You are on page 1of 58

BUKU PEGANGAN PPKBD DAN SUB PPKBD

i
ii
KATA SAMBUTAN

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas


terbitnya buku materi dan media sebagai pegangan bagi IMP
(PPKBD/Sub PPKBD) merupakan salah satu upaya dalam
peningkatan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (A/
KIE) tentang bagaimana agar masyarakat mempunyai anak yang
cerdas. Anak yang cerdas harus direncanakan sejak pra-nikah
sampai usia 5 (lima) tahun, karena pada usia ini merupakan
periode keemasan anak.

Peran IMP dalam pelaksanaan Program KKBPK merupakan ujung


tombak di lini lapangan, karena mereka lah petugas KKBPK yang
paling dekat dengan masyarakat baik melakukan interaksi secara
langsung dengan keluarga/masyarakat, kelompok/individu.
Oleh karena itu, pemahaman terbaru tentang Program KKBPK
sangat penting agar pesan terbaru dari pusat dapat diterima oleh
masyarakat secara cepat, akurat dan dapat diimplementasikan
oleh masyarakat itu sendiri.

Buku materi KIE ini merupakan salah satu sarana dalam


pembinaan terhadap keluarga maupun masyarakat yang belum
mendapatkan akses informasi melalui teknologi. Buku ini tepat
kiranya menjadi buku pegangan para Penyuluh KB/PLKB,

iii
PPKBD/Sub PPKBD dan Kader sebagai pengayaan informasi
Program KKBPK.

Demikian kami ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya


kepada Tim Penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi amal
ibadah.

Jakarta, Desember 2018


Plt. Deputi Bidang Advokasi,
Penggerakan dan Informasi,

Dr. dr. M.Yani, M.Kes, PKK

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas terbitnya buku materi
dan media bagi IMP (PPKBD/Sub PPKBD) sebagai salah satu
upaya dalam peningkatan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (A/KIE) tentang Program KKBPK karena IMP lah yang
melakukan interaksi secara langsung dengan masyarakat, maka
dianggap perlu untuk selalu diberikan pemahaman terbaru
tentang program KKBPK.

Materi anak cerdas disusun untuk meningkatkan kapasitas para


kader IMP (PPKBD/Sub PPKBD) sebagai pembekalan dalam
melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada keluarga di
lingkungan masyarakat binaannya, agar para orang tua dapat
mempersiapkan generasi yang cerdas dimulai sejak sebelum
proses pernikahan, menjalankan kewajiban untuk memenuhi
hak-hak anak dengan membina tumbuh kembang anak secara
optimal, memberikan pengasuhan dengan memperhatikan
aspek pembinaan yang seimbang antara kecerdasan intelektual
dan emosional serta spiritual.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-


tinggi kepada penyusun dan untuk semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan buku materi ini.

v
Besar harapan Kami buku materi ini dijadikan pegangan bagi IMP
(PPKBD/Sub PPKBD) dalam melaksanakan tugasnya, melalui
pemantapan peran pengabdiannya kepada masyarakat dan
semoga apa yang kita harapkan dapat terwujud.

Direktur Bina Lini Lapangan,

Drs. Wahidin, M.Kes

vi
DAFTAR ISI
 
 
Kata Sambutan .......................................................................   iii 
Kata Pengantar .......................................................................   v 
Daftar Isi ..................................................................................   vii 
 
I. Pendahuluan ....................................................................   1 
A. Pengantar  ................................................................   1 
B. Tujuan  ......................................................................   2 
C. Sasaran  .....................................................................   3 
D. Ruang Lingkup  ........................................................   3 
 
II. Mempersiapkan Kecerdasan dan Perkembangan  
  Anak  .................................................................................   5 
A. Calon Pengantin  .....................................................   5 
B. Persalinan  ................................................................   15 
 
III. Pembinaan Perkembangan Kecerdasan Anak .........   23 
A. Perkembangan Anak 0 s/d 3 Tahun  ..................   24 
B. Perkembangan Anak 3 s/d 5 Tahun  ..................   35 
C. Kecerdasan/Perkembangan Anak Diluar Tujuh  
  Aspek Perkembangan ............................................   38 
 
IV. Menuju Orang Tua Hebat Dalam Pengasuhan 
Anak, ada 13 langkah yang harus dipahami dan 
dilaksanakan (materi pertemuan dalam pola 
pengasuhan anak)  .........................................................   43 
 
V.  Penutup  ...........................................................................   45 

vii
viii
I.
PENDAHULUAN

A. PENGANTAR
Anak adalah harapan orang tua, anak adalah harapan bangsa
yang melanjutkan keturunan dimasa mendatang.

Anak/orang bisa menjadi beban, juga sekaligus harapan itulah


dinamika kehidupan. Karena itu anak harus dipersiapkan
sedemikian rupa agar menjadi anak yang dapat diandalkan semua
pihak baik orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat maupun
negara.

Harapan kita umumnya mempunyai anak yang soleh. Anak yang


soleh harus diawali dari anak yang sehat, menuju anak yang
cerdas serta ceria yang menuju anak yang soleh.

Pemeliharaan anak harus dilakukan sejak calon ayah dan ibu


sebelum menikah, dan saat hamil sebagai persiapan mempunyai
anak.

