You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

TN. K DI RT. 2 RW IV

A. Pengkajian
I. Data Umum:
Nama kepala keluarga : Tn. K
Umur : 47 tahun
Alamat : RT. 2 RW. IV
Pekerjaan : Swasta ( jualan )
Pendidikan : SD

Daftar anggota keluarga:


No. Nama J.K Hubungan dgn Keluarga Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket.
1 Ny. T P Istri 49 SD Lengkap HT
2 An.Y. P Anak 13 SMP Lengkap Sehat
3 An. P P Anak 7 TK Lengkap Sehat

Genogram :

46 47
Tn. K
Ny. T

7 13

Keterangan:
Laki-laki. Perempuan.

Penderita Hipertensi.

Tinggal serumah.

Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah terdapat Ayah. Ibu
dan anak. Keluarga ini menganut agama Islam dan bersuku jawa. Kepala keluarga bekerja
sebagai swasta : jualan kecil-kecilan.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:


II.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dalam tahap keluarga dengan
anak-anak usia sekolah.
II.2 Jangkuan sejauhmana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan : Nampaknya
keluarga kurang dapat mengerti dengan tugas-tugas dalam tahap anak dengan usia
sekolah, tetapi kenyataan anak disekolahkan ( sekarang ) anak pertama kelas I SMP
dan anak kedua TK. Nampaknya keluarga dapat memenuhi kebutuhan keluarga
dalam perumahan walaupun terbatas. Dalam praktik pengasuhan anak – anak dalam
keluarga, suami terlibat tetapi dengan peran yang minimal karena banyak waktu
dihabiskan untuk menjual kecil-kecilan ( wiraswasta ). Ibu berperan lebih banyak
dalam mengasuh anak-anak, nampak hangat dan penuh kasih sayang. Anak – anak
didorong untuk belajar sendiri, dan ibu atau ayah tidak terlibat langsung secara aktif
dalam proses tersebut. Kadang anak-anak malas untuk belajar. Anak yang baru TK
lebih banyak bermain dengan anak-anak tentangga yang seumurnya.Anak yang
pertama mengatakan mereka diterima dan dihargai dalam keluarga.
II.3 Riwayat keluarga inti
1. Ny. T
Mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi kurang lebih sudah 3 tahun
hasil diagnosis dari puskesmas, kontrol puskesmas tidak teratur dan sudah 3 bulan
tidak kontrol dan putus obat hipertensi, Ny. T mengungkapkan bahwa didalam
keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan seperti kencing manis maupun
penyakit menular. Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 170/100 mmHg, N : 100
x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37. Ny. T juga mengatakan bahwa ia sering sakit
kepala/ pusing, bila demikian baru puskesmas dikunjungi. Bila tidak ada gejala, ibu
tidak mengunjungi puskesmas. Makan-minum lebih banyak sayur dan tempe – tahu.
Jarang makan daging dan makanan yang asing.
2. Tn. K
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang sering dialami adalah
flu dan batuk. Kadang dengan istirahat sudah sembuh.Jika belum sembuh maka ia
minum obat tradisioanal. Untuk memeriksakan diri ke puskesmas butuh dana dan
kadang-kadang tidaka ada. Untuk saat ini Tn. K dalam kondisi sehat.
3. An. Y
Penyakit yang sering diderita oleh An. Y adalah batuk pilek. Usaha yang dilakukan
oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah membawa ke puskesmas. Tapi kadang tidak
dilakukan karena tidak ada uang untuk berobat. Yang dilakukan jika tidak dibawa ke
puskesmas yaitu anak diberikan obat tradisional berupa minum jeruk nipis dan
banyak minum. Untuk saat ini anak dalam kondisi sehat.
4. An. P
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya adalah
batuk pilek yang oleh ibunya dibawa ke puskesmas. Tetapi kadang tidak dibawa
karena keterbatasan dana. Penanganan tradisional dilakukan seperti pada anak
pertama. Untuk saat ini anak dalam kondisi sehat.
III. Lingkungan Rumah
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang
tamu, 1 kamar mandi dan memiliki jamban jenis septik tank, 1 dapur, serta 1 ruang
keluarga yang berfungsi untuk tempat kumpul bersama. Pencahayaan didalam rumah
ini kurang dan lembab karena rumah masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan
pada bagian kamar belakang ventilasi kurang walaupun memiliki jendela, lantai
rumah bersih. Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air PDAM yang
sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-
pindah. Di dalam rumah di lengkapi perabot rumah minimal. Di ruang tamu ada
sepasang kursi untuk tamu dan tidak ada televisi. Di ruang makan ada meja makan
dilengkapi dengan taplak meja dan ada tersedia penutup makanan. Diluar rumah
kondisi halamannya bersih, halaman tidak dimanfaatkan untuk tanaman, sayuran atau
toga, got air tidak tergenang dan mengalir lancar. Ada pagar pembatas untuk halaman
rumah. Lingkungan rumah berdekatan dengan komplek pertokoan dan pasar wyung
kurang lebih 400 meter.
Denah rumah Tn. K

