Bintang, Kab. Tanah Bumbu Tahun 2015
27
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 10 No. 1, 2016 : 25–32
cacing jenis lain adalah sebesar 12,8% (32 saja terjadi karena tingginya prevalensi di
orang). Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada suatu daerah tergantung beberapa hal seperti
Tabel 1. : tahun dilakukannya survei, lokasi survei,
Infeksi cacing T. trichiura terjadi pada semua umur penduduk yang disurvei, kondisi iklim
5
jenis kelamin dan hampir tersebar pada di daerah survei dan sanitasi lingkungannya.
semua tingkatan umur anak-anak dari umur 7 Tingginya infeksi T. trichiura didukung oleh
tahun sampai dengan 12 tahun keatas. beberapa hal antara lain iklim tropis dan
Berdasarkan jenis kelamin, trichuriasis lebih kondisi lingkungan yang sangat sesuai bagi
banyak terjadi pada anak perempuan (7,2%) perkembangan cacing, siklus hidup T.
dibandingkan anak laki-laki (5,6%) trichiura yang tidak memerlukan hospes
sedangkan berdasarkan kelompok umur perantara menjadikannya lebih mudah
anak-anak penderita Trichuriasis lebih menginfeksi manusia, selain itu cacing ini juga
banyak ditemukan pada kelompok 10-12 dapat menghasilkan telur dalam jumlah yang
tahun (7,6%) seperti pada Tabel 2. sangat banyak (+ 3000-10.000 telur per hari)
dan telur yang infektif dapat bertahan di
5,20
tanah selama beberapa tahun.
PEMBAHASAN
Infeksi cacing pada dasarnya dapat
Hasil pemeriksaan feses pada anak SD di
terjadi pada setiap orang tanpa dipengaruhi
Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan 21
oleh jenis kelamin. Hasil penelitian ini
masih adanya anak-anak yang menderita
menunjukkan infeksi Trichuris lebih banyak
kecacingan walaupun dari prevalensinya
terjadi pada anak perempuan. Penelitian yang
tergolong rendah yaitu sebesar 16%.
dilakukan oleh Faridan K, dkk (2013),
Walaupun statusnya rendah, masih adanya
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
anak yang menderita kecacingan berpotensi
yang bermakna antara jenis kelamin dengan
akan meningkatkan prevalensi jika tidak
kejadian kecacingan, namun jenis kelamin
dilakukan perbaikan pada kondisi lingkungan
perempuan berisiko 1,1 kali lebih tinggi
serta faktor perilaku anak yang meningkatkan
menderita kecacingan dibandingkan laki-
risiko kecacingan, anak yang menderita 22
laki. Pada kasus dimana anak perempuan
penyakit ini akan menularkan ke anak yang
memiliki risiko kecacingan yang lebih tinggi
lain. Hasil studi lainnya di Kabupaten Tanah
dibandingkan anak laki-laki kemungkinan
Bumbu antara lain di SDN Manurung
dapat disebabkan aktivitas anak perempuan
Kecamatan Kusan Hilir prevalensi kecacingan
1 yang lebih banyak kontak dengan tanah
sebesar 31,63%, di SDN Sungai Lembu
sesuai dengan jenis permainan yang sering
prevalensi sebesar 24,44% dan tertinggi di
mereka lakukan di halaman sekolah maupun
SDN Juku Eja dengan prevalensi sebesar
di lingkungan rumah. Keterbatasan dari
82,93%.14 Jenis cacing yang ditemukan pada
penelitian ini yaitu tidak melakukan
studi ini diketahui merupakan golongan soil
pengumpulan data mengenai faktor risiko
transmitted helminth (kecuali, E. vermicularis)
kecacingan pada anak sekolah melalui
yang sudah umum menginfeksi anak-anak di
kuisioner, akan tetapi berdasarkan hasil
daerah lain di Indonesia. Adanya infeksi
pengamatan aktivitas di lingkungan sekolah
cacing baik dalam bentuk tunggal maupun
permainan yang dilakukan anak-anak, adalah
campuran menunjukkan buruknya kondisi
permainan tali dan kelereng (anak
hygiene dan sanitasi lingkungan dari individu
perempuan juga melakukan permainan ini)
tersebut.15
yang sebagian besar mengalami kontak
Infeksi T. trichiura merupakan yang langsung dengan tanah.
tertinggi dibandingkan jenis yang lainnya.
