You are on page 1of 15

TUMBUH KEMBANG

A. Definisi pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan (growth) adalah suatu proses perubahan fisik yang ditandai dengan bertambahnya ukuran
berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya penambahan perbesaran sel-sel tubuh .

Perkembangan (development) adalah suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai
bertambahnya kemampuan atau ketrampilan yang menyangkut struktur tubuh yang berkaitan dengan
aspek non fisik.

B. Fase – Fase Tumbuh Kembang

1. Tumbuh Kembang Neonatus

2. Tumbuh Kembang Bayi

3. Tumbuh Kembang Toddler

4. Tumbuh kembang anak pra sekolah

5. Tumbuh kembang anak sekoah

6. Tumbuh kembang remaja

1. Tumbuh Kembang Neonatus

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.

Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut :

1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru

2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan

3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi.

4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun.

5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi


6. Sistem kardiovaskular

2. Tumbuh kembang bayi

a. Bayi Bulan Pertama ( 1 bulan )

1. Berat badan : 3,0 – 14,3 kg

2. Panjang badan : 49,8 – 54,6 cm

3. Lingkar kepala : 33 – 39 cm

4. Gerakan kasar : tangan dan kaki bergerak aktif

5. Gerakan halus : kepala menoleh ke samping kanan-kiri

6. Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng

7. Sosial/Kemandirian : menatap wajah ibu/pengasuh

b. Bayi Bulan Kedua

Inilah masa yang datar, waktu keluarga mulai menyesuaikan kehidupan dengan seorang bayi yangbaru.

1. Berat badan : 3,6-5,2 kg

2. Panjang badan : 52,8-58,1 cm

3. Lingkar kepala : 35-41 cm

4. Gerakan kasar : mengangkat kepala ketika tengkurap

5. Gerakan halus : kepala menoleh ke samping kanan-kiri.

6. Komunikasi/Berbicara: bersuara.

7. Sosial/Kemandirian : tersenyum spontan

3. Tumbuh Kembang Toddler

Menginjak usia satu tahun, anak mulai belajar beragam hal dari lingkungannya. Sebagai orangtua, Anda
dapat belajar bagaimana menyokong perkembangan anak baik kognitif, fisik dan mental anak.

1. Berat badan : 8,9 – 11,5 kg

2. Panjang badan : 75,9 – 82,4 cm

3. Lingkar kepala : 44,5 – 50,5 cm

4. Gerakan kasar : lari naik tangga


5. Gerakan halus : menumpuk 2 mainan

6. Komunikasi/Berbicara: berbicara beberapa kata (mimik, pipis, ma’em)

7. Sosial/Kemandirian : Memakai sendok

4. Tumbuh Kembang Pra Sekolah

Anak yang terkategori pra sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, seorang ahli psikologi Elizabeth B.
Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai masa keemasan (the golden age). Di
usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Berkembangnya konsep diri

2. Munculnya egosentris

3. Rasa ingin tahu

4. Imanjinasi

5. Belajar menimbang rasa

6. Munculnya control internal

7. Belajar dari lingkungannyaAnak

8. Berkembangnya cara berpikir

9. Berkembangnya kemampuan berbahasa

10. Munculnya perilaku

5. Tumbuh Kembang Sekolah

Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya, sehingga bagaimana
menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan menjadi tantangan bagi ortu.Minat dan
kegiatan bermain pada masa sekolah. Karna anak sudah sekolah dan mempunyai pekerjaan rumah,
waktu untuk bermain sedikit dibandingkan dengan ketika ia berada dalam tahun-tahun pra sekolah.
kegiatan bermain anak yang lebih besar dan banyaknya waktu yang diluangkan untuk kegiatan ini
bergantung pada popularitas dan apakah ia menjadi anggota klompok atau tidak.

6. Tumbuh Kembang Remaja

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk
masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia
12 pada wanita.

1. Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas.

2. Perkembangan intelektual

Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.Kemampuan untuk
mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap.

3. Perkembangan intelektual

Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.Kemampuan untuk
mengerti masalah masalah kompleks berkembang secara bertahap.

4. Perkembangan seksual

Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks.

5. Perkembangan emosional

Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang
timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG

Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan
manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada individu dan lingkungannya. Proses
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di antaranya :

a. Faktor heriditer/ genetik

Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara
bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk
berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini, 2000).Merupakan faktor
keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup
manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen.Faktor ini dapat
ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.Potensi genetik
yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil
yang optimal.

b. Faktor Lingkungan/ eksternal

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai akhir
hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia
tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan) Faktor prenatal yang
berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.

2. Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi
:

1. Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi
metabolisme.

2. Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.

3. Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih,
interaksi anak dengan orang tua.

4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan
orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.

c. Faktor Status Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.Anak yang lahir dan dibesarkan
dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya
dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.

d. Faktor nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang.
Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang
selanjutnya dapat terhambat.

d. Faktor kesehatan

Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang.Pada anak dengan kondisi
tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi
status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.

D. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Tumbuh kembang terus menerus dan komplek

a. Setiap orang memiliki pengalam yang sama bentuknya

b. Setiap bentuk dan tingkat perkembangan adalah khas

2. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi


a. Cephalocaudal (head to tail)

b. Proximaldistal

c. Symetrical

3. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi

Contoh syaraf tumbuh khas atau berbeda karena berespon terhadap rangsangan yang berbeda.
Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena beda tahap, jumlah dan dapat dimodifikasi.

1. Tulang tumbuh cepat pada tahun pertama, selama tahun sebelum sekolah pertumbuhan tulang
melambat

2. Bicara berkembang cepat pada usia 3 – 5 tahun

4. Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalam setiap tahapnya dan dapat dimodifikasi.

Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena beda tahap, jumlah dan dapat dimodifikasi.

1. Tulang tumbuh cepat pada tahun pertama, selama tahun sebelum sekolah pertumbuhan tulang
melambat

2. Bicara berkembang cepat pada usia 3 – 5 tahun

5. Tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang

Keterampilan dan kematangan fisik dan psikologis berbeda dan khusus dari setiap orang.

E. Tumbuh Kembang Fisiologis ( Havighurst dan Duval )

HAVIGHURST DUVALL

Menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik Menemukan rumah yang
memuaskan untuk tahun-tahun akhir kehidupan

Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan Menyesuaikan diri terhadap
pendapatan pensiunan

Menyelesaikan diri terhadap kematian pasangan dan orang penting lainnya Membentuk rutinitas rumah
tangga yang nyaman

Membentuk gabungan eksplisit dengan kelompok yang sesuai dengannya Menghadapi kehilangan dan
menjadi janda/duda
Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan kewarganegaraan Saling menjaga satu sama lain sebagai
suami/istri

Membentuk kepuasan pengaturan kehidupan fisik Mempertahankan hubungan dengan anak-anak dan
cucu

Merawat kerabat yang lebih tua

F. Tahapan Perkembangan Psikososial (Erikson, Freud) Hingga Piaget

Erik Erikson (1902 – 1994), tahap-tahap perkembangan manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh
interaksi social dan budaya antara masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Perkembangan
psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan
tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Erikson
membahas perkembangan psikologis disepanjang kehidupan manusia dan bukan antar masa bayi dan
remaja. Adapun Erikson membagi fase-fase perkembangan sebagai berikut:

1. Fase Bayi (0 – 1 tahun)

Bagi Erikson kegiatan bayi tidak terikat dengan mulut semata.Pada tahap ini bayi hanya memasukkan
(incorporation), bukan hanya melalui mulut (menelan) tetapi juga dari semua indera. Tahap sensori oral
ditandai oleh dua jenis inkorporasi: mendapat (receiving) dan menerima (accepting). Tahun pertama
kehidupannya, bayi memakai sebagian besar waktunya untuk makan, eliminasi (buang kotoran), dan
tidur. Ketika ia menyadari ibu akan memberi makan/minum secara teratur, mereka belajar dan
memperoleh kualitas ego atau identitas ego yang pertama, perasaan kepercayaan dasar (basic trust).
Bayi harus mengalami rasa lapar, haus, nyeri, dan ketidaknyamanan lain, dan kemudian mengalami
perbaikan atau hilangnya kondisi yang tidak menyenangkan itu. Dari peristiwa itu bayi akan belajar
mengharap bahwa hal yang menyakitkan ke depan bisa berubah menjadi menyenangkan. Bayi
menangkap hubungannya dengan ibu sebagai sesuatu yang keramat (numinous).

