You are on page 1of 4

A.

Pemeriksaan Diagnostik pada diabetes melitus


Tujuan tes : Untuk memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas
DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
1. Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
2. Aseton plasma (keton) : posotif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolestrol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tetap biasanya kurang dari 330 mOsm/l
5. Elektrolit :
Natrium : mumgkin normal, meningkat atau menurun
Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun
Fosfor : lebih sering menurun
6. Hemoglobin glikosilat : kadar nya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM)
dank karena nya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden (mis. ISK baru)
7. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3 (asidosis
metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
8. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis, hemokonsentrasi,
merupakan respon terhadap stres atau infeksi
9. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi
ginjal)
10. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis akut
sebagai penyebab dari DKA.
11. Insulin darah : mungkin menurun atau bahkan sampai tidak ada (pada DM tipe 1)atau
normal sampai timggi (DM Tipe 2) yang mengindikasikan insufisiensi insulin /
gangguan dalam penggunaan nya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody (autoantiibodi)
12. pemeriksaan fungsi tiroid : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat
13. kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih , infeksi
pernafasan,dan infeksi pada luka.
14. CT scan dada: CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor.
15. pemeriksaan rontgen thoraks = cardiomegaly dan dilatasi et atherosclerotic aortae
disertai tanda-tanda congestive pulmonal dan pleuritis

B. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk
DM, yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, rwayat
keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4.000 g, riwayat DM pada
kehamilan, dan dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu,
kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya negatif
perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien berusia > 45 tahun tanpa faktor
resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring
dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena < 110 110-199 >200
Darah kapiler < 90 90-199 >200

Kadar glukosa darah puasa


Plasma vena < 110 110-125 >126
Darah kapiler < 90 90-109 >110

Cara pemeriksaan TTGO, adalah :


1) Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
2) Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
3) Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
4) Periksa glukosa darah puasa.
5) Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5
menit.
6) Periksa Glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
7) Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

WHO (1985) menganjurkan pemeriksaan standar seperti ini, tetapi kita hanya
memakai pemeriksaan glukosa darah 2 jam saja. Tes glukosa pada pasien DM merupakan tes
saring, tes diagnostik dan tes pengendalian.
A. Tes Saring
1. Tujuan tes : Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin, sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyaki ini.
2. Indikasi : bila terdapat sekurang-kurangnya satu faktor sebagai berikut :
 Usia dewasa tua ( > 45 tahun )
 Kegemukan, berat badan > 120 % BB ideal
 Tekanan darah tinggi ( 140 / 90 mmHg)
 Riwayat keluarga DM
 Riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000 gram
 Riwayat DM pada kehamilan
 Dislipidemia (Kol. HDL < 35 mg/dl, dan atau Trigliserida > 250
mg/dl),
 Pernah TGT (Tes Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah
Puasa Terganggu)
3. Sampel
1) Darah
 Plasma vena atau seru
a) Darah kapiler (whole blood)
 Urine
b) Urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,5 – 3 jam setelah makan)
 Urin sewaktu

4. Jenis Tes / Metode


 Darah
1) Tes Carik Celup (metode glucosa oxidase / hexokinase)
a. Metode kimia: metode ortho-toluidin
b. Metode enzimatik: metode glucosa oxidase / hexokinase
2) Tes Konvensional (metode redaksi / Benedict)
a. Metode kimia: metode ortho-toluidin
b. Metode enzimatik: metode glucosa oxidase / hexokinase
 Urine
1) Tes Carik Celup (metode glucosa oxidase / hexokinase)
2) Tes Konvensional (metode redaksi / Benedict)

You might also like