You are on page 1of 3

3.

6 Penjumlahan kesalahan/errors pada sistem pengukuran


Kesalahan dalam pengukurun sering muncul dari dua atau lebih pengukuran yang berbeda,
sehingga harus dijumlahkan dengan cara yang tepat untuk memprediksi seberapa besaran hasil
kesalahan pada hasil pengukuran dari sistem pengukuran. Ada dua jenis bentuk penjumlahan
yang dibutuhkan. Pertama, pengukuran tunggal komponen kemungkinan mempunyai kesalahan
sistematik maupun acak. Kedua, sebuah pengukuran dapat terdiri dari beberapa komponen
pengukuran yang mempunyai kesalahan pada tiap pengukurannya.
3.6.1 Menghitung kesalahan sistematik dan kesalahan acak
Jika sebuah pengukuran dipengaruhi oleh kesalahan sistematik dan acak yang dimisalkan sebagai
±x (systematic errors) dan ±y(random errors), Efek dari dua kesalahan ini mempengaruhi output
dari pengukuran sehingga diperlukan metode untuk menggabungkannya dalam satu variabel
baru. Untuk menyatakan total error digunakan persamaan berikut :

e = √(𝑦)2 + (𝑧)2
Persamaan ini adalah metode terbaik yang dapat menunjukkan besar error pada pengukuran yang
telah dibuktikan secara statistik, diasumsikan bahwa kesalahan acak dan kesalahan sistematik
adalah independed sehingga keduanya tidak selalu maksimum ataupun minimum pada waktu
yang sama.
3.6.2 Menghitung kesalahan dari beberapa sistem pengukuran
Pada sebuah pengukuran seringkali terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, masing-
masing dari komponennya mempunyai kesalahan/errors. Sehingga, hal yang harus dilakukan
adalah menganalisa bagaimana tiap error berhubungan pada hasil pengukuran, sehingga total
error dapat dihitung untuk melengkapi hasil pengukuran. Empat operasi matematika seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian diperlukan untuk menghitung kesalahan
yang berasal dari pengukuran yang berbeda. Teknik untuk menghitung error pada berbagai
situasi dibahas dibawah ini.
Penjumlahan Error
Jika dua hasil pengukuran y dan z dari dua alat ukur yang berbeda ditambahkan, kita dapat
menulisnya sebagai S = y + z. Jika maksimum error pada y dan z adalah ±ay dan ±bz, kita dapat
menghitung maksimum dan minimum nilai yang mungkin untuk S sebagai berikut :
Smax = (y + ay) + (z + bz); Smin = (y – ay) + (z – bz); S = y+ z ± (ay + bz)
Hubungan persamaan ini dengan S tidak sesuai karena dalam bentuk ini besar error tidak dapat
dituliskan dalam bentuk pecahan maupun persentasi dari Nilai S. Untungnya, analisis statistika
dapat diterapkan untuk mendapatkan nilai S dalam bentuk alternatif untuk nilai maksimum yang
mungkin yaitu nilai e, dimana e adalah nilai kesalahan mutlak yang dirumuskan :

e = √(𝑎𝑦)2 + (𝑏𝑧)2 (3.1 )

Sehingga S = (y+z) ± e, Atau bisa ditulis sebagai berikut :


S = (y+z)(1 ± f ) dimana f = e/(y + z) (3.2 )
Ingat bahwa persamaan (3.1) dan (3.2) hanya berlaku apabila kedua pengukuran uncoorelated
atau tidak saling berhubungan artinnya setiap pengukuran benar-benar independen dan tidak
saling mempengaruhi terhadap hasil lainnya.
Pengurangan Error
Jika dua hasil pengukuran y dan z dari teknik pengukuran berbeda akan dikurangkan terhadap
yang lainnya, dan kemungkinan errors adalah ±ay dan ±bz, kita bisa menghitung nilai S
menggunakan analisa statistik seperti pada penjumlahan errors.
S = (y-z)(1 ± f ) dimana f = e/(y - z) (3.3 )
Perkalian Error
Jika dua hasil pengukuran y dan z adalah dua pengukuran dengan teknik berbeda yang akan
dikalikan, hasilnya bisa dituliskan sebagai P = yz. Jika kemungkinan errors y adalaha ±ay dan z
adalah ±bz, nilai maksimum dan minimum P bisa dituliskan sebagai berikut :
Pmax = (y + ay)(z + bz) = yz + ayz + byz +aybz;
Pmin = (y - ay)(z - bz) = yz - ayz - byz +aybz
Untuk alat ukur pada umumnya dengan tingkat error dari 1 hingga 2 persen satuan, sehingga
nilai a maupun b adalah kurang dari satu satuan dan aybz yang tidak bisa dibandingkan dengan
term lainnya. Dengan demikian, kita mendapatkan Pmax = (1 + a + b); Pmin = yz(1 – a – b).
Sehingga error maksimum adalah P ± (a+b). Tetapi nilai maximum P ini kemungkikan terjadi
overestimate/nilai yang berlebih karena terkadang error nya akan maksimum atau minimum y
dan z disaat yang sama. Penghitungan secara statistik akan memberikan hasil yang lebih baik,
sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut :

e = √(𝑎)2 + (𝑏)2
Ingat bahwa dalam kasus perkalian error, e dihitung dalam bentuk pecahan dalam y dan z.
Pembagian dalam error
Jika hasil pengukuran y dari sistem pengukuran dengan kemungkinan error adalah ± ay dibagi
dengan hasil pengukuran z dari pengukuran lain dengan error yang mungkin ±bz, sehingga nilai
maksimum atau minimum yang mungkin dituliskan sebagai berikut :
𝑦+𝑎𝑦 (𝑦+𝑎𝑦)(𝑧+𝑏𝑧) 𝑦+𝑎𝑦𝑧+𝑏𝑦𝑧+𝑎𝑦𝑏𝑧
Qmax = = =
𝑧−𝑏𝑦 (𝑧−𝑏𝑧)(𝑧+𝑏𝑧) 𝑧 2 −𝑏2 𝑧 2

Jumlah Error pada penggabungan banyak pengukuran


Dalam menentukan hasil akhir pengukuran yang dihitung dari beberapa pengukuran yang
dikombinasikan dengan operasi-operasi aritmatika, seperti pada massa jenis dari kubus dihitung
dengan besar massa dibagi perkalian ketiga sisinya. Error atau kesalahan yang terjadi setiap
operasi aritmatika akan terus bertambah sehingga total error dapat didapatkan dari menambahkan
dua error nilai yang terlibat.

You might also like