2. Fase Anak-Anak (1 – 3 tahun)

Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus saja,
tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar,
memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua, penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-uretral
(Anal-Urethral Muscular); anak belajar mengontrol tubuhnya, khususnya yang berhubungan dengan
kebersihan.Pada tahap ini anak dihadapkan dengan budaya yang menghambat ekspresi diri serta hak dan
kewajiban. Anak belajar untuk melakukan pembatasan-pembatasan dan kontrol diri dan menerima
kontrol dari orang lain. Hasil mengatasi krisis otonomi versus malu-ragu adalah kekuatan dasar
kemauan.Ini adalah permulaan dari kebebasan kemauan dan kekuatan kemauan (benar-benar hanya
permulaan), yang menjadi ujud virtue kemauan di dalam egonya. Pada tahap ini pola komunikasi
mengembangkan penilaian benar atau salah dari tingkah laku diri dan orang lain, disebut bijaksana
(judicious).

3. Usia Bermain (3 – 6 tahun)

Pada tahap ini Erkson mementingkan perkembangan pada fase bermain, yakni; identifikasi dengan orang
tua (odipus kompleks), mengembangkan gerakan tubuh, ketrampilan bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi,
dan kemampuan menentukan tujuan.Erikson mengakui gejala odipus muncul sebagai dampak dari fase
psikososeksual genital-locomotor, namun diberi makna yang berbeda.Menurutnya, situasi odipus adalah
prototip dari kekuatan yang abadi dari kehidupan manusia. Aktivitas genital pada usia bermain diikuti
dengan peningkatan fasilitas untuk bergerak. Inisiatif yang dipakai anak untuk memilih dan mengejar
berbagai tujuan, seperti kawain dengan ibu/ayah, atau meninggalkan rumah, juga untuk menekan atau
menunda suatu tujuan.Konflik antara inisiatif dengan berdosa menghasilkan kekuatan dasar (virtue)
tujuan (purpose).Tahap ini dipenuhi dengan fantasi anak, menjadi ayah, ibu, menjadi karakter baik untuk
mengalahkan penjahat.

4. Usia Sekolah (6 – 12 tahun)

Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia keluarga, anak bergaul dengan teman sebaya,
guru, dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingintahuan menjadi sangat kuat dan hal itu berkaitan
dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (competence). Memendam insting seksual sangat
penting karena akan membuat anak dapat memakain enerjinya untuk mempelajari teknologi dan
budayanya serta interaksi sosialnya. Krisis psikososial pada tahap ini adalah antara ketekunan dengan
perasaan inferior (industry – inveriority). Dari konflik antar ketekunan dengan inferiorita, anak
mengembangkan kekuatan dasar: kemampuan (competency). Di sekolah, anak banyak belajar tentang
sistem, aturan, metoda yang membuat suatu pekrjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

5. Adolesen (12 – 20 tahun)

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting diantara tahap perkembangan lainnya, karena orang
harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup baik. Bagi Erikson, pubertas (puberty) penting bukan
karena kemasakan seksual, tetapi karena pubertas memacu harapan peran dewasa pada masa yang akan
datang. Pencarian identitas ego mencapai puncaknya pada fase ini, ketika remaja berjuang untuk
menemukan siapa dirinya. Kekuatan dasar yang muncul dari krisis identitas pada tahap adolesen adalah
kesetiaan (fidelity); yaitu setia dalam beberapa pandangan idiologi atau visi masa depan. Memilih dan
memiliki ediologi akan memberi pola umum kehidupan diri, bagaimana berpakaian, pilihan musik dan
buku bacaan, dan pengaturan waktu sehari-hari.

6. Dewasa Awal (20 – 30 tahun)

Pengalaman adolesen dalam mencari identitas dibutuhkan oleh dewasa-awal.Perkembangan


psikoseksual tahap ini disebut perkelaminan (genitality). Keakraban (intimacy) adalah kemampuan untuk
menyatukan identitas diri dengan identitas orang lain tanpa ketakutan kehilangan identitas diri itu. Cinta
adalah kesetiaan yang masak sebagai dampak dari perbedaan dasar antara pria dan wanita.Cinta selain
di samping bermuatan intimasi juga membutuhkan sedikit isolasi, karena masing-masing partner tetap
boleh memiliki identitas yang terpisah.Ritualisasi pada tahap ini adalah Afiliasi, refleksi dari kenyataan
adanya cinta, mempertahankan persahabatan, ikatan kerja.