Anak sehat akan lahir dari kedua orang tua yang sehat. Kemudian
untuk membentuk anak yang cerdas, orang tuanya juga harus
cerdas, memiliki ilmu untuk mencerdaskan anak.

Kondisi saat ini sudah banyak upaya kita kearah mencerdaskan


orang tua dalam pengasuhan anak, banyak buku-buku ditulis
oleh para ahli, kemudian program Bina Keluarga Balita dan
sebagainya.

1
Namun demikian masih terbatas pada kelompok tertentu, belum
menjadi konsumsi umum yang bisa disebarkan dimana-mana dan
sebab itu melalui penulisan ini diharapkan menambah hasanah
tuntunan dan wawasan khususnya bagi institusi masyarakat
pedesaan pengelola program KB dan umumnya siapapun baik
orang tua, para pendakwah, lingkungan pengajian, gereja, pura
dan sebagainya.

Prinsip utama tema kita adalah anak sehat menuju cerdas dan
ceria. Anak sehat, cerdas dan ceria menciptakan anak yang
shaleh dan shalehah.

B. TUJUAN
Disusunnya panduan ini adalah :

1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan


IMP Program KKBPK dalam memberikan petunjuk pola
pengasuhan anak cerdas ke masyarakat.

2. Pengenalan secara koordinasi dan integrasi para pihak


yang berkiprah dalam pembinaan anak seperti, PPKBD,
Sub PPKBD, kader posyandu dalam pembinaan,
pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Terjalinnya persamaan persepsi antara anak dan orang


tua, (awali dari titik di sekolah dan orang tua mendapat
wawasan diluar sekolahan).

4. Paham tentang perkembangan anak pada setiap


tahapan kehidupannya.

2
C. SASARAN
Sasaran pengguna buku ini :

1. Institusi masyarakat pedesaan program KKBPK yaitu


PPKBD (Pos KB), Sub PPKBD (Sub Pos KB), Kelompok
KB, Kader BKB, BKL, BKR, UPPKS, PIK Remaja dan
Sebagainya.

2. Para penyampai pesan di masyarakat (Ustad, Ustadah,


Toma dan Toga).

3. Para pembina anak di persekolah (Kelompok Bermain/


Kober, PAUD, TK, SD dst).

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingup pembahasan meliputi :

1. Dorongan untuk anak sehat pada saat Catin, Bumil,


anak usia 0-3 tahun dan 3 s/d 6 tahun.

2. Perkembangan anak mulai dalam kandungan sampai


usia 6 tahun.

3
4
II.
MEMPERSIAPKAN KECERDASAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK
Bagaimana caranya agar kita mempunyai keturunan yang sehat?
melahirkan bayi yang sehat? Ada beberapa persiapan dan hal
yang harus dilakukan untuk medapatkan keturunan yang sehat.

Diagram Menuju Anak cerdas

A. CALON PENGANTIN
Persiapan yang harus diperhatikan oleh calon pengantin

1. Filosofi Pernikahan

Dalam islam pernikahan merupakan sesuatu yang luhur dan


sakral, bertujuan ibadah karena Alloh, mengikuti sunnah
Rasul dan dilaksanakan atas dasar tanggung jawab, ikhlas,

5
mengikuti ketentuan hukum yang berlaku, mengacu kepada
Undang-Undang RI no 1 tahun 1974, tentang perkawinan
yaitu Bab I pasal I yang berbunyi perkawinan adalah ikatan
lahir batinantara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Ingat!! dalam berumah tangga tidak ada pelajarannya tetapi


pembelajaran berdasarkan pengalaman.

2. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Nikah

a. Masalah Kesehatan

Sebelum menuju ke jenjang pernikahan dalam melakukan


peran sebagai pasangan suami isteri harus sehat lahir
dan batin, sehat alat reproduksinya. Pengasuhan ini
harus diawali di lingkungan keluarga oleh orang tua yang
kemudian ditambah dengan bimbingan dari berbagai
pihak.

Apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi?

Inilah jawabannya ….

Keadaan yang menunjukan keadaan kesehatan fisik,


mental dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi
dan proses reproduksinya termasuk didalamnya tidak
memiliki penyakit atau kelainan yang memengaruhi
kegiatan reproduksi tersebut.

6
Gambar II.1. Konsultasi pernikahan

Sumber : https://www.morulaivf.co.id

b. Kesehatan Reproduksi

1) Kesehatan reproduksi/alat reproduksi baik laki-


laki maupun perempuan akan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang
pada gilirannya mempengaruhi juga pada tingkat
kecerdasan anak.

2) Perempuan lebih rentan terhadap risiko gangguan


kesehatan reproduksi seperti gangguan saat haid,
kehamilan, persalinan, nifas, aborsi yang tidak aman,
dan pemakaian alat kontrasepsi yang tidak aman.
Struktur alat reproduksi perempuan lebih rentan
terhadap penularan penyakit infeksi menular seksual
(IMS), termasuk HIV/AIDS yang mengakibatkan
berkurangnya kecerdasan anak.

7
3) Mencari informasi lengkap dan benar tentang
penyakit menular seksual agar terlindung dari infeksi
menular seksual, memahami upaya pencegahan
dan penularannya yang berakibat buruk terhadap
kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan dan
keturunan.