Keterangan: 5 4 1
1. Kamar tidur.
2. Ruang tamu. 1
1
3. Ruang keluarga. 3
4. Dapur. 1
2
5. Kamar mandi. 2
IV. Struktur keluarga:
IV.1 Pola komunikasi keluarga
Istri mengemukakan masalah-masalah dan suami mendengar kemudian didiskusikan
bersama istri untuk mencari jalan keluar. Anak – anak membuat permintaan kadang
melalui ayah juga ibu.Kualitas komunikasi suami – istri sangat memprihatinkan dan
ruang lingkupnya sangat terbatas. Hal – hal yang di komunikasikan hanya semata-mata
anak-anak dan masalah keuangan atau jualan. Kadang – kadang suami memberi
perintah atau komando.
IV.2 Struktur kekuasaan
Suami berdiskusi dengan istri bila ada pembelian yang besar atau untuk penjualan
kecil-kecilan. Ibu lebih banyak berperan mengurus anak-anak dan mengeluarkan uang
untuk keperluan tertentu tapi tidak selamanya ada uang. Uang hasil penjualan
diserahkan ke istri dan didistribusikan sesuai keperluan.Suami memegang kekuasaan
karena didasarkan sebagai kepala rumah tangga dan ibu lebih menonjol hubungannya
dengan anak-anak daripada dengan suami. Kadang kalau anak – anak nakal suami dan
istri memiliki kekuasaan untuk membina mereka atau marah.
IV.3 Struktur peran
Suami bertindak sebagai satu-satunya pencari nafkah bagi keluarga, dan dialah
pemimpin dalam keluarga dan sekali-sekali membantu peran perawatan anak ,
misalnya memandikan untuk anak yang TK ( ketika merasa menyukainya ). Ny. T
bertindak sebagai ibu rumah tangga ( tidak dipikul bersama ), termasuk memasak,
berbelanja dan membersihkan rumah, melaksanakan peran perawatan anak.
IV.4 Nilai – nilai keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam
agama yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.
4.5 Fungsi keluarga:
 Fungsi afektif
Menurut Ny. T dan suami mereka tetap memberikan kasih sayang kepada kedua anak
mereka, menasehati bila mereka melakukan kesalahan. Hubungan antara kami sebagai
suami dan istri juga baik dFunan saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi
Pengaruh ibu sangat menonjol, namun pengaruh suami/ayah juga ada, disamping itu juga
guruh-guruh di sekolah. Anak-anak dididik untuk disiplin, hormat dan patuh kepada orang
tua serta dalam hubungan dengan tetangga. Tapi kadang-kadang anak yang pertama
melawan tapi menurut ibu masih dalam batas normal. Keluarga ini juga membina
hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya
tetangga main ke teras rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