7. Dewasa (30 – 65 tahun)

Tahap dewasa adalah waktu menempatkan diri di masyarakat dan ikut bertanggung jawab terhadap
apapun yang dihasilkan dari masyarakat.Kualitas sintonik tahap dewasa adalah generativita, yaitu
penurunan kehidupan baru, serta produk dan ide baru. Kepedulian (care) adalah perluasan komitmen
untuk merawat orang lain, merawat produk dan ide yang membutuhkan perhatian. Kepedulian
membutuhkan semua kekuatan dasar ego sebelumnya sebagai kekuatan dasar orang
dewasa.Generasional adalah interaksi antara orang dewasa dengan generasi penerusnya bisa berupa
pemberian hadiah atau sanjungan, sedangkan otoritisme mengandung pemaksaan.Orang dewasa
dengan kekuatan dan kekuasaannya memaksa aturan, moral, dan kemauan pribadi dalam interaksi.

8. Usia Tua (>65 tahun)

Menjadi tua sudah tidak menghasilkan keturunan, tetapi masih produktif dan kreatif dalam hal lain,
misalnya memberi perhatian/merawat generasi penerus – cucu dan remaja pada umumnya. Tahap
terakhir daroi psikoseksual adalah generalisasi sensualitas (Generalized Sensuality): memperoleh
kenikmatan dari berbagai sensasi fisik, penglihatan, pendengaran, kecapan, bau, pelukan, dan juga
stimulasi genital. Banyak terjadi pada krisis psikososial terakhir ini, kualita distonik “putus asa” yang
menang.Orang dengan kebijaksanaan yang matang, tetap mempertahankan integritasnya ketika
kemampuan fisik dan mentalnya menurun. Pada tahap usia tua, ritualisasinya adalah integral; ungkapan
kebijaksanaan dan pemahaman makna kehidupan. Interaksi yang tidak mementingkan keinginan dan
kebutuhan duniawi.

G. Teori Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget

Teori Piaget memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.Trori ini membahas munculnya dan
diperolehnya schemata – skema tentang bagaimanan seseorang mempersepsi lingkungannya. Teori ini
membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yakni:

DESKRIPSI PERKEMBANGAN

1. Sensorimotor (0 – 2 tahun)

Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-
skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti : menggenggam atau mengisap

2. Praoperasional (2 – 6 tahun)
Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif.
Simbol-simbol itu seperti : kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan
kegiatan (tingkah laku yang nampak)

3. Operasi Konkrit (6 – 11 tahun)

Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki.Mereka
dapat menambah, mengurangi dan mengubah.Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan
masalah secara logis.

4. Operasi Formal (11 tahun sampai dewasa)

Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi.Di sini anak (remaja) sudah dapat berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret.Remaja
sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.

H. Perkembangan Mental

1. Kesehatan Mental pada Anak

Pada usia 5-7 tahun, Usia ini adalah usia sekolah awal. Anak mulai masuk Taman Kanak-kanak.Ia memulai
untuk berusaha berdiri sendiri di dunia luarnya.Ia tidak lagi berada di sisi ibunya terus-menerus. Di TK ia
akan mulai berlatih berbagai keterampilan. Kemampuan melihat, menerima pengertian, berpikir,
berbahasa, yang masih sederhana akan dikembangkan dengan berhadapan langsung dengan dunia luar.
Hal-hal yang dialaminya secara langsung akan semakin banyak dan semakin bervariasi.

Aktifitasnya akan meningkat, dan porsi waktu yang semula ia habiskan dalam rumah saja bergeser
menjadi banyak di luar rumah. Dan ia juga akan melihat dunia yang melibatkan lebih banyak orang,
dengan berbagai perilakunya. Di sinilah orang tua sering menjadi cemas, sebab khawatir perilaku orang
lain akan memberi pengaruh yang tidak baik bagi anak.

Dalam proses mengasah ketrampilan ini, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda, walaupun
anak itu sebenarnya normal. Di sinilah peran ibu / orang tua cukup besar. Kadang kala ibu merasa cemas
dan “senewen” melihat anaknya kurang cepat dibanding anak lain, dan akhirnya menyuruh anak untuk
lebih cepat. Ini kadang malah berakibat anak menjadi semakin tegang dan bertentangan dengan ibunya.

Hal lain yang sering dilakukan ibu adalah mengambil alih tugas mengerjakan pekerjaan rumah atau
prakarya yang diberikan gurunya. Pengambilalihan ini bisa juga berupa menyuruh kakaknya yang lebih
besar untuk mengerjakannya. Memang akhirnya si anak akan mengumpulkan hasil karya yang baik,
mungkin malah paling baik di kelasnya, dan memperoleh nilai yang tinggi, akan tetapi hal ini sebenarnya
malah berakibat tidak baik bagi perkembangan anak. Anak akan menjadi tidak bertambah terampil
(malah ibu atau kakaknya yang tambah terampil), dan secara tidak sadar akan menanamkan pada anak
bahwa ia tidak perlu repot-repot karena akan selalu dibantu ibunya. Fungsi sekolah yang bertujuan untuk
membentuk tanggung jawab,kewajiban, dan keterampilan pun tidak tercapai sebagaimana
direncanakan. Hal yang mungkin terjadi juga, si anak dapat menjadi terbiasa menyalahgunakan kasih
ibunya itu dengan berlambat-lambat dalam melakukan suatu tugas, dengan harapan akan diambil alih
oleh ibunya.