4) Masalah kesehatan reproduksi bukan hanya masalah


perempuan saja namun, merupakan masalah
bersama dalam berumahtangga, perlu kerjasama dan
partisipasi antara suami istri dalam menjaga kesehatan
reproduksi.

5) Kedua calon pengantin berhak memutuskan untuk


menunda kehamilan atau tidak, berapa jumlah
anak yang diinginkan, mengatur jarak kelahiran,
menentukan waktu kelahiran, menentukan cara
persalinan, dimana anak tersebut mau dilahirkan dan
cara KB apa yang mau digunakan.

Hubungan suami isteri harus didasari suka sama suka


antara pasangan dan dilakukan dalam kondisi keinginan
bersama, tidak ada paksaan, ancaman, dan kekerasan.

3. Persiapan Sebelum Menikah

a. Persiapan Fisik

Seorang calon mempelai hendaknya telah siap fisik dan


tubuhnya, mencapai akil baligh (menurut pola reproduksi
sehat, wanita usia ideal menikah 21 tahun dan laki-laki

8
25 tahun) dan telah siap memenuhi tugasnya sebagai
seorang isteri maupun suami.

Gambar II.2. Mempersiapkan fisik dengan olah raga


Sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/berapa-
kali-olahraga/

b. Persiapan Mental Dan Spiritual

1) Persiapan mental

a) Masukkan tentang persiapan pra nikah


berdasarkan Program KKBPK (5 Program Pokok
Remaja “ Perencanaan Keluarga, PUP, 8 Fungsi
Keluarga, Triad KRR dan Life Skill”).

b) Calon mempelai harus sudah siap melangsungkan


pernikahan dan menyadari bahwa akan
menghadapi kehidupan baru,

9
c) Agar tidak stress maka calon mempelai harus
persiapkan mental sebelum pernikahan, menerima
segala tanggungjawab sebagai seorang isteri atau
suami.

d) Siap menjadi seorang isteri bagi perempuan, siap


menjadi seorang suami bagi laki-laki.

e) Persiapkan mental untuk menjalani saat hamil,


suami harus ikut siap menjadi suami siaga (suami
yang mengantarkan istrinya hamil dengan sehat
dan selamat sampai saat melahirkan).

f) Dalam pernikahan, segala sesuatu terasa indah


dan bahagia namun, jika setelah pernikahan ada
hal yang bertentangan dengan kenyataan kita
akan merasakan kecewa, oleh karena itu perlu
persiapkan mental dengan matang agar bisa dilalui
dengan selamat.

c. Persiapan ekonomi.

Pasangan harus memikirkan kehidupan setelah menikah,


terutama suami, untuk menafkahi keluarga.

d. Persiapan Sosial

Mempersiapkan diri dengan keluarga baru, lingkungan


baru, masyarakat baru, agar bisa beradaptasi dengan baik.

e. Persiapan hukum dan syariah

Sebelum menikah harus mengurus dokumen kenegaraan,


daftar ke KUA.

10
Gambar II.3. Buku nikah

Sumber : https://esshintaku.wordpress.com/2017/02/13/wed-
story-step-3-urusan-kua-%E2%88%9A/

f. Persiapan Gizi

1) Untuk menanggulangi KEK (kekurangan energi


kronik), anemia gizi besi dan defisien asam Folat
perlu dipenuhi kebutuhannya untuk calon pengantin
perempuan dalam mempersiapkan kehamilan,
persalinan dan nifas.

2) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung


zat besi dan asam folat, atau menu gizi seimbang,
misalnya sayuran hijau, daging merah, buah-buahan,
kacang-kacangan.

11
g. Imunisasi TT

Imunisasi TT diberikan untuk mencegah penyakit Tetanus


Toxoid yang diberikan sebanyak 5 dosis.

Interval (selang waktu) Lama


TT I 0
TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun

h. Menjaga Kebersihan

1) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.

2) Hindari pakaian dalam yang ketat, berbahan sintetik


atau bahan nilon.

3) Pakai handuk yang bersih, kering tidak lembab atau


tidak bau.

4) Bersihkan alat reprodusi luar dari depan ke belakang,


gunakan air bersih, mengalir, keringkan dengan
menggunakan handuk bersih dan kering atau memakai
tisu.

5) Khusus untuk perempuan, tidak boleh sering


menggunakan cairan pembilas vagina, karena bisa
merusak bakteri yang menguntungkan di sekitar
vagina.

6) Pilih pembalut yang aman, diganti setiap 4 jam, atau


ganti setiap habis buang air.

12
7) Segera periksakan ke dokter atau petugas kesehatan
bila ada keluhan: keputihan yang berbau, berwarna,
dan sakit pada saat buang air kecil atau sakit pada saat
melakukan hubungan suami isteri.

8) Bagi laki-laki wajib dilakukan sunat untuk kesehatan,


dan segera periksa jika ada gangguan atau penyakit
reproduksi pada pria termasuk penyakit IMS.

