Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Lipid
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas, berasal dari eksogen (diet) dan dari sintesis endogen. Kolesterol dan
trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang
penting sehubungan dengan proses aterogenesis. 1 Karena lipid tidak larut
dalam plasma, lipid akan terikat pada protein sebagai mekanisme transport
dalam serum. Asam lemak bebas ditransport dalam bentuk berikatan dengan
albumin. Trigliserida, kolesterol dan fosfolipid berikatan dengan protein,
dimana ikatan ini akan menghasilkan empat kelas utama lipoprotein, yaitu2
Kilomikron2
Lipoprotein densitas sangat rendah / very low density
lipoprotein (VLDL)2
Lipoprotein densitas rendah / low density lipoprotein (LDL)2
Lipoprotein densitas tinggi / high density lipoprotein (HDL)2
2
peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini
disebut kolesterol baik
3
kolesterolnya sebagian besar (60%) melalui sintesis de novo dari
Asetilkoenzim A. Kecepatan sintesis ditentukan pada langkah awal yaitu
sintesis asam mevalonic dari hidroksimetilglutaril CoA (HMG CoA) dengan
HMG CoA reduktase sebagai rate-limiting enzyme. 2
Pada sistem endogen, VLDL yang kaya akan trigliserida disekresi oleh
hati dan dikonversi menjadi IDL dan kemudian menjadi LDL yang kaya
akan ester kolesterol. Sejumlah LDL akan masuk ke ruang subendothelial
arteri akan teroksidasi dan kemudian akan dimakan oleh makrofag, yang
akan menjadi sel gabus (foam cells). Kilomikron, kilomikron remnant,
VLDL, IDL dan LDL dapat diidentifikasi melalui apoprotein primer (ApoB,
ApoC, ApoE) yang ditemukan pada mereka. 2
4
Gambar 1. Metabolisme Lipid 1
5
tinggi oleh hati. Sebagian besar dari dosis yang diserap diekskresikan
di empedu; 5-20% diekskresikan di urin. Waktu-paruh plasma obat-
obat ini berkisar dari 1 sampai 3 jam, kecuali atorvastatin (14 jam),
pitavastatin (12 jam), dan rosuvastatin (19 jam).3
b. Dosis
Karena pembentukan kolesterol terutama berlangsung pada malam
hari, inhibitor reduktase kecuali atorvastatin dan rosuvastatin
sebaiknya diberikan pada malam hari jika digunakan dosis harian
tunggal. Penyerapan biasanya (kecuali pravastatin) dipengaruhioleh
makanan. Dosis harian lovastatin bervariasi dari 10 sampai 80 mg.
Pravastatin, dalam massa yang sama, hampir sama potennya dengan
lovastatin dengan dosis harian anjuran minimal 80 mg. Simvastatin dua
kali lebih poten dan diberikan dalam dosis 5-80 mg per hari. Karena
meningkatnya risiko miopati pada dosis 80 mg/hari, FDA
mengeluarkan label untuk dosis berskala simvastatin dan Vytorin pada
Juni 2011. Fluvastatin tampaknya memiliki potensi separuh potensi
lovastatin dengan massa yang sama dan diberikan dalam dosis 10-80
mg per hari. Atorvastatin diberikan dalam dosis 10-80 mg/hari, dan
rosuvastatin, obat yang paling efektif untuk hiperkolesterolemia berat,
pada 5-40 mg/hari3
c. Efek Samping
c. Efek samping
Ezetimib tampaknya bukan merupakan substrat untuk enzim-
enzim sitokrom P450. Pengalaman sampai saat ini memperlihatkan
rendahnya insidens gangguan fungsi hati reversibel dengan
peningkatan kecil insidens jika diberikan bersama dengan inhibitor
reduktase. Meskipun jarang, pernah dilaporkan miositis.3
2..2.3 Turunan Asam Fibrat
8
Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor ini, fibrat
menurunkan regulasi gen apoC-III serta meningkatkan regulasi gen apoA-I
dan A-II. Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan peningkatan
katabolisme TG oleh lipoprotein lipase, berkurangnya pembentukan
kolesterol VLDL, dan meningkatnya pembersihan kilomikron. Peningkatan
regulasi apoA-I dan apoA-II menyebabkan meningkatnya konsentrasi
kolesterol HDL.