Pertentangan lain yang sering terjadi juga di usia ini adalah pertentangan antara pengaruh ayah dan
pengaruh ibu. Pada usia ini, di mana dunia si anak sudah mulai meluas dan ia mulai bisa membedakan
banyak orang, ia akan dapat melihat ayah dan ibunya sebagai orang yang berbeda. Jika ia melihat bahwa
ayahnya mengharapkan lain dengan apa yang ibunya harapkan, ia akan mengalami pertentangan, sebab
tidak mungkin baginya memenuhi harapan keduanya sekaligus. Hal ini dapat memberikan pengaruh
buruk pada usahanya untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan berdiri sendiri.

Pada usia 7-11 tahun, keseimbangan antara ketergantungan dan mampu berdiri sendiri mulai tampak.
Anak (terutama anak laki-laki) akan semakin senang bermain sendiri / bersama temannya di luar rumah.
Pada saat anak ini bermain, ia secara tak sadar sebenarnya sedang berusaha melepaskan
ketergantungannya dengan ibunya di rumah, dan berdiri sendiri bersama teman-temannya di sekitar
rumah. Seorang anak laki-laki di usia ini, jika masih memperlihatkan ketergantungan secara terang-
terangan terhadap ibunya, malah merupakan hal yang tidak normal dan harus diwaspadai.

Di saat seorang anak masuk Sekolah Dasar, ia mengalami peralihan antara bermain dengan
“bekerja”.Perkembangan yang terjadi selain berusaha berdiri sendiri, juga sudah mulai rasa tanggung
jawab dan memiliki kewajiban terhadap tugas belajarnya di sekolah. Di sini peranan sekolah selain
mengajarkan ilmu pengetahuan ,adalah memberi tugas-tugas yang merangsang perkembangan tanggung
jawab dan rasa punya kewajiban . Tugas dari sekolah diarahkan untuk merangsang inisiatif dan
kemampuan berusaha mengatasi masalah yang dihadapi. Kadangkala orang tua ingin memberikan anak
suatu masa kanak-kanak yang menyenangkan, sehingga akibatnya mereka malah terlalu melonggarkan
anak dari kewajiban dan tugas yang diberikan dari sekolah. Orang tua kadangkala malah mengajak anak
bermain-main dan tidak mengharuskan si anak mengerjakan tugas sekolah. Ini malah berakibat anak
tidak dapat belajar disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Sering terjadi juga orang tua mengerjakan tugas
sekolah si anak, dengan berbagai alasan.Ada yang beralasan agar si anak tidak terlalu repot, atau agar si
anak punya nilai yang bagus, dan lain sebagainya. Hal ini tidaklah baik, sebab malah akan mengakibatkan
si anak terhambat perkembangannya.

Selain itu, anak juga akan mulai banyak bergaul dengan teman sebayanya. Mulanya ia akan tetap berbaur
dengan laki-laki dan perempuan, tapi lama-kelamaan mereka akan berkelompok sejenis. Anak laki-laki
akan banyak melakukan aktifitas yang dilarang, misalnya bermain di tempat yang dilarang. Hal ini mereka
lakukan karena mau menunjukkan sikap jantannya. Hal ini tidak perlu menjadi kekuatiran yang
berlebihan selama kenakalan mereka tidak keterlaluan dan tidak membahayakan. Akan tetapi tentunya
juga tidak berarti orang tua bisa melepas begitu saja.

2. Kesehatan Mental pada Remaja


Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.Masa remaja adalah masa peralihan manusia
dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12
tahun sampai 21 tahun.