4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Pernikahan ideal jika antara suami isteri saling menghormati,


saling menghargai satu sama lain. Jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan dalam pernikahan misalnya: kekerasan
fisik, kekerasan kejiwaan, kekerasan seksual, penelantaran,
memperdagangkan dan memperbudak atau kekerasan
lainnya, jika hal tersebut terjadi sebaiknya suami istri mencari
solusi dan berdialog, dan kesemua ini sangat berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Gambar II.4. Kekerasan dalam rumah tangga


Sumber : http://lbhamin.org/kekerasan-dalam-rumah-tangga-kdrt/

13
Apabila terjadi KDRT:
a. Datanglah segera ke pemerintahan setempat (RT, RW
dan atau tokoh masyarakat).
b. Menceritakan kejadian kepada keluarga, teman atau
kerabat dekat.
c. Didampingi tokoh agama, LSM, Psikolog, atau LBH.
d. Landasan hukum KDRT tercantum dalam Undang-
Undang Republik Indonesia no 23 tahun 2004 tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

5. Falsafah Kehamilan
Untuk mempersiapkan diri agar mempunyai anak yang cerdas,
seorang calon/pasangan calon pengantin mengetahui posisi
bayi dalam kandungan dalam bahasa umum/bahasa sehari-
hari dan bukan bahasa medis saja, seperti salah satu falsapah
kehamilan yaitu :
a. Sebulan ngaherang (baru bersifat cairan kecil).
b. Dua bulan gumambang (cairan yang lebih besar).
c. Tiga bulan gumulung (sudah merupakan gumpalan darah
yang besar).
d. Empat bulan mangrupa (telah menjadi manusia), karena
tuhan/Allah telah meniupkan rohnya kepada bayi umur
empat bulan.
e. Lima bulan usik (sudah hidup).
f. Enam bulan malik (dalam posisi berubah dari kepala
kebawah menjadi kepala keatas).
g. Tujuh bulan calik (duduk).

14
h. Delapan bulan ngora (awal untuk persiapan lahir).
i. Sembilan bulan gumelar (lahir).

B. PERSALINAN
1. Tanda – Tanda Persalinan
a. Mulas yang adekuat, teratur, sering dan lama.
b. Keluar lender bercampur darah dari jalan lahir.
c. Keluar ketuban dari jalan lahir.
Persalinan yang aman ialah persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan, selain mempunyai keterampilan khusus,
tenaga kesehatan juga menggunakan alat yang bersih, steril,
dan aman sehingga dapat mencegah infeksi, serta tenaga
kesehatan mampu memahami apabila terjadi kelainan dalam
proses persalinan dan mengambil tindakan tepat.

Gambar II.5. Persalinan


Sumber : https://mimipipi.net/2017/05/22/mengapa-persalinan-normal-
lebih-baik-daripada-caesar/

15
2. Perawatan Pasca Salin

a. Perawatan tali pusar dengan kasa steril.

b. Imunisasi DPT, Hepatitis B, BCG, dan Polio pada bayi.

c. Melakukan pemeriksaan ibu dan bayi pasca salin ke


Posyandu, Dokter/Bidan setempat.

d. Meminum kapsul vit A merah pasca salin dan 24 jam


setelah bersalin.

e. Melaporkan kelahiran pada kader posyandu, RT atau


Desa setempat untuk kemudian mendapatkan akte dari
DISDUKCAPIL.

f. Dianjurkan menggunakan KB pasca salin.

3. Pemberian ASI

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD dilakukan segera setelah bayi lahir yang bertujuan untuk


membangun kedekatan psikologis ibu dan bayi serta agar
bayi mendapatkan air susu pertama ibu (kolostrum) yang
kaya akan nutrisi.

ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan tanpa campuran


apapun, dan ASI dianjurkan tetap diberikan sampai usia anak
2 tahun.

16
4. Manfaat Pemberian ASI

a. Mengandung zat gizi lengkap untuk pertumbuhan dan


perkembangan anak serta pembentukan sistem imun.

b. Membantu pertumbuhan gigi dan rahang bayi.

c. Mempunyai suhu yang sesuai untuk pencernaan anak.

d. Mudah dicerna anak.

e. Membantu proses pengencangan rahim pada ibu dan KB


alami.

5. Mengenali Kondisi Kejiwaan Ibu Hamil

Dalam mempersiapkan kecerdasan anak, keluarga yang


istrinya sedang hamil harus mengetahui kejiwaan perilaku
ibu hamil. Salah satu hasil survei kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh PLKB tahun 1970-an dan sampai sekarang
masih relevan apabila ditanya ke ibu-ibu, dan disusun dalam
bahasa sansekerta sebagai berikut, namun apabila bahasa ini
ada yang identik atau sesuai dengan bahasa daerah masing-
masing:

a. Hamil satu bulan disebut EKA PADMA SARI

EKA sama dengan satu

PADMA sama dengan bunga

SARI sama dengan rasa

Jadi pada hamil satu bulan belum jelas perasaannya

17
Gambar II.6. Ibu hamil memiliki emosional yang lebih sensitif
Sumber : https://id.theasianparent.com/sensitif-saat-ha mil/

b. Dua bulan disebut DWI MARUTANI

DWI artinya dua

MARUTANI artinya letih, lesu, lemah dan lunglai

Jadi kehamilan dua bulan perasaan ibu hamil sangat


melelahkan. Apabila keluarga tidak paham dan kemudian
terdapat tekanan kejiwaan yang kurang bagus maka akan
ada dampak terhadap pembentukan sel otak bayi dalam
kandungan.