 Fungsi perawatan kesehatan
Ny. T mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit tekanan darah tingginya
berbahaya jika dibiarkan tanpa kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya
peningkatan tekanan darah dan koplikasinya, penyakit hipertensi ini sudah diderita sejak
3 tahun yang lalu hasil diagnosis dari puskesmas tapi Ny. T mengatakan jarang kontrol
dan sudah 3 bulan tidak kontrol ke puskesmas dan sudah putus obat kurang lebih 3 bulan,
kadang kepala pusing,sakit kepala dan kesemutan. Ny T. mengatakan pola makan sama
dengan anggota keluarga yang lain. Keluarga makan sayur, tahu, tempe dan jarang
daging. Ny. T sendiri tidak suka makanan yang asin. Menurut suami, sakit yang dialami
istrinya tidak terlalu dirasakan karenanya ke puskesmas jika ada keluhan saja itupun
dibiarkan beberapa hari karena menyangkut keuangan. Keluarga mengatakan bahwa
tidak mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol serta cara merawat anggota keluarga yang sakit. Suami mengatakan jika sakit
maka di coba dengan istirahat atau mengkonsumsi obat tradisional. Perawatan preventif
pada anak-anak yaitu saat masa bayi mendapat imunisasi lengkap. Hanya untuk saat ini
kadang kalau tidak ada uang saat mereka sakit maka kadang menunggu atau dicoba
dengan obat tradisional.Keluarga mengetahui jika sakit harus pergi ke puskesmas apalagi
puskesmas yang ada cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan sampai,
tetapi kendala yang sering dihadapi adalah uang. Keluarga tidak ada program latihan dan
rekreasi. Suami minum kopi dan merokok. Suami tidak minum minuman berakohol.
Selain obat tradisional juga keluarga kadang menggunakan obat bebas atau tampa resep
misalnya seperti obat batuk-pilek yang dibeli di toko obat. Keluarga tidak melakukan
pemeriksaan fisik secara periodik. Sumber pembiayaan untuk kesehatan dari keluarga
sendiri dan tidak menggunakan kartu JPS karena tidak dapat. Keluarga sangat
mengiginkan agar kiranya bisa mendapat kartu JPS.
 Fungsi Reproduksi
Ibu sudah tidak mendapat menstruasi lagi. Suami-istri mengatakan sudah cukup dengan
dua anak perempuan mereka walaupun tidak ada anak laki-laki.
 Fungsi ekonomi
Sumber penghasilan keluarga dari hasil penjualan kecil-kecilan yang dilakukan suami.
Pengaturan penggunaan dilakukan oleh istri dan keluarga tidak menabung. Penghasilan
keluarga tidak tetap dan dalam satu bulan kurang dari Rp.500.000