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Dilihat dari bahasa inggris “teenager”, remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.Dimana usia
tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik
sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu
perkembangan remaja menuju kedewasaan Remaja juga berasal dari kata latin “adolensence” yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).Remaja memiliki tempat
di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada
dalam golongan dewasa atau tua.Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam
masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi
bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa
remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

a. 12 – 15 tahun (masa remaja awal)

b. 15 – 18 tahun (masa remaja pertengahan)


c. 18 – 21 tahun (masa remaja akhir)

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan
masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti
Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana
pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan
kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun,
mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan
fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja
sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.Ciri perkembangan
psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih,
putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak.Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik
peran yang senang dialami remaja.Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada
keadaan emosi remaja.

Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon.Suatu saat remaja
dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali.Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri
sendiri daripada pikiran yang realistis.Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan
masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang
baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), yang mengatakan
bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja.
Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap
harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi mental remaja, yaitu :

a. Faktor Internal

Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan dan
sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik, pemarah, dengki, iri, pemalu,pemberani, dan lain
sebagainya. Contoh bakat yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan
lain-lain.Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi mental
seseorang.Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan seorang manusia adalah keluarga seperti
orang tua, anak, istri, kakak, adik, kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.

Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah,
pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya.Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental
seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak
sehat.

Kriteria remaja yang bermental sehat adalah sebagai berikut :

1. Dapat menerima perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya dengan lapang dada

2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (teman sebayanya)

3. Dapat mengatasi gejolak-gejolak seksualitasnya

4. Mampu menemukan jati dirinya dan berprilaku sesuai jati dirinya tersebut

5. Dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua dan pengaruh teman sebayanya

6. Dapat mengaktualisasikan kemampuannya baik

7. Tidak mudah goyah apabila terjadi konflik-konflik

8. Memiliki cita-cita atau tujuan hidup yang dapat di kejar dan di wujudkan

9. Memiliki integrasi kepribadian

10. Memiliki perasaan aman dan perasaan menjadi anggota kelompoknya

3. Kesehatan Mental pada Dewasa dan Usia lanjut

Orang dewasa merupakan kelompok usia yang perlu memperoleh perhatian dari berbagai bidang
keilmuan. Namun demikian, problem-problem kesehatan, khususnya kesehatan mental dikalangan
mereka juga makin kompleks. Orang dewasa dan lanjut usia termasuk kelompok yang memiliki masalah
dengan kesehatan mental. Orang dewasa, yaitu yang usianya di bawah 55 tahun, banyak mengalami
masalah sehubungan dengan problem keluarga dan pekerjaan.Yang sangat banyak dihadapi oeleh
mereka adalah konflik-konflik keluarga, peran sosial keluarganya, pengasuhan anak, pertanggung
jawaban sosial ekonomi keluarga dan dunia kerja.

Dikalangan orang lanjut usia, problem kesehatan mental juga perlu memperoleh perhatian. Problem
yang umum terjadi adalah depresi.Karena terjadinya penurunan relasi sosial dan peran-peran sosial, dan
kemungkinan adanya fakto genetik, depresi di kalangan lansia sering terjadi.Demikian jugademensia,
yaitu penurunan kemampuan kognitif secaraprogresif, di kalangan lansia ini banyak di jumpai.Gangguan
mental lain yang di alami banyak lansia adalah obsesif, kecemasan, hilangnya relasi sosial dan
pekerjaan.Pencegahan itu menghindari terjadinya resiko lebih buruk bagi kalangan orang dewasa dan
lansia sehubungan dengan kesehatan mentalnya.Pecegahan, di lakukan dengan melibatkan banyak
pihak, termasuk keluarganya sendiri.

Recent PostsPemeriksaan Tanda-Tanda VitalDiaknosis Keperawatan NyeriIntelegensiSejarah


Perkembangan Ilmu GiziPersonal HygieneRecent CommentsAnonymous on Personal
HygieneArchivesDecember 2015November 2015CategoriesUncategorizedMetaRegisterLog
inEntries RSSComments RSSWordPress.org

PagesANATOMI DAN FISIOLOGISistem ImunSistem PerkemihanBiologiHukum MendelOOGENESIS DAN


SPERMATOGENESIKEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)KONSEP STRESS DAN ADAPTASIPENYIMPANGAN
SEKSUALTUMBUH KEMBANGKONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK)Diagnosa KeperawatanPengkajian
KeperawatanPENDIDIKAN KEWARGANEGARAANINDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUMPASAL DAN
CONTOH KASUSPSIKOLOGIGANGGUAN KESEHATAN KAITANNYA DENGAN PSIKOLOGIArchivesDecember
2015November 2015CategoriesUncategorized (5)WordPressRegisterLog inWordPress

CyberChimps WordPress Themes

© KEPERAWATAN

You might also like