c. Tiga bulan disebut TRI KAULA BUSANA

TRI artinya tiga

KAULA artinya pribadi

BUSANA artinya pakaian

18
Jadi pada usia kehamilan tiga bulan terjadi perilaku
yang berbeda, seperti ingin diperhatikan, manja dan
sebagainya. Apabila tidak normal perasaan pada tiga bulan
akan berpengaruh pada bayi. Bahkan ada kepercayaan di
Jawa Barat bila keinginan Ibu hamil terhadap makanan
yang diinginkan tidak tercapai, maka anaknya suka ngiler
d. Empat bulan disebut CATUR WANARA RUKEM
CATUR artinya empat
WANARA artinya monyet atau kera
RUKEM artinya buah-buahan
Jadi hamil antara 3 dan 4 bulan keinginan makan yang
pedas dan asem sangat tinggi.
e. Lima bulan disebut PANCA SURA PONGA
PANCA artinya lima
SURA artinya berani
PONGA artinya galak
Jadi perilaku ibu hamil pada lima bulan suka emosi tinggi,
kesal kadang-kadang sampai marah-marah.
f. Enam bulan disebut SAGUNAWIWEKA
SAGUNAWIWEKA artinya rajin, tumbuh semangat dan
gairah kehamilan.
g. Tujuh bulan disebut SAPTA KOKILA WARSA
SAPTA artinya tujuh
KOKILA artinya burung beo
WARSA artinya hujan

19
Jadi pada tujuh bulan hasrat untuk melahirkan tinggi
sehingga banyak ngomong dan permintaan. Di daerah-
daerah tertentu suka ada selamatan tujuh bulanan dengan
membuat rujak-rujak, maksudnya untuk meluruskan/
memperbaiki dan menghindari hasrat yang tidak baik.

h. Delapan bulan disebut NOWO NOGROLOYO

NOWO NOGROLOYO artinya timbulnya kecemasan dari


seorang Ibu dalam menghadapi kelahiran, gelisah dan
kerisauan hati ini mempengaruhi perkembangan bayi
dalam kandungan. Makanya disalah satu budaya disebut
apabila bayi lahir pada tujuh bulan sudah dianggap tua
(karena hasrat ibunya tinggi), dan apabila lahir pada
kehamilan 8 bulan disebut muda (karena kegelisahan dan
kerisauan sang Ibu hamil).

Perilaku Ibu hamil yang berpengaruh kepada


perkembangan bayi dalam kandungan itu masih sering
didiskusikan dengan para ibu yang pernah hamil dan
melahirkan ternyata lebih dari 80 % menyatakan benar
atau mengiyakan pernyataan diatas.

i. Sembilan bulan disebut SANGA BUJANGGA PERCEKA

SANGA artinya sembilan

BUJANGGA artinya pintar

PERCEKA artinya banyak akal/cerdas

Jadi banyak ibu hamil yang pada sembilan bulan itu ingin
segera dicarikan dukun paraji padahal belum saatnya
melahirkan.

20
j. Bagi yang hamil mencapai sepuluh bulan disebut DASA
BUTA PERLAYA

DASA artinya sepuluh

BUTA artinya tidak melihat

PERLAYA artinya mati

Jadi Ibu hamil yang masuk ke sepuluh bulan sudah


tidak banyak keinginan tetapi berserah diri kepada yang
mahakuasa karena hamil sudah melebihi waktu biasanya.

Tulisan perilaku seperti ini walaupun berbeda terdapat


pada buku-buku jaman dahulu seperti medangkamulang,
ternyata para ilmuan saat ini pula banyak yang menulis
walaupun dalam versi yang berbeda.

Kaitan perilaku ibu hamil dengan perkembangan


kecerdasan anak dalam kandungan sangat relevan,
beberapa ahli kedokteran mengatakan bahwa sel-sel otak
manusia 20% dibangun pada saat dalam kandungan.

Disamping memperhatikan dimensi pembinaan ibu hamil


secara fisiologis dan psikologis maka curahan dimensi
ruhiyah sesuai agama yang dianut masing-masing juga
perlu dilakukan untuk memicu pertumbuhan sel-sel otak
bayi selama dalam kandungan agar setelah lahir nanti
menjadi anak yang cerdas.

21
22
III.
PEMBINAAN PERKEMBANGAN
KECERDASAN ANAK

23
A. PERKEMBANGAN ANAK 0 S/D 3 TAHUN
Anak cerdas adalah “anak yang mencapai proses tumbuh
kembang sesuai dengan umur”

Perkembangan anak untuk mencapai tingkat kecerdasan


sebenarnya sudah lama diajarkan kepada orang tua melalui
program Bina Keluarga Balita dengan alat bantu kartu kembang
anak. Namun program ini sangat lambat, bahkan khususnya
aspek perkembangan anak hampir tidak berjalan, jangankan
pengetahuan ini menyebar di masyarakat luas, di BKB sendiri
pun kurang berjalan mulus. Banyak kelompok BKB yang anggota
binaannya tidak mempunyai KKA, kader tidak paham tentang
perkembangan, bahkan lebih memberi materi yang bersifat
umum. Karena itu maka materi perkembangan anak harus
disebarluaskan oleh seluruh institusi masyarakat pedesaan/
perkotaan Program KKBPK disemua lini dan dimana-mana, baik
di pertemuan-pertemuan PKK, arisan, pengajian bahkan bila
perlu dimasukan kedalam ceramah jum’atan, budaya perkawinan
dan sebagainya.

