Professional Documents
Culture Documents
65 Votes
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan
berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi
yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus
28 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah
menarche dan sesaat sebelum menopause.
Siklus menstruasi Sebagian besar wanita terjadi pada pertengahan usia reproduktif,
perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus
adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal
menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati
terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan
menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada
kebanyakan wanita.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume
darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang
sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150
sampai 400 mg per tahun.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus
25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa
wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya
masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode
menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang
kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan
menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat
sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur
kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga
kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan
kedalam aliran darah.
Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut
tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk
menerima sel telur tersebut. Hormon estrogen tersebut juga menghasilkan lendir
yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah
berhubungan intim. Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari
dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas
dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang
dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan
menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam
rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon
Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon tersebut membantu pertumbuhan
embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi,
maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi.
1). Masa menstruasiyang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah. 2). Masa proliferasidari berhenti darah
menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung
telur (disebut ovulasi). 3).Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)
Gangguan Dalam Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang
dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan
lamanya perdarahan.
Gambar perbedaan
ovarium pada wanita muda dan wanita yang lanjut usia
Macam – macam gangguan menstruasi
Penyebabnya :
Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah
dalam keluarga dan masalah sosial. Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab
esensial dari gangguan tersebut adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan
produksi progesterone serta ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan
akibat retensi cairan dan natrium.
Patofisiologi
2. Disminorea
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita
tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa
mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.
Penyebabnya :
Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan
disminorea adanya sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang
disebut prostaglandin. Zat inilah yang menyebabkan peningkatan frekuensi
kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri haid.Dikenal adanya disminore
primer dan sekunder.
1) Hipermenore
2) Amenore
Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak
adanya haid selama 3 bulan atau lebih.
Penyebabnya.
Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore adalah
terhambatnya fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi
hormone estrogen kurang optimal. Selain itu, gangguan amenore disebabkan tidak
normalnya produksi FSH serta LH, dalam hal inimasing-masing bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat pada ovarium hingga folikel matang
dan mempercepat terjadinya ovulasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar
esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang
disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 ml.
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai
sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating
hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan
kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga
menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini
berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada
sendometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus menstruasi.
Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat
dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi.
Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini
dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira
tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium
terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur
yang dibuahi.
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya
karena kehilangan cairan.
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh
arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.Disamping itu dalam siklus
menstruasi hormone sangat berpengaruh diantaranya adalah yang dihasilkan
gonadotropin hipofisis yaitu :
1. Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang
hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-
sel asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi
mematangkan folikel dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel
yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh
sel-sel lutein dan disebut korpus luteum.
2. Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini
mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat
pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer yang mengandung oosit primer
dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen.
3. Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu
rantai peptida dengan 198 asam amino, dan sama sekali tidak mengandung
karbohidrat. Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua
serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan (Growth
hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin). Secara sinergis
dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan
pada pembentukan dan fungsi korpus luteum
Tulisan ini disusun oleh Etty Rosmiati
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
2 Komentar
Ditulis oleh kamriantiramli pada 8 Mei 2011 in Problematika Pendidikan
Tag: daur menstruasi, fase dalam siklus menstruasi, gangguan dalam
menstruasi, menstruasi, siklus menstruasi
o kamriantiramli
Jumlah Pengunjung
o 2.186.799 hits
Indonesia Calendar
S S R K J S M
« Feb
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
Oktober 2018
Kategori Tulisan
o Akbid Madani Sinjai
o ANTUM
o Berita Terkini
o Biokimia
o Biomolekuler
o Bioteknologi
o KELAS 7
o KELAS XI
o KELAS XII
o Kesehatan Kebidanan
o Metodologi Ilmiah
o Mikrobiologi
o Pembelajaran
o Problematika Pendidikan
o Uncategorized
o ZOOLOGI
Tulisan Terakhir
o Tak ada yang abadi
o Pikir Cobalah Berpikir
o Peranmu
o Akademi kebidanan madani sinjai
o Filosofi – Sang Reseptor
Rating
Posts | Pages | Comments
All | Today | This Week | This Month
o Bagaimana Sel Melepaskan Energi yang Tersimpan?
5/5 (1 vote)
o POPULASI DAN SAMPEL
5/5 (1 vote)
o TEKNIK PENGUMPULAN DATA
5/5 (1 vote)
o PPT NUKLEUS
5/5 (1 vote)
o Warna Tubuh Katak Aneka Ragam, Mengapa?
5/5 (1 vote)
Cari Data
Search
Blog Guru
o akhmadsudrajat
o Mahmuddin
o Pelangi Pendidikan
o ujian nasional
Blogroll
o Biologi Gonza
o Discuss
o Get Inspired
o Get Polling
o Get Support
o Learn WordPress.com
o Media Pembelajaran
o WordPress Planet
o WordPress.com News
Ikuti
MY TWITTER
Kesalahan: Pastikan akun Twitter Anda publik.
Top Posts & Halaman
o Keterampilan Proses Sains
o Arti sebuah Hipotesis
o DNA Repair
SAINS KOMPAS
o Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi
nanti.
REPORT THIS AD
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Choco oleh .css{mayo}.
Entri (RSS) dan Komentar (RSS)
Tutup dan terima
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan
menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di
sini: Kebijakan Cookie
Ikuti