V. Stress dan koping keluarga:


Keluarga mengatakan yang membuat mereka stres yaitu keuangan yang tidak
memadai saat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka dan sekolah anak-anak.
Disamping itu jika ada keluarga yang sakit. Ny. T mengatakan bahwa kadang terjadi
ketegangan peran sebagai istri ( peran yang berlebihan ) di dalam keluarganya dan ini
tidak diakui sebagai beban oleh suami. Tetapi keluarga juga bersyukur karena rumah
yang mereka tempati adalah permanen dan milik sendiri, Keinginan suami untuk tetap
mencari nafkah, kemampuan dan keinginan istri untuk tetap merawat anak-anak,
hubungan dengan lingkungan atau komunitas yang baik, hubungan dengan tetangga
baik dan kadang membantu jika mengalami masalah, keluarga juga mempunyai
keluarga besar yang juga membantu jika ada masalah, status kesehatan keluarga
nampaknya adekuat hingga baik, kecuali hipertensi yang dialami Ny. T. Reaksi
keluarga terhadap stresor diatas/ strategi koping yaitu keluarga menggunakan
dukungan sosial untuk membantu mereka saat membutuhkan. Keluarga mengatakan
jika ada masalah mengenai anak, sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan
dengan berunding bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik.Dan apabila
masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta bantuan kepada
keluarganya yang lebih tua dalam membantu memecahkan masalah atau dukungan
sosial.
VI. Pemeriksaan fisik:
a. Ny. T
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 170/100 mmHg, Nadi : 100x/m, RR : 22
x/m, Suhu : 37, tampak kurus, tinggi badan dan berat badan belum dapat diukur.
pemeriksaan fisik : Paru : Whz -/-, Rch -/-, Ves +/+, jantung : S1 dan S2 tunggal
jelas, konjungtiva merah muda, sklera putih. Kadang terasa pusing , sakit kepala
dan terasa kesemutan tapi dibiarkan beberapa hari baru memeriksakan diri
kepuskesmas itupun kalau ada uang.
b. Tn. K
Pada pemeriksaan fisik Tn. K dalam batas normal, tidak ada kelainan pada sistem
organ. Tekanan darah 120/80 mmHg., Nadi : 88x/m, tampak kurus, BB dan TB
belum terukur.
c. An. Y dan P
An. Y dan P tampak sehat, BB dan TB belum terukur, hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal.

V11. Harapan keluarga:


Kelurga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang
dihadapi oleh keluarganya dan NY. T mengharapkan dapat membantu mempercepat
kesembuhan penyakit hipertensi yang sedang dideritanya.

B. Analisa data

Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. K disebabkan oleh faktor
ketidaktahuan, hal ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan keluarga (sekolah
dasar ), disamping itu di tunjang pula oleh faktor sumber daya : keuangan, dan lingkungan
fisik .
Faktor ketidaktahuan tersebut menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk mengatasi
berbagai masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarganya, sehingga
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul dalam keluarga dianggap sesuatu
yang biasa-biasa saja/wajar yang terjadi dalam kehidupan. Kondisi ini mengakibatkan
masalah berkepanjangan dan berlarut-larut sebagai suatu siklus yang tidak habis-habisnya
dalam kehidupan berkeluarga. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tgl Data Masalah perawatan keluarga
4/2/03 Subjektif: 
Ny. T mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 3 tahun yang
lalu hasil diagnosis dari puskesmas, kontrol kepuskesmas tidak
teratur dan sudah tiga bulan tidak kontrol dan putus obat
hipertensi. sakit kepala, pusing, dan kesemutan kadang terasa
tapi kadang dibiarakan untuk beberapa hari baru kepuskesmas
itupun kalau ada uang. Tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya
peningkatan tekanan darah dan komplikasinya.Keluarga
mengatakan tidak mengetahui akibat dari tekanan darah tinggi
yang tidak dikontrol dengan baik, keluarga juga mengatakan
kadang membiarkan penyakit tersebut karena faktor keuangan.
Objektif:
TD 170/100 mmHg, N : 100x/m, kepala sakit , pusing dan kadang
terasa kesemutan, keluarga kadang membeli obat bebas atau
tradisional.
4/2/03 Subjektif:
Keluarga mengatakan pencahayaan didalam rumah terasa
kurang.
Objektif:
Ruangan tampak gelap, dan lembab, ventilasi/ sirkulasi udara
didalam rumah kurang.

4/2/03 Subyektif :
Ibu mengatakan melakukan peran yang berlebihan dan itu tidak
diakui oleh suaminya.Pasangan tidak melakukan sesuatu secara
bersama-sama.
Obyektif :
Keluarga inti, keluarga dengan anak usia sekolah

C. Skoring
………………………………………..
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Tidak sehat.

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah.
Sebagian.

3. Potensi masalah untuk dicegah.


Cukup

4. Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani

Total skor 3 2/3


D.Diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas
masalah keperawatan keluarga Tn. K dapat disusun sebagai berikut :
1. …………
2. …………
E. Intervensi
No Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
Umum Khusus
DX
- 1.

- 2.

You might also like