Gambar III.1. Kartu Kembang Anak


Sumber : https://eliskartikaa.blogspot.com/2016/12/

24
Beli beras di Tengkulak
Dari Pasar Pondok Gede
Anak Cerdas ibu bijak
Berkat bimbingan BKB

1. Jenis Perkembangan

Jenis perkembangan anak dirangkum dalam tujuh aspek


perkembangan anak:

a. Gerakan kasar
b. Gerakan halus
c. Komunikasi pasif
d. Komunikasi aktif
e. Kecerdasan
f. Menolong diri sendiri
g. Tingkah laku sosial

2. Tahapan Perkembangan

Tahapan perkembangan kecerdasan yang harus dimiliki anak


0 s/d 3 tahun, apabila kecerdasan ini tidak tercapai maka
tugas orang tua untuk melatih atau membimbingnya.

a. Gerakan kasar:

1) Menenggakkan kepala yang harus dicapai pada usia 3


bulan. Apabila tidak tercapai maka tengkurapkan bayi
kemudian ajak bicara dan bernyanyi.

2) Miring sendiri pada usia 4 bulan. Apabila tidak tercapai


maka goyangkan mainan berwarna dan berbunyi.

25
3) Duduk sendiri tanpa dibantu yang harus dicapai pada
usia 7 bulan. Apabila tidak tercapai maka dudukan
bayi dan dijaga.

4) Berjalan sendiri yang harus dicapai pada usia 13 bulan.


Apabila tidak tercapai maka latihlah anak berdiri baru
berjalan.

5) Menendang bola tanpa berpegangan yang harus


dicapai pada usia 24 bulan. Dan apabila tidak tercapai
maka ajari anak berdiri imbang, menendang dan lain-
lain.

6) Berdiri tegak diatas jari-jari kedua kaki yang harus


dicapai pada usia 28 bulan. Apabila tidak tercapai
maka ajari anak berdiri seimbang dan berjingkat.

Gambar III.2. Contoh gerakan kasar anak usia 0-3 tahun

Sumber : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/

26
Naik dokar ke Malabar
Ke Jakarta bawa beras
Gerakan kasarnya lancar
Balita semakin cerdas

b. Gerakan halus :
1) Meraih dan memegang benda dihadapannya yang
harus dicapai pada usia 6 bulan, apabila tidak tercapai
maka ajari anak meraih barang dihadapannya.
2) Membuka tutup mainan yang harus dicapai pada
usia 8 bulan, apabila tidak tercapai maka bermainlah
sembunyikan benda di depan bayi.
3) Mengambil benda dengan ibu jari dan jari lain yang
harus dicapai pada usia 10 bulan, apabila tidak
tercapai maka ajari bayi menggunakan ibu jari tangan.
4) Mendekat bila dipanggil yang harus dicapai pada usia
12 bulan, apabila tidak tercapai maka panggil nama
anak dan biarkan mendekat.
5) Memasukan/mengeluarkan benda kecil yang harus
dicapai pada usia 15 bulan, apabila tidak tercapai maka
latihlah anak berkonsentrasi dengan benda kecil.

Gambar III.3. Contoh gerakan halus anak usia 0-3 tahun


Sumber : http://anakpintarsehat.blogspot.com/2015/07/bayi-
mulai-suka-memegang.html

27
Citepus jalannya mulus
Bumbu pedas ikan patin
Gerakan halusnya mulus
Anak cerdas lahir batin

c. Komunikasi pasif yang harus dimiliki anak 0 s/d 3 Tahun


yaitu :

1) Mata melirik ke kanan atau ke kiri harus dicapai pada


bulan pertama. Apabila tidak tercapai maka tugas
orang tua ungkapkan kata sayang yang baik di telinga
kiri.

2) Mengenal dan menyebut nama tiga bagian anggota


badan harus dicapai pada usia 18 Bulan. Apabila tidak
tercapai kenalkan nama-nama bagian tubuh pada
anak.

3) Mengenal tiga gambar dan menyebut namanya


yang harus dicapai pada usia 21 Bulan. Apabila tidak
tercapai kenalkan anak dengan gambar-gambar
sederhana.

4) Melaksanakan dua perintah sekaligus yang harus


dicapai pada usia 30 Bulan. Apabila tidak tercapai ajari
anak kalimat sulit dan ganda.

28
Gambar III.4. Contoh komunikasi pasif

Sumber : http://nakita.grid.id/read/023157/ini-cara-
komunikasi-anak-usia-1-tahun?page=all

d. Komunikasi aktif yang harus dimiliki anak 0 s/d 3 tahun


yaitu :

1) Mengeluarkan 3 suara berbeda yang harus dicapai


pada usia 5 bulan. Apabila tidak tercapai maka perlu
berbicara dan bernyanyi didepan bayi.

2) Menyebut dua kata berbeda dengan benar pada usia


16 bulan. Apabila tidak tercapai maka perlu ajari anak
menyebut dua kata depan bayi.

3) Mengucapkan kalimat terdiri dari dua kata yang harus


dicapai pada usia 20 bln, apabila tidak tercapai maka
ajari anak menyebutkan kalimat sederhana.

29
4) Menyebut nama 3 benda dengan gunanya harus
dicapai pada usia 25 bulan. apabila tidak tercapai
maka perlu ajari anak tentang nama-nama benda dan
kegunaannya.