a. Dosis
Fibrat adalah obat yang berguna untuk hipertrigliseridemia
dalam hal ini VLDL mendominasi dan pada
disbetalipoproteinemia. Mereka juga mungkin bermanfaat dalam
mengobati hipertrigliseridemia yang terjadi akibat pemberian
inhibitor protease virus. Dosis lazim gemfibrozil adalah 600 mg per
oral sekali atau dua kali sehari. Dosis fenofibrat (sebagai Tricor)
adalah satu sampai tiga tablet 48 mg (atau satu tablet 145 mg) per
hari. Penyerapan gemfibrozil meningkat jika obat diminum
sewaktu makan.3
b. Efek Samping
Efek samping yang jarang dari golongan fibrat adalah ruam,
gejala pencernaan, miopati, aritmia, hipokalemia, dan peningkatan
9
kadar aminotransferase atau alkali fosfatase darah. Beberapa pasien
memperlihatkan penurunan hitung sel darah putih atau hematokrit.
Kedua obat memperkuat kerja antikoagulan koumarin dan
indanedion, dan dosis obat-obat ini perlu disesuaikan.
Rabdomiolisis dapat terjadi meskipun jarang. Risiko miopati
meningkat jika fibrat diberikan bersama inhibitor reduktase.
Fenofibrat adalah fibrat pilihan untuk digunakan dalam kombinasi
dengan statin.3
2..2.4 Inhibitor CETP
Cholesteryl ester transfer protein berfungsi membantu transfer
cholesteryl ester dari kolesterol HDL kepada VLDL dan LDL yang
selanjutnya akan dibersihkan dari sirkulasi melalui reseptor LDL di hepar.
Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai efek ganda yaitu meningkatkan
konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan konsentrasi kolesterol LDL
melalui reverse cholesterol transport. Inhibitor CETP dapat bersifat
proaterogenik jika cholesteryl ester dari kolesterol VLDL atau LDL diambil
oleh makrofag. Sebaliknya, jika cholesteryl ester diambil oleh hepar melalui
reseptor LDL, inhibitor CETP bersifat antiaterogenik. (3,4)
2..2.5 Bile Acid Sequestrant
Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu kolestiramin, kolesevelam,
dan kolestipol. Bile acid sequestrant mengikat asam empedu (bukan
kolesterol) di usus sehingga menghambat sirkulasi entero-hepatik dari asam
empedu dan meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam empedu di
hati.4
a. Dosis
Dosis harian kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam
berturutan adalah 4-24 gram, 5-30 gram, dan 3,8- 4,5 gram.
Penggunaan dosis tinggi (24 g kolestiramin atau 20 g of kolestipol)
menurunkan konsentrasi kolesterol LDL sebesar 18-25%. Bile
acid sequestrant tidak mempunyai efek terhadap kolesterol HDL
sementara konsentrasi TG dapat meningkat.4
b. Efek Samping
Walau tidak menurunkan kejadian infark miokard dan kematian
akibat PJK dalam sebuah penelitian pencegahan primer,171 bile
acid sequestrant direkomendasikan bagi pasien yang intoleran
terhadap statin. Efek sampingnya terutama berkenaan dengan
10
sistem pencernaan seperti rasa kenyang, terbentuknya gas, dan
konstipasi. Bile acid sequestrant berinteraksi dengan obat lain
seperti digoksin, warfarin, tiroksin, atau tiazid, sehingga obat-
obatan tersebut hendaknya diminum 1 jam sebelum atau 4 jam
sesudah bile acid sequestrant. Absorpsi vitamin K dihambat oleh
bile acid sequestrant dengan akibat mudah terjadi perdarahan dan
sensitisasi terhadap terapi warfarin. Kolesevelam lebih sedikit
berinteraksi dengan obat lain sehingga dapat diberikan bersamaan
dengan statin dan obat lain.4
2..2.6 Niasin
Niasin menurunkan kadar VLDL dan LDL, dan Lp(a) pada
kebanyakan pasien. Obat ini sering meningkatkan kadar HDL secara
signifikan. Niasin menghambat sekresi VLDL, yang pada gilirannya
mengurangi produksi LDL Meningkatnya klirens VLDL melalui jalur LPL
ikut berperan menurunkan trigliserida. 3
a. Farmakokinetik
Niasin (vitamin B3) diubah di tubuh menjadi amida, yang
kemudian diserap ke dalam niasinamid adenin dinukleotida (NAD).