Tingginya insidensi kecacingan pada
Penelitian yang dilakukan Lalando, J.L (2008)
anak-anak lebih dikarenakan adanya
juga menunjukkan hasil yang sama. 1 6
perbedaan dalam hal kebiasaan, aktivitas dan
Beberapa hasil penelitian lain yang dilakukan
perkembangan imunitas yang didapat serta
di Indonesia menunjukkan hasil yang
pengawasan terhadap siswa oleh orangtua
berbeda, pada umumnya A. lumbricoides
dalam hal kebersihan, terutama yang
merupakan infeksi yang tertinggi, kemudian
17-19 berkaitan dengan kecacingan yaitu mencuci
diikuti T. trichiura. Perbedaan hasil dapat
28
Prevalensi Trichuriasis pada Anak.................... (Budi Hairani dan Liestiana Indriyati)
tangan sebelum makan, menggunakan alas dari anak penderita kecacingan (terutama
kaki setiap bermain di luar rumah, dan yang berjenis kelamin perempuan) perlu
perhatian akan kebersihan kuku siswa.22 diketahui secara spesifik dan dianalisa lebih
Pe n d e r i t a t r i c h u r i a s i s te r b a nya k lanjut untuk menentukan faktor mana yang
ditemukan pada kelompok umur 10-12 tahun, lebih berperan dalam penularan kecacingan.
dan paling sedikit ditemukan pada umur 12 Anak usia di bawah 12 tahun perlu mendapat
tahun keatas. Hasil ini dapat dihubungkan perhatian lebih dalam hal pemahaman dan
dengan meningkatnya aktifitas bermain dan kesadaran berperilaku hidup bersih dan
mobilitas siswa pada kelompok umur 10-12 sehat . Sebagai tindakan pencegahan
tahun sehingga risiko tertular cacing lebih terjadinya penularan di lingkungan sekolah
besar. Secara epidemiologi, puncak terjadinya perlu adanya perbaikan infrastruktur sekolah
infestasi kecacingan adalah pada usia 5-10 seperti penyediaan tempat cuci tangan umum,
tahun.23,24 Semakin meningkatnya aktifitas penampungan sampah tertutup, halaman
anak di luar rumah, kurangnya kesadaran sekolah yang masih berupa tanah sebaiknya
dalam hal kebersihan diri serta mulai disemen/paving. Perlu dilakukan studi
berkurangnya pengawasan orang tua dengan cakupan wilayah yang lebih luas,
kemungkinan menyebabkan tingginya tingkat terutama di wilayah perdesaan dan jumlah
25
infeksi cacing pada anak umur 10-12 tahun. sampel yang lebih besar.
Peningkatan umur menjelang remaja (12
tahun keatas) biasanya diiringi dengan
kesadaran diri yang lebih baik dalam menjaga UCAPAN TERIMA KASIH
kebersihan, aktifitas semasa anak-anak Penulis mengucapkan terima kasih
seperti bermain di tanah perlahan-lahan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
mulai ditinggalkan.
26,27
Hal ini akan Tanah Bumbu yang telah memberikan izin
mengurangi risiko terinfeksi cacing sehingga u n t u k p e l a k s a n a a n ke g i a t a n s u r ve i
umumnya tingkat infeksi cacing pada umur 12 kecacingan. Ucapan terima kasih juga kami
tahun keatas tergolong rendah.
27
sampaikan kepada Kepala Sekolah beserta
para Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Tanah
Bumbu, serta rekan-rekan analis
KESIMPULAN
Laboratorium Parasitologi yang telah
Terdapat infeksi kecacingan pada anak-
berpartisipasi dan membantu kelancaran
anak SDN Harapan Maju, Kecamatan Karang
pada pelaksanaan kegiatan survei kecacingan.
Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu dengan
prevalensi rendah. Prevalensi trichuriasis
merupakan yang tertinggi dibandingkan jenis DAFTAR PUSTAKA
cacing lainnya. Infeksi T. trichiura ditemukan 1. Indriyati L. Kehilangan nutrisi dan darah
dalam bentuk infeksi tunggal dan infeksi serta kerugian biaya akibat kecacingan
campuran dengan cacing jenis lain. Infeksi T. pada anak sekolah di SDN Manurung 1
trichiura tersebar pada semua jenis kelamin Pagatan. J Buski. 2015;5(3):107–14.
dan semua tingkatan umur anak namun lebih 2. Ghedin E. Panning for molecular gold in
banyak ditemukan pada anak dengan jenis whipworm genomes. Nat Genet. Nature
kelamin perempuan dan anak usia 10-12 Publishing Group; 2014;46(7):661–3.
tahun. 3. Lustigman S, Prichard RK, Gazzinelli A,
Grant WN, Boatin BA, McCarthy JS, et al. A
SARAN research agenda for helminth diseases of
Berdasarkan hasil studi ini disarankan humans: The problem of helminthiases.
untuk melakukan pengobatan kecacingan PLoS Negl Trop Dis. 2012;6(4).
secara selektif hanya bagi anak-anak yang 4. Gyorkos TW, Gilbert NL, Larocque R,
menderita kecacingan. Obat cacing yang Casap??a M, Montresor A. Re-Visiting
diberikan sebaiknya yang berspektrum luas Trichuris trichiura Intensity Thresholds
karena adanya anak yang terinfeksi cacing Based on Anemia during Pregnancy. PLoS
campuran. Faktor perilaku dan lingkungan Negl Trop Dis. 2012;6(9).
29
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 10 No. 1, 2016 : 25–32
30
Prevalensi Trichuriasis pada Anak.................... (Budi Hairani dan Liestiana Indriyati)
31
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 10 No. 1, 2016 : 25–32
32