5) Menjawab pertanyaan sedang apa, yang harus dicapai


pada usia 27 bulan. apabila tidak tercapai maka ajari
anak memahami hal yang dilakukan orang.

6) Menggunakan kalimat tanya atau sangkal, yang harus


dicapai pada usia 33 bulan. apabila tidak tercapai maka
ajari anak bertanya dan menjawab dengan benar.

7) Menyebut nama dan jenis kelamin sendiri yang harus


dicapai pad usia 35 bulan. Apabila tidak tercapai maka
ajari anak tentang nama dan jenis kelamin.

Gambar III.5. Contoh komunikasi aktif


Sumber : https://www.hipwee.com/opini/pentingnya-komunikasi-yang-
baik-pada-anak-usia-dini/

30
Selayar di Sulawesi
Belanak di Kalimantan
Lancarnya Komunikasi
Otak anak makin mapan

e. Kecerdasan :

1) Bertepuk tangan, salam, dadah dan sebagainya


yang harus dicapai pada usia 11 bulan, apabila tidak
tercapai maka ajari anak bertepuk tangan dan salam.

2) Menyeduh minuman dengan sendok yang harus


dicapai pada usia 14 bulan, apabila tidak tercapai
maka ajari anak meniru pekerjaan rumah tangga.

3) Memberikan tiga benda dengan menyebut nama


yang harus dicapai pada usia 17 bulan, apabila tidak
tercapai maka kenalkan nama benda disekitar kepada
anak.

4) Menyusun keatas lima buah benda tanpa jatuh


yang harus dicapai pada usia 22 bulan, apabila tidak
tercapai maka ajari anak bermain menumpuk benda
keatas.

5) Menggambar garis lurus secara benar yang harus


dicapai pada usia 29 bulan, apabila tidak tercapai maka
ajari anak menggambar dengan pensil dan kertas.

6) Mengumpulkan benda-benda sejenis yang harus


dicapai pada usia 32 bulan, apabila tidak tercapai
maka ajari anak mengenal benda sejenis disekitar.

31
7) Menggambar lingkaran ujung bertemu yang harus
dicapai pada usia 34 bulan, apabila tidak tercapai
maka ajari anak menggambar lingkaran.

Gambar III.6. Bayi tepuk tangan


Sumber : http://informasitips.com/bagaimana-cara-stimulasi-bayi-untuk-
tepuk-tangan

Pak Hasan memakai tongkat


Ke Pasar membeli coklat
Kecerdasannya meningkat
Hidup anak makin hebat

f. Menolong diri sendiri

1) Makan sendiri dengan sendok yang harus dicapai pada


usia 19 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
makan sendiri dengan tangan dan sendok.

2) Mengatakan kalau ingin kencing atau buang air besar yang


harus dicapai pada usia 23 bulan, apabila tidak tercapai
maka ajari anak tau ingin kencing atau berak.

32
3) Mencuci tangan sendiri dengan pancuran yang harus
dicapai pada usia 26 bulan, apabila tidak tercapai maka
ajari anak mencuci tangan dan hal-hal yang sederhana.

4) Membuka baju dengan kancing tanpa bantuan yang harus


dicapai pada usia 31 bulan, apabila tidak tercapai maka
ajari anak memakai dan melepas pakaian.

Gambar III.7. Contoh menolong diri sendiri


Sumber : https://www.orami.co.id/magazine/melatih-agar-bayi-bisa-makan-
sendiri/

Berlayar naik KRI


Tujuannya ke Kendari
Belajar menolong diri
Semakin percaya diri

g. Tingkah laku sosial

1) Membalas tersenyum pada orang lain yang harus dicapai


pada usia 2 bulan, apabila tidak tercapai maka pandang
mata bayi berbicara, menyanyi dan senyum.

33
2) Aktif dalam permainan ciluk ba... yang harus dicapai
pada usia 9 bulan, apabila tidak tercapai maka ajak anak
bermain ciluk ba atau permainan yang lain.

3) Aktif bergaul dengan teman yang harus dicapai pada usia


36 bulan, apabila tidak tercapai maka ajak anak bergaul
aktif dengan kawan-kawannya.

Gambar III.8. Contoh tingkah laku sosial


Sumber : https://lkpanel.motherandbaby.co.id/lkgallery/teaser

Ke Palu kelok jalannya


Bawa Paku ke Cimacan
Tingkah laku sosialnya
Anak mengenal lingkungan

34
B. PERKEMBANGAN ANAK 3 S/D 5 TAHUN
1. Gerakan halus

Menari mengikuti musik yang harus dicapai pada usia 60


bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak menari dengan
musik.

Gambar III.9 Anak-anak yang sedang menari


Sumber : https://charityrunforleprosy.files.wordpress.com

2. Komunikasi Pasif

Melaksanakan tiga perintah urut yang harus dicapai pada usia


57 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak mengikuti
perintah rumit.

3. Komunikasi Aktif

a. Menyebutkan diri dengan saya yang harus dicapai pada


usia 45 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak kata
ganti saya.

35
b. Menceritakan kisah sederhana yang harus dicapai pada
usia 63 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
bercerita.