Bahan ini diekskresikan di urin tanpa diubah dan sebagai beberapa
metabolit.
b. Dosis
Untuk mengobati hiperkolesterolemia familial heterozigot,
sebagian besar pasien memerlukan niasin 2-6 g/hari; dosis yang
lebih dari ini jangan diberikan. Untuk jenis lain
hiperkolesterolemia dan untuk hipertrigliseridemia, 1,5- 3,5 g/hari
sering sudah memadai. Niasin kristal perlu diberikan dalam dosis
terbagi bersama makan, dimulai dengan 100 mg dua atau tiga kali
sehari dan ditingkatkan secara bertahap.3
c. Efek Samping
Kebanyakan orang mengalami vasodilatasi kulit dan sensasi
hangat yang tidak membahayakan setelah setiap dosis ketika niasin
dimulai atau dosis ditingkatkan. Minum 81-325 mg aspirin satu
setengah jam sebelumnya dapat mengurangi efek yang diperantarai
oleh prostaglandin ini. Ibuprofen, sekali sehari, juga meredakan
flushing ini. Takifilaksis terhadap flushing biasanya terjadi dalam
beberapa hari pada dosis di atas 1,5-3 g per hari. Pasien perlu diberi
11
tahu untuk menghadapi flush dan memahami bahwa hal ini adalah
efek samping yang tidak membahayakan. Pruritus, ruam, kulit atau
membran mukosa kering, dan akantosis nigrikans pernah
dilaporkan.
Efek yang terakhir ini menjadi kontraindikasi pemakaian niasin
karena keterkaitannya dengan resistensi insulin. Sebagian pasien
mengalami mual dan rasa tak-nyaman di perut. Banyak yang dapat
melanjutkan obat pada dosis yang lebih rendah, dengan inhibitor
sekresi asam lambung atau dengan antasid yang tidak mengandung
peptik berat aluminum. Niasin sebaiknya dihindari pada pasien
dengan penyakit peptik berat3
12
Gambar 3. Rangkuman Antikolesterol 3
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam lemak bebas ditransport dalam bentuk berikatan dengan
albumin. Trigliserida, kolesterol dan fosfolipid berikatan dengan protein,
dimana ikatan ini akan menghasilkan empat kelas utama lipoprotein, yaitu,
Kilomikron, Lipoprotein densitas sangat rendah / very low density lipoprotein
(VLDL), Lipoprotein densitas rendah / low density lipoprotein (LDL),
Lipoprotein densitas tinggi / high density lipoprotein (HDL). Adapun obat
penurun kadar kolesterol dalam darah adalah statin, fibrat, niasin, ezetimib,
kolestipol.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia Harper ed.27 . Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009
2. Larasnaty,F. Dislipidemia: Panduan Terapi Untuk Penyakit Kronis. Jurusan Farmasi.
Universitas Udayana: 2014
3. Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., 2014, Farmakologi Dasar & Klinik,
Edisi 12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al., Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia,
Edisi 1. 2013
15