Gambar III.10. Contoh komunikasi aktif anak usia 3-5 tahun


Sumber : http://asset-a.grid.id

4. Kecerdasan

a. Menggambar berbagai bentuk harus dicapai pada usia 39


bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak menggambar
berbagai bentuk.

b. Memisahkan benda berbeda ukuran yang harus dicapai


pada usia 48 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
pengertian benda.

c. Menggambar orang yang harus dicapai pada usia 51


bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak menggambar
orang.

36
Gambar III.11. Anak sedang menggambar
Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com

d. Menghitung barang sampai 10 yang harus dicapai pada


usia 66 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
menghitung.

5. Menolong Diri

a. Memasang kancing dengan benar yang harus dicapai


pada usia 42 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
berpakaian lengkap.

b. Memotong makanan dengan pisau yang harus dicapai


pada usia 54 bulan, apabila tidak tercapai maka ajari anak
menggunakan alat.

37
Gambar III.12. Anak memakai sepatu sendiri
Sumber : https://zulfiqarsaladin.wordpress.com

C. KECERDASAN/PERKEMBANGAN ANAK DI
LUAR TUJUH ASPEK PERKEMBANGAN
1. Pengetahuan keagamaan

Sejak kecil ditanamkan akidah keagamaan, biasanya hal ini


sesuai dengan konsep diri orang tua/ agama yang dianut oleh
orang tua (mengaji, sholat, puasa, ibadah ke gereja, ibadah ke
pura, ibadah ke wihara, ibadah ke kelenteng).

Gambar III.13. Anak sedang mengaji


Sumber : https://acehsatu.com/anak-anak-kampung-badak-kini-lebih-rajin-mengaji/

38
2. Keterampilan yang diarahkan untuk pembentukan karakter

Karakter biasanya disesuaikan dengan cita-cita anak sesuai


harapan orang tua.

Misalnya:

a. bila orang tua ingin anaknya menjadi tentara sejak kecil


disiapkan mainan tembak-tembakan/senjata-senjataan

Gambar III.14. Anak bermain perang-perangan


Sumber : http://aneuksejarah.blogspot.com/2011/09/bagi-
kami-perang-itu-hobi.html

b. bila ingin dijadikan dokter disiapkan mainan menyerupai


alat-alat kedokteran.

39
Gambar III.15. Anak bermain dokter-dokteran

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=e_0D7jKtNOg

3. Keahlian-keahlian tertentu antara lain :

a. Menari

b. Menyanyi dsb

Tahapan perkenalan keterampilan :

a. Budaya setempat yakni nyanyian daerah setempat, tarian


daerah setempat, bahasa ibu.

b. Mengenal budaya nasional, lagu-lagu antar daerah, tarian-


tarian dari antar provinsi.

c. Mengenal budaya dunia dalam arti belajar bahasa


internasional serta seni-seni lainnya.

40
Gambar III.16. Contoh anak-anak menari tradisional
Sumber : https://ibnuasmara.com/tari-tradisional/

Jali-Jali

Kami orang tua balita


Mengasuh anak-mengasuh anak tugas utama
Di BKB itu tempatnya.... sayang
Tumbuh kembang-tumbuh kembang pelajarannya

Motorik kasar, motorik halus


Komunikasi, pasif dan aktif
Kecerdasan, menolong diri
dan pergaulan kita bimbingkan

41
42
IV.
MENUJU ORANG TUA HEBAT DALAM PENGASUHAN
ANAK, ADA 13 LANGKAH YANG HARUS DIPAHAMI DAN
DILAKSANAKAN (MATERI PERTEUAN DALAM POLA
PENGASUHAN ANAK)

A. Perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orang tua


terhadap kehidupan anak.
B. Memahami konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan.
C. Peran orang tua dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
D. Menjaga kesehatan anak usia dini.
E. Pemenuhan gizi anak usia dini.
F. Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia
dini.
G. Simulasi gerakan kasar dan gerakan halus.
H. Simulasi perkembangan komunikasi aktif dan kecerdasan.
I. Simulasi perkembangan kemampuan menolong diri sendiri
dan tingkah laku sosial.
J. Pengenalan kesehatan reproduksi pada anak usia dini.
K. Perlindungan anak.
L. Menjaga anak dari pengaruh media.
M. Pembentukan karakter anak.

Ke Ciracas beli batik


Bawa tomat ke cibabat
Anak cerdas budi baik
Berkat orang tua hebat

43
44
V.
PENUTUP
Menjadikan anak yang cerdas memerlukan upaya yang luas dan
menyeluruh. Semua sektor mengambil peran sesuai dengan
tupoksi masing-masing. BKKBN mempunyai peran dan tugas
dalam memintarkan orang tua tentang pola asuh melalui tujuh
aspek perkembangan anak. Oleh sebab itu buku yang sederhana
ini sebagai pedoman untuk lebih menyebar luaskan informasi
pembinaan anak yang telah dirintis dan dilaksanakan selama ini.

Disamping pedoman ini, para institusi masyarakat perdesaan


Program KKBPK, sangat diharapkan lebih berinovasi dan
berkreatifitas, “BELAJAR APA YANG TIDAK DIAJARKAN DAN
BEKERJA APA YANG TIDAK DIPERINTAHKAN”, Sesuai dengan
kondisi, budaya di masing-masing daerah.

Semoga Bermanfaat.

